Anda di halaman 1dari 11

APAKAH ROTAN ITU ?

Difinisi

Rattan (dari bahasa Melayu "rotan") adalah nama untuk sekitar 600 spesies pohon
palm dari suku Calameae, asli daerah tropis Afrika, Asia dan Australasia.
(dikutip dan diperbaharui dari Wikipedia, ensiklopedia bebas)

Berasal dari bahasa melayu yang berarti nama dari sekumpulan jenis tanaman famili
Palmae yang tumbuh memanjat yang disebut Lepidocaryodidae (Yunani = mencakup
ukuran buah).

Dalam setruktur dunia tumbuh - tumbuhan termasuk dalam Divisio Spermatophyta, sub
Diviasio angeospermae, class monocotyledonae, Ordo Spacadiciflorae, dan Famili
Palmae. Sampai saat ini telah dikenal 15 Family yaitu
Calamus, Daemonorops, Korthalsia, Plectocomia, Plectocomiopsis, Calopspatha, Bejau
dia, Ceratolobus, Myrialepis, Bejaudia, Cornera, Eremospatha, Ancitrophylum,
Oncocalamus dan Scizhopatha.

Umum
Pada umumnya pohon rotan tumbuh berbeda dari pohon palm lainya yang memiliki
batang tanaman ramping, diameter 2-5 cm, dan ruas antar daunnya yang panjang, dan
juga tanaman rotan ini tidak tumbuh sebagaimana pohon sebenarnya, akan tetapi
seperti tanaman anggur yang tumbuh merambat diantara vegetasi tanaman lainnya.

Data gambar diperoleh dari website


Pohon rotan tidak seperti bambu yang pada bagian tengahnya terdapat rongga antar
buku - bukunya, batang pohon rotan (Mallaca) adalah padat tidak memilki rongga, dan
merupakan spesies tanaman yang sangat membutuhkan dukungan struktural dan tidak
bisa berdiri sendiri.

Namun, beberapa genera (misalnya Metroxylon, Pigafetta, Raphia) lebih seperti pohon
palm yang khas, dengan lebih gemuk, batangnya tegak. Dan pohon tersebut memiliki
duri yang bertindak sebagai alat kait untuk membantu memanjat tanaman lainnya dan
mencegah pemangsa herbivora. Rotan telah diketahui dapat tumbuh hingga ratusan
meter. Sebagian besar (70%) dari populasi rotan di dunia ada di Indonesia,
didistribusikan di antara pulau - pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Sumbawa. Sisa dari
pasokan dunia berasal dari Filipina, Sri Lanka, Malaysia dan Bangladesh.
Dan Indonesia memenuhi 80 % kebutuhan rotan dunia (terbesar). Dari 80 % rotan
dunia tersebut, 90 % berasal dari hutan alam dan 10 % dari hasil budidaya.Luas areal
yang ditumbuhi rotan sebesar 13,2 juta hektar dari 143 juta hektar hutan Indonesia
(Inventarisasi Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan) yang tersebar di
Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Jawa. Indonesia memiliki 8 marga rotan yang
terdiri dari 306 jenis. Dari 306 jenis ini 51 jenis diantaranya sudah dimanfaatkan.

Di Asia Tenggara terdapat kurang lebih 516 jenis yang berasal dari 8 genera, antara
lain :

- Calamus sebanyak 333 jenis


- Daemonorops sebanyak 122 jenis
- Korthalsia sebanyak 30 jenis
- Plectocomia sebanyak 10 jenis
- Plectocomiopsis sebanyak 10 jenis
- Calopspatha sebanyak 2 jenis
- Bejaudia sebanyak 1 jenis
- Ceratolobus sebanyak 6 jenis

Dua diantaranya merupakan genera yang bernilai tinggi yaitu Calamus dan
Daemonorops.
Dari seluruh kebutuhan rotan di pasaran terdapat 68 % rotan berdaimeter besar dan 32
% rotan berdiameter kecil.

Sifat Dasar Rotan

1. Sifat Anatoni;Struktur anatomi batang rotan yang berhubungan dengan


keawetan dan kekuatan antara lain besarnya ukuran pori dan tebalnya dinding
sel serabut.Sel serabut merupakan komponen struktural yang memberikan
kekuatan pada rotan. Dinding sel yang tebal membuat rotan menjadi lebih keras
dan lebih berat.
2. Sifat Kimia;Secara umum, komposisi kimia rotan terdiri dari: Holoselulosa (71 –
76 %), selulosa (39 – 56 %), Lignin (18 – 27 %) dan silika (0,54 – 8
%).Holoselulosa merupakan selulosa yang merupakan molekul gula linear
berantai panjang.Selulosa berfungsi memberikan kekuatan tarik pada batang
karena adanya ikatan kovalen yang kuat dalam cincin piranosa dan antar unit
gula penyusun selulosa. Makin tinggi selulosa makin tinggi juga keteguhan
lenturnya. Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul
yang tinggi. Lignin berfungsi memberikan kekuatan pada batang. Makin tinggi
lignin makin tinggi juga kekuatan rotan. Tanin dikategorikan sebagai “true
artrigen” yang menimbulkan rasa sepat pada rotan. Tanin berfungsi sebagai
penangkal pemangsa. Hasil purifikasi tanin digunakan sebagai bahan anti rayap
dan jamur. Pati (karbohidrat), terkandung 70 % dan berat basah. Makin tinggi
kadar pati makin rentan terhadap serangan bubuk rotan kering.
3. Sifat Fisik;
Sifat fisik dari rotan adalah sifat-sifat yang dapat diamati secara kasat mata.Sifat
fisik rotan dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
o Warna;
Warna batang rotan selalu bervariasi tidak hanya pada jenisnya saja
tetapi pada jenis yang sama juga.Rotan yang baik dan berkualitas adalah
batang rotan yang berwarna hijau daun pada saat masih hidup, hal ini
menandai bahwa rotan tersebut sudah masak tebang. Batang rotan yang
berwarna hijau daun akan berubah menjadi putih setelah selaput silikanya
terkelupas dan akan makin putih setelah ada proses pemutihan
(bleaching).Yang dimaksud dengan warna rotan adalah warna setelah
dicuci atau dirunti atau diasapi dengan belerang dan belum mendapat
perlakuan pemutihan.Pada umumnya rotan berwarna kuning langsat atau
kuning keputih-putihan kecuali beberapa jenis seperti Rotan Semambu
(coklat kuning) dan Rotan Buyung (kecoklat-coklatan).Selain warna kulit,
perlu diperhatikan juga warna hatinya. Seperti Rotan Umbulu (putih
bersih) dan Rotan Tohiti (keabu-abuan).
o Kilap;
Kilap dan suram dapat memberikan ciri yang khusus dari suatu jenis rotan
serta dapat menambah keindahan dari rotan tersebut.Kilap rotan
tergantung pada struktur anatomi, kandungan zat ekstraktif, sudut
datangnya sinar, kandungan air, lemak dan minyak. Makin tinggi kadar air
maka makin suram, makin tinggi lemak dan minyak maka makin suram.
o Bau dan Rasa;
Menggambarkan kesegaran dari rotan tersebut, pada rotan segar bau dan
rasa tidak mencolok.
o Berat;
Berat rotan tergantung pada kandungan air, zat ekstraktif dan zat infiltrasi
dalam rotan.
Kadar air dapat dikurangi dengan proses pengeringan yang mampu
mengurangi dari 40 – 60 % menjadi titik jenuh serat (15 – 30 %).
o Kekerasan;
Menunjukkan bahwa batang rotan mampu menahan tekanan/gaya
tertentu.
Sifat ini dipengaruhi oleh kadar air, umur saat dipungut, posisi batang
yang digunakan (pangkal, tengah, ujung).
o Diameter;
Diameter rotan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
Berdiameter kecil, rotan yang berdiameter kurang dari 18 mm, seperti
Rotan Sega, Irit/Jahab, Jermasin, Pulut Putih, Pulut Merah, Lilin, Lacak,
Manau Padi, Datuk Merah, Sega Air, Ronti, Sabut, Batu, Tapah, Paku dan
Pandan Wangi.
Berdiameter besar, rotan yang berdiameter l8 mm atau lebih, seperti
Rotan Manau, Batang, Mantang, Cucor, Semambu, Wilatung, Dahan,
Tohiti, Seel, Balukbuk, Bidai, Buwai, Bambu, Kalapa, Tiga Juru, Minong,
Umbulu, Telang dan Lambang.
o Keselinderisan;Kesilindrisan dapat diperoleh dengan perbandingan
antara diameter rata-rata pangkal ruas dengan diameter rata-rata ujung
ruas.
o Ruas;Ruas adalah bagian rotan yang terletak diantara dua buku.
Panjangnya ruas dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu :
Ruas Pendek (< | = 40 cm) Ruas Panjang (> 40 cm)
o Buku;Buku rotan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
- Buku Menonjol
- Buku Agak Menonjol
- Buku Tidak Menonjol
o Selaput Silika;
Hampir semua jenis rotan memiliki lapisan silika yang membalut kulit
luarnya, ada yang spesifik dan tebal seperti Rotan Sega, Jermasin,
Irit/Jahab, Buyung. Lapisan silika menampilkan kilap, pekerjaan
mengeluarkan lapisan silika disebut “Runti”.
o Parut Buaya;
Parut buaya terlihat seolah-olah bekas parut yang menggores kulit kearah
transversal.
Selain parut buaya ada pula sifat fisik berupa getah. Rotan yang
mengandung getah antara lain Rotan Getah/Sepat, Lacak, Jernang, dan
Jermasin.
4. Sifat Struktur;Sifat struktur dari rotan belum banyak diketahui karena belum ada
penelitian khusus terhadap sifat-sifat struktur tersebut.Yang dapat digunakan
sebagai petunjuk identifikasi adalah pori. Pori rotan sangat sederhana dan
dibedakan dalam beberapa bagian antara lain :
- Ukuran
- Bentuk
- Susunan
5. Sifat Mekanis;
Sifat mekanis rotan berkaitan dengan kemampuan menahan gaya dari luar,
antara lain :
o Keteguhan Tekan, Patah, Kekakuan dan Keuletan;
Keteguhan Tekan adalah ketahanan terhadap kekuatan yang cenderung
menghancurkan.
Keteguhan Patah adalah ketahanan terhadap kekuatan yang akan
mematahkan.
Kekakuan adalah kemampuan untuk mempertahankan bentuk bila
dilengkungkan.
Keuletan adalah kemampuan rotan untuk menahan kekuatan yang terjadi
secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat.
o Keteguhan Tarik;
Keteguhan tarik adalah kemampuan rotan untuk menahan gaya yang
cenderung memisahkan bagian-bagian dari rotan.
o Keteguhan Geser;
Keteguhan geser adalah ketahanan terhadap gaya yang menggeser
rotan.
o Keteguhan Belah;
Keteguhan belah adalah ketahanan terhadap gaya yang membelah rotan
o Keawetan dan Keterawetan;
Keawetan adalah daya tahan sesuatu jenis rotan terhadap berbagai
faktor perusak rotan, tetapi biasanya yang dimaksud adalah daya tahan
terhadap faktor biologis yang disebabkan oleh organisme perusak rotan
yaitu jamur dan serangga.
Keterawetan adalah mudah atau tidaknya jenis rotan tersebut ditembus
bahan pengawet jika diawetkan dengan proses tertentu sehingga rotan
yang sudah diawetkan dengan suatu bahan kimia (pengawet) tahan
terhadap serangan organisme perusak sehingga rotan tersebut awet.

Pengolahan

Di dalam hutan dimana rotan tumbuh, nilai ekonominya dapat membantu melindungi
lahan hutan, dengan menyediakan alternatif bahan pengganti kayu tropis bagi para
penebang. Pohon rotan jauh lebih mudah untuk panen, membutuhkan alat-alat
sederhana dan jauh lebih mudah untuk transportasi. Hal lainnya yang sangat penting
adalah rotan ini juga tumbuh jauh lebih cepat dari kayu yang paling tropis. Hal ini
membuat rotan sebagai tanaman potensial dalam membantu pemeliharaan hutan.
Data gambar diperoleh dari web

Umumnya, rotan mentah diolah menjadi beberapa produk untuk digunakan sebagai
bahan dalam pembuatan mebel . Berbagai spesies dari berbagai jenis rotan dari
diameter beberapa milimeter sampai dengan 5-7 cm dapat dimanfaatkan
unukpembuatan mebel. Sebatang rotan, biasanya kulit dikelupas menggunakan sebuh
alat kusus seperti pisau, yang akan digunakan sebagai bahan menganam wibing. "Inti
bagian dalam dari bahan rotan" yang tersisa dari rotan dapat digunakan juga untuk
berbagai keperluan dalam pembuatan mebel. Rotan merupakan bahan yang sangat
baik terutama karena ringan, tahan lama, dan - sampai batas tertentu - fleksibel.

Rotan yang dipanen adalah rotan yang masak tebang dengan ciri-ciri bagian bawah
batang sudah tidak tertutup lagi oleh daun kelopak atau selundang, sebagian daun
sudah mengering, duri dan daun kelopak sudah rontok.

Pemanenan dilakukan dengan memotong pangkal rotan dengan pengaitnya setinggi 10


sampai 50 cm. Dengan pengait, rotan ditarik agar terlepas dari pohon penopangnya.
Rotan dibersihkan dari daun dan duri serta dipotong-potong menurut ukuran yang
diinginkan. Kemudian diangkut ke tempat pengumpulan sementara atau ke tempat
penumpukkan rotan dengan memikul, menggunakan perahu/sampan atau
menggunakan bantuan tenaga kuda.

Masalah lingkungan
Pohon rotan dapat terancam karena eksploitasi yang berlebihan, terutama dengan
memanen / memotong batang pohon yang masih terlalu muda hal ini akan mengurangi
kemampuan mereka untuk berkembang biak dan pada akhirnya akan mengakibatkan
degradasi hutan yang mempengaruhi ekosistem hutan secara keseluruhan. Dan faktor
yang paling mempengaruhi perkembang biakan tanaman rotan adalah eksploitasi /
penebangan pohon keras sebagai vegetasi yang membantu tumbuhnya pohon rotan.

Data gambar diperoleh dari web

Pengolahan bahan rotan juga dapat mencemari lingkungan. Penggunaan bahan kimia
beracun dan bensin dalam pengolahan rotan mempengaruhi sumber daya tanah, udara
dan air, dan juga pada akhirnya kesehatan masyarakat. Sementara itu, cara
konvensional produksi rotan mengancam pasokan jangka panjang tanaman, dan
pendapatan pekerja.
Data Gambar diperoleh dari web

Dalam pemanenan biasanya terjadi adanya limbah, besarnya limbah pada saat
pemanenan rotan adalah berbeda pada setiap tipe kegiatan pemanenan, yaitu :

 Pemanenan secara tradisional limbah sebesar 12,6 – 28,5 %


 Pemanenan dengan bantuan tirfor dan lir limbah sebesar 4,1 – 11,1 %
 Pada saat pengangkutan besarnya limbah sebesar 5 – 10 %.

Penggunaan

Rotan banyak digunakan untuk membuat furniture dan keranjang. Apabila dipotong dan
di irat menggunakan beberapa jenis alat dan menjadi beberapa bagian, rotan dapat
digunakan sebagai bahan pengganti kayu untuk membuat mebel. Rotan juga dapat di
cat dan diberi aksen tertentu sebagaimana jenis kayu pada umumnya, bahkan karena
karakter rotan yang sangat lentur tanpa mengurangi kekuatannya dalam proses
pembuatan menjadi mebel rotan, memilki keunggulan yang lebih baik dibandingkan
dengan kayu.
Data gambar diperoleh dari DDO ( Design Developtment Organization )

Rotan juga merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sangat
menjajikan untuk masa depan karena memiliki banyak aspek yang komperatif dan
kompetitif sebagai bahan baku yang ramah lingkungan tentunya dengan tata cara yang
benar.

Rotan Penting Yang Terdapat di Indonesia


Rotan termasuk dalam klasifikasi tumbuhan :
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Spacaflorae
Famili/Suku : Palmae

Ada 14 Suku antara lain :

1. Calamus (370 jenis)


2. Daemonorops (115 jenis)
3. Korthalsia (31 jenis)
4. Plectocomia (14 jenis)
5. Ceratolobus (6 jenis)
6. Plectocomiopsis (5 jenis)
7. Myrialepis (2 jenis)
8. Calopspatha (2 jenis)
9. Bejaudia (1 jenis)
10. Cornera
11. Schizospatha
12. Eremospatha
13. Ancitrophylum
14. Oncocalamus

Di Indonesia terdapat 8 suku dengan jumlah jenisnya + 306 jenis, antara lain :

1. Calamus
2. Daemonorops
3. Khorthalsia
4. Plectocomia
5. Ceratolobus
6. Plectocomiopsis
7. Myrialepis
8. Calopspatha

Dengan penyebaran wilayah meliputi ;

1. Kalimantan : 137 jenis


2. Sumatera : 91 jenis
3. Sulawesi : 36 jenis
4. Jawa : 19 jenis
5. Irian : 48 jenis
6. Maluku : 11 jenis
7. Timor : 1 jenis
8. Sumbawa : 1 jenis
9. Yang bernilai komersial tinggi sebanyak 28 jenis

Diposkan oleh march


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

DAFTAR PUSTAKA
Ngakan, Putu Oka. 2006. Ketergantungan, Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap
Sumberdaya Hayati Hutan. Center for International Forestry Research. Bogor.
Jasni .1999. Sari Hasil Penelitian Rotan. Jurnal Departemen Kehutanan. Indonesia.
Vemy Suryo Qushayyi.2012. Makalah Rotan. JURUSAN TEKHNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN UNBRAW - MALANG

Translate
Select Language ▼

Benner

myrattan.org

Error !

14304

Label
 JENIS BAHAN BAKU ROTAN (7)
 JENIS TANAMAN ROTAN (6)
 TANAMAN ROTAN (1)

Anda mungkin juga menyukai