Anda di halaman 1dari 4

Alternatif Permasalah Energi di Indonesia dengan Fuel Cell

I. Latar Belakang

Sektor energy tak pernah lepas dari kehidupan manusia di seluruh dunia.
Sebagai sumber daya alam, energy harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
kemakmuran masyarakat. Akan tetapi, masalah yang kemudian timbul adalah
bagaimana cara agar sumber energy dapat terus dijaga kelestariannya di tengah
semakin besarnya kebutuhan masyarakat akan energy itu sendiri. Hal ini dapat
diwujudkan dengan memperhatikan aspek pembangunan berkelanjutan (Nabila,
2015). Meskipun Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumberdaya energy,
baik energy terbarukan maupun tidak terbarukan, akan tetapi hingga saat ini
pemanfaat energy di Indonesia masih berfokus pada sumberdaya energy yang tidak
dapat terbarukan, yaitu yang berasal dari fosil. Akibatnya, semakin lama sumber
energy fosil, terutama minyak mentah semakin lama semakin menipis. Di sisi lain,
sumber energy terbarukan di Indonesia sangat besar. Akan tetapi, eksplorasi dan
manajemen sumber daya energy terbarukan di Indonesia belum dapat dimaksimalkan
dengan baik. Akibatnya, Indonesia saat ini menjadi importer minyak mentah dan
produk-produk turunannya (Elinur dkk, 2010).

Menurut Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral tahun 2009, cadangan


energy minyak mentah di Indonesia hanya dapat diproduksi dalam kurun waktu 22,99
tahun. Itu artinya, diperkirakan pada tahun 2032 cadangan minyak mentah di
Indonesia akan habis, dengan asumsi tidak ditemukan lagi sumber energy fosil baru.
Estimasi waktu ini bisa saja menjadi lebih cepat mengingat konsumsi energy fosil di
Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata
peningkatan penggunaan energy per tahun sebesar 2,73% (Kementerian Energi dan
Sumberdaya Mineral, 2009). Meskipun sumber energy fosil memiliki banyak
kelebihan, diantaranya lebih mudah ditemukan, lebih hemat biaya, dan lebih efektif
dalam menghasilkan energy dalam jumlah besar, namun sumber daya energy fosil
kurang baik dalam hal ketahanan energy karena tidak dapat diperbarui serta
berdampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan (Ramadyanto, 2014).

Jika ditilik dari sumber penggunaannya, sumber energi terbesar di Indonesia


berasal dari sector rumah tangga, yaitu sebesar 38%, diikuti oleh sektor industry dan
jasa (29%), lalu diikuti oleh sektor transportasi (27%). Jika dibandingkan dengan
tahun 2000, perbedaan penggunaan energy yang signifikan terlihat pada sektor
transportasi yang mengalami peningkatan dari 17% pada tahun 2000 menjadi 27%
tahun 2015 dan diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan
meningkatnya tren penggunaan transportasi di Indonesia.

II. Pembahasan

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa kita tidak lagi sepenuhnya dapat
mengandalkan energy fosil sebagai sumber energy utama. Diperlukan pemanfaatan
sumber energy terbarukan untuk menunjang keberlangsungan kehidupan masyarakat.
Energi terbarukan mulai dikembangkan setelah diadakannya Earth Summit di Rio De
Jeneiro pada tahun 1992. Dimana para paakar mencoba mencari alternatif solusi atas
masalah lingkungan dengan penyebab terbesar disebabkan oleh emisi gas rumah
kaca ke atmosfir, diikuti oleh emisi gas alattransportasi. Sejak itu penggunaan energy
terbarukan sebagai energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi karbon terus
meningkat. Salah satu jenis energy terbarukan yang saat ini sedang dikembangkan
yaitu fuel cell.

Fuel cell merupakan suatu pembangkit listrik yang mengubah energi kimia
langsung menjadi listrik dengan menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya dan
oksigen sebagai oksidannya (Sudaryono, 2014) .

Masalah-masalah yang masih perlu diperhatikan dalam pengembangan energy


terbarukan (Effendi, 2015):

1. Masalah penyimpanan
2. Masalah Faktor Kapasitas
3. Masalah Faktor Luas Area
4. Masalah Faktor Kurva Bebek
5. Masalah Keenomisan

Referensi

Ramadyanto, Widodo. 2014. Ketahanan Energi : Idealitas versus Realitas Energi


Terbarukan, Apa dan Mengapa. Info Risiko Fiskal (IRF) . Edisi V, Maret 2014.

Nabila, Farah. Menjaga Kedaulatan Energi dengan Reformasi Kebijakan


Diversifikasi Sumber daya Energi, Jurnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-
45. No. 1, Januari-Maret 2015.

International Energy Agency. 2017. Energy Eficiency 2017: Laporan Khusus


Efisiensi Energi di Indonesia.
Elinur, Priyarsono, D.S., Mangara, T., dan Firdaus, M. Indonesian Journal of
Agricultural Economcs (IJAE). PERKEMBANGAN KONSUMSI DAN
PENYEDIAAN ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA. 2 (1), pp.
97-119.
Sudaryono. 2014. FUEL CELL: SUMBER ENERGI LISTRIK YANG RAMAH
LINGKUNGAN. [online]. Tersedia di:
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/listrik-
electro/1048-daryono .

Effendi, B.S. 2015. Energi Terbarukan dan Permasalahannya. [online]. Tersedia di:
https://www.kompasiana.com/bob911/559d42dbf69273d30cdb9c08/energi-
terbarukan-dan-permasalahannya?page=3

Anda mungkin juga menyukai