Anda di halaman 1dari 2

Nilai normal RR (x/mnt) Insiden antara 1,4-11,4% dengan prevalensi Asma adalah proses obstruksi reversibel yang Kelompok 8 :

Neonatus : 30-60 usia 6-12 thn berkisar 3,7-6,4% (Rengganis, ditandai dengan peningkatan responsifitas & WOC Erlina Mega Candra
I
Toddler : 24-40 2008). Di perkirakan penderita asma 100-150 inflamasi jalan napas terutama jalan napas ASMA Putri Dewanti
Prasekolah : 22-34 juta jiwa (Herdi, 2011). bagian bawa (marni, 2014)
Agnes Roma Yulianti
Sekolah : 18-30
Remaja : 12-19
(Riyadi, 2013) Manifestasi Klinis:
Sesak napas, suara napas
Faktor intrinsik: infeksi, fisik, bahan kimia, polusi, Faktor ekstrinsik:
reaksi antigen antibodi wheezing, penggunaan otot-otot
udara, genetik, emosional, aktivitas yang bantu pernapasan, gelisah,
Pemeriksaan penujang: berlebihan/kelemahan . cemas, diaphoresis, takipnea,
 Sputum takokardi, cuping hidung,
 Darah lengkap Antigen antibodi
retraksi dada, batuk berdahak,
 Photo thorax Reaksi alergi dan bahan iritasi berikatan
suara napas ronchi (Marni, 2014)
 AGD (Cecily, 2002)
Bronkus spasme Merangsang peningkatan pengeluaran
mediator kimiawi: histamin, neutrophil, Komplikasi:
Therapy: chemotactic slow acting, epinefrin, nor Pneumonia, bronkiolitis,
Memicu pengeluaran
 Medikamentosa: epinefrin & prostaglandin. asmatikus, atelektasis,
bronkodilator (salbutamol), respon reaksi hipersensitiv
gangguan keseimbangan asam
steroid (methilprednisolon), basa, kematian (Marni, 2014)
aminophilin, antibiotik (jika terjadi Pengeluaran neutrophil, Permeabilitas kapiler
infeksi)
basophil, dan IgE
 Fisioterapi: jika terjadi pneumonia Daftar Pustaka:
(Riyadi, 2013) Pembengkakan Marni. 2014. Asuhan Keperawatan Pada
Memicu reseptor sel mast mukosa bronkus Anak Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Riyadi, dkk. 2013. Asuhan Pada Anak Ed. 1.
Pengeluaran histamin Yogyakarta: Graha Ilmu.
Usaha untuk Betz, Cecily L. 2002. Buku Saku Keperawatan
Refleks batuk Obstruksi Penyempitan
mengeluarkan Pediatrik Ed 3. EGC: Jakarta
jalan napas bronkus
sekret Peradangan pada bronkus Intansari & roxsana. 2013. Nursing
Tekanan Interventions Classification (NIC). Yogyakarta
Ventilasi tidak Suplai O2 : Macomedia
intraabdomen
Sekresi mukus adekuat

Mual, muntah Ketidakseimbangan Intoleransi


PO2 Gangguan
nutrisi kurang dari aktivitas
Ketidakefektifan
kebutuhan tubuh pertukaran gas
bersihan jalan napas Hipoksia
Intake nutrisi PCO2 Hipokapnea
kurang

Asidosis respiratorik & Kompensasi paru Takipnea Hiperventilasi PCO2


hiperkapnea
MK : Gangguan Pertukaran Gas b.d Ventelasi-perfusi tidak adekuat MK : Ketidakefektifan jalan napas
NOC : Status pernapasan : Ventelasi adekuat NOC : Respiratory status : airway patency
NIC : NIC :
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventelasi (fowler, semifowler) 1. Monitor status oksigenasi pasien
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 2. Pertahankan keatenan jalan nafas
3. Berikan bronkoladitor bila perlu 3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventelasi (semifowler, fowler)
4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan 4. Keluarkan batuk dengan teknik fostural drainage, fisioterapi dada
5. Monitor respirasi dan status O2 5. Auskultasi suara nafas, catat bila ada suara tambahan
6. Catat pergerakan dada, irama, adanya penggunaan otot bantu 6. Berikan bronkodilator (nebulizer) bila perlu
pernapasan 7. Atur intake untuk cairan mengopimalkan keseimbangan
8. Monitor respirasi dan status O2

MK : Intoleransi Aktivitas MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


NOC : terapi oksigen NOC : Status nutrisi: intake nutrisi
NIC : NIC :
1. Monitor efektivitas terapi oksigenasi dengan tepat 1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
2. Amati adanya tanda-tanda hipoventilasi induksi oksigen gizi
2. Monitor mual dan muntah
3. Anjurkan pasien dan keluarga mengenai penggunaan oksigen di
rumah 3. Monitor kalori dan intake nutrisi
4. Libatkan orang tua dalam melaksanakan aktivitas 4. Monitor interaksi anak selama makan
5. Anjurkan pasien untuk bed rest 5. Monitor adanya penurunan BB
6. Berikan health education mengenai faktor pencetus asma 6. Libatkan orang tua dalam memberikan makan kepada anak
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan nutrisi yang dibutuhkan
pasien

Anda mungkin juga menyukai