Anda di halaman 1dari 10

CONTOH OUTLINE PENGAJUAN PROPOSAL

PSIK STIKES SARI MULIA BANJARMASIN

TAHUN 2013/2014

Peran keluarga terhadap perilaku higiene organ reproduksi eksternal

remaja putri

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Diisi berdasarkan kajian literatur dan data lapangan berdasarkan masalah


yang diangkat :
Masa remaja adalah suatu periode dari siklus perkembangan
manusia, yaitu peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah
10-20 tahun. Remaja sebagai kelompok yang disarankan harus
mengetahui detail kesehatan reproduksi khususnya tentang hal yang
mendasar yaitu organ reproduksi
Penelitian yang dilakukan oleh Adhikari et al. (2007) menyatakan
bahwa remaja putri umur 13-15 tahun dari tiga sekolah yang dijadikan
sampel, diperoleh hasil rata-rata tidak baik dalam melakukan perawatan
kebersihan organ reproduksi saat menstruasi, hanya 60% dari remaja
perempuan tersebut mengetahui bahwa menstruasi adalah suatu proses
fisiologis. Hal tersebut menunjukkan hasil yang tidak memuaskan tentang
pengetahuan remaja putri dalam praktek perawatan organ reproduksi
eksternal khususnya pada saat menstruasi. Oleh sebab itu para remaja
putri harus diberi pengetahuan tentang praktek perawatan organ
reproduksi eksternal yang tepat baik oleh guru, para anggota keluarga,
tenaga kesehatan dan sumber informasi dari media, sehingga tidak terjadi

1
kesalahpahaman tentang perawatan kebersihan organ reproduksi
eksternal khususnya pada saat menstruasi.
Cornejo dan Silva (2004) menyatakan bahwa dibeberapa bagian
dunia, remaja telah menjadi kelompok yang diabaikan. Hal ini karena
kepekaan budaya, remaja enggan untuk meminta bantuan dari orang lain
di masyarakat atau tenaga profesional lain. Sedangkan informasi yang
diperoleh seringkali tidak dapat diakses oleh remaja. Guru dan sumber
dukungan lain juga tidak cukup terlatih untuk menangani masalah remaja.
Pada masalah ini keluarga merupakan orang yang terdekat dengan
remaja, harusnya dapat melaksanakan perannya sebagai pemberi
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya dalam
perawatan kebersihan organ reproduksi eksternal.
Penelitan yang dilakukan oleh Hilber et al. (2009) di beberapa
negara salah satunya Indonesia, ditemukan bahwa sebagian besar
perempuan masih kurang dalam melakukan perawatan higiene organ
reproduksi eskternal yang benar
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
dst

Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah diajukan


Hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa kebersihan organ
reproduksi diberbagai negara misalnya Afrika dan Asia merupakan suatu
masalah yang sangat mendesak dan sedang berusaha untuk
ditemukannya suatu solusi (A Ten, 2007). George dalam Narayan et al.
(2001) menyatakan bahwa masih banyaknya remaja yang memiliki
pengetahuan kurang tentang kesehatan reproduksi sampai dengan
perawatan higiene organ reproduksi. Mereka hanya bergantung informasi
dari teman dan anggota keluarganya, maka disini dituntut peran keluarga
dapat dijalankan secara optimal mungkin untuk menjaga kesehatan
reproduksi remaja.
Dari uraian diatas maka rumusan masalah sebagai berikut: “apakah
peran keluarga memiliki hubungan dengan perilaku higiene organ
reproduksi eksternal remaja putri di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin?”

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui peran keluarga
terhadap perilaku higiene organ reproduksi eksternal remaja putri dalam
upaya peningkatan status kesehatan reproduksi remaja untuk menjadikan
remaja sebagai keluarga berkualitas.

Tujuan Khusus
Beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian yang akan
dilaksanakan :
1. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri di MTsN Banjar Selatan
2 Banjarmasin tentang kesehatan reproduksi remaja terhadap perilaku
higiene organ reproduksi eksternal.
2. Menganalisis hubungan sumber informasi dari media massa, sosial
ekonomi, dan pengetahuan dengan perilaku higiene organ reproduksi
eksternal remaja putri di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai kontribusi terhadap
perilaku higiene organ reproduksi eksternal remaja putri di MTsN
Banjar Selatan 2 Banjarmasin.

Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini dari segi teoritis diharapkan sebagai acuan untuk
mengembangkan strategi efektif dalam meningkatkan kesadaran dan
pengertian tentang masalah remaja khususnya tentang perilaku
higiene organ reproduksi dengan memperhatikan faktor individu
remaja, sosial, keluarga, masyarakat, dan faktor program kebijakan.

2. Praktis
a. Sebagai masukan pemegang kebijakan program kesehatan
reproduksi khususnya kesehatan reproduksi remaja baik Dinas
Kesehatan maupun pelayanan kesehatan agar penyampaian
informasi kesehatan reproduksi remaja tidak hanya kepada
remajanya saja, namun melibatkan orang tua remaja itu sendiri
sebagai anggota keluarga yang merupakan lingkungan terdekat
bagi remaja.
b. Dapat memberikan manfaat bagi keluarga yaitu orang tua bahwa
keluarga mempunyai peran dalam peningkatan kesehatan
reproduksi remaja khususnya perilaku higiene organ reproduksi
eksternal pada remaja dalam rangka meningkatkan kesehatan
reproduksi remaja dan membangun penerus-penerus bangsa yang
berkualitas.
c. Penelitian ini juga diharapkan sebagai data primer yang berguna
bagi orang tua, tenaga kesehatan, guru dan orang lain yang dapat
digunakan dalam suatu perencanaan kebijakan dan penyelesaian
masalah.
d. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi kontribusi
dalam peningkatan pemahaman remaja putri dalam hal perilaku
higiene organ reproduksi eksternal

Keaslian Penelitian
Bersumber dari jurnal minimal 2 yang terdiri dari hasil review kesamaan
dan perbedaan dari penelitian yang akan dilaksanakan.
1. Adhikari et al. (2007) meneliti tentang “Knowledge and practice
regarding menstrual hygiene in rural adolescent girls of Nepal”.
Penelitian ini mengevaluasi tentang pengetahuan dan praktek dalam
kebersihan organ reproduksi selama menstruasi. Penelitian dilakukan
terhadap 150 remaja putri dengan umur mulai dari 13-15 tahun dari
tiga sekolah, diberian 23 pertanyaan dalam kuesioner. Hasil penelitian
ini bahwa perawatan kebersihan organ reproduksi khususnya pada
saat menstruasi tidak baik, hanya 60% remaja perempuan tersebut
mengetahui tentang menstruasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengetahuan remaja putri dalam praktek perawatan organ reproduksi
eksternal sangat buruk atau rendah. Diharapkan orang tua sebagai
anggota keluarga dapat menjalankan perannya untuk dapat
memberikan informasi tentang perawatan higiene organ reproduksi
eksternal selain dari guru dan tenaga kesehatan lain.
2. Narayan et al. (2001) penelitiannya berjudul “Pubertal rituals,
reproductive knowledge and health of adolescent schoolgirls in south
India”. Studi ini fokus tentang kesehatan reproduksi wanita, dengan
tujuan untuk meningkatkan perhatian terhadap masalah kesehatan
remaja putri. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan bahwa di
daerah pedesaan, remaja memiliki pengetahuan tentang masalah
kesehatan yang kurang, baik mulai dari pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi remaja, antara lain mengenai menstruasi
sampai dengan cara perawatan organ reproduksi eksternal. Hal ini
karena minimnya perhatian yang diberikan kepada masalah
kesehatan remaja. Remaja lebih tergantung pada informasi yang
didapatkan dari teman dekat dan orang tua mereka sebagai peran
dalam keluarga. Penelitian dilakukan di daerah perkotaan dan di
pedesaan, pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif.
3. Dhingra et al. (2009) penelitiannya berjudul “Knowledge and practice
related to menstruation among Tribal (Gujjar) adolescent girls”. Tujuan
penelitian ini untuk menilai pengetahuan dan manajemen praktek
perawatan kebersihan organ reproduksi selama menstruasi yang
dilihat dari segi sosial budayanya, terkait dengan mitos-mitos yang
dipercayai selama menstruasi. Teknik sampel diambil dengan cara
mengkombinasikan antara snowball dan random sampling. Diketahui
bahwa remaja putri lebih banyak mendapatkan sumber informasi
tentang menstruasi dan perawatan kebersihan organ reproduksi dari
temannya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah
penggunaan variabel, metode penelitian, serta lokasi penelitiannya.
Penelitian di atas lebih banyak menekankan tentang perilaku higiene
organ reproduksi pada remaja hanya selama menstruasi, dengan harapan
keterlibatan orang tua remaja tersebut. Sedangkan penelitian ini meneliti
tentang bagaimana peran keluarga itu sendiri terhadap perilaku higiene
organ reproduksi eksternal pada remaja putri, namun tidak hanya sebatas
waktu terjadinya menstruasi.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan


cross sectional dengan pendekatan kuantitatif.... dst

Rencana Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Banjar Selatan 2 Banjarmasin.


Dipilihnya lokasi penelitian didasari oleh pertimbangan bahwa MTsN
Banjar Selatan 2 Banjarmasin merupakan salah satu sekolah madrasah
yang terletak di pinggiran sungai dan belum mempunyai program
informasi kesehatan reproduksi remaja.
Sumber Data dan Instrumen Penelitian
Sumber data penelitian diambil dari data primer yang dikumpulkan
dari responden dan diukur langsung oleh peneliti menggunakan lembar
kuesioner. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner
dengan panduan kuesioner.......dst
DAFTAR PUSTAKA (Contoh penulisan )

Adhikari, P., Kadel, B., Dhungel, S.I. & Veerammal, S. (2007) Knowledge
and practice regarding menstrual hygiene in rural adolescent girls
of Nepal. PMD, 5(3):382-386.

Ahmed, R & Yesmin, K. (2005) Menstrual hygiene: Breathing the silence.


Higiene Promotion, 283-287.

Alaniz, M.L., Cartmill, R.S., & Parker, R.N. (1998) The importance of
neighborhood context. Hispanic J Behav Sci, 20:155-174.

Aldana & Jones. (2006) Health and hygiene education. UNESCO, 1-13.

Ali, T.S & Rizvi, S.N. (2009) Menstrual knowledge and practices of female
adolescents in urban Karachi, Pakistan. J Adolesc Health, 1-11.

Ajzen, I. (1991) The theory of planned behavior: Organizational behavior


and human decision processes. San Francisco: Jossey-Bass
Publisher.

A Ten, V.T. (2007) Menstrual hygiene a neglected condition for the


achievement of several millenium development goals. Zoetermeer:
Europe External Policy Advisors.

Badan Pusat Statistik (BPS) & Macro International. (2007) Survei


kesehatan reproduksi remaja Indonesia 2007. Calverton,
Maryland, USA: BPS & Macro International.

Cornejo & Silva. (2004) Culturally appropriate information, education and


communication strategies for improving adolescent reproductive
health in Casco, Peru. U.S.Agency for Internal Development
(USAID), 1-22.

Cozby, P.C. (2009) Methods in behavioral research. Ninth Edition. New


York, USA: McGraw Hill Companies.

Denzin, N.K. & Lincoln, Y.S. (2009) Handbook of qualitative research.


California, USA: Sage Publication.
Dhingra, R., Kumar, A. & Lour, M. (2009) Knowledge and practice related
to menstruation among Tribal (Gujjar) adolescent girls. Ethno-Med,
3(1):43-48.
Frauerglass, S., Routh, D.K., Pantin, H.M. & Mason, C.A. (1997) Family
suport decreases influence of deviant pers on hispanic
adolescents substance use. J Clin Child Psy, 26:15-23.

Friedman, M.M. (1998) Keperawatan keluarga teori dan praktek, edisi 3.


Jakarta: EGC. 42

Garg, S., Sharma, M. & Sahay, R. (2001) Social-cultural aspects of


menstruation in an urban slum in Delhi, India. Reprod Health
Matters, 9(17):16-25.

Gordis, L. (2004) Epidemiology (Third Edition). Pennsylvania: W.B.


Saunders Company.

Gure, A., Ucanok, Z. & Sayil,M. (2006) The associations among perceived
pubertal timing, parental relations an sel-perception in Turkish
adolescent. J Youth Adolesc, 35(4):541-550.

Hadi, A., Gilany, E., Badawi, K. & Fedaway, E. (2005) Menstrual hygiene
among adolescent schoolgirls in Mansoura, Egypt. Reprod Health
Matters, 13(26):147-152.

Hilber, A.M., Hull, H.T., Whyte, E.P., Bagnol, B., Smit, J., Wacharasin, C. &
Widyantoro, N. (2009) A cross cultural study of vaginal practices
and sexuality: implications for sexual health. Soc Sci Med, 1-9.

Hunt and Zurek. (1997) Introduction to communiti based nursing.


Philadelphia, Lippincot.

ICPD (1994) Konferensi kependudukan sedunia pada program kesehatan


reproduksi di Indonesia, Kairo, report population.

Lemesshow, S., Hosmer, Jr.D.W., & Klar, J. (1997) Besar sampel dalam
penelitian kesehatan. Penerjemah: Pramono, D. Jogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

Li, X., Stanton, B. & Feigelman, S. (2002) Impact of perceived parental


monitoring on adolescent risk behaviour over 4 years. J Adolesc
Health, 27:49-56.

Lloyd, C.B (2007) The role of schools in promoting sexual and


reproductive health among adolescents in developing countries.
New York-USA: Population Council.
Narayan, K.A., Srivivasa, D.K., Pelto, P.S. & Veerammal, S. (2001)
Puberty rituals, reproductive knowledge and health of adolescent
school girls in south India. Asia-Pacific Popul J, 16(2):225-238.

Rew, L. & Horner, S.D. (2003) Youth resilience framework for reducing
health-risk behaviours in adolescent. J Pediatr Nurs, 18(6):379-
388.

Short, M.B., Black, W.R., & Flynn, K. (2009) Discussions of vaginal


douching with family members. J Pediatr Adolesc Gynecol,
23(1):39-44.

Shadna, J & Achala, S. (2006) Awareness about reproduction and


adolescent changes among school girls of different socioeconomic
status. J Obstet Gynecol India, 56(4):324-328.

Shirley. (2005) Vulvar care. Ottawa: Greenberg Women’s Health.

Steele, M.S., Bukusi, E., Cohen, C.R., Duncan, B.A.S. & Holmes, K.K.
(2005) Mal genital hygiene beliefs and practices in Nairobi
(Kenya). BMJ, 80:471-476.

Steinberg, L. & Duncan, P. (2003) Increasing the capacity of parent,


famillies, and adults living with adolescent to improve adolescent
health outcomes. J Adolesc Health, 31(15):261-265.

Tungsuwannawong, S. (2007) The relationships between family


functioning and self-esteem in early adolescents in Kanchanaburi
province. Thesis, Mahidols University.

Tiet, Q.Q., Bird, H.R., Davies, M., Hoven, C., Cohen, P. & Jensen, P.S.
(1998) Adevense life events and resilience. J Am Acad Child
Adolesc Psyciatry, 37:1191-1200.

Walsh, M. (2007) Sexual health in practice: the female reproductive


system. USA: Royal College of Nursing.

West. (2009) Vulvar hygiene suggestion. New York: Obstetrics and


Gynecology, LLP.

WHO (1993) The health of young people a challenge and promise.


Genewa Swiss: World Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai