Anda di halaman 1dari 6

UJI MUTU FISIK SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH

(Averrhoa bilimbi L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI NA. LAURIL SULFAT

Arisanty*), Anita*)

*) Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Buah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai obat
jerawat secara tradisional sehingga pengobatannya kurang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memformulasikan sediaan krim dari ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) dan untuk mengetahui mutu fisik dari sediaan krim yang dibuat dari ekstrak etanol buah
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Desain penelitian ialah pre and post test design pada krim
yang dibuat dengan 3 variasi pada emulgator Na. lauril sulfat 0,5%, 1% dan 2% yang diuji sebelum
dan sesudah penyimpanan selama 12 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol Buah
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat di formulasikan sebagai sediaan krim dan pada
pengujian organoleptik, daya sebar, dan homogenitas terdapat 2 formula yang memenuhi syarat yaitu
Na. lauril sulfat 0,5% dan 1%, dan pada pengujian pH tidak terdapat formula yang memenuhi syarat

Kata kunci : Ekstrak Buah Belimbing wuluh, Mutu Fisik dan Na. lauril sulfat.

PENDAHULUAN salah satunya dengan memanfaatkan Buah


Jerawat (acne vulgaris) merupakan Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
peradangan kronikfolikel pilosebasea yang (Saputra Oktadoni, 2016).
ditandai dengan adanya komedo, papula, Menurut penelitian dari Wira eka,
pustula, dankista pada daerah-daerah 2008 membuktikan bahwa konsentrasi 2% dari
predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh
dariekstremitas superior, dada, dan punggung. merupakan konsentrasi hambat minimum
Pembentukan jerawat terjadi karena adanya terhadap pertumbuhan bakteri Stapylococcus
penyumbatan folikel oleh sel-sel kulit mati, epidermidis penyebab jerawat. Selain
sebum daninfeksi oleh Propionibacterium penelitian dari Wira eka 2008, penelitian lain
acne pada folikel sebasea (Anggit Luthfiana, yang mendukung adalah penelitian dari Resky
2013). Yuliandari, 2015 membuktikan bahwa Buah
Faktor pemicu timbulnya Acne Belimbing wuluh positif mengandung
vulgaris adalah produksi minyak yang berlebih senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan
pada kulit wajah. Kulit yang berminyak triterpenoid.
menyebabkan pori-pori tersumbat, sehingga Masyarakat biasanya menggunakan
bakteri anaerobic seperti Staphyloccocus Buah Belimbing wuluh (Avherroa bilimbi L.)
aureus akan berkembang biak. Faktor lain sebagai obat tradisonal yang berfungsi sebagai
penyebab acne vulgaris yaitu penggunaan obat jerawat dengan cara mengolah langsung
kosmetik pada kalangan wanita, usia, ras, Buah Belimbing wuluh (Avherroa bilimbi L.)
familial, makanan, cuaca dan kurang menjaga secara tradisional sehingga penggunaannya
kebersihan kulit.. (Anggit Luthfiana, 2013) membutuhkan waktu yang lama dan
Terapi yang digunakan untuk pengobatannya tidak efektif. Untuk
mengatasi acne vulgaris terdiri dari terapi memudahkan dalam penggunaannya maka
farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu Buah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
terapi farmakologi yaitu bahan topikal seperti diformulasikan dalam bentuk sediaan krim
sulfur, asam salisilat, retinoid topikal dan dengan emulgator Na. lauril sulfat (Ulaen dkk,
antibiotik. Terapi nonfarmakologi yang dapat 2012)
digunakan dalam penyembuhan acne vulgaris

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 110


Berdasarkan uraian di atas akan sediaan krim dari ekstrak etanol Buah
dilakukan penelitian uji mutu fisik sediaan Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang
krim yang mengandung ekstrak etanol Buah memenuhi syarat mutu fisik meliputi
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pengamatan organoleptik, daya sebar,
dengan variasi konsentrasi Na. lauril sulfat. homogenitas dan pH.

Rumusan Masalah Tempat dan Waktu Penelitian


1. Apakah ekstrak etanol Buah Belimbing Penelitian ini telah dilakukan di
wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat Laboratorium Farmasetik Jurusan Farmasi
diformulasi dalam bentuk sediaan krim? Politeknik Kesehatan Makassar, sedangkan
2. Bagaimana mutu fisik dari sediaan krim waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan
yang dibuat dari Ekstrak etanol Buah Mei tahun 2017.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ?
Pengambilan Sampel
Tujuan Penelitian Sampel Buah Belimbing wuluh
1. Untuk memformulasikan sediaan krim (Averrhoa bilimbi L.) diperoleh di Citra
dari ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh Sudiang Indah, Kecamatan Biring Kanaya
(Averrhoa bilimbi L.). Kota Makassar. Buah yang diambil adalah
2. Untuk mengetahui mutu fisik dari sediaan Buah yang masih segar.
krim yang dibuat dari ekstrak etanol Buah
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu alat-alat
METODE DAN BAHAN gelas dan alat peracikan. Sedangkan bahan
Jenis Penelitian yang digunakan yaitu Buah Belimbing wuluh
Jenis penelitian ini adalah eksperimen (Averrhoa bilimbi L.), Aqua Destillata, Etanol
laboratorium dengan desain pre and post test 70%, Malam putih, Na. lauril sulfat, Nipagin,
design yang bertujuan mendapatkan formulasi Nipasol, Propilenglingkol dan Setil alkohol.

Rencana Formula
Formulasi ekstrak Buah Blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) :
Konsentrasi (%)
No. Bahan (g)
Formula I Formula II Formula III
1. Ekstrak kental 2% 2% 2%
2. Malam putih 20% 20% 20%
3. Setil alkohol 4% 4% 4%
4. Propilenglikol 5% 5% 5%
5. Na. lauril sulfat 0,5% 1% 2%
6. Nipagin 0,2% 0,2% 0,2%
7. Nipasol 0,5% 0,5% 0,5%
8. Air suling ad 20 gr ad 20 gr ad 20 gr
Sumber : Anggit Luthfiana, 2013

Prosedur Kerja 2. Pembuatan ekstrak Buah Belimbing


1. Pengolahan sampel wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Buah Belimbing wuluh Serbuk Buah Belimbing wuluh di
(Averrhoa bilimbi L.) yang telah diambil ekstraksi menggunakan metode ekstraksi
dicuci hingga bersih dengan air mengalir maserasi dengan penyari etanol 70%.
lalu diiris-iris dengan ketebalan kurang Proses maserasi dilakukan selama 3 hari
lebih 2 mm, setelah itu dikeringkan sambil sekali kali dilakukan pengadukan.
dengan cara di angin-anginkan dan Maserat yang dihasilkan kemudian
diserbukkan. dipekatkan dengan cara menguapkan

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 111


pelarutnya menggunakan waterbath salep (Rahmawati Farida, 2012). Syarat
hingga diperoleh ekstrak kental. krim sebagai sediaan topikal harus
3. Pembuatan krim memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit
Disiapkan alat dan bahan, yaitu 4-6,5(Ulaen dkk., 2012).
ditimbang malam putih, setil alkohol dan 4. Uji homogenitas
nipasol dimasukkan kedalam cawan Cara pengujiannya yaitu krim dioleskan
kemudian dilebur diatas penangas (fase tipis-tipis diatas kaca objek kemudian
minyak). Ditimbang propilenglikol, Na. diamati homogenitas bahan aktif dalam
lauril sulfat dan nipagin, tambahkan air basis krim. Syarat krim sebagai sediaan
suling dan dilarutkan di atas penangas topikal yaitu tidak menggumpal dan tidak
(fase air). Dimasukkan ekstrak kental terdapat partikel-partikel kecil pada saat
kedalam mortir digerus hingga homogen. dioleskan pada kaca obyek. (Ulaen dkk,
Setelah fase minyak lebur dan fase air 2012).
larut kemudian ekstrak dimasukkan ke
dalam mortir yang berisi fase minyak dan Pengumpulan Data
fase air kemudian di gerus hingga Data yang diperoleh adalah data dari
membentuk krim. hasil evaluasi mutu fisik sediaan krim ekstrak
etanol Buah Belimbing wuluh (Averrhoa
Proses Pengujian Krim bilimbi L.) setelah dilakukan penyimpanan
1. Organoleptik selama 12 hari yang meliputi pengamatan
Pengujian organoleptik dilakukan untuk organoleptik, daya sebar, daya lekat,
mengetahui pemerian krim dihasilkan homogenitas dan pH.
baik berupa bentuk dan bau dari masing-
masing krim. Pemerian krim tidak boleh Pengolahan Data
tengik (Anggit luthfiana, 2013). Data yang diperoleh diolah kemudian
2. Daya sebar dianalisa dengan membandingkan hasil uji
Uji daya sebar dilakukan dengan mutu fisik pada sediaan krim dengan
menimbang 0,5 gr sediaan krim kemudian konsentrasi Na. lauril sulfat 0,5%, 1% dan 2%.
diletakkan pada cawan petri terbalik. Jika terdapat 2 formula yang sama-sama
Diletakkan beban 20 g dan ditunggu memenuhi persyaratan maka dilanjutkan
selama 1 menit, diameter krim yang dengan uji statistika.
menyebar diukur. Syarat daya sebar untuk
sediaan topikal yaitu sekitar 5-7 cm Kesimpulan
(Ulaen dkk., 2012). Formula dikatakan baik apabila
3. pH memenuhi persyaratan mutu fisik sediaan krim
Derajat keasaman (pH) diuji dengan sesuai yang ditetapkan dalam buku resmi atau
kertas pH yang dicelukpkan pada krim Farmakope Indonesia meliputi persyaratan
yang diencerkan kemudian dibandingkan organoleptik, daya sebar, daya lekat,
hasilnya dengan standar warna yang homogenitas dan pH
terdapat pada kemasan dan dicatat pH

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 112


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan
1. Pengamatan organoleptik
Tabel 2. Hasil pengamatan organoleptik krim sebelum dan sesudah penyimpanan selama 12 hari
Sebelum penyimpanan Sesudah penyimpanan
No. Formula
Bentuk Warna Bau Bentuk Warna Bau
1. Formula Setengah Coklat Estrak Buah Setengah Coklat Estrak Buah
I (Na. lauril padat Belimbing padat Belimbing
sulfat 0,5%) wuluh wuluh
2. Formula II Setengah Coklat Estrak Buah Setengah Coklat Estrak Buah
(Na. lauril padat Belimbing padat Belimbing
sulfat 1%) wuluh wuluh
3. Formula III Setengah Coklat Estrak Buah Setengah Coklat Estrak Buah
(Na. lauril padat Belimbing padat Belimbing
sulfat 2%) wuluh wuluh
Sumber : Data primer, 2017

2. Pengamatan Daya Sebar 4. Pengamatan Homogenitas


Tabel 3. Hasil pengamatan daya sebar krim Tabel 5. Hasil pengamatan homogenitas krim
sebelum dan sesudah penyimpanan sebelum dan sesudah penyimpanan
selama 12 hari. selama 12 hari.
Daya sebar (cm)
No Sebelum Sesudah Homogenitas
Formula N
. penyimpa penyimpa Formula Sebelum Sesudah
o.
nan nan penyimpanann penyimpanan
1. Formula I 5,4 cm 5,6 cm 1. Formula I Homogen Homogen
2. Formula II 5,3 cm 5,5 cm 2. Formula II Homogen Homogen
3. Formula III 4,6 cm 4,7 cm 3. Formula III Homogen Homogen
Sumber : Data primer, 2017 Sumber : Data primer, 2017

3. Pengamatan pH Pembahasan
Tabel 4. Hasil pengamatan pH krim sebelum Pada penelitian ini dibuat sediaan
dan sesudah penyimpanan selama 12 krim dari ekstrak etanol Buah Belimbing
hari. wuluh (Averrhoa bilimbi L.) menurut
penelitian dari wira eka, 2008 membuktikan
pH bahwa konsentrasi 2% dari ekstrak etanol
No Sebelum Sesudah Buah Belimbing wuluh merupakan konsentrasi
Formula
. penyim penyim hambat minimum terhadap pertumbuhan
panan panan bakteri penyebab jerawat. Adapun emulgator
1. Formula I 3 3 yang digunakan pada pembuatan krim ekstrak
2. Formula II 3 3 etanol buah belimbing wuluh (Averrhoa
3. Formula III 3 3 bilimbiL) yaitu Na. Lauril sulfat dengan
Sumber : Data primer, 2017 memvariasikan konsentrasi yang digunakan
0,5%, 1% dan 2%.. Dengan penambahan
Emulgator pada sediaan krim, maka kedua
fase dapat bercampur dengan baik.
Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan krim ektrak etanol Buah
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yaitu
Aquadest, Malam Putih sebagai stabilisator
emulsi, Na. lauril sulfat sebagai emulgator,

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 113


nipagin sebagai pengawet, nipasol sebagai sulfat 2%) daya sebar yang di hasilkan
pengawet, propilenglikol sebagai pelembab sebelum dan sesudah penyimpanan yaitu 4,6
dan setil alkohol sebagai pengemulsi. Ekstrak cm dan 4,7 cm. Pengujian daya sebar pada FI
yang digunakan yaitu hasil ekstraksi dari buah (Na. lauril sulfat 0,5%) dan FII (Na. lauril
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan sulfat 1%)sebelum dan sesudah penyimpanan
cara metode maserasi dan penyari yang menunjukkan bahwa formula yang dihasilkan
digunakan yaitu etanol 70%. aman untuk digunakan karena telah memenuhi
Hasil pemeriksaan organoleptik syarat daya sebar sebagai sediaan topical yaitu
menunjukkan bahwa ketiga formula krim FI 5-7 cm. Sedangkan pada FIII (Na. lauril sulfat
(Na. lauril sulfat 0,5%), FII (Na. lauril sulfat 2%) menunjukkan bahwa sediaan yang
1%) dan FIII (Na. lauril sulfat 2%) stabil dihasilkan tidak aman untuk digunakan karena
secara fisik baik itu sebelum maupun sesudah tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan.
penyimpanan selama 12 hari. Dapat di Adapun faktor yang mempengaruhi perbedaan
simpulkan bahwa penambahan ekstrak etanol daya sebar sebelum dan sesudah penyimpanan
Buah Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) karena sebagian air yang terdapat pada krim
tidak mempengaruhi kestabilan fisik pada sudah terlepas sehingga konsistensinya lebih
krim. Salah satu perubahan ketidakstabilan encer setelah uji penyimpanan yang di
suatu sediaan adalah terjadinya perubahan percepat (12 hari) dan daya sebar pada kulit
warna, bau dan bentuk sediaan. sesudah penyimpanan lebih besar daripada
Uji pH yang dilakukan pada FI (Na. sebelum penyimpanan..
lauril sulfat 0,5%), FII (Na. lauril sulfat 1%) Uji homogenitas yang dilakukan
dan FIII (Na. lauril sulfat 2%) pada saat sebelum dan sesudah penyimpanan pada tabel
sebelum dan sesudah penyimpanan selama 12 5 memberikan hasil yang homogen untuk
hari diperoleh nilai pH yang sama. Pengukuran ketiga formula yaitu Na. lauril sulfat 0,5%, 1%
pH dilakukan dengan menggunakan pH stik dan 2%, Di lihat berdasarkan tidak adanya
universal yang dilakukan dengan gumpalan maupun butiran kasar pada sediaan
mencocokkan warna yang diperoleh dengan krim ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh
tabel warna yang ada. Hasil pengujian pH (Averrhoa bilimbi L.). Suatu sediaan krim
dengan memvariasikan jumlah emulgator Na. harus homogen agar tidak menimbulkan iritasi
lauril sulfat 0,5%, 1% dan 2% sebelum dan pada kulit dan terdistribusi merata ketika
sesudah penyimpanan adalah 3sehingga digunakan.
sediaan krim yang dihasilkan tidak aman
untuk digunakan karena pH yang terlalu asam PENUTUP
dapat mengiritasi kulit. Adapun syarat Kesimpulan
pengujian pH pada kulit yaitu 4,5-6,5. Berdasarkan hasil pengujian dan
Pengujian daya sebar untuk tiap pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
sediaan dengan memvariasi jumlah emulgator disimpulkan bahwa :
yang digunakan dilakukan untuk melihat 1. Ekstrak etanol Buah Belimbing wuluh
kemampuan sediaan menyebar pada kulit. (Averrhoaa bilimbi L.) dapat di
Hasil pengukuran daya sebar dapat dilihat formulasikan sebagai sediaan krim.
pada Tabel 4. Perbedaan daya sebar antara tiap 2. Pada pengujian Organoleptik, Daya sebar
formula terjadi karena jumlah dari emulgator dan Homogenitas terdapat 2 formula yang
yang digunakan untuk tiap-tiap formula memenuhi syarat yaitu Na. lauril sulfat
berbeda. Pada FI (Na. lauril sulfat 0,5%) 0,5% dan Na. lauril sulfat 1%, dan pada
konsistensinya lebih lunak sehingga daya pengujian pH ketiga formula Na. lauril
sebar yang dihasilkan lebih besar yaitu 5,4 cm sulfat 0,5%, 1% dan 2% tidak memenuhi
sebelum penyimpanan dan 5,6 cm sesudah syarat.
penyimpanan. Pada FII (Na. lauril sulfat 1%)
daya sebar yang dihasilkan yaitu 5,3 cm Saran
sebelum penyimpanan dan 5,5 cm setelah Disarankan pada peneliti selanjutnya
penyimpanan. Sedangkan pada FIII (Na. lauril agar menambahkan bahan yang dapat

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 114


menaikkan pH pada krim sehingga Savitri, Ni Putu Iga, 2014Efektivitas
memenuhi syarat pada pengujian pH Antibakteri Ekstrak Daun Belimbing
Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Bakteri Mix Saluran Akar
Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi
Anggraini Nur, Saputra Oktadoni, 2016 ,
Universitas Mahasaraswati: Denpasar
Khasiat Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) Terhadap Penyembuhan Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar dan
Acne Vulgaris. Fakultas kedokteran Hitungan Farmasi, Penerbit Buku
Universitas Lampung kedokteran EGC, Jakarta.
Anonim.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Ulaen, Sefie P.J., Banne, Yos Suatan & Ririn
Departemen Kesehatan Republik a., 2012. Pembuatan Salep
Indonesia, Jakarta. Antijerawat Dari Ekstrak Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorriza
Roxb). Jurnal Ilmiah Farmasi
Ansel, H.C.,(1989). Pengntar Bentuk Sediaan
Voight, R, 1994, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi edisi 4 UI. Press. Jakarta
Farmasi edisi 5, Gadjah mada
Dewi, Anggit Luthfiana, 2013, Formulasi Universitas Press, Yogyakarta, hal
salep Ekstrak Herba Pegagan 170.
(Centella asiatica (L.) Urban) dengan
Wade, A. dan Waller, P. J., 1994, Handbook
Basis Polietilenglikol dan Uji
of Pharmaceutical Excipients, Second
Aktivitas Antibakteri Terhadap
Edition, 99, 448, The Pharmaceutical
Staphylococcus aureus, Fakultas
Press London.
Farmasi Universitas
Muhammadiyyah: Surakarta Wira eka. 2008. Uji Daya Hambat Ekstrak
Etanol Buah Belimbing Wuluh
Fahrunnida. Pratiwi Rarastoeti. 2012.
(Averrhoa bilimbi L.) Terhadap
Kandungan Saponin Buah Daun dan
Bakteri Staphylococcus epidermidis
Tangkai Belimbing Wuluh (Averrhoa
Penyebab Jerawat. Fakultas farmasi :
bilimbi L.). Jurnal Penelitia, Fakultas
Universitas Andalas.
Biologi Universitas Gadjah mada
Yogyakarta. Yuliandri Resky, 2015. Uji Aktivitas
Antibiofilm Sari Buah Belimbing
Farida Rahmawati, dkk. 2012. Uji Control
Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Kualitas Sediaan Salep Getah
Terhadap Biofilm Pseudomonas
Papaya (Carica papaya L.)
aeruginosa Secara In Vitro. Fakultas
Menggunakan Basis Hidrokarbon.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan :
Stikes Muhammadiyah :Klaten.
Jakarta.

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 115

Anda mungkin juga menyukai