Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang, oleh sebab itu kesehatan, baik
individu, kelompok maupun masyarakat merupakan asset yang harus di jaga, dilindungi
bahkan harus ditingkatkan. Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau
community organization or comunity development (COCD) merupakan perencanaan,
pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan
program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup
atau kesejahteraan sosial masyarakat. Sebagai suatu kegiatan kolektif, PPM melibatkan
beberapa aktor, seperti pekerja sosial, masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi
terkait yang saling bekerja sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi
terhadap program atau proyek tersebut.

Tujuan utama dalam pengembangan masyarakat, yaitu pengembangan kemampuan


masyarakat, mengubah perilaku masyarakat dan mengorganisir masyarakat,kemampuan
masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk
berusaha, mencari informasi, bertani dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan atau
permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu/masyarakat.Pengembangan masyarakat
adalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip
keadilan sosial, partisipasi dan kerjasama yang setara. Pengembangan masyarakat
mengekspresikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilihan,
partisipasi, kerjasama, dan proses belajar keberlanjutan.

Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat tetapi


juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya moderen seperti kerja keras,
hemat, keterbukaan, kebertanggungjawaban, adalah bagian pokok dari upaya
pemberdayaan ini. Demikian pula pembaharuan lembaga-lembaga sosial dan
pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di
dalamnya. PPM sangat memperhatikan keterpaduan antara sistem klien dengan
lingkungannya. Sistem klien bisa bervariasi, mulai dari individu, keluarga, RT, tempat
kerja, rumah sakit dan lain-lain.

PPM Page 1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan cakupan dalam pengorganisasian dan
pengembangan ?

2. Bagaimana presfektif teori pengembangan masyarakat?

3. Apa yang dimaksud dengan model pengembangan masyarakat lokal?

4. Apa yang dimaksud dengan perencanaan sosial dalam pengembangan masyarakat?

5. Apa yang dimaksud dalam aksi sosial dalam pengembangan masyarakat?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dan cakupan dalam pengorganisasian dan pengembangan

2. Untuk mengetahui presfektif teori pengembangan masyarakat

3. Untuk mengetahui model pengembangan masyarakat lokal

4. Untuk mengetahui perencanaan sosial dalam pengembangan masyarakat?

5. Untuk mengetahui aksi sosial dalam pengembangan masyarakat

BAB II

PPM Page 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dan Cakupan Falsafah Dasar Pengembangan Masyarakat

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena rendahnya


tingkat sosial ekonomi masyarakat, yang mengakibatkan ketidakmampuan dan
ketidaktahuan dalam berbagai hal, khususnya dalam bidang kesehatan guna memelihara
diri mereka sendiri (self care). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah
kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok-kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan. Dampak dari permasalahan ini adalah menurunnya status kesehatan
keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh
terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi
keluarga dan masyarakat semakin rendah, demikian seterusnya berputar sebagai suatu
siklus yang tidak berujung.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka masyarakat perlu dikembangkan dan
diberdayakan agar dapat meningkatkan kemandiriannya sehingga diharapkan individu,
kelompok atau masyarakat bisa mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk
memelihara dan melindungi kesehatan mereka sendiri (kemandirian atau self reliance).

2.1 Definisi dan Konsep Pengembangan Masyarakat


Pengembangan masyarakat (community development) terdiri dari dua
konsep, yaitu “pengembangan” dan “masyarakat”. Secara singkat,
pengembangan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan
kualitas kehidupan manusia. Telah disebutkan bahwa konsep dari komunitas
adalah sekelompok orang dengan identitas bersama. Oleh karena itu,
pengembangan masyarakat bergantung pada interaksi antara manusia dan
aksi bersama daripada kegiatan individu apa yang beberapa ahli sosiologi
menyebutnya dengan ‘lembaga kolektif’ (Flora dan Flora 1993). Bidang-
bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi,
pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Masyarakat dapat diartikan dalam
dua konsep, yaitu:
a. Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”, yakni sebuah wilayah
geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga,

PPM Page 3
perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah
pedesaan.
b. Masyarakat sebagai “kepentingan bersama”, yakni kesamaan
kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh,
kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau
kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu
seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak dengan
kebutuhan khusus (anak cacat phisik) atau bekas para pengguna
pelayanan kesehatan mental.

Pengembangan sendiri menurut United Nation adalah Pengembangan


adalah suatu proses yang didesain untuk menciptakan kondisi ekonomi dan
kemajuan sosial untuk komunitas yang berhubungan dengan partisipasi aktif
dan untuk memenuhi kemungkinan kepercayaan atas inisiatif komunitas.
Komunitas sendiri ada dua, yaitu rural community dan urban community.
Pengembangan adalah proses meningkatkan pilihan, dalam arti pilihan baru,
diversifikasi, berpikir tentang isu secara berbeda dan mengantisipasi
perubahan. Ada banyak definisi pengembangan masyarakat menurut pada
ahli, antara lain:
a. Menurut Bhattacarya, pengembangan masyarakat adalah
pengembangan manusia yg tujuannya adalah untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.
Pengembangan masyarakat adalah usaha untuk membantu manusia
mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan
kemampuan berorganisasi, berkomunikasi, dan menguasai
lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat
keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
b. Menurut Yayasan Indonesia Sejahtera, pengembangan masyarakat
adalah usaha-usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian
kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik
semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta
menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan
investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

PPM Page 4
c. Pengembangan masyarakat adalah metoda yang memungkinkan
orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu
memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang
mempengaruhi kehidupannya (AMA, 1993)
d. Pengembangan masyarakat adalah proses membantu masyarakat
menganalisa masalah mereka, untuk melaksanakan sebagai ukuran
besar otonomi yang mungkin dan layak, dan untuk mempromosikan
identifikasi yang lebih besar dari warga negara individu dan individu
organisasi dengan masyarakat secara keseluruhan (Warren, 1978).
e. Nies dan McEwan (2001) mendeskripsikan pengembangan
kesehatan masyarakat (community health development) sebagai
pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat yang
mengombinasikan konsep, tujuan, serta proses kesehatan
masyarakat dan pembangunan masyarakat. Dalam pengembangan
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan mengidentifikasikan
kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan kemudian
mengembangkan, mendekatkan, dan mengevaluasi tujuan-tujuan
pembangunan kesehatan melalui kemitraan dengan profesi lain yang
terkait (CHNAC, 2003; Diem dan Moyer, 2004).

2.1.2 Hakikat dan Tujuan Pengembangan Masyarakat


a. Hakikat
Hakikat pengembangan masyarakat pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia atau masyarakat (Effendy, 1998). Selain itu, hakikat
dari pengembangan masyarakat adalah apa yang dirasakan oleh masyarakat itu
sendiri, bukan apa yang dituliskan dalam angka atau teori. Dalam hal ini,
ketika ditemukan data dalam bentuk angka tentang keadaan suatu masyarakat
atau sebuah teori maka harus dikompromikan atau dicocokkan dengan kondisi
riil masyarakat karena sering kali yang terjadi adalah Theory is not a reality.
Sanders (1958) melihat pengembangan masyarakat sebagai suatu proses
bergerak dari satu tahap ke tahap yang lain, sebuah metode untuk mencapai
tujuan, sebuah prosedur program dan sebagai sebuah gerakan menyapu orang
dalam emosi dan keyakinan.

PPM Page 5
b. Tujuan
1) Menimbulkan percaya kepada diri sendiri
2) Menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja
3) Meningkatkan dinamika untuk membangun
4) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Dalam mencapai tujuannya, pengembangan masyarakat harus dilakukan


secara holistik atau dengan multidisipliner untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Selain itu, yang perlu diingat adalah bahwa manusia
bersifat dinamis sehingga dapat dilakukan intervensi untuk mengembangkan
masyarakat. Dinamis berarti manusia tetap menuju kebenaran dan tidak
berhenti. Manusia tidak pernah tamat dan tidak pernah sampai pada titik
selesai. Sifat dinamis ini juga menyentuh masalah evolusi dan sejarah.
Pengetahuan manusia dipengaruhi oleh sejarah, lingkungan sosial,
kebudayaan, dan faktor-faktor individual (Snijders, 2006). Maka dari itu,
ketika manusia diberikan intervensi dan diberdayakan maka besar
kemungkinannya akan dapat berubah, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mau menjadi mau, dan dari tidak mampu menjadi mampu.
Secara umum, beberapa bidang yang harus dikuasai dalam pengembangan
masyarakat agar tujuan dapat tercapai adalah:
1) Engagement (dengan beragam individu, kelompok, dan organisasi).
2) Assessment (termasuk need assessment atau jajak kebutuhan dan
profil wilayah).
3) Penelitian (termasuk penelitian aksi-partisipatif dengan masyarakat).
4) Groupwork (termasuk bekerja dengan kelompok pemecah masalah
maupun kelompok-kelompok kepentingan).
5) Negosiasi (termasuk bernegosiasi secara konstruktif dalam situasi-
situasi konflik).
6) Komunikasi (dengan berbagai pihak dan lembaga).
7) Konseling (termasuk bimbingan dan penyuluhan terhadap
masyarakat dengan beragam latar kebudayaan).
8) Manajemen sumber (termasuk manajemen waktu dan aplikasi-
aplikasi untuk memperoleh bantuan).

PPM Page 6
9) Pencatatan dan pelaporan.
10) Monitoring dan evaluasi.

2.1.3 Unsur-unsur dan Bentuk-bentuk Pengembangan Masyarakat


Unsur – unsur pengembangan masyarakat antara lain:
a. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan
menyeluruh (total needs)dari masyarakat yang bersangkutan (Holistik).
b. Mendorong swadaya masyarakat (empowerment).
c. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta
atau organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil,
peralatan, bahan ataupun dana (kemitraan).
d. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan,
kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan,
kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat (Efendi, 2009).

Menurut Mezirow (1997), terdapat tiga jenis program dalam usaha


pengembangan masyarakat, yaitu:
a. Program integratif. Memerlukan pengembangan melalui koordinasi
dinas-dinas teknis, menyediakan bantuan teknis dan finansial secara
besar-besaran dan melibatkan pejabat-pejabat tiap tingkatan pemerintah
(pusat-desa). Misalnya adalah program ABAT (Aku Bangga Aku Tahu)
yang dibuat oleh kementerian kesehatan untuk mengatasi permasalahan
HIV/AIDS yang makin banyak terjadi pada remaja.
b. Program adaptif. Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan
pada salah satu kementerian.
c. Program proyek. Dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah
tertentu dan program disesuaikan khusus pada daerah yang
bersangkutan. Misalnya: kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu
daerah endemis malaria, maka dalam rangka mencegah semakin
meluasnya endemis dan mengurangi penderita malaria pemerintah atau
dinas kesehatan setempat membuat sebuah program pemberantasan
malaria khusus untuk wilayah endemis malaria di Banjarnegara.

PPM Page 7
Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika
masyarakat sebagai berikut :
a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan
dan dimanfaatkan.
b. Pertinggi mutu potensi yang ada.
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan


masyarakat ini sebagai berikut :
a. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan
masalah kesehatan, baik yang dihadapi secara individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
b. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat
analisis dan kemudian menyusun perencanaan penanggulangan
masalah.
c. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir
diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut.
d. Dalam prosesnya sedapat mungkin digali dari sumber-sumber
yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul
diperlukan dimintakan bantuan dari luar.

2.1.4 Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat


Pengembangan masyarakat menggabungkan dua kata secara bersama-
sama yaitu pengembangan dan masyarakat yang menunjukkan bahwa
masyarakat itu sendiri terlibat dalam proses yang bertujuan untuk
meningkatkan sosial, ekonomi dan situasi lingkungan masyarakat.
Masyarakat merupakan maksud dan akhir dari pengembangan
masyarakat, bukan hanya sebagai objek tapi juga berperan sebagai subjek
dalam pengembangan masyarakat. Masyarakat sendiri yang mengambil
tindakan dan berpartisipasi bersama-sama. Hal ini melalui tindakan
masyarakat tersebut menjadikan masyarakat lebih penting, tidak hanya

PPM Page 8
ekonomi tapi sebagai fungsi masyarakat yang kuat. Pengembangan
masyarakat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bersama membuat
keputusan tentang penggunaan sumber daya, seperti infrastruktur, tenaga
kerja, dan pengetahuan.
Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan,
maka digunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model
pengembangan masyarakat. Asumsi dasar mekanisme kolaborasi antar tenaga
kesehatan dengan masyarakat adalah hubungan kemitraan yang dibangun
memiliki dua manfaat sekaligus, yaitu meningkatnya partisipasi aktif
masyarakat dan keberhasilan program kesehatan masyarakat
Mengikutsertakan masyarakat dan partisipasi aktif mereka dalam
pembangunan kesehatan dapat meningkatkan dukungan dan penerimaan
terhadap kolaborasi tenaga kesehatan dengan masyarakat. Dukungan dan
penerimaan tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatnya sumber daya
masyarakat yang dapat dimanfaatkan, meningkatnya kredibilitas program
kesehatan, serta keberlanjutan koalisi bidan komunitas dengan masyarakat
Peran serta masyarakat adalah proses dimana individu, keluarga, dan
lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab atas
kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat; mengembangkan kemampuan untuk
menyehatkan diri, keluarga, dan masyarakat; serta menjadi pelaku perintis
kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang
kesehatan berdasarkan atas kemandirian dan kebersamaan.
Peran serta masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (Mapanga dan Mapanga,
2004).
Berbagai pendekatan dan bentuk – bentuk partisipasi atau peran serta
masyarakat yang secara garis besar meliput Primary Health Care (PHC),
Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dan Posyandu sebagai
bentuk pelayanan kesehatan yang melibatkan secara langsung peran aktif dari
masyarakat. Primary Health Care (PHC) sebagai Pendekatan atau Strategi
Global untuk mencapai Kesehatan Bagi Semua (KBS) atau Health For All by
The Year 2000 ( HFA 2000 ). Dalam konferensi tersebut Indonesia juga ikut

PPM Page 9
menandatangani dan telah mengambil kesepakatan global pula dengan
menyatakan bahwa untuk mencapai Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000
( HFA’2000 ) kuncinya adalah PHC (Primary Health Care) dan Bentuk
Opersional dari PHC tersebut di Indonesia adalah PKMD ( Pengembangan
Kesehatan Masyarakat Desa ).
Dimana PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang
dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong
diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di
bidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai
kehidupan sehat sejahtera.Cara dan langkah dalam meningkatkan peran serta
masyarakat antara lain sebagai berikut:
a. Peningkatan peran serta masyarakat pada umumnya merupakan proses
yang berorientasi pada manusia dan hubungannya dengan manusia
lainnya
b. Penting ditekankan bahwa para pembina peran serta masyarakat harus
bersifat sebagai fasilitator, pemberi bantuan teknis, bukan sebagai
instruktur terhadap masyarakat, agar mampu mengembangkan
kemandirian masyarakat dan bukan menimbulkan ketergantungan
masyarakat (Efendi, 2009).

Secara garis besar, langkah pengembangan peran serta masyarakat umum adalah
sebagai berikut:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijakan (opinion leader), pemimpin
wilayah, lintas sektor, dan berbagai organisasi kesehatan, yang
dilaksanakan melalui dialog, seminar, dan lokakarya dengan
memanfaatkan media massa dan sistem informasi kesehatan.
b. Persiapan petugas penyelenggara melalui pelatihan, orientasi, atau
sarasehan di bidang kesehatan.
c. Persiapan masyarakat melalui serangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan, dengan menggali dan menggerakkan swadaya yang dimiliki
(Efendi, 2009).

PPM Page 10
Sasaran peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
adalah sebagai berikut:
a. Individu yang berpengaruh atau tokoh masyarakat, baik formal maupun
informal.
b. Keluarga.
c. Kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus kesehatan seperti anak
sekolah, ibu hamil, lansia, dan lain-lain.
d. Organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menyelenggarakan upaya kesehatan seperti organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat, dan sebagainya.
e. Masyarakat umum di desa (kelurahan), kota, dan pemukiman khusus
(Efendi, 2009).

2.1.5 Strategi dan Perencanaan Pengembangan Masyarakat


Pengembangan masyarakat (community development) dipandang sebagai
strategi yang tepat untuk memberdayakan dan menigkatkan taraf hidup
masyarakat luas. Namun perlu diingat bahwa setiap masyarakat mempunyai
tradisi dan adat-istiadat yang berbeda, yang dapat menjadi potensi yang dapat
dikembangkan sebagai modal sosial. Untuk itu dalam upaya pengembangan
masyarakat, dibutuhkan strategi dan pendekatan yang tepat. Selain itu, perlu
juga dilakukan pembahasan pengembangan masyarakat dalam konteks
beragam pendekatan yang dapat dipandang sebagai cara-cara alternatif dalam
melaksanakan pengembangan masyarakat.
Strategi pengembangan masyarakat yang di ungkapkan Chin dan Benne
(1961) dalam Nasdian (2006) antara lain rational-empirical, normative-
reeducative dan power-coorcive. Rational-empirical menitik beratkan pada
basis riset oleh beberapa ahli. Sedangkan normative-reeducative lebih terkait
dengan sikap dan sistem nilai warga komunitas. Berbeda dengan kedua strategi
tersebut, power-coercive lebih terkait dengan hubungan relasi kekuasaan
dimana kekuasaan tersebut cenderung dipaksakan kepada komunitas.
Asumsi-asumsi dasar strategi pengembangan masyarakat
pada production centered development menyatakan bahwa asumsi tentang
masyarakat dipandang sebagai komunitas yang tradisional dan memiliki

PPM Page 11
pengetahuan yang rendah. Maka untuk memajukan komunitas tersebut
diperlukan pengetahuan dari luar. Konsekuensi perencanaannya bersifat top-
down, sentralistis, direncanakan oleh tenaga ahli dan lebih mengutamakan
perencanaan pertumbuhan ekonomi makro. Konsekuensi perlakuan terhadap
masyarakat memposisikan tenaga ahli sebagai pihak yang dilayani oleh
masyarakat sehingga berimplikasi pada kehidupan sosial lebih menutupi
realitas yang ada. Sedangkan tipe people centered
development mengasumsikan masyarakat (komunitas) dibangun bukan karena
mereka bodoh atau tidak mampu tetapi kemampuan yang dimiliki
dioptimalkan sesuai dengan pengetahuan lokal dan teknologi tepat guna
sebagai basis pengembangan masyarakat. Konsekuensi dari perencanaan ini
menekankan pada aspek lokalitas, perencanaan secara otonomi berdasarkan
lokalitas dan partisipasi masyarakat dan pemikiran otonomi ditekankan
berdasarkan kebutuhan mikro. Sehingga konsekuensi perlakuan masyarakat
memposisikan tenaga ahli sebagai fasilitator yang berimplikasi bagi kehidupan
sosial yang lebih membuka realitas.
Pelaksanaan pengembangan masyarakat dapat dilakukan melalui
penetapan sebuah program atau proyek pembangunan. Secara garis besar,
perencanannya dapat dilakukan dengan mengikuti 6 langkah perencanaan,
yaitu:
1. Perumusan masalah. Pengembangan masyarakat dilaksanakan
berdasarkan masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Beberapa
masalah yang biasanya ditangani oleh pengembangan masyarakat
dalam kesehatan antara lain perilaku hidup bersih dan sehat, health
seeking behaviour, deteksi dini, dan lain-lain. Perumusan masalah
dilakukan dengan menggunakan penelitian (survey, wawancara,
observasi), diskusi kelompok, rapat desa, dan sebagainya.
2. Penetapan program. Setelah masalah dapat diidentifikasi dan disepakati
sebagai prioritas yang perlu segera ditangani, maka dirumuskanlah
program penanganan masalah tersebut.
3. Perumusan tujuan. Agar program dapat dilaksanakan dengan baik dan
keberhasilannya dapat diukur perlu dirumuskan apa tujuan dari
program yang telah ditetapkan. Tujuan yang baik memiliki karakteristik

PPM Page 12
jelas dan spesifik sehingga tercermin bagaimana cara mencapai tujuan
tersebut sesuai dengan dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
4. Penentuan kelompok sasaran. Kelompok sasaran adalah sejumlah
orang yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang
telah ditetapkan.
5. Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana. Sumber adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan,
termasuk didalamnya adalah sarana, sumber dana, dan sumber daya
manusia.
6. Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau
metoda yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan.
7. Monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk
memantau proses dan hasil pelaksanaan program.

2.2 Perspektif Dan Model-Model Pengembangan Masyarakat

Secara teoretis, pengembangan masyarakat dapat dikatakan sebagai sebuah


pendekatan pekerjaan sosial yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan,
yakni aliran kiri (sosialis-Marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis) dalam spektrum
politik. Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar bebas
dan “swastanisasi” kesejahteraan sosial, pengembangan masyarakat semakin
menekankan pentingnya swadaya dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi
penanganan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam memfasilitasi partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat.

Secara garis besar, Twelvetrees (1991) membagi perspektif pengembangan


masyarakat ke dalam dua bingkai, yakni pendekatan “profesional” dan pendekatan
“radikal”. Pendekatan profesional menunjuk pada upaya untuk meningkatkan
kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi
sosial. Sementara itu, berpijak pada teori struktural neo-Marxis, feminisme dan analisis
anti-rasis, pendekatan radikal lebih terfokus pada upaya mengubah ketidakseimbangan
relasi-relasi sosial yang ada melalui pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari
sebab-sebab kelemahan mereka, serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya.

PPM Page 13
Sebagaimana diungkapkan oleh Payne (1995:166), “This is the type of approach
which supports minority ethnic communities, for example, in drawing attention to
inequalities in service provision and in power which lie behind severe deprivation.”
Seperti digambarkan oleh Tabel 1, dua pendekatan tersebut dapat dipecah lagi kedalam
beberapa perspektif sesuai dengan beragam jenis dan tingkat praktek PM. Sebagai
contoh, pendekatan profesional dapat diberi label sebagai perspektif (yang) tradisional,
netral dan teknikal. Sedangkan pendekatan radikal dapat diberi label sebagai perspektif
transformasional (Dominelli, 1990; Mayo, 1998).

Berdasarkan perspektif di atas, pengembangan masyarakat dapat diklasifikasikan


kedalam enam model sesuai dengan gugus profesional dan radikal (Dominelli, 1990:
Mayo, 1998). Keenam model tersebut meliputi: Perawatan Masyarakat, Pengorganisasian
Masyarakat dan Pembangunan Masyarakat pada gugus profesional; dan Aksi Masyarakat
Berdasarkan Kelas Sosial, Aksi Masyarakat Berdasarkan Jender dan Aksi Masyarakat
Berdasarkan Ras (Warna Kulit) pada gugus radikal.

1. Perawatan Masyarakat merupakan kegiatan volunter yang biasanya


dilakukan oleh warga kelas menengah yang tidak dibayar. Tujuan
utamanya adalah untuk mengurangi kesenjangan legalitas pemberian
pelayanan.

2. Pengorganisasian Masyarakat memiliki fokus pada perbaikan koordinasi


antara berbagai lembaga kesejahteraan sosial.

3. Pembangunan Masyarakat memiliki perhatian pada peningkatan


keterampilan dan kemandirian masyarakat dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapinya.

4. Aksi Masyarakat Berdasarkan Kelas bertujuan untuk membangkitkan


kelompok-kelompok lemah untuk secara bersama-sama meningkatkan
kemampuan melalui strategi konflik, tindakan langsung dan konfrontasi.

5. Aksi Masyarakat Berdasarkan Jender bertujuan untuk mengubah relasi-


relasi-relasi sosial kapitalis-patriakal antara laki-laki dan perempuan,
perempuan dan negara, serta orang dewasa dan anak-anak.

PPM Page 14
6. Aksi Masyarakat Berdasarkan Ras (Warna Kulit) merupakan usaha untuk
memperjuangkan kesamaan kesempatan dan menghilangkan diskriminasi
rasial.

Gambar 2.2 Presfektif dalam Pengembangan


Masyarakat

2.3 Model Pengembangan


Masyarakat

Jack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah


tulisannya yang berjudul “Approaches to
community intervention”,
mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsep tentang PPM:

1) Pengembangan masyarakat lokal (PML)

2) Perencanaan sosial (PS)

3) Aksi sosial (AS)

Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis
dan konseptualisasi.Dalam praktiknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu

PPM Page 15
dengan yang lainnya.Setiap komponennnya bisa digunakan secara kombinasi dan
stimultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.

2.3.1 Pengembangan masyarakat lokal

Pengembangan masyarakat lokal adalah proses yang dirancang untuk


mendapatkan kondisi sosial ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh
masyarakat melalui partisipasi aktif mereka serta berdasarkan kepercayaan yang
penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi dasar yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan ini adalah usahan penciptaan dan pengembangan
partisipasi yang lebih luas dari seluruh warga masyarakat.
Model pengembangan masyarakat lokal memberikan perubahan dalam
masyarakat dapat dilakukan secara optimal apabila melibatkan partisipasi aktifyang
luas di semua spektrum masyarakat tingkat lokal, baik dalam tahap penetuan
perubahan.
Tema-tema pokok dalam model PML mencakup penggunaan prosedur
demokrasi dan kerjasama atas dasar kesukarelaan, keswadayaan, pengembangan,
kepemiminan setempat, dan tujuan yang bersifat pendidikan.PML pada dasarnya
merupakan proses interaksi antara anggota masyarakatsetempat yang difasilitasi
oleh pekerja sosial.Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan
mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diharapkan.
Pada intinya Model ini lebih menekankan peran serta seluruh masyarakat
untuk mandiri. Prinsipnya adalah keterlibatan langsung masyarakat, melayani
sendiri, membantu diri sendiri dalam penyelesaian masalah, dan mengembangkan
keterampilan individual/kelompok dalam proses pemecahan masalah. Peran bidan
dalam model ini adalah sebagai pendukung, fasilitator, dan pendidik (guru).
2.3.2 Model Perencanaan Sosial
Model ini menekankan proses pemecahan masalah secara teknis terhadap
masalah sosial substantif , seperti: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja,
kebodohan dll.
Selain itu, model perencanaan ini mengungkap pentingnya menggunakan cara
perencanaan yang matang dan perubahan yang terkendali yakni untuk mencapai
tujuan akhir secara sadar dan rasional dan dalam pelaksanaannya dilakukan

PPM Page 16
pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-perubahan yang
terjadi.
Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah
denagn mengumpulkan atau menungkapkan fakta dan data mengenai suatu
permasalahan.Kemudian, mengambil tindakan yang rasional dan mempunyai
kemungkinan-kemungkin yang dapat dilaksanakan.
Berbeda dengan model pengembangan masyarakat lokal, model perencaan
sosial lebih berorientasi pada “tujuan tugas”.Sistem klien model pengembangan
masyarakat lokal umumnya kelompok-kelompok yang kurang beruntung.

2.3.3 Model Aksi Sosial


Model aksi sosial ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara
terorganisasi, terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang tidak beruntung.
Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi masyarakat yang lebih luas
dalam rangka meningkatkan sumber atau perlakuan yang lebih sesuai dengan
keadilan sosial dan nilai-nilai demokratisasi.
Tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah sistem atau kebijakan pemerintah
secara langsung dalam rangaka menanggulangi masalah yang mereka hadapi
sendiri. Dalam kaitan ini, dijelaskan tujuan dan sasaran utama aksi sosial adalah
perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan pada stuktur masyarakat
melaui proses pendistribusian kekuasaan (distribution of resourches) dan
pengambilan keputusan (distribution of decisison making).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community


organization or comunity development (COCD) merupakan perencanaan,
pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas pembuatan

PPM Page 17
program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya meningkatkan taraf hidup
atau kesejahteraan sosial masyarakat.

Dalam konsep pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dapat diartikan


dalam 2 konsep yaitu . Masyarakat sebagai sebuah “tempat bersama”Masyarakat sebagai
“kepentingan bersama”. Serta terdapat 3 model pengorganisasian masyarakat yaitu,
model pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial dan aksi sosial.semoga kita
dapat menjadi generasi yang dapat menggembangkan masyarakat.

3.2 Saran

Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, serta
kegiatan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat di indosenia dapat
berkembang menjadi lebih baik lagi dan semoga kita dapat menjadi generasi yang dapat
menggembangkan masyarakat.

PPM Page 18

Anda mungkin juga menyukai