Menghormati otonomi vs. Melakukan hal yang baik bagi pasien/orang lain adalah salah satu konflik
yang biasa dihadapi oleh perawat maupun mahasiswa perawat ketika mereka memberikan asuhan
keperawatan pada pasien gangguan jiwa di praktik klinik. Masalah ini kadang timbul dalam tim
ketika tim dihadapkan pada suatu pertanyaan apakah pasien diizinkan untuk mengambil
keputusannya sendiri dalam pengobatan atau bersedia menjalankan tindakan khusus seperti
tindakan Electroconvulsive Therapy (ECT).
Dilema yang berhubungan dengan menghormati otonomi vs melakukan hal yang baik bagi
pasien/orang lain sering terjadi di praktik kesehatan jiwa. Di samping isu-isu ini, staf perawat
maupun mahasiswa perawat hampir setiap hari berhadapan dengan isu-isu etika seperti apakah
pasien ditempatkan sendiri dalam suatu ruangan, menggunakan pengekagan fisik (restrein) ketika
pasien memperlihatkan perilaku kekerasan yang dapat mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan, atau memaksa pasien yang menolak minum obat atau program pengobatan lain dengan
kasar. Mahasiswa perawat sebenarnya ingin menghormati otonomi pasien dan melakukan yang baik
bagi pasien. Tetapi mereka tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki untuk menolong
pasien gangguan jiwa .
Otonomi berarti stiap individu memiliki kebebasan untuk memilih rencana kehidupan dan cara
bermoral mereka sendiri, prinsip otonomi mengarahkan perhatian moral perawat pada penentuan
secara berhati-hati tentang nilai klien. Hal yang sangat penting untuk diingat bahwa tidak seorang
pun benar-benar memiliki otonomi.
Perawat melaporkan baha mereka tidak ingin menggunakan kekerasan terhadap pasien, namun
mereka mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi pilihan. Mereka sadar bahwa batasan ang
digunakan bukan sebagai tindakkan yang benar dalam cara ini terhadap manusia, namun membantu
bagi pasien .
Setiap kode etika keperawatan di seluruh dunia menegaskan bahwa perawat mempunyai kewajiban
untuk menghormati otonomi pasien. Kode etika keperawatan indonesia juga menegaskan dalam
meberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertahankan atmosfir yang baik dengan
menghargai setiap budaya,nilai,adat istiadat, dan kepercayaan pasien .
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
EFA YULIANA
MARDIASEH
R DANANG HARI PRABOWO
ROSITA RAHMAYANI
Puji syukur bagi Allah SWT yang dengan karunianya, Telah memungkinkan penulis
menyelesaikan makalah sebagai salah satu tugas etika keperawatan agar dapat di
manfaatkan oleh para pembaca. Hanya dengan kekuatan dan kesabaran yang
dilimpahkannya, makalah ini dapat diselesaikan. Dan mudah-mudahan dengan adanya
makalah ini para pembaca dapat memahami nilai, norma, dan etika dalam keperawatan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.