Anda di halaman 1dari 8

RMK MANAJEMEN KEUANGAN

KELOMPOK 12

Nyoman Notiasih (1707532128)


Made Swari Praba Waloka (1707532129)
Komang Bagus Surya Kepakisan (1707532131)

KELAS: C4

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS , UNIVERSITAS UDAYANA


PROGRAM NON REGULER
SEMESTER GANJIL 2018
1. Pentingnya Manajemen Modal Kerja
Manajemen Modal Kerja berkaitan dengan investasi pada aktiva lancar dan hutang
lancar, terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan
mempengaruhi risiko. Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting untuk
pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Modal kerja diperlukan
perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Apabila perusahaan
kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya,
maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan
yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka
pendek tepat pada waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas.

1.1 Klasifikasi Modal Kerja


W.B. Taylor mengklasifikasikan modal kerja menjadi dua yaitu :
a) Modal Kerja Permanen, yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain
modal kerja yang secara terus – menerus diperlakukan untuk kelancaran
usaha. Modal kerja ini dapat dibedakan menjadi :
a. Modal Kerja Primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada
pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b. Modal Kerja Normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produki yang normal.
b) Modal Kerja Variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara :
a. Modal Kerja Musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi musiman.
b. Modal Kerja Siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c. Modal Kerja Darurat, modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah
disebabkan karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya.
1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Modal Kerja
Besar kecilnya modal kerja merupakan fungsi dari berbagai factor seperti :
a. Jenis produk yang dibuat
b. Jangka waktu siklus operasi
c. Tingkat penjualan, semakin tinggi tingkat penjualan maka kebutuhan investasi
pada persediaan juga akan semakin tinggi.
d. Kebijakan persediaan
e. Kebijakan penjualan kredit
f. Efisiensi manajemen aktiva lancar

2. Pendekatan Yang Digunakan


a. Matching approach
Membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen dengan sumber jangka
panjang, baik itu hutang jangka panjang maupun modal sendiri.
b. Conservatif approach
Membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen serta sebagian aktiva
lancar yang berfluktuasi dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri.
c. Agresive approach
Pendekatan dalam pemenuhan kebutuhan dana dengan menggunakan proporsi
hutang jangka pendek yang lebih besar, jika dibandingkan dengan pendekatan lain.

3. Perhitungan Penentuan Besarnya Modal Kerja


Berikut Contoh Penentuan Kebutuhan Modal Kerja
Perusahaan Wisri memproduksi produk X setiap harinya sebanyak 20 unit.
Dalam satu bulan perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur-unsur biaya yang
dibebankan untuk setiap unit produk tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahan mentah A seharga Rp 100.000,00
b. Bahan mentah B seharga Rp 25.000,00
c. Tenaga kerja langsung Rp 75.000,00

Biaya administrasi setiap bulannya sebanyak Rp 12.500.000,00 Gaji pimpinan


perusahaan dan staf setiap bulannya Rp 25.000.000,00 Untuk membeli bahan mentah
A perusahaan memberikan uang muka kepada supplier bahan mentah tersebut rata-rata
5 hari sebelum bahan mentah diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang
tersebut adalah 3 hari, dan selanjutnya atas pertimbangan kualitas barang masih harus
disimpan dulu selama 2 hari. Penjualan produk dilakukan dengan kredit dengan syarat
pembayaran 5 hari sesudah barang diambil. Untuk menghadapi pengeluaran-
pengeluaran yang tidak terduga pimpinan perusahaan menetapkan adanya persediaan
minimal sebesar Rp 25.000.000,00
Berapa besarnya modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk
membiayai secara kontinyu.
Pertama-tama perlu diketahui periode perputaran atau waktu terikatnya dana
dalam masing-masing unsur kerja tersebut yaitu :

Bahan Mentah A
Dana terikat dalam persekot bahan 5 hari
Proses produksi 3 hari
Barang jadi 2 hari
Piutang 5 hari
15 hari
Bahan Mentah B, Tenaga Kerja Langsung, Biaya Administrasi dan Gaji Pimpinan
Proses Produksi 3 hari
Barang Jadi 2 hari
Piutang Dagang 5 hari
10 hari
Kebutuhan dana yang akan ditanamkan dalam masing-masing unsur modal
kerja tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahan mentah A (20 x Rp 100.000 x 15) = Rp 30.000.000
b. Bahan mentah B (20 x Rp 25.000 x 10) = Rp 5.000.000
c. Tenaga kerja langsung (20 x Rp 75.000 x 10) = Rp 15.000.000
d. Biaya administrasi ( Rp 12.500.000/25 x 10) = Rp 5.000.000
e. Gaji pimpinan & staf ( Rp 25.000.000/25 x 10) = Rp 10.000.000
f. Persediaan Kas minimal Rp. 25.000.000

Jumlah Modal Kerja yang diperlukan Rp 90.000.000

4. Pentingnya Manajemen Kas


Kas merupakan elemen modal kerja yang paling tinggi tingkat kedudukannya
dan diperlukan perusahaan untuk operasi perusahaan sehari-hari, tetapi di lain pihakm
kas merupakan elemen modal kerja yang kurang produktif, apabila menahannya terlalu
besar mengandung resiko. Oleh karena itu manajemen kas yang efektif sangat di
perlukan agar resiko sapat diperkecil tanpa pengorbanan likuiditas. Menahan uang tunai
tidak terlepas pula. Resiko tersebut yang terpenting adalah berasal dari turunnya nilai
tukar uang tersebut, serta baik nilai tukar uang tersebut, serta baik nilai tukar terhadap
barang dan jasa, maupun nilai tukar terhadap valuta asing.

Untuk menyusun anggaran kas diperlukan:

a. Laporan laba-rugi lengkap yang digunakan khusus untuk menyusun arus kas.
b. Neraca perbandingan yang memuat informasi tentang kegiatan investasi, keuangan
dan operasional.
c. Analisis atas perkiraan yang menggambarkan berbagai jenis transaksi dan kejadian
yang mempengaruhi kas, baik langsung maupun tidak langsung.

Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar Pembelanjaan


Perusahaan” (2000) penyusunan anggaran kas dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional


perusahaan, sehingga pada tahap ini dapat diketahaui adanya defisit atau surplus karena
rencana operasinya perusahaan. Transaksi pada tahap ini merupakan transaksi operasi
(operating transactions).

a. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau
sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena
rencana operasinya perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit
tersebut beserta waktu pembayarannya kembali.
b. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah
adanya transaksi finansiil dan anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari
transaksi operasional dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi
penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.

5. Penentuan Jumlah Kas Optimal

Setelah kertesediaan kas meningkat, langkah berikutnya adalah menentukan


saldo kas yang optimal. Memegang kas mempunyai trade-offtingkat keuntungan dan
resiko. Semakin besar saldo kas, semakin likuid perusahaan, dan semakin aman dari
resiko kekurangan kas. Kekurangan kas bisa menyebabkan operasi perusahaan
terganggu. Sebaliknya, kas yang besar menyebabkan kurangnya produktifitasnya.
Dengan trade-off semacam itu, perusahaan diharapkan memegang saldo kas yang
optimal, yaitu saldo kas yang bisa menjadi likuiditas perusahaan, tetapi juga bisa
menjaga produktifitas perusahaan.

Model Baumol-Allais-Tobin (BAT)

Untuk menentukan saldo kas optimal, beberapa model matematik telah banyak
dikembangkan. Salah satu model pertama yang dikembangkan oleh Baumol (1952)
merupakan model persediaan dasar yang bisa diterapkan pada manajemen kas. Model
ini menganggap rata-rata perusahaan tumbuh berkembang dan merupakan pihak
pemakai uang kas. Surat berharga merupakan persediaan pengaman yang dibutuhkan
pada periode diantara saat-saat dilakukan pinjaman dari luar negeri.

Model penentuan kas optimal Baumol dikembangkan dengan memadukan dua


jenis biaya. Secara konseptual, kas optimal akan dicapai pada titik pertemuan antara
kurva biaya-biaya peluang dengan biaya-biaya perdagangan surat berharga. Pada titik
pertemuan ini, biaya total memenggang kas mencapai titik minimal. Model penentuan
kas optimal dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa
biaya memegang atau menyimpak kas berada pada sumbu vertikal, sedangkan ukuran
saldo kas berada disumbu horizontal. Saldo kass optimal berada pada titik C* yang
merupakan pertemuan antara kurva biaya peluang (Oportity Cost) dengan biaya-biaya
perdagangan surat berharga (Trading Cost).

Biaya pesan (ordering cost) berupa biaya administrasi dan transaksi untuk
menukar portofolio surat berharga menjaddi uang tunai. Sedangkan yang merupakan
biaya penyimpanan (holding cost) adalah hasil bunga yang tidak diperoleh karena
penyimpanan uang tunai. Dengan anggapan bahwa pengeluaran terjadi terus dengan
jumlah yang besarnya kira-kira sama, dan bahwa kas masuk sekali-kali saja, maka
besarnya jumlah optimum surat berharga yang ditukar menjadi uang tunai adalah:

Dimana :
C*= jumlah optimum surat berharga yang ditukar menjadi uang tunai
T = jumlah pengeluaran selama periode tertentu
b = biaya transaksi pembelian atau penjualan surat berharga
i = tingkat suku bunga dari surat berharga
Model ini punya bebebrapa keterbatasan, diantaranya adalah kas yang tidak
boleh berfluktuasi, padahal kenyataan tidak demikian. Dalam model ini juga ditemukan
bahwa arus kas harus terprediksi dengan baik, padahal banyak faktor ketidakpastian
yang terdapat dalam kas. Salah satu faktor ketidakpastian kas tersebut adalah besarnya
jumlah pengeluaran dan penerimaan kas di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ni Luh Putu Wiagustini . 2014. Manajemen Keuangan


http://awalbarri-surat.blogspot.com/2010/01/pentingnya-manajemen-kas.html
https://www.dictio.id/t/bagaimana-metode-dan-prosedur-penyusunan-anggaran-kas/13966/2
http://melladwi.blogspot.com/2012/07/analisis-optimasi-kas-perusahaan_23.html

Anda mungkin juga menyukai