Anda di halaman 1dari 106

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

Kontrak Pembelajaran
• JADWAL Kelas
– Rabu : 07.00 – 10.00
– Keterlambatan : maks 35 menit

• Teknik Pembelajaran
– Partisipatif
– Diskusi
– Studi Kasus
– Tugas

• PENILAIAN 2016 2017


– UTS : 30 25
– UAS : 20 20
– Tugas Besar : 35 35
– Kuis & Tugas kecil : 15 20

• Ketua Kelas : Jovi


• Wakil: Billy
review KIMLABLING
Review Kimia Laboratorium Lingkungan
1. Apa yang dimaksud dengan sampah dan timbulan
sampah?
2. Mengapa sampah perlu dikelola?
3. Apa perbedaan komposisi dan karakteristik
sampah
4. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi timbulan
sampah
5. Jelaskan sumber – sumber sampah
6. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pengelolaan
Sampah
Mengapa sampah perlu dikelola
Brainstorming 2016
• Timbunan / Tumpukan sampah
– Bisa menimbulkan penyakit :
– Menimbulkan masalah estetika
– Menggunakan banyak lahan
– Menghasilkan bau
– Menghasilkan lindi
– Pencemaran : tanah, air, udara
• Agar bisa menghasilkan nilai ekonomis
• Agar timbulan bisa terkendali (tidak menumpuk
di satu titik tertentu)
DISCUSSION
Discussion
• Apa yang kalian harapkan dalam mengikuti perkuliahan
Persampahan

• Apa yang ingin kalian ketahui dan kalian kuasai setelah


mengikuti mata kuliah Persampahan?
Answer 2017
1. Mengetahui lebih dalam teknik pengolahan sampah
2. Mengerti pengelolaan persampahan di Indonesia
3. Menyadarkan dan meningkatkan peran serta masyarakat
4. Penerapan sistem penanganan sampah di Indonesia
5. Teknik pengurangan sampah
6. Pengelolaan sampah sesuai dengan permasalahan yang ada
7. Inovasi terbaru dalam pengolahan di sumber
8. Pembangunan TPS berbasis 3R
9. Mampu menerapkan 3R
Answer 2016

• Mengetahui jenis – jenis pengolahan sampah


• Perubahan budaya : buanglah sampah pada tempatnya 
pilahlah sampah sesuai jenisnya
• Bisa berkontribusi langsung di masyarakat dalam pengelolaan
sampah
• Perbedaan timbulan sampah di setiap sumber
• Jenis stakeholder yang bisa terlibat dalam pengelolaan
sampah
• Dampak timbulan sampah
• Pemanfaatan sampah
Answer 2015
• Bisa memberikan masukan perbaikan untuk peraturan SPS
kota Bandung (studi kasus : Kota Bandung)
• Memberikan solusi dari sistem pengumpulan dan sistem
pengangkutan sehingga tidak menumpuk di TPS
• Jenis – jenis pengolahan sampah
• Merubah pola pikir masyarakat terkait sampah
• Penerapann hierarki pengelolaan sampah
• Memberikan solusi terhadap masalah SPS di lapangan
• Perencanaan dan kriteria fasilitas sps
• Penerapan UU 18/2008
• Pemanfaatan sampah pasar
PETA KOMPETENSI SPS
Mahasiswa mampu merancang suatu Sistem Pengelolaan Sampah
berdasarkan karakteristik daerah perencanaan dan standar yang
berlaku

Mahasiswa mampu menggunakan aspek teknik operasional dan


6 aspek non teknis operasional dalam perencanaan sistem
pengelolaan sampah

5 4
Mahasiswa mampu menguraikan aspek non-teknis Mahasiswa mampu menggunakan teknik operasional pengelolaan
dalam pengelolaan sampah sampah dalam perencanaan sistem pengelolaan sampah

3
Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi timbulan sampah dan menghitung
timbulan sampah

1 2
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar dan hierarki Mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis
sistem pengelolaan sampah sampah berdasarkan karakteristik dan komposisinya
LETS DO SOMETHING
• MAKE A BIG PROJECT
– Kuantitatif
– Kualitatif
– Analitik Sistematik
• PEMETAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
• IDENTIFIKASI POTENSI 3R
• REKOMENTASI PERBAIKAN SPS atau
UPAYA KEGIATAN 3R
KELOMPOK PERSAMPAHAN

• TUGAS BESAR
– 1 Kelas 2 Kelompok besar
– Kelompok Sampah Rumah Tangga, Kelompok Sampah
Sejenis Rumah Tangga

• TUGAS KECIL
– 1 Kelas 8 Kelompok Kecil
– Pilih satu kota di Indonesia (Kota metro, Besar,
Sedang, Kecil)
– Pilih satu kota di negara maju
SAMPAH & TIMBULAN SAMPAH
EPA
• Solid Waste is :
– Any garbage or refuse (Municipal Solid Waste)
– Sludge from a wastewater treatment plant, water supply
treatment plant, or air pollution control facility
– Other discarded material

Solid, liquid, semi-solid, or contained gaseous material from


industrial, commercial, mining, and agricultural operations,
and from community activities

http://www.epa.gov/epaoswer/osw/basifact.htm#solidwaste
OTHERS
• Tchobanoglous
Semua jenis buangan yang bersifat padat atau semi padat yang dibuang
karena tidak dipergunakan dan tidak diinginkan keberadaannya

• SNI 19-2454-1991
limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan anorganik yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan

• Referensi A.P.H.A
Sesuatu yang tidak dapat digunakan, dibuang, yang berasal dari
kegiatan atau aktivitas manusia
SAMPAH
1. Sisa dari kegiatan manusia dan alam yang berbentuk padat yang sudah tidak
dapat digunakan kembali dan tidak diinginkan
2. Materi sisa dari suatu kegiatan manusia dan peristiwa alam yang tidak diinginkan
3. Material sisa yang tidak bisa digunakan dan tidak diinginkan dari kegiatan yang
dihasilkan manusia dan proses alam yang berbentuk padat dan bisa dibedakan
berdasarkan karakteristiknya
4. Bentuk buangan atau produksi sisa dalam bentuk padat yang dapat terdiri dari
bahan organik maupun anorganik, logam dan non logam, yang dapat terbakat
maupun sulit terbakar, serta bersifat heterogen akibat aktivitas manusia yang
dianggap sudah tidak bermanfaat dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan
5. Sisa dari proses kegiatan sehari – hari manusia dan proses alam yang berbentuk
padat yang sudah tidak memiliki nilai
6. Suatu material hasil proses akhir dari kegiatan manusia maupun proses alam
7. Suatu bahan yang terbuang / dibuang daris umber hasil kegiatan manusia
maupun alam
SAMPAH
• SAMPAH ADALAH SISA KEGIATAN SEHARI-HARI
MANUSIA DAN/ATAUPROSES ALAM YANG
BERBENTUK PADAT(PASAL 1, UU 18/2008)
Waste Generation
• Encompasses those activities in which materials are
identified as no longer being of value and are either
thrown away or gathered together for disposal.

• What is important in waste generation is to note that


there is an identification step and that this step
varies with each individual.

Waste generation is, at present,


an activity that is not controllable
TIMBULAN SAMPAH
• Refers to amount of materials and products in
Municipal Solid Waste as they enter the waste
stream before any materials recovery,
composting, or combustion takes place
Timbulan Sampah
• Banyaknya sampah yang dihasilkan dalam satuan
volume atau berat
• Sampah yang timbul sebagai akibat adanya aktivitas
atau kegiatan tertentu dalam rentang waktu
tertentu.
Timbulan Sampah Kota

In 2010, Americans generated about :


• 250 million tons of trash.
• over 85 million tons of this material : recycled and composted
(equivalent to a 34.1 percent recycling rate)
• On average :
• They generated 4.43 pounds per person per day
• They recycled and composted 1.51 pounds of their
individual waste generation

http://www.epa.gov/wastes/nonhaz/municipal/index.htm
Timbulan Sampah Kota

Berdasarkan Data Statistik Persampahan Indonesia KNLH-RI


(2008),
• timbulan sampah yang dihasilkan sekitar 43.213.557 m3 per
tahun
• yang masuk ke TPA sekitar 13,8 juta m3 per tahun
• sedangkan yang didaur ulang hanya sekitar 1,6-2%.
• di daur ulang di sumber sampah sekitar 2,6% dari total
keseluruhan sampah yang ditimbulkan,
• di daur ulang di TPS sekitar 2,01%
• didaur ulang di TPA sekitar 1,6%
Timbulan Sampah Kota di Indonesia
100% 1.03%
90%
80% 33.48%
42.58%
70% Unmanaged
60%
6.85% 92.06% Untransported
50% 99.16%
40% Transported to
57.39%
30% 38.01% landfill
0.34% 1.83% Being reused /
20%
0.33% 4.81% recycled
10% 5.53%
12.56% 8.10% 0.18% 1.30% Being reused /
0% recycled
Metro 14 Big City Medium Small City
City Transported to
25.13% landfill

58.71% Untransported

Unmanaged
10.63%
Sumber : GIZ, 2014
PERLUNYA SAMPAH DIKELOLA
MENGAPA SAMPAH HARUS DIKELOLA
• Timbulan sampah tidak bisa dihentikan dan
tidak bisa dikontrol
• Sampah bisa menimbulkan masalah
• Agar menciptakan lingkungan lestari,
masyarakat sehat, melindungi investasi
pembangunan
WHY
• pertambahan penduduk dan perubahan pola
konsumsi masyarakat menimbulkan
bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik
sampah yang semakin beragam;
• metode dan teknik pengelolaan sampah selama
ini belum berwawasan lingkungan sehingga
menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan
• sampah telah menjadi permasalahan nasional
• pengelolaannya perlu dilakukan secara
komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar
memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi
masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta
dapat mengubah perilaku masyarakat
• dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian
hukum, kejelasan tanggung jawab dan
kewenangan Pemerintah, pemerintahan daerah,
serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga
pengelolaan sampah dapat berjalan secara
proporsional, efektif, dan efisien
DAMPAK TIDAK TERKELOLANYA SAMPAH
PERMASALAHAN SAMPAH

Contoh di Kota Besar :


Pengelolaan Sampah di Kota Besar saat ini menjadi masalah yang
pelik..???
• Timbulan Sampah
Di Kota besar penduduknya sangat padat..!!! Menghasilkan 0,50 –
0,65 Kg sampah per orang/hari dengan kepadatan 200 kg/m3.
Contohnya untuk Kota Jakarta dapat menghasilkan sampah lebih 6
ton per hari sekitar 25,68 m3

• Pengelolaan Sampah
Kebanyakan pemukiman masih menerapkan pola pengelolaan
sampah secara sentralistik
MENGAPA DIPERLUKAN SPS

• Waste generation is uncontrolable


• pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi
masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam

• metode dan teknik pengelolaan sampah selama ini belum


berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan

• sampah telah menjadi permasalahan nasional


• pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan
terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara
ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan,
serta dapat mengubah perilaku masyarakat

• dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum,


kejelasan tanggung jawab dan kewenangan Pemerintah,
pemerintahan daerah, serta peran masyarakat dan dunia
usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara
proporsional, efektif, dan efisien
Dampak jika SPS buruk

• Pollution
– Water Pollution  water borne diseases, eutrophication
– Land Pollution  penurunan tingkat kesuburan tanah
– Air Pollution  dioxin, odor, GHG
• Health  tempat berkembang biaknya bbg vektor penyakit
• Disaster
– Land sliding
– Flooding
– Explosion
• Bad Esthetic
Water Pollution
DOMESTIC WASTES AND WATER POLLUTION

Domestic waste is classified as a


point source of pollution, because
the wastewater from homes and
commercial establishments is
often directly emitted into bodies
of water.
Domestic waste can vary from
cleaning products, to household
things used by regular people.
These pollutants can pose a high
risk on a large scale. When these
domestic liter is mixed in with the
clean environment, the pollution
and our water can be combined
into a very deadly mix.

http://t3-1contaminant.blogspot.com/2010/03/introduction-water-is-essential-to-our.html
DOMESTIC WASTES AND WATER POLLUTION

Effects of water pollution are the death of marine organisms


in rivers and oceans (this may be due to lack of oxygen,
destruction of habitat, not enough food, lack of sunlight, etc.).
When our waters are polluted, this can threaten our living.

Many diseases will come with drinking unpure-water or


swimming in toxic water. Such health problems may be blood
disease, heart disease, nervous system disorders, diarrhea,
skin lesions, and vomiting in humans.

http://t3-1contaminant.blogspot.com/2010/03/introduction-water-is-essential-to-our.html
Land Pollution & Aesthetic
Land Pollution

• Is the degradation of
earth’s land surfaces
often caused by human
activities and their
misuse of land
resources.

• It is occurs when waste


is not disposed off
properly, or can occur
when human throw
chemicals onto the soil
in the form of
pesticides, insecticides
and fertilizer during
agricultural activities
Air Pollution
Municipal Solid Waste & Climate Change
Baseline of BAUGHGEmissions of WasteSector based on compilation ofdocuments of RAD-GRK
(Source: Potret RAD-GRK, 2013)
Health
GANGGUAN KESEHATAN LINGKUNGAN

LALAT, NYAMUK

KECOAK
TIKUS

SAMPAH
SAMPAH

CACING

MIKROBA

VEKTOR / PATOGEN ----- GANGGUAN PENYAKIT


ec.europa.eu/echo/files/evaluation
/watsan2005
www.un.org/esa/dsd
A World Bank paper (3) has profiled the various health risks of waste and
waste management:
• The nature of raw waste, its composition (e.g., toxic, allergenic and
infectious substances), and its components (e.g., gases, dusts, leachates,
sharps);
• The nature of waste as it decomposes (e.g., gases, dusts, leachates,
particle sizes) and their change in ability to cause a toxic, allergenic or
infectious health response;
• The handling of waste (e.g., working in traffic, shoveling, lifting,
equipment vibrations, accidents);
• The processing of wastes (e.g., odor, noise, vibration, accidents, air and
water emissions, residuals, explosions, fires);
• The disposal of wastes (e.g., odor, noise, vibration, stability of waste piles,
air and water emissions, explosions, fires).

https://www.academia.edu/
A World Bank report (3) also summarized the hazards and health risks
from solid waste management practices:
• Contaminated leachate and surface runoff from land disposal facilities
affecting down gradient ground and surface water quality;
• Methane and carbon dioxide air emissions from land disposal facilities
adding to global warming, and subsequently vector-borne disease
abundance and pathogen survival;
• Volatile organic compounds in air emissions and inconclusive evidence on
altered cancer incidence, birth defects, and infant mortality, as well as
psychological stress for those living near solid waste incinerators or
inadequately controlled land disposal facilities;
• Animals feeding on solid waste providing a food chain path for
transmitting animal and human diseases;
• Uncollected wastes retaining water and clogged drains, thus leading to
stagnant waters which encourage mosquito vector abundance;
• Uncollected wastes providing food and breeding sites for insect, bird and
rodent disease vectors
https://www.academia.edu/
from Birley and Lock, 1999.

https://www.academia.edu/
Disaster
KOMPOSISI & KARAKTERISTIK SAMPAH
KOMPOSISI SAMPAH
• Composition is the term used to describe the
individual components that make up a solid waste
stream and their relative distribution

• Information on the composition of solid wastes is


important in evaluating equipment needs, systems
and management programs and plans
REFERENSI
1. Enri Damanhuri, Padmi., “Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu”. 2015. ITB.
Bandung
2. Tchobanoglous, George., “Solid Waste, Engineering Principles and
Management Issues”.,McGraw-Hill Book Company, New York, 1977.
3. Wilson, David G., “Handbook of Solid Waste Management”
4. Puslitbang,”Petunjuk Teknis Tata Cara Pengelolaan Sampah”, Puslitbag
Pemuiman Direktorat Jendral Cipta Karya.
5. Puslitbag,” Petunjuk Teknis Pemilihan Lokasi TPA”, Puslitbag Pemukiman
Direktorat Jecdral Cipta Karya.
6. Tchobanoglous, George.,”Integrated Solid Waste Management”, McGraw-Hill
Book Company, New York, 1993.
7. Permen PU No.21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
8. Permen PU No.14/PRT/M/2010 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
9. Permendagri No.33 tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah

Pendukung:
Referensi Pendukung

1. Persampahan, Materi Diseminasi dan Sosialisasi Keteknikan Bidang Penyehatan Lingkungan


Permukiman (PLP) Direktorat Pengembangan PLP Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan
Umum.
2. SNI 3234 – 2008 : Pengelolaan Sampah Permukiman
3. SNI 19-2454-2002 : Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan
4. SNI 03-3241-1994 : Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA
5. SNI 03-3242-1994 : Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman
6. SNI 19-3964-1994 : Metoda Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Sampah
Perkotaan
7. SNI 19-3983-1995 : Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di
Indonesia
Komposisi Sampah
Dinyatakan dalam :
 % berat (berat basah)
 % volume (volume basah)
dari karet, kayu, plastik, logam, kaca,
kain, makanan, dll.
Komposisi Sampah
dipengaruhi oleh :
1. Cuaca
2. Frekuensi pengumpulan
3. Musim
4. Tingkat Sosial ekonomi
5. Pendapatan per kapita
6. Kemasan produk
KLASIFIKASI SAMPAH
(Berdasarkan Sifat Biologis dan Kimia) :

Kelompok Keterangan Contoh


1. Rubbish Sampah yang susunan nya Mudah bahan organik :
(Sampah terdiri dari bahan organik Terbakar kertas, plastik,
Kering) atau anorganik yang kardus, kayu karet
mempunyai sifat sebagian
besar atau seluruh Tidak bahan anorganik :
bahannya tidak mudah Mudah kaleng, logam, gelas,
membusuk terbakar keramik,

2. Garbage Sampah yang susunannya terdiri dari Sampah sisa


(Sampah bahan organik yang mempunyai sifat makanan, daun, dsb
Basah) cepat membusuk

3. Innert Sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik atau bahan
(Sampah anorganik, merupakan partikel kecil dan bersifat mudah
Lembut) berterbangan yang dapat membahayakan/ mengganggu
pernapasan dan mata. Contoh : abu, debu

Sumber : Tchobanoglous
Komposisi Sampah Domestik
Sumber :Tanch :
Komponen Sampah % Berat % Volume

Kertas dan bahan-bahan 32,98 62,61


kertas
Kayu/produk dari kayu 0,38 0,15
Plastik, kulit dan produk 6,84 9,06
karet
Kain dan produk tekstil 6,36 5,1
Gelas 16,06 5,31
Logam 10,74 9,12
Bahan batu, pasir 0,26 0,07
Sampah organik 26,36 8,58
Komposisi Sampah Kota
(% Berat Basah) :
Komponen London Siangapura Hongkong Jakarta Bandung

Organik 28 4,6 9,4 74 73,4

Kertas 37 43,1 32,5 8 9,7

Logam 9 3 2,2 2 0,5

Tekstil 3 9,3 9,6 - 1,3

Kaca 9 1,3 9,7 2 0,4

Plastik/karet 2 6,1 6,2 6 8,6

Lain-lain 11 32,6 29,4 8 6,1

Sumber : E. Damanhuri & Tri Padmi


Penggolongan Jenis Sampah

a) Berdasarkan sumbernya (Tchobanoglous) :


b) Berdasarkan cara penanganan dan pengolahan
(Wilson) :
c) Lainnya
d) Berdasarkan komposisinya
e) Berdasarkan status lokasi sampah
Berdasarkan sumbernya (Tchobanoglous)
No. Sumber Jenis Sampah

1. Pemukiman Sisa makanan, kertas, kardus, plastik,


rumah & apartemen tekstil, kayu, sampah kebun, kayu, kaca,
logam, barang bekas rumah tangga, B3,
dll
2. Daerah komersial kertas, kardus, plastik, tekstil, kayu,
pertokoan, rumah makan, pasar, kaca, logam, B3, dll
perkantoran, hotel, dll
3. Institusi
sekolah, rumah sakit, penjara, pusat
pemerintahan,dll
4. Konstruksi dan pembongkaran bangunan kayu, baja, beton, debu, dll

5. Fasilitas umum rubbish, sampah taman, ranting, daun,


dll
6. Pengolahan limbah domestik Lumpur hasil pengolahan, debu, dll.

7. Kawasan industri sisa proses produksi, buangan


non-industri
8 Pertanian sisa pertanian, sisa makanan busuk
Source Typical facilities, activities, Types of solid wastes
locations where wastes are
generated
Residential Single and multifamily Food wastes, paper, cardboard, plastics,
dwellings textiles, leather, yard wastes, wood, glass,
metals, ashes, special wastes (e.g., bulky
items, consumer electronics, white goods,
batteries, oil, tires), and household hazardous
wastes
Industrial Light and heavy Industrial process waste, scrap materials, etc.
manufacturing, fabrication, Non - industrial waste including food wastes,
construction sites, power and construction and demolition wastes, rubbish,
chemical plants ashes , hazardous wastes, ashes, special wastes

Commercial Stores, hotels, restaurants, Paper, cardboard, plastics, wood, food wastes,
markets, office buildings, etc. glass, metals, special wastes, hazardous
wastes

Institutional Schools, hospitals, prisons, Same as commercial


government centers

Construction and New construction sites, road Wood, steel, concrete, dirt, etc.
Demolition repair, renovation sites,
demolition of buildings, broken
Source Typical facilities, activities, Types of solid wastes
locations where wastes are
Table 1: Sources and Types ofgenerated
Solid Wastes within a Community (Cont’d)

Municipal Street cleaning, landscaping, Street sweepings; landscape and tree


Services (excluding parks, beaches, other trimmings; general wastes from parks,
treatment facilities) recreational areas, water and beaches, and other recreational areas; sludge
wastewater treatment plants

Agricultural Field and row crops, orchards, Spoiled food wastes, agricultural wastes,
vineyards, dairies, feedlots, rubbish, hazardous waste.
farms, etc.
Berdasarkan cara penanganan dan pengolahan
• Komponen mudah membusuk (putrescible)
• Komponen bervolume besar dan mudah terbakar (bulky combustible)
• Komponen bervolume besar dan sulit terbakar (bulky noncombustible)
• Komponen bervolume kecil dan mudah terbakar (small combustible)
• Komponen bervolume kecil dan sulit terbakar (small noncombustible)
• Wadah bekas
• Tabung bertekanan/gas
• Serbuk dan abu
• Lumpur, baik organik maupun non-organik
• Puing bangunan
• Kendaraan tak terpakai
• Sampah radioaktif

Sumber : Wilson
Berdasarkan jenis lainnya

• Sampah organik mudah membusuk (garbage)


• Sampah organik tak membusuk (rubbish)
• Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah
(ashes)
• Sampah bangkai binatang (dead animal)
• Sampah sapuan jalan (street sweeping)
• Sampah buangan sisa konstruksi (demolition waste)
Berdasarkan jenis lainnya

• Sampah seragam
• Sampah tidak seragam

Berdasarkan status lokasi


• Sampah perkotaan
• Sampah pedesaan
Berdasarkan Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Direktorat
Jendral Cipta Karya, Dept PU (1986

a) Sampah dari pemukiman/RT


b) Sampah dari kegiatan komersial/perdagangan
c) Sampah dari kegiatan pembangunan
d) Sampah dari pelayanan perkotaan
e) Sampah dari industri/pabrik
f) Sampah dari klegiatan pertanian
Berdasarkan UU 18/2008
Penggolongan jenis sampah yang dikelola
– Sampah Rumah Tangga
Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik

– Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga


Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas sosial,fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya

– Sampah Spesifik
Sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/ atau volumenya memerlukan
pengelolaan khusus
a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
b. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
c. Sampah yang timbul akibat bencana;
d. Puing bongkaran bangunan;
e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. Sampah yang timbul secara tidak periodik.
Berdasarkan PP 81/2012
Pengelompokan sampah rumah tangga dan sejenis rumah
tangga :
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun
serta limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
b. sampah yang mudah terurai (organic compostable)
c. sampah yang dapat digunakan kembali (reuse)
d. sampah yang dapat didaur ulang (recycle)
e. sampah lainnya (residu)
Typical Composition of Residential Waste in MSW
Percent by Weight Moisture percent
Component
Range Typical Range Typical
Organic
Food wastes 6 – 26 15 50 – 80 70
Paper 25 – 45 40 4 – 10 6
Cardboard 3 – 15 4 4–8 5
Plastics 2– 8 3 1–4 2
Textiles 0– 4 2 6 – 15 10
Rubber 0– 2 0.5 1–4 2
Leather 0– 2 0.5 8 – 12 10
Yard wastes 0 – 20 12 30 – 80 60
Wood 1– 4 2 15 – 40 20
Misc. organics
Inorganics
Glass 4 – 16 8 1– 4 2
Tin cans 2– 8 6 2–4 3
Aluminum 0– 1 1 2–4 2
Other metal 1– 4 2 2–6 3
Dirt, ash etc 0 – 10 4 6 – 12 8
http://www.epa.gov/wastes/nonhaz/municipal/
Perbandingan Komposisi Sampah (%BB)

Komponen London Siangapura Hongkong Jakarta Bandung

Organik 28 4,6 9,4 74 73,4

Kertas 37 43,1 32,5 8 9,7

Logam 9 3 2,2 2 0,5

Tekstil 3 9,3 9,6 - 1,3

Kaca 9 1,3 9,7 2 0,4

Plastik/karet 2 6,1 6,2 6 8,6

Lain-lain 11 32,6 29,4 8 6,1

Sumber : E. Damanhuri & Tri Padmi


Karakteristik Sampah
KARAKTERISTIK FISIK

 densitas  kadar air


 kadar volatil  kadar abu
 nilai kalor  distribusi ukuran

KARAKTERISTIK KIMIA :
 pH,
 susunan kimia dari unsur
C, N, O, P, H, S, dsb
Densitas sampah  tergantung sarana pengumpul
dan
pengangkut yang digunakan

Densitas sampah untuk kebutuhan desain :


 Sampah di wadah sampah rumah : 0,15 – 0,20 ton/m3
 Sampah di gerobak sampah : 0,2 – 0,25 ton/m3
 Sampah di truk terbuka : 0,25 – 0,40 ton/m3
 Sampah di TPA (penanganan konvensional) : 0,5 – 0,6 ton/m3
NON DOMESTIK
Lain
6% Kayu
1% Kertas
Plastik
11% 7%
Logam
Gelas 2%
1%
Kain
6%
PLASTIK
Organik Bongkahan LAIN
58% 22.93%
7% PS
PP/5
B3 0.00% 36.61%
1%

PVC
PET/1
10.41%
29.75%
LDPE
0.00% HDPE/2
0.30%
KARAKTERISTIK SAMPAH
• Meliputi karakteristik fisika dan kimiawi sampah
• Digunakan lebih untuk menentukan jenis dan sistem
pengolahan sampah yang tepat digunakan
• Karakteristik Fisik
– densitas - kadar air - pH
– kadar volatil - kadar abu - Berat Jenis
– nilai kalor bakar - distribusi ukuran&ukuran partikel

• Karakteristik Kimia :pH, susunan kimia dari unsur C, N,


O, P, H, S, dsb
Tingkat Degradibilitas Komponen Sampah

No Komponen Sampah Degradibilitas ( % )


1. Selulosa dari kertas karton 90
2. Hemiselulosa 70
3. Karbohidrat 70
4. Selulosa dari kertas bungkus 50
5. Bambu 50
6. Lemak 50
7. Protein 50
8. Ranting 5
9. Lignin 0
10. Plastik 0
Sumber : Sudrajat, dkk 1987
Dalam Sudrajat R. 2006
KANDUNGAN ENERGI BERBAGAI JENIS SAMPAH
Jenis Sampah Kandungan Energi Kadar Air Kadar Abu
( Kkal/Kg) ( % berat basah ) ( % berat kering)
Plastik 7.780 2 10
Karet 5.560 2 10
Kayu 4.450 20 2
Kain 4.150 20 2
Kertas 4.000 6 6
Sisa Makanan 1.100 70 5
Kaleng 170 2 98
Kaca 30 2 98
Sumber : Anonim 2007
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SAMPAH
Faktor yang mempengaruhi
Komposisi Sampah
• The percentage distribution values for the
components in MSW vary with
 Location
 Season
 Economic conditions
 Population
 Social behavior
 Climate
 Market for waste materials
 Other factor
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Timbulan Sampah

• Jumlah Penduduk
• Tingkat Ekonomi Masyarakat
• Pola Hidup dan Mobilitas Masyarakat
• Iklim dan musim
• Pola konsumsi masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi macam, jenis
dan timbulan sampah

• Jenis bangunan yang ada


bangunan kantor, bangunan pasar, bangunan industri
• Tingkat aktivitas
aktivitas tinggi  timbulan makin banyak
• Iklim
Daerah hujan  kandungan air
• Musim fluktuasi volume sampah
• Letak Geografis
buah2an tropis  lebih banyak air
• Topografis
• Kepadatan dan Jumlah Penduduk
• Tingkat Teknologi
Teknologi maju efisiensi bahan baku
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
Hierarki Prioritas Penanganan Sampah

1. Menghilangkan atau mengurangi timbulan sampah di sumber

2. Mendaur ulang – pakai limbah

3. Menggunakan teknologi pengolahan limbah  mengurangi toksisitas,


mengurangi volume timbulan

4. Menyingkirkan limbah ke lingkungan dengan menggunakan metode


rekayasa yang “aman” terhadap lingkungan

5. Memperbaiki tanah atau air tanah  remediasi


WASTE HIERARCHY
• PREVENTION
– Waste prevention refers to any activity which avoids the creation of waste.
– This can be achieved through the use of better design, improvements to
manufacturing processes, or by influencing consumption patterns.
– Waste prevention sits at the top of the hierarchy and offers the greatest
environmental gains.
• REUSE
– At the next level, once items have been used some products and materials can
be re-used, either for the same or a different purpose.
• RECYCLING
– The third level of the hierarchy is recycling which entails bringing materials
from a product back into use.
– It is important to distinguish between recycling, in which the material is re-
used in a form which has equal properties to its original form, and down-
cycling, in which the material’s properties are reduced and the material cannot
be used in its original application.
• RECOVERY
– At the next level of the hierarchy, recovery, value can also be recovered by
generating energy from waste materials.
• DISPOSAL
– Finally, if none of the above options can be employed, waste should be
disposed of.
HIRARKI PENANGANAN SAMPAH
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
Berdasarkan UU 18/2008, SPS terdiri atas :
1. Pengurangan sampah
kegiatan untuk :
- mengatasi timbulnya sampah sejak dari produsen sampah (rumah tangga, pasar,
dan lainnya),
- mengguna ulang sampah dari sumbernya dan/atau di tempat pengolahan,
- daur ulang sampah di sumbernya dan atau di tempat pengolahan
2. Penanganan Sampah
yaitu rangkaian kegiatan penaganan sampah yang mencakup :
– pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya),
– pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan
sampah terpadu),
– pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari sumber, TPS atau tempat pengolahan
sampah terpadu),
– pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi, karateristik dan jumlah sampah ) agar
diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau dikembalikan ke alam
– pemprosesan aktif kegiatan pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya
agar dapat dikembalikan ke media lingkungan
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
Teknis Operasional
Sumber Sampah (R1, R2)

Timbulan Sampah

Pemilahan

Pewadahan (R2, R3)

Pengumpulan
(R1)

Pemindahan,
Pengolahan
Pengangkutan
(R2, R3) (R3)

Pembuangan
Akhir

(R2, R3)
PARADIGMA
Terobosan 4R
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
dalam Pengelolaan Sampah Kota
BARU

LAMA REDUCE REDUCE R1 REPLACE -R4

SAMPAH REUSE- R2 SAMPAH RECYCLE-R3


REUSE SAMPAH
RECYCLE
Kumpul RESIDU

RESIDU
Angkut Angkut

Buang Angkut - Buang


Buang
PARADIGMA SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

Lama Baru
Sampah = Sampah =
Barang yang Sumber daya
tidak berguna bernilai ekonomi

Buanglah Kumpulkan
sampah pada sampah pada
tempatnya tempatnya
RUANG LINGKUP SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
Berdasarkan jenis sampah
Berdasarkan sumber sampah

JUMLAH TIMBULAN SAMPAH

Daerah pelayanan
Tingkat pelayanan
Tahukah anda
• Mesir berhasil membuat sistem pengumpulan dan daur-ulang yang
mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah dengan
mempekerjakan 40,000 orang.
• Di Jepang, sampah diurus 16 menteri.
• Di Curitiba, Brasil, pemerintah setempat menerapkan aturan kreatif.
Setiap kantong sampah yang dikumpulkan, dapat ditukar dengan susu,
telor, atau tiket bus
• Swiss tiap 100 meter ada tong sampah
Eutrophication occurs when large
quantities of nutrients such as
nitrates and phosphates enter an
aquatic environment. Sources of
these nutrients include animal
wastes, agricultural runoff, and
sewage. The ecosystem quickly
experiences an increase in
photosynthetic and blue-green
algae, as these organisms thrive
in the presence of the added
nutrients. An algae bloom occurs
as the algae accumulates into
dense, visible patches near the
surface of the water, prohibiting
light from penetrating deeper
areas of lake or stream. Some fish
are unable to survive without this
light, but for them an even more
serious problem arises when the
algae begin to die.

http://library.thinkquest.org/04oct/01590/pollution/eutrophication.html

Anda mungkin juga menyukai