Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Homeostasis
Homeostasis merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalam mempertahankan kondisi yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi
apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan
mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan
bahwa homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk memelihara
stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu
sistem endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam
tubuh manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasis ini dapat
melalui empat cara yaitu :
a. Self regulation
Sistem ini dapat terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti dalam
pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
b. Cara kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam tubuh. Sebagai contoh,
apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan
mengalami konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan
kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas
sehingga suhu tetap stabil, pelebaran pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat
terjadi ancaman terhadap tubuh, peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan suhu
badan.
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal tubuh
secara otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan
penyimpangan yang terjadi.
2. Hemodinamik
merupakan pertukaran energi secara terus-menerus antara manusia dan lingkungan
sekitarnya. Pada proses ini manusia tidak hanya melakukan penyesuaian diri, tetapi terus
berinteraksi dengan lingkungan agar mampu mempertahankan hidupnya.
homeodinamik bermula dari teori tentang manusia sebagai unit yang merupakan satu
kesatuan utuh, memiliki karakter yang berbeda-beda, proses hidup yang dinamis, selalu
berinteraksi dengan lingkungan yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhinya, serta
memiliki keunikan tersendiri dalam proses homeodinamik ini.
1. Prinsip integralitas.
Prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan yang tidak dapat
dipisahkan. Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara terus-menerus karena adanya
interaksi manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.
2. Prinsip resonansi.
Prinsip bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya bervariasi,
mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan lingkungan.
3. Prinsip helicy.
Prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia berlangsung perlahan-
lahan dan terdapat hubungan antara manusia dan lingkungan
1. DISTRIBUSI DAN KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Distribusi cairan tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda.
1. Cairan Ekstrasal, tediri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan Intravaaskular. Cairan
interstisial mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menyusun
sebagian besar cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan tubuh interstisial.
4
Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air tidak
berwarna, dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma
menyusun 5% berat tubuh.
2. Cairan Intrasel adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut atau solut
yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan
intrasel membentuk 40% berat tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute
yang sama dengan cairan yang berada diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi
tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar didalam cairan intrasel daripada
dalam cairan ekstasel.
Komposisi Cairan tubuh, Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam ruang cairan
intrasel dan ekstrasel mengandung:
1. Elektrolit: merupakan sebuah unsure atau senyawa yang jika melebur atau larut didalam air
atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawta muatan listrik. Elektrolit
yang memilki muatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negative adalah
anion. Namun jumlah total anion dan kation didalam kompartement cairan harus sama.
2. Mineral yang dicerna sebgai senyawa, biasanya dikenal dengan nama logam, non logam,
radikal atau fosfat, bukan dengan nama senyawa, yang mana mineral tersebut menjadi bagian
didalamnya. Mineral merupakan unsure semua jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam
memertahankan proses fisiologis. Mineral juga bekerja sebagai katalis dan respon saraf,
kontrasi otot, dan metabolisme zat gizi yang terdapat dalam makanan. Mineral juga mengatur
keseimbangan elektrolit dan produksi hormone serta menguatkan struktur tulang. Contoh
mineral zat besi dan zink.
3. Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup. Contoh sel yang berada
didalam cairan tubuh adalah sel darah merah dan sel darah putih.
1. PERGERAKAN DAN PENGATURAN CAIRAN TUBUH
1. Pergerakan Cairan tubuh, Cairan tubuh tidak statis, Cairan dan elektrolit berpindah dari satu
kompartemen kekompartemen lain untuk memfasilitasi proses proses yang terjadi didalam
tubuh, seperti oksigenasi jaringan, respon terhadap penyakit, keseimbangan asam basa, dan
respon terhadap terapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit berpindah melalui difusi, osmosis,
transportasi aktif, atau filtrasi. Perpindahan tersebut bergantung pada permeabilitas
membrane sel atau kemampuan membrane untuk ditembus cairan dan elektrolit.
1. DIFUSI: Suatu proses ketika materi padat, partikel, seperti gula didalam cairan,
berpindah dari daerah berkonsentrasi tinggi kekonsentrasi rendah, sehingga distribusi partikel
didalam cairan menjadi merata atau partikel akan melewati membrane sel yang permeabe
terhadap subtansi tersebut.
2. OSMOSIS: Perpindahan pelarut murni, seperti air, melalui membran semipermeabel yang
berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solute rendah ke larutan yang memiliki
konsentrasi solute tinggi. Kecepatan osmosis tergantung pada konsentrasi solute di dalam
larutan, suhu larutan, muatan listrik solute, dan perbedaan antara tekanan osmosis yang
dikeluarkan oleh larutan.
2. FILTRASI : Suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara
bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini bersifat aktif di dalam
bantalan kapiler. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang di hasilkan oleh suatu likuid di
dalam sebuah ruangan.
Hal ini memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar dari sel tersebut, selain itu sel
dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah berkonsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi. Contoh transport aktif adalah pompa natrium dan kalium.
1. Pengaturan Cairan Tubuh
1. Asupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus. Pusat pengendalian rasa haus
barada di dalam hipotalamus di otak. Stimulus fisiologis utama terhadap pusat rasa haus
adalah peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volume darah. Sel-sel reseptor yang
disebut osmoreseptor secara terus menerus memantau osmolalitas.
Apabila kehilangan cairan terlalu banyak, osmoresptor akan mendeteksi kehilangan tersebut
dan mengaktifkan pusat rasa haus. Akibatnya, seseorang akan merasa haus kemudian mencari
air. Factor lain yang mempengaruhi pusat rasa haus adalah keringnya membrane mukosa
faring dan mulut, angiotensin II, kehilangan kalium, dan factor-faktor psikologis.
2. Haluaran Cairan
Cairan terutama di keluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Pada orang dewasa,
ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml plasma untuk di saring dan memproduksi urine
sekitar 60 ml dalam setiap jam atau totalnya sekitar 1,5 l dalam satu hari. Jumlah urine yang
di produksi ginjal dipengaruhi oleh hormone antidiuretik dan aldosteron. Hormone-hormon
ini mempengeruhi ekskresi air dan natrium serta distimulasi oeh perubahan volume darah.
Kehilangan air melalui kulit terutama diatur oleh system saraf simpatis, yang mengaktifkan
kelenjar keringat.
3. Hormon, hormone utama yang mempengaruhi keseimbangn cairan dan elektrolit adalah ADH
dan aldosteron keadaan kekurangan air akan meningkatkan osmolalitas darah dan keadaan ini
akan di respon oleh kelenjar hipofisis dengan melepaskan ADH. ADH akan menurunkan
produksi urine dengan cara meningkatkan reabsorbsi air oleh tubulus ginjal.
4. PENGATURAN ELEKTROLIT
1. Kation
Kation utama, yakni natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+),
terdapat di dalam cairan ekstrasel dan intrasel.
1. Pengaturan Natrium
Natrium merupakan kation yang paling banyak jumlahnya dalam cairan ekstrasel.
Nilai laboratorium normal untu natrium serum adalah 135-145 mEq/L.
2. Pengaturan Kalium
Kalium merupakan kation intrasel utama yang mengatur eksitabilitas
neuromuscular dan kontraksi otot. Nilai laboratorium normal kalium serum adalah 3,5-5,3
mEq/L.
3. Pengaturan Kalsium
Terdapat banyak kalsium di dalam tubuh. Tubuh membutuhkan kalsium untuk
integritas dan struktur membrane sel, konduksi jantung yang adekuat, koagulasi darah,
pertumbuhan dan pembentukan tulang, dan relaksasi otot. Berikut adalah bentuk-bentuk
kalsium yang terdapat di dalam cairan tubuh.
1. Terionisasi (4,5 mg/100 ml)
2. Tidak dapat berdifusi, yang merupakan kalsium kompleks terhadap anion protein (5 mg/ 100
ml)
3. Garam kalsium, seperti kalsium sitrat dan kalsium fosfat (1 mg/ 100 ml)
Nilai laboratorium normal kalsium serum yang terionisasi dalam tubuh adalah 4-5
mEq/L.
8
4. Pengaturan magnesium
Magnesium merupakan kation terpenting kedua di dalam cairan intrasel dan sangat
penting untuk aktivitas enzim, neurokimia, dan eksitabilitas otot. Nilai laboratorium normal
magnesium serum adalah 1,5-2,5 mEq/L.
magnesium terutama diekskresi melalui mekanisme gunjal.
Perubahan kadar magnesium sering di hubungkan dengan penyakit yang serius dan
menghasilkan gejala-gejala yang mencerminkan adanya perubahan fungsi neuromuscular dan
kardiovaskular.
1. Anion
Anion utama adalah klorida(CL-), bikarbonat(HCO3-), dan fosfat(PO3-).
5. Pengaturan Klorida
Klorida di temukan di dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Keseimbangan klorida
di pertahankan melalui asupan makanan dan ekskresi serta reabsorbsi renal. Nilai
laboratorium normal untuk klorida serum adalah 100-106 mEq/L.
6. Pengaturan Bikarbonat
Bikarbonat adalah buffer dasar kimia yang utama di dalam tubuh. Ion bikarbonat
di temukan dalam cairan ekstrasel dan intasel. Nilai laboratorium normal dari bikarbonat
arteri berkisar antara 22-26 mEq/L. di dalam darah vena, bikarbonat di ukur melalui
kandungan karbondioksida dan nilai normal bikarbonat untuk orang dewasa adalah 24-30
mEq/L.
7. Pengaturan Fosfat
Fosfat merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Fosfat dan
kalsium membantu mengembangkan dan memelihara tulang dan gigi. Fosfat juga
meningkatkan kerja nueromuskular normal, berpartisipasi dalam metabolisme karbohidrat,
dan membantu pengaturan asam basa.
1. Pengaturan kimiawi
Buffer kimia yang paling banyak di dalam caira ekstrasel adalah system buffer asam
karbonat-bikarbonat. System berespons dalam beberapa detik untuk mengubah ph, sehingan
system tersebut menjadi system buffer tercepat. System ini merupakan system yang adaptif
dan memiliki efek yang relative singkat. System ini dapat disajikan dalam bentuk persamaan
berikut.
CO2 H2O H2CO3 H+ HCO3-
Karbon dioksida air asam karbonat hydrogen bikarbonat
Ekskresi karbon dioksida yang dihasilkan dari proses metabolisme, terutama dikendalikan
oleh paru-paru. Ekskresi ion hydrogen dan bikarbonat dan dikendalikan oleh ginjal. Reaksi
dari substansi hydrogen dan bikarbonat ini akan menjadi buffer asam yang kuat atau basa
yang kuat untuk mempertahankan pH yang secara relative konstan.
System buffer kimia yang kedua melibatkan protein plasma ( albumin,fibrinogen,dan
protombin ) dan gama globin, yang membenyuk sekitar 6% sampai 7% plasma darah. Protein
ini dapat melepaskan atau berkaitan dengan ion hydrogen untuk memperbaiki asidosis atau
alkalosis.namun kapasitas protein plasma untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa
cairan ekstrasel terbatas, dan protein tidak mampu memperbaiki ketidakkeseimbangan asam
basa yang berlangsung dalam jangka panjang.
2. Pengaturan biologis
Buffer biologis terjadi jika ion hydrogen diarbsobsi atau dilepaskan oleh sel-sel
tubuh.Ion hydrogen memiliki muatan positif dan harus ditukar dengan ion yang bermuatan
positif ,seringkali ion yang digunakan adalah kalium.Pada kondisi kelebihan asam, ion
hydrogen memasuki sel,dan ion kalium meninggalkan sel kemudian memasuki cairan
ekstrasel.Cairan ekstrasel kemudian menjadi kurang asam karena ion hydrogen
berkurang.Walaupun begitu , pertukaran ini menyebabkab tingginya kandungan kalium
dalam serum.Setelah oksidasi diperbaiki,kalium kembali memasuki sel,dan kadar kalium
kembali normal.Bufer biologis ini menjadi setelah buffer kimiawi jangaka pendek,dan
berlangsung selama 2-4 jam.
Tipe buffer biologis yang ke 2 adalah :system hemoglobin oksihemoglobin.Karbon dioksida
berdifusi ke dalam SDM dan membentuk asam karbonat.Asam karbonat membelah menjadi
ion hydrogen dan bikarbonat.Ion hydrogen terikat pada hemoglobin, dan ion
bikarbonat dapat digunakan untuk melakukan buffer dengan cara menukarnya dengan
klorida yang berada ekstrasel
8. Pengaturan fisiologis
Paru-paru
Buffer fisiologis di dalam tubuh adalah paru-paru dan ginjal.paru-paru dapat
beradaptasi dengan cepat terhadap adanya ketidakseimbangan asam basa.pada kenyataannya,
paru-paru dapat melakukan upaya untuk mengembalikan pH kenilai normal sebelum buffer
biologis dapat melakukannya.
Ion hydrogen dan karbondioksida biasanya memberikan stimulus untuk pernafasan. Apabila
kosentrasi ion hydrogen berubah,paru-paru berreaksi untuk memperbaiki ketidakseimbangan
tersebut dengan mengubah frekwensi dan kedalaman pernafasan.pada alkalosis,frekwensi
pernafasan diturunkan sehingga individu dapat mempertahankan karbondioksida.
karbondioksida berkombinasi dengan air di dalam darah untuk membentuk asam
karbonat,yang membantu meningkatkan komponen asam dan menyeimbangkan kelebihan
basa.apabila terjadi kelebihan asam,frekwensi pernafasan ditingkatkan dan paru- paru
mengeskresi karbondioksida dalam jumlah yang lebih besar(Weldy,1992).dengan demikinan
karbondioksida yang tersedia untuk kombinasi dengan air dan menghasilkan asam karbonat
menjadi lebih sedikit.
1
Ginjal
Ginjal dapat membutuhkan beberapa jam sampai beberapa hari untuk mengatur gangguan
asam basa.ginjal menggunakan mekanisme untuk mengatur kosentrasi ion hydrogen.ginjal
dapat mengabsorsibikarbonat selama terjadi kelebihan asam dan mengekresikan selama
terjadi kekurangan asam.ginjal menggunakan ion fosfat(PO4-3)untuk membawa ion
hydrogen dengan mengekskresikan asam fosfat(H3PO4)dan membentuk asam basa.ginjal
juga mengubah ammonia(NH3)menjadi amunium(NH4+)dengan mengikatkannya dengan
sebuah ion hydrogen.
9. gangguan cairan
Tipe dasar ketidakseimbangan cairan adalah isotonic dan kosmolar.kekurangan dan
kelebihan isotonic terjadi jika air dan elektrolit diperoleh atau hilang dalam prorosi yang
sama.sebaliknya,ketidakseimbangan kosmolar adalah kehilangan atau kelebihan air saja
sehingga konsentrasi(osmolalitas)serum dipengaruhi.tipe ketidakseimbangan yang lain,yakni
sindrum ke 3 tejadi jika cairan terperangkap di dalam suatu ruangan dan cairan di ruangan
tersebut tidak mudah di tukar dengan cairan ekstrasel.
2. Ketidakseimbangan kalsium
Hipokalsemia mencerminkan penurunan kadar kalsium dalam serum dan penurunan kalsium
yang terionisasi serta dan menyebabkan beberapa penyakit,di antaranya kelenjar tiroit dan
paratiroit.dan gejala hipokalsemia berhubungan secara langsung
13
dengan peran fisiologis kalsium serum pada fungsi neuromuscular hiperkalsemia adalah
peningkatan konsentrasi total dalam serum dan peningkatan kalsium yang terionisasi.
3. Ketidakseimbangan magnesium
Hipomagnesemia terjadi ketika kadar konsentrasi serum turun sampai di bawah
1,5mEq/L.penyebab hipomegnesemia menyebabkan gejala yang mirip dengan
hipokalsemia.magnesium bekerja secara langsung pada sambungan neoramuskular.penurunan
konsentrasi magnesium serum miningkatkan iritabilitas
neuromuscular(Weldy,1992).hipermagnesemia terjadi ketika konsentrasi magnesium serum
meningkat sampai di atas 2,5mEq/L.hipermagnesemia menurunkan eksitabilitas sel-sel otot.
4. Ketidakseimbangan klorida
Hipoklorenia terjadi jika kadar klorida serum turun sampai dibawah 100mEq/L.muntah atau
drainase nasogastrik/drainase vustula yang berlebihan menyebabkan hipokloremia.beberapa
obat-obatan diuretic dapat menyebabkan peningkatan ekskresi kloridaketika kadar klorida
serum,tubuh beradaptasi sehingga mempengaruhi meningkatnya reapsorsi ion bikarbonat dan
keseimbangan asam basa.hiperkloremia terjadi jika kadar korida serum meningkat sampai
diatas 106mEq/L.hipokloremia jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal tetapi
umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa tidak ada suatu rangkaian
gejala yang berhubungan dengan perubahan ini.
2.6 KETIDAKSEIMBANGAN ASAM BASA
Untuk menentukan ketidakseimbangan asam basa respirasi atau metabolik, kita harus
perhatikan perubahan nilai PH, HC3 dan PaCO2
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh
dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan
cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu :
cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
2.2 Volume dan distribusi cairan tubuh
2.2.1 Volume cairan tubuh
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari
berat badan pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan, dimana
lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari
pria. Usia juga berpengaruh terhadap TBW dimana makin tua usia makin sedikit kandungan
airnya. Sebagai contoh, bayi baru lahir TBW-nya 70-80 % dari BB, usia 1 tahun 60 % dari
BB, usia pubertas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60 % dari BB dan untuk wanita 52 %
dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55 % dari BB dan wanita 47 % dari BB, sedangkan pada
usia diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB dan wanita 46 % dari BB.
2.2.2 Sumber air tubuh
Sumber Jumlah
Air minum 1.500 – 2.000 ml/hari
Air dalam makana 700 ml/hari
Air dari hasil metabolisme tubuh 200 ml/hari
Jumlah 2.400 – 2.900 ml/hari
Air memiliki molekul yang kecil, sangat mudah berdifusi dan bersifat polar (senyawa
elektron) sehingga berkohesi satu dengan yang lainnya membentuk benda cair. Fungsi vilta
air adalah pelarut yang sangat baik karena molekulnya dapat bergabung dengan protein,
hidrat arang, gula, dan zat yang terlarang lainnya. Dalam homeostatis jumlah air tubuh selalu
diupayakan konstan karena air tubuh yang keluar akan sama dengan jumlah air yang masuk.
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel
atau jaringan yang rusak (mis.Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita diare
juga dapat mengalami peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran
gastro intestinal. Gangguan jantung dan ginjal juga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran darah ke ginjal menurun karena
kemampuan pompajantung menurun, tubuh akanmelakukan penimbunan cairan dan
natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan (hipervelomia). Lebih
lajut, kondisi inidapat menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan dikeluarkan dalam
jumlah yang cukup untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam dan
basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan
lebih banyak dan menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya,
dalam keadaan kekurangan cairan, ginjal akan menurunkan produksi urine dengan berbagi
cara. Diantaranya peningkatan reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin.
Apabila ginjal mengalami kerusakan, kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan
menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal (mis., gagal ginjal) individu dapat
mengalami oliguria (produksi urine kurang dari 40ml/ 24 jam) sehingga anuria (produksi
urine kurang dari 200 ml/ 24 jam).
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan kadar
kalsium dan kalium.
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan
tubuh. Selain itu, penggunan diuretic menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar
kalium akan meningkat. Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium
dan air dalam tubuh.
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan
cairan. Beberapa klien dapat kehilangan banyak darah selama perode operasi, sedangkan
beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan beban cairan akibat asupan cairan
berlebih melalui intravena selama pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress
akibat obat- obat anastesia.
2.6 Pergerakan cairan tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses, yaitu :
1. Difusi
merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit
didifusikan sampai menenambus membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran
molekul, konsenrasi larutan, dan temperatur.
2. Osmosis
merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi
yang sifatnya menarik.
3. Transpor aktif
Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor aktif penting untuk
mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraseluler dan
ekstraseluler. Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan intraseluler
dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan ekstraseluler.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
1. Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
3. Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam
sel.Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran
semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh
ikut berpindah.
3. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
meningkatkan absopsi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan konsentrasi
kalium, natrium serum dan sistem angiotensin renin serta sangat efektif dalam mengendalikan
hiperkalemia.
2.8 Cara pengeluaran cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :
1. Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170 liter darah untuk
disaring setiap hari. Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang dewasa
produksi urine sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh
ADH dan aldosteron.
2. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang aktivitas
kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yang meningkat, dan demam. Disebut juga Insesible Water Loss
(IWL) sekitar 15-20 ml/24 jam.
3. Paru-paru
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatnya cairan yang hilang sebagai
respons terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau demam.
4. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar 100-
200 ml. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan
10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius.
2.9 Pengaturan elektrolit
1. Natrium (Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi
keseimbanagan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. ion natrium di dapat dari
saluran pencernaan, makanan atau minuman masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses
difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencarnaan, dan kulit.
Pengaturan konsentrasi ion di lakukan oleh ginjal. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (K+)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler
dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturan
keseimbanagan asam basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion hidrogen (H+). Kalium
dapat diperoleh melalui makanan seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium
dapat dikeluarkan melalui ginjal, keringat dan saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi
kalium dipengaruhi oleh perubahan ion kalium dalam cairan ekstrasel. Nilai normalnya
sekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3. Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, berguna untuk integritas
kulit dan struktur sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan
gigi. Kalsium dalam cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon
paratiroid mengabsorpsi kalisum melalui gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon
thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+ tulang. Kalsuim diperoleh dari absorpsi usus
dan resorpsi tulang dan di keluaran melalui ginjal, sedikit melalui keringaserta di simpan
dalam tulang. Jumlah normal kalsium 8,5 – 10,5 mg/dl.
4. Magnesium (Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas
enzim, neurochemia, dan muscular excibility. Sumber magnesium didapat dari makanan
seperti sayuran hijau, daging dan ikan. Nilai normalnya sekita 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Klorida (Cl ˉ )
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam pengaturan osmolaritas
serum dan volume darah, regulasi asam basa, berperan dalam bufer pertukaran oksigen, dan
karbon dioksida dalam sel darah merah. Klorida disekresi dan di absorpsi bersama natrium di
ginjal dan pengaturan klorida oleh hormin aldosteron. Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
6. Bikarbonat (HCO3ˉ )
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan ekstrasel dan
intrasel dengan fungsi utama adalah regulasi keseimbangan asam basa. Biknat diatur oleh
ginjal.
7 Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk
meningkatkan kegiatan neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa.
Pengaturan oleh hormon paratiroid.
2.9.1 NILAI-NILAI NORMAL
4. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi akibat kehilangan
cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional,
terutama natrium.Kehilangan cairan menyebabkan peningkatan kadarnatrium, peningkatan
osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah dari sel dan kompartemen interstitial
menuju ruang vascular. Kondisi ini menybabkan gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi.
Orang yang beresiko mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu lansia.Mereka
mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urine.Di samping itu lansia memiliki
proporsi lemak yang lebih besar sehingga beresiko tunggi mengalami dehidrasi akibat
cadangan air yang sedikit dalam tubuh.Klien dengan diabetes insipidus akibat penurunan
hormon diuretik sering mengalami kehilangan cairan tupe hiperosmolar. Pemberian cairan
hipertonik juga meningkatkan jumlah solute dalam aliran darah.
5. Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan dan
elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya
retensi cairan isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan
tubuh hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah natrium dalam serum.
Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/adanya gangguan mekanisme
homeostatispada proses regulasi keseimbangan cairan. Penyebab spesifik kelebihan cairan,
antara lain :
a. Asupan natrium yang berlebihan
b. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak, terutama pada klien dengan
gangguan mekanisme regulasi cairan.
c. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan jantung (gagal ginjal
kongestif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom Cushing
d. Kelebihan steroid.
Kelebihan Volume Cairan
Factor resiko :
1. Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena
Tanda klinis : penambahan berat badan
2. Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-obatan
Tanda klinis : edema perifer dan nadi kuat
6. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang berlebihan dalam
kompartemen ekstraselulermeningkatkan tekanan osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel
sehingga menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang interstitial (Edema). Edema yang
sering terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema dapat bersifat local atau menyeluruh,
tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi. Edema dapat terjadi ketika adapeningkatan
produksi cairan interstisial/gangguan perpindahan cairan interstisial. Hal ini dapat terjadi
ketika:
a. Permeabilitas kapiler meningkat (mis.,karena luka bakar, alergi yang menyebabkan
perpindahan cairan dari kapiler menuju ruang interstisial).
b. Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis., hipervolemia, obstruksisirkulasi vena)
yang menyebabkan cairann dalam pembuluh darahterdorong ke ruang interstisial.
c. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada blokade limfatik)
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi atau cekungan setelah
dilakukan penekanan pada area yang bengkak. Cekungan unu terjadiakibat pergerakan
cairan dari daerah yang ditekan menuju jaringan sekitar (menjauhi lokasi tekanan).
Umumnya, edema jenis ini adalah edema yang disebabkan oleh gangguan natrium. Adapun
edema yang disebabkan oleh retensi cairan hanya menimbulkan edema non pitting
http://nendapurnama.blogspot.co.id/2013/05/materi-cairan-dan-elektrolit.html