Anda di halaman 1dari 90

PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

DI MAN 2 BOGOR

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh
Anissa Zikri
NIM. 105018200710

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd


NIP. 19690206 199503 2 001 NIP. 19650717 199403 1 005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2010 M/1431 H
UJI REFERENSI

Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN
DAN KONSELING DI MAN 2 BOGOR” yang disusun oleh ANISSA ZIKRI NIM 105018200710 Program Studi
MANAJEMEN PENDIDIKAN Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal

Jakarta, 31 Mei 2010

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi Drs. H. Mu’arif SAM. M.Pd


NIP. 19690206 199503 2 001 NIP. 19650717 199403 1 005
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Anissa Zikri
Tempat/Tgl Lahir : Bogor, 15 Februari 1988
NIM : 105018200710
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Judul Skripsi : Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
MAN 2 Bogor
Pembimbing I : Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi
Pembimbing II : Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini merupakan karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 31 Mei 2010

Penulis

Anissa Zikri

i
ABSTRAK

Nama : Anissa Zikri


Nim : 105018200710
Judul Skripsi : Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di MAN 2
Bogor

Bimbingan dan konseling adalah suatu proses membantu siswa dalam


mengatasi masalah yang dihadapinya. Siswa membutuhkan bantuan untuk
mengetahui tindakan yang harus dilakukan dalam berinteraksi dengan sesama
siswa, dewan guru, staf sekolah maupun dengan masyarakat di sekitarnya.
Pelayanan bimbingan di sekolah sangat membantu untuk menentukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Dan yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan pelayanan di sekolah ialah jumlah guru BK yang
sebanding dengan siswa yang ada di sekolah.
Sebagaimana lembaga pendidikan formal pada umumnya, MAN 2 Bogor
juga sering mengalami hambatan-hambatan atau masalah-masalah dalam
pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling. Misalnya masalah pada program atau
guru bimbingan konseling yang tidak sesuai dengan bidang yang ditanganinya dan
bahkan cara penanganan yang dilakukan guru bimbingan konseling. Padahal,
program yang ada dalam bimbingan konseling merupakan salah satu hal yang
penting dalam pelaksanaan bimbingan konseling itu sendiri, dengan adanya
program tersebut sekolah atau guru bimbingan konseling dapat mengarahkan dan
mengendalikan siswa sehingga memudahkan guru terhadap pencapaian
kompetensi belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program BK yang
ada di MAN 2 Bogor. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
“deskriptif analisis”, dan hasil penelitian yang penulis lakukan di MAN 2 Bogor
dapat diketahui bahwa pelaksanaan program BK cukup baik, hal ini dapat dilihat
dari hasil interpretasi data dengan hasil nilai rata-rata skor 56,79%.

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat, Taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang sederhana ini. Shalawat dan salam senantiasa

diberikan kepada Rasulullah Muhammad SAW., yang telah merubah peradaban

dari peradaban yang penuh kesesatan menuju masyarakat yang berperadaban,

yang penuh keimanan dan ketakwaan. Doa dan salam juga semoga terlimpahkan

kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Melalui segenap usaha, doa, dan penantian panjang, Alhamdulillah,

penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang sederhana ini berkat

bantuan dari berbagai pihak, baik materil maupun moril, terutama adalah atas

berkat Taufiq dan Inayah Allah SWT. karena itu, penulis merasa bersyukur

kepada Allah SWT., dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan serta kemudahan kepada penulis baik pada saat penulis

menyelesaikan studi maupun saat penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr, Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Drs. Rusydi Zakaria, M.Ed., M.Phil., dan Bapak Drs. H. Mu’arif

SAM, M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi

ii
Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu. Zikri Neni Iska, M.Psi., dan Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd., selaku

dosen pembimbing atas segenap waktu, arahan dan kesabarannya dalam

membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini.

4. Pimpinan dan Staf perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan serta perpustakaan lainnya di Jakarta, yang telah

membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan.

5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada

penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

6. Ayahanda terkasih Mulyana Kartasasmita dan Ibunda tercinta Nafriyani

Askar, atas segala doa, nasehat, kesabaran yang diberikan kepada penulis

untuk dapat belajar terus tanpa batas, adik-adikku (Aida, Sifa dan Dila),

atas segala dukungan yang diberikan.

7. Seseorang yang sangat baik dan sabar membantu dan menemani penulis

dalam segala hal, thanx so much.

8. Kepada kakek dan nenekku, serta tante-tanteku yang selalu memberi

semangat kepada penulis.

iii
9. Kepada semua sahabatku angkatan 2005 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan khususnya kelas B Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen

Pendidikan (Desy, Eva, Kiki, Bugen, Hamroh, Pipeh, Ado, Nasir, Fau,

Nye, Jamal), terima kasih atas segala masukan, motivasi dan dukungan

kalian semua.

10. Kepada semua teman-teman seperjuangan, angkatan 2005 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan khususnya kelas B Jurusan Kependidikan Islam-

Manajemen Pendidikan.

Semoga Allah SWT., yang Maha Pengasih dan Penyayang, berkenan

membalas semua amal kebaikan mereka, amin.

Jakarta, 31 Mei 2010

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4
1. Pembatasan Masalah........................................................ 5
2. Perumusan Masalah...........................................................6
C. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................7
A. Layanan Perpustakaan Umum .............................................. 7
1. Pengertian Perpustakaan Umum ..................................... 7
2. Fungsi Perpustakaan Umum ........................................... 8
3. Sistem Layanan Perpuustakaan....................................... 10
4. Jenis layanan Perpustakaan Umum................................. 11
a. Layanan Teknis ................................................... 11
b. Layanan pemakai ................................................ 18
B. Standar Mutu Layanan Perpustakaan.................................... 27
1. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah............................................................................ 20
2. Persyaratan Pokok Program Bimbingan dan Konseling
di Sekolah........................................................................ 23
3. Jenis Program Bimbingan Konseling...............................24
4. Tahap-tahap Pelaksanaan Program................................. 24
5. Mekanisme Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling........................................................................25

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................27
A. Tujuan Penelitian .................................................................. 27
B. Tempat Dan Waktu Penelitian .............................................. 27
C. Metode Penelitian ................................................................. 27
D. Populasi dan Sampel ............................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 28
F. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ................................. 30
G. Interpretasi Data .................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................32


A. Gambaran Umum Obyek Penelitian......................................32
1. Sejarah Singkat MAN 2 Bogor........................................32
2. Struktur Organisasi BK MAN 2 Bogor............................54
3. Keadaan Siswa.................................................................35
B. Hasil Analisis Data................................................................ 35

BAB V PENUTUP...................................................................................54
A. Kesimpulan ........................................................................... 56
B. Saran...................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................68

LAMPIRAN.........................................................................................................70

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Kisi-kisi Angket ............................................................................................... 29

Data siswa MAN 2 Bogor tahun ajaran 2009/2010 ...................................... 35

Layanan Informasi Mengenai Sosial dan Budaya ....................................... 36

Penyuluhan bahaya narkoba ......................................................................... 36

Penyuluhan bahaya pergaulan bebas ............................................................ 37

Layanan informasi karir dan pendidikan .................................................... 38

Manfaat layanan informasi yang diberikan guru BK .................................. 38

Layanan orientasi kehidupan di sekolah ....................................................... 39

Layanan orientasi belajar di Perguruan Tinggi............................................ 39

Penempatan dalam kelas/program pilihan.................................................... 40

Pengarahan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat yang siswa

miliki.................................................................................................................. 41

Menanyakan kesulitan belajar di sekolah ..................................................... 41

Membantu siswa memilih kelompok belajar secara tepat ........................... 42

Pemberian pengarahan dalam kelas .............................................................. 42

Pemecahkan masalah pribadi siswa secara individual................................. 43

Manfaat pemecahan masalah dari guru BK ................................................. 44

Bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar di sekolah ............................... 44

Pemberian penjelasan tentang cara belajar yang baik ................................ 45

Pemberian tes IQ.............................................................................................. 45

Pelayanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di luar sekolah........... 46

viii
Pemberian angket/kuisioner tentang riwayat kehidupan siswa .................. 47

Tes kepribadian terhadap siswa ..................................................................... 47

Pemberian kuisioner tentang sejarah kesehatan siswa ................................ 48

Menanyakan tentang kesehatan siswa setiap semester ................................ 48

Kunjungan ke rumah siswa jika ada masalah yang tidak bisa

diselesaikan di sekolah..................................................................................... 49

Pemanggilan siswa bila ada masalah ............................................................. 50

Pemanggilan orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah ..................... 50

Pelayanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di dalam sekolah ....... 51

Pemeriksaan kartu pribadi (buku saku) siswa.............................................. 52

Pemberian program pengayaan tentang mata pelajaran yang nilainya

masih rendah .................................................................................................... 52

Penempatan/penyaluran dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler........ 53

Pemberian bimbingan untuk menyusun jadwal belajar dan kegiatan

lainnya ............................................................................................................... 54

Wawancara pribadi setiap semester untuk mengetahui perkembangan

belajar siswa .....................................................................................................54

Nilai rata-rata skor penelitian..........................................................................55

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha-usaha pendidikan telah dimulai sejak manusia lahir ke dunia.


Manusia mendidik anak-anaknya walaupun dengan cara yang sangat
sederhana. Sejak manusia mulai bersosialisasi, maka ada usaha-usaha dari
orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk mempengaruhi orang
lain. Usaha-usaha tertentu dapat berupa nasihat atau berupa bimbingan
kepada orang lain yang membutuhkan. 1

Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus


menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu
yang membutuhkan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang
dimilikinya secara optimal dengan berbagai macam media dan teknis
bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian

1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001),

Cet, ke 10 h. 1

1
2

sehinga individu tersebut dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi
lingkungan. 2

Setiap manusia baik itu orang dewasa maupun anak-anak pasti


memiliki masalah. Masalah yang dihadapi tersebut tentulah sangat beraneka
ragam dan sering kali terlihat rumit. Terlebih lagi perkembangan zaman yang
begitu pesat berdampak pada problematika sosial yang semakin kompleks
sehingga menuntut individu untuk menyelesaikan masalah dengan tepat,
untuk itu diperlukan bantuan baik yang bersifat arahan maupun langsung
kepada problem solving sehingga individu tersebut dapat menyelesaikan
masalahnya. Oleh karena itu bimbingan dan konseling dapat dijadikan
sebagai media untuk menumpahkan segala persoalan dan pada akhirnya nanti
diharapkan ada solusi ataupun ruang untuk berbagi masalah yang dihadapi
individu tersebut.

Dalam dunia pendidikan bimbingan merupakan proses pemberian


bantuan kepada siswa. Bimbingan tersebut diberikan agar siswa memiliki
pemahaman yang benar tentang dirinya dan tentang dunia sekitarnya,
sehingga dapat mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal
dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Karena pentingnya bimbingan
tersebut I. Djumhur mengatakan bahwa “…adanya program bimbingan di
sekolah merupakan suatu keharusan”. 3 Layanan bimbingan dan konseling
akan optimal jika difokuskan pada perkembangan pribadi, sosial dan
pemecahan masalah individual. Aspek pribadi dan sosial berkenaan dengan
pemahaman dan pengembangan karakteristik, potensi dan kecakapan-
kecakapan yang dimiliki siswa, baik intelektualnya, sosial, fisik, motorik
maupun afektif emosional. 4

2 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 9


3 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:CV
Ilmu Pendiidkan, 1987), h. 1
4 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan

Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 1


3

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling memegang peranan


penting dalam menunjang kependidikan di sekolah. Pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah menjadi pengarah terhadap minat siswa
di sekolah dalam menghadapi masalah di zaman modern yang sangat penuh
dengan tantangan.

Akan tetapi, keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan


konseling di sekolah ini tidak hanya bergantung pada kemampuan konselor
atau guru BKnya saja, melainkan juga tergantung pada kerjasama yang baik
dari semua pihak terkait seperti kepala sekolah, guru kelas, guru bidang
studi, dan staf sekolah. Dari pihak-pihak tersebut diharapkan dukungan dan
kerjasama untuk mensukseskan pelaksanaan program bimbingan dan
konseling di sekolah demi kelancaran proses belajar mengajar dan
tercapainya tujuan pendidikan.

Pada kenyataanya, di sekolah terdapat hambatan dan rintangan dalam


pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang merupakan problematika
yang harus segera diselesaikan. Ada beberapa hal yang menjadi masalah
dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya
adalah tanggapan pimpinan sekolah bahwa program tersebut tidak begitu
penting. Dan penanganan pendidikan pun diserahkan kepada wali kelas atau
guru, namun di lain pihak keduanya tidak memiliki keahlian dan waktu untuk
memberikan bimbingan kepada siswanya. Selain itu minimnya guru BK yang
tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut juga menjadi
salah satu masalah dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

Sebagaimana lembaga pendidikan formal pada umumnya, MAN 2


Bogor juga sering mengalami hambatan-hambatan atau masalah-masalah
dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling. Misalnya masalah pada
program atau guru bimbingan konseling yang tidak sesuai dengan bidang
yang ditanganinya dan bahkan cara penanganan yang dilakukan guru
bimbingan konseling. Padahal, program yang ada dalam bimbingan konseling
4

merupakan salah satu hal yang penting dalam pelaksanaan bimbingan


konseling itu sendiri, dengan adanya program tersebut sekolah atau guru
bimbingan konseling dapat mengarahkan dan mengendalikan siswa sehingga
memudahkan guru terhadap pencapaian kompetensi belajar siswa.

Sebagai contoh, berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan


melalui wawancara dengan koordinator guru bimbingan konseling bahwa ada
beberapa permasalahan yang sering muncul di dalam program bimbingan
konseling seperti tidak terlaksananya dengan baik program penyuluhan di
masing-masing kelas karena kurangnya guru bimbingan konseling. Karena
idealnya 1 guru bimbingan konseling menangani 150-225 orang siswa 5 ,
namun di MAN 2 Bogor hanya terdapat 4 orang guru bimbingan konseling
saja dengan jumlah siswa sebanyak 1062 orang. Jadi masing-masing guru
menangani sebanyak kurang lebih 265 siswa. Selain itu juga di sekolah
tersebut, dari pihak siswa masih ada yang belum memahami benar tentang
arti dan pentingnya peranan BK di sekolah, sehingga mereka belum
memanfaatkan bantuan pertolongan melalui bimbingan dan konseling secara
optimal.

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas ke dalam judul


skripsi “Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di MAN 2
Bogor”.

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi masalah

Sejalan dengan judul skripsi ini beberapa masalah yang dapat dikaji
adalah:

a. Proses pelaksanaan Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor belum


berjalan dengan lancar.

5 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan

Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, … h. 105


5

b. Program-program yang dilaksanakan guru Bimbingan Konseling MAN


2 Bogor .

c. Masalah-masalah yang dihadapi guru Bimbingan Konseling MAN 2


Bogor.

d. Langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam mengatasi masalah


Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor.

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya perbedaan dan menyatukan persepsi


tentang masalah yang penulis kemukakan, maka penulis membatasi masalah
sebagai berikut:

a. Program Bimbingan Konseling

b. Pelaksanaan Bimbingan Konseling

c. Masalah-masalah Bimbingan Konseling

3. Perumusan Masalah

Dengan melihat batasan masalah di atas, maka permasalahan skripsi


ini dapat dirumuskan:

a. Program-program apa saja yang dilaksanakan guru Bimbingan


Konseling di MAN 2 Bogor?

b. Bagaimana pelaksanaan Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor?

c. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi guru Bimbingan Konseling di


MAN 2 Bogor?
6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui program yang dilaksanakan oleh guru Bimbingan


Konseling di MAN 2 Bogor.

b. Mengetahui pelaksanaan Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor.

c. Mengetahui masalah yang dihadapi guru Bimbingan Konseling di


MAN 2 Bogor.

2. Manfaat Penelitian

a. Menambah pengetahuan peneliti tentang bimbingan konseling untuk


bekal di kemudian hari sebagai tenaga pengajar yang peduli terhadap
kebutuhan siswa terhadap pelayanan bimbingan konseling di sekolah.

b. Untuk menambah sumber bacaan tentang bimbingan konseling di


sekolah.

c. Menambah sumber pegetahuan tentang masalah-masalah yang sering


dihadapi dalam pelaksanaan bimbingan konseling.

D. Sistematika Penelitian
Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang


masalah, pembatasan dam perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
dan sistematika penelitian.

Bab II merupakan bab yang membahas tinjauan teoritis tentang


konsep BK di sekolah yang meliputi: pengertian bimbingan dan konseling,
fungsi bimbingan dan konseling, tujuan bimbingan dan konseling, prinsip
bimbingan dan konseling, dan layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan
program BK di sekolah yang meliputi: penyusunan program Bk di sekolah,
7

persyaratan pokok program BK di sekolah, jenis-jenis program, tahap-tahap


pelaksanaan program, mekanisme pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Bab III merupakan bab yang membahas metodologi penelitian tentang


teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, penentuan
lokasi penelitian, serta interpretasi data.

Bab IV membahas tentang hasil penelitian, terhadap objek penelitian


meliputi: Gambaran umum MAN 2 Bogor, sejarah berdirinya, struktur
organisasi BK MAN 2 Bogor, keadaan siswa, analisis data dan interpretasi.

Bab V merupakan bab penutup yang membahas tentang: kesimpulan


akhir dari pembahasan skripsi, saran, daftar pustaka, lampiran-lampiran.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Setiap individu yang sedang berkembang menuju kematangan,


seringkali memiliki permasalahan dalam hidupnya. Untuk itu dalam bersikap
individu tersebut membutuhkan bimbingan dari orang yang lebih tahu akan
permasalahan yang dihadapinya, maka dalam hal ini individu tersebut
membutuhkan pembimbing yang mengerti dirinya.

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling adalah dua kata yang sering diberi
pengertian menjadi satu pengertian yaitu suatu proses pemberian bantuan
kepada seseorang yang memang sedang membutuhkan bantuan dari
seorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan bimbingan dan

8
9

konseling, agar orang yang diberikan bantuan mampu mengembangkan


potensi yang dimilikinya secara optimal.
a. Pengertian Bimbingan

Secara etimologi, kata “bimbingan” berasal dari kata Guidance


yang berasal dari kata kerja to guide yang memiliki arti menunjukkan,
membimbing, menuntun ataupun membantu. 1

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian bimbingan


adalah petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu. 2

Jika istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang


sama dengan arti-arti yang disebutkan di atas, maka akan muncul dua
pengertian yang agak mendasar, yaitu:

1) Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat


digunakan untuk mengam,bil suatu keputusan, atau memberitahukan
sesuatu sambil member nasihat.

2) Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya


diketahui oleh pihak yang mengarahkan, atau mungkin perlu
diketahui oleh kedua belah pihak. 3

Menurut Rachman Natawidjaja sebagaimana dikutip oleh


Winkel, menyatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
agar individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup
mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan
keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat
mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan
yang berarti. 4

1
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press 2002), Cet, ke-1 h. 3.
2 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka,
2003), h. 152.
3
W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1984), Cet, ke-1, h. 15.
4 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997), Cet, ke-1, h. 29.


10

Prayitno Dalam bukunya Dasar-dasar Bimbingan dan


Konseling, memberikan pengertian bimbingan sebagai berikut:

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh


orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku. 5

Senada mengenai hal ini, Zikri Neni Iska dalam bukunya


Bimbingan dan Konseling mengemukakan bahwa:

Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan, diberikan kepada orang-


orang dari berbagai usia, yang ditangani oleh orang yang ahli dan
diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi, merupakan bagian dari
pendidikan secara keseluruhan. 6

b. Pengertian Konseling

Dalam kamus bahasa Inggris Counseling (konseling dalam


bahasa Indonesia) dikaitkan dengan kata Counsel, yang diartikan
sebagai berikut: nasihat (to obtain counsel); anjuran (to give counsel),
pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian, konseling akan
diartikan sebagai pemberian nasihat, pemberian anjuran dan
pembicaraan dengan bertukar pikiran. 7
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian
konseling adalah pemberian oleh yang ahli kepada seseorang dengan
menggunakan metode psikologis. 8

Menurut Andi Mapiare, yang dikutip oleh W.S Winkel


menyatakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan paling pokok

5
Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999), Cet, ke-1 h. 99.
6
Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 3.
7 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . . . h. 34.
8 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka,

2003), h. 588.
11

bimbingan dalam usaha membantu klien secara tatap muka dengan


tujuan agar klien dapat mengambil tanggungjawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus. 9

Senada dalam hal ini, Bimo Walgito berpendapat bahwa:


“konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan
cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya”. 10

Selain itu, Bimo Walgito seperti dikutip Soetjipto dan Raflis


Kosasi, menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, atau cara-cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya. 11

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan mengemukakan bahwa


bimbingan dan konseling dalam membantu individu memiliki fungsi:

a. Fungsi pemahaman
b. Fungsi preventif (pencegahan)
c. Fungsi pengembangan
d. Fungsi perbaikan (penyembuhan)
e. Fungsi penyaluran
f. Fungsi adaptasi, dan

9 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . . . h. 35.


10 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offest, 2004),
h. 7.
11 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet,
ke-2, h. 63.
12

g. Fungsi penyesuaian 12
Tohirin menjelaskan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki
beberapa fungsi antara lain:

a. Fungsi pencegahan, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan


konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri
siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat
menghambat perkembangan.
b. Fungsi pemahaman, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan
konseling dalam rangka memberi pemahaman tentang diri siswa beserta
permasalahannya dan juga lingkungannya oleh siswa itu sendiri dan
oleh pihak yang membantunya.
c. Fungsi pengentasan, yaitu usaha yang dilakukan untuk mengatasi
masalah melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
d. Fungsi pemeliharaan, fungsi pemeliharaan di sini bukan sekedar
mempertahankan melainkan mengusahakan segala sesuatunya
bertambah lebih baik dan berkembang.
e. Fungsi penyaluran, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan
konseling berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan,
selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kea rah kegiatan atau
program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang
optimal.
f. Fungsi penyesuaian, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan
konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan
lingkungannya. Dengan perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan
bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian
diri secara baik dengan lingkungannya.
g. Fungsi pengembangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang
membantu para siswa agar berkembang sesuai potensinya masing-
masing. Selain itu, dalam fungsi ini hal-hal yang sudah baik pada diri
siswa dijaga agar tetap baik, dimantapkan dan dikembangkan.
h. Fungsi perbaikan, berbeda dengan fungsi pencegahan, dalam fungsi ini
siswa yang memiliki masalah yang mendapat prioritas untuk diberikan
bantuan, sehingga diharapkan masalah yang dialami oleh siswa tidak
terjadi lagi pada masa yang akan datang.

12 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet, ke-2, h. 16.


13

i. Fungsi advokasi, layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini


adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan
atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.13
Dari fungsi-fungsi yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa fungsi bimbingan konseling adalah untuk membantu siswa dalam
menjalani proses perkembangan yang terkadang berupa permasalahan-
permasalahan baru yang belum pernah dihadapi siswa. Jika semua fungsi
tersebut telah terlaksana dengan baik, maka peserta didik akan mampu
berkembang secara wajar dan mantap menuju aktualisasi diri secara
optimal.

3. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Ada lima hal yang akan dicapai dalam usaha bimbingan dan
konseling di sekolah diantaranya:

a. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan


Dengan adanya usaha bimbingan dan konseling, diharapkan siswa dapat
mengenal dirinya dan lingkungan dimana mereka berada. Mengenal diri
sendiri adalah mengenal kekuatan serta kelemahan yang ada dalam
dirinya, sedangkan lingkungan dalam arti umum yaitu lingkungan
keluarga, sekolah, pekerjaan dan masyarakat.
b. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan
dinamis
Setelah siswa mengenal kekurangan serta keterbatasan yang ada pada
diri mereka, selanjutnya diharapkan mereka mampu menerima apa yang
ada pada diri mereka.
c. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal
Setelah tujuan pertama dan kedua tercapai, hendaknya siswa mampu
memutuskan sendiri suatu tindakan yang akan mereka lakukan sesuai
dengan keadaan yang ada pada diri mereka.
d. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri

13 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007), h. 39-50.


14

Selain yang disebutkan diatas, bimbingan dan konseling juga bertujuan


untuk mengarahkan siswa kepada sesuatu yang sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuan yang ada pada diri mereka. Bimbingan dan
konseling juga bertujuan agar siswa mampu mengarahkan diri mereka
sendiri yang didasarkan pada keputusan yang mereka ambil.
e. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri
Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungan, dengan mengambil
keputusan sendiri dan dengan mengarahkan dirinya, akhirnya siswa
diharapkan dapat mewujudkan dirinya sendiri. 14

Konsep bimbingan dan konseling senantiasa mengalami


perkembangan yang menjadikan perubahan terhadap tujuan bimbingan dan
konseling, yakni dari tujuan yang sederhana menjadi tujuan yang lebih
komperhensif. Adapun perkembangan tujuan itu diantaranya yaitu,
Menurut Bradshow “Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk
memperkuat fungsi-fungsi pendidikan”. 15 Sedangkan menurut Hamrin
dan Clifford, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu
individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian, dan
interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi
tertentu. 16
Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya Bimbingan dan Konseling
mengutip beberapa pendapat mengenai tujuan bimbingan dan konseling,
diantaranya:
“ Agar individu-individu yang memehami dirinya sendiri dan
dunianya menjadi lebih efektif, lebih produktif dan menjadi manusia yang
berbahagia. Mereka akan menjadi manusia yang lebih fungsional”. (Carl
Rogers, 1961).
Sedangkan Darrel Smith (1974), merumuskan tujuan bimbingan
dan konseling adalah untuk memperlancar dan mempermudah

14 Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Angkasa
Raya, 1986), h. 46-47.
15 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 112.
16 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 112.
15

perkembangan dan pertumbuhan psikologis terhadap kematangan kliennya


secara sosial. 17
Dari beberapa tujuan bimbingan dan konseling di atas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan konseling pada hakekatnya
adalah untuk membantu individu agar dapat mencapai perkembangan yang
optimal di dalam kehidupannya dan agar individu tidak salah langkah
dalam proses perkembangan yang sedang dialaminya.

Secara umum bimbingan dan konseling bertujuan agar individu


dapat merencanakan kegiatan menyelesaikan studi, perkembangan karir
dan kehidupannya di masa yang akan datang. Mengembangkan seluruh
potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya.

Sedangkan tujuan khususnya ialah agar peserta didik mampu


mencapai dirinya tersebut dalam mengenal, menerima dirinya,
mengarahkan dirinya serta diharapkan juga peserta didik tersebut mampu
mewujudkan dirinya.

Jika dihubungakan dengan tujuan bimbingan di sekolah maka dapat


dirumuskan tujuan program layanan bimbingan konsiling sebagai berikut:

a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri siswa dalam


kemajuannya di sekolah
b. Memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya
dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan
bertanggungjawab
c. Mewujudkan penghargaan terhadap orang lain
d. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya
e. Memahami lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat
f. Mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang
dihadapinya

17
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 10-11.
16

g. Menyalurkan dirinya baik dalam bidang pendidikan maupun


dalam bidang-bidang kehidupan lainnya 18
4. Prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemandu


hasil-hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan
dasar-dasar bagi penyelenggaraan pelayanan. Prinsip-prinsip itu berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah individu, program dan
penyelenggaraan pelayanan bimbingan konseling. Konselor terkait dengan
prinsip-prinsip tersebut, di sekolah maupun di luar sekolah.

Petters dan farwell mencatat delapan belas prinsip khusus


bimbingan di lingkungan sekolah, yaitu sebagai berikut:

a. Bimbingan ditujukan bagi semua siswa


b. Bimbingan membantu perkembangan siswa kearah kematangan
c. Bimbingan menekankan berkembangnya potensi siswa secara
maksimum.
d. Bimbingan merupakan proses layanan bantuan kepada siswa yang
berkelanjutan dan terintegrasi
e. Guru merupakan co-fungsionaris dalam proses bimbingan
f. Konselor merupakan co-fungsionaris utama dalam proses bimbingan.
g. Administrator merupakan co-fungsionaris yang mendukung kelancaran
proses bimbingan.
h. Bimbingan bertanggung jawab untuk mengembangkan kesadaran siswa
akan lingkungan dan mempelajarinya secara efektif.
i. Untuk mengimplementasikan berbagai konsep bimbingan diperlukan
bimbingan yang terorganisasi dengan melibatkan pihak administrator,
guru dan konselor.
j. Bimbingan perkembangan membantu siswa untuk mengenal,
memahami, menerima dan mengembangkan dirinya sendiri.
k. Bimbingan perkembangan berorientasi kepada tujuan.

18
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling . . . h. 11.
17

l. Bimbingan perkembangan menekankan kepada pengambilan keputusan.


m. Bimbingan perkembangan berorientasi masa depan.
n. Bimbingan perkembangan melakukan penilaian secara periodik
terhadap perkembangan siswa sebagai seorang pribadi yang utuh.
o. Bimbingan perkembangan cenderung membantu perkembangan siswa
secara langsung.
p. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada individu dalam kaitannya
dengan perubahan kehidupan sosial budaya yang terjadi.
q. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada pengembangan kekuatan
pribadi.
r. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada proses pemberian
dorongan. 19
Prayitno dan Erman Amti mengklasifikasikan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu prinsip-prinsip
yang berkenaan dengan sasaran pelayanan, prinsip-prinsip yang berkenaan
dengan masalah individu, prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program
pelayanan dan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan
pelayanan. 20

Prinsip-prinsip di atas merupakan hasil paduan antara kajian


teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
suatu bimbingan. Jadi jika kita berbicara tentang prinsip-prinsip bimbingan
dan konseling, maka kita berbicara tenyang pokok-pokok dasar pemikiran
yang dijadikan pedoman dalam program pelaksanaan atau aturan main
yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan.

5. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

19
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Koseling. . . h. 19-
20.
20 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah . . . h. 76-77.
18

Menurut Prayitno, jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan


konseling terbagi menjadi tujuh layanan pokok, yaitu:

a. Layanan Orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang


dilakukan untuk memperkenalkan peserta didik terhadap lingkungannya
yang baru dimasuki. 21

Bagi siswa ketidaktahuannya terhadap lingkungan pendidikan


atau sekolah yang baru dimasukinya itu dapat memperlambat
kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan dapat membuatnya tidak
mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, mereka perlu
diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan sekolahnya yang
baru dimasuki.

b. Layanan Informasi

Layanan informasi adalah suatu layanan yang berupaya


memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka butuhkan
dan usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan
pemahaman tentang lingkungan hidupnya. 22

Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu


diselenggarakan yaitu:

1) Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang


lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan
maupun sosial budaya.

2) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya.

21
Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien . . . h. 51.
22 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan

Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien . . . h. 53.


19

3) Setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawa pola-pola


pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda
disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing
individu. 23

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran merupakan salah satu


program layanan bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk
membantu atau mengarahkan siswa dalam menentukan pilihan yang
tepat dan menyalurkan potensi yang dimilikinya. 24

Layanan penempatan dan penyaluran ini dapat berupa:


penempatan siswa dalam kelas, penempatan kelompok belajar,
penempatan dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, penempatan dan
penyaluran ke jurusan atau program studi.

d. Layanan Bimbingan Belajar

Layanan bimbingan belajar merupakan bagian utama dari


penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pengalaman menunjukkan
bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak
disebabkan oleh rendahnya intelegensi. Namun, sering pula kegagalan
belajar itu terjadi akibat dari tidak adanya layanan bimbingan belajar
yang konsisten di sekolah. 25

e. Layanan Konseling Perorangan

Layanan konseling perorangan dimaksudkan sebagai pelayanan


khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien.
Dalam hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan
pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri.

23 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 260.


24 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 272.
25 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 279.
20

f. Layanan Bimbingan Kelompok

Apabila konseling perorangan menunjukan layanan kepada


individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling
kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan
satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat kepada
sejumlah orang.

g. Kegiatan Penunjang

Pelaksanaan berbagai jenis layanan kegiatan memerlukan


sejumlah kegiatan penunjang. Di antara kegiatan pendukung layanan
bimbingan dan konseling itu ialah:

1) Instrumen bimbingan dan konseling

2) Penyelenggaraan himpunan data

3) Kegiatan khusus

Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya


bimbingan dan penyuluhan ada tujuh layanan bimbingan yaitu:

a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
d. Layanan Pembelajaran
e. Layanan Konseling Perorangan
f. Layanan Bimbingan Kelompok
g. Layanan Konseling Kelompok 26

26 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2008), h. 56.


21

Sedangkan dalam proses pengentasan menurut Hallen harus


menggunakan kegiatan pendukung untuk terlaksananya pemberian bantuan
secara cepat. Adapun lima kegiatan pendukung tersebut adalah:

a. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan Konseling

Bertujuan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta


didik, lingkungan peserta dan lingkungan yang luas.

b. Penyelenggaraan Himpunan Data

Kegiatan pendukung untuk menghimpun seluruh data dan keterangan


yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik

c. Konferensi Kasus

Bertujuan untuk membahas permasalahan yang dialami siswa dalam


suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang
diharapkan dapat memperoleh bahan, keterangan dan komitmen bagi
terkentaskannya permasalahan tersebut.

d. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah ini bertujuan untuk memperoleh data, keterangan,


kemudahan dan komitmen bagi terkentaskannya permasalahan peserta
didik melalui kunjungan rumah.

e. Alih tangan Kasus

Untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas


masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan
kasus dari satu pihak ke pihak lain. 27

B. Pelaksanaan Program bimbingan dan Konseling di Sekolah

27 Hallen A, Bimbingan dan konseling . . . h. 90-92.


22

1. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dikerjakan oleh
tenaga ahli bimbingan atau guru BK atau konselor sekolah dan madrasah atau
koordinator BK dengan melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan
program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan sekolah dan madrasah
secara umum 28 , artinya, program BK di sekolah dan madrasah disusun tidak
boleh bertentangan dengan program sekolah dan madrasah yang
bersangkutan. Selain itu, penyusunan program BK di sekolah dan madrasah
harus sesuai dan berorientasi dengan kebutuhan sekolah dan madrasah secara
umum. Hal itu mengingat program pelayanan bimbingan konseling di sekolah
dan madrasah merupakan salah satu program sekolah dan madrasah itu
sendiri. Seperti disebutkan di atas, pelayanan bimbingan dan konseling
merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari program pendidikan di
sekolah dan madrasah. Oleh sebab itu, program pelayanan BK di sekolah dan
madrasah harus mendukung program pendidikan di sekolah dan madrasah
yang bersangkutan. Program utama sekolah dan madrasah adalah
menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran.
Penyususnan program bimbingan dan konseling di sekolah dan
madrasah menempuh langkah-langkah sebagai berikut29 :

a. Menentukan karakteristik siswa

Di dalam kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang


disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP),tugas-tugas perkembangan siswa perlu dipertimbangkan dalam
penyusunan program BK di tingkat satuan pendidikan.

b. Penyusunan program

Penyusunan program BK umumnya mengikuti empat langkah pokok, yaitu


identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan,

28 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah . . . h. 261.


29 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah . . . h. 265.
23

dan penilaian pendidikan. Keempat langkah di atas merupakan rangkaian


kegiatan yang sebaiknya dilakukan secara berkesinambingan.

Dalam tahap penyusunan program hendaknya memperhatikan


beberapa pertertimbangan, diantaranya 30 :

a. Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan


bimbingan di sekolah. Karena dengan program yang relevan
dengan kebutuhan ini, akan dapat berfungsi sesuai tujuan yang
ingin dicapai.

b. Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, yaitu: jenis sekolah,


sifat atau tujuan sekolah, guru-guru, murid-murid dengan persoalan
dan sikap.

c. Hendaknya diadakan inventarisasi berbagai fasilitas yang ada,


termasuk di dalamnya petugas bimbingan yang telah ada sebagai
pelaksana program bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan
dapat dipergunakan untuk memperlancar jalannya layanan
bimbingan di sekolah.

d. Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis


dalam program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah
yang secara mendesak harus ditangani.

e. Hendaknya ditentukan personalia, pembagian tugas dan


tanggungjawab yang merata dengan mempertimbangkan berbagai
faktor, yaitu: kemampuan minat, kesempatan dan bakat yang
dimiliki oleh staf sekolah yang ada.

f. Menentukan organisasi, termasuk di dalamnya ialah cara kerja


sama dalam mewujudkan program bimbingan, cara berfungsinya
tim atau personalia, serta hirarkinya.

30
Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 139-140.
24

g. Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunanya


mengecek seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah
dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh pula program kerja yang
telah dapat dorealisasikan.

h. Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut


bahan yang hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun
kegiatan penunjangnya.

Program bimbingan yang baik yaitu program bimbingan yang bila


dilaksanakan akan efisien dan efektif. Hal di atas memiliki ciri-ciri antara
lain:

1. Program bimbingan itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan


nyata para siswa di sekolah yang bersangkutan.

2. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan


berdasarkan kebutuhan para siswa dan kemampuan petugas.

3. Program bimbingan memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis dalam


pelaksanaannya.

4. Menyediakan fasilitas yang memadai.

5. Memberikan pelayanan kepada siswa sekolah. 31

2. Persyaratan Pokok Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada


beberapa persyaratan pokok yang harus diperhatikan:

a. Personil

Untuk tahap permulaan pelaksanaan program bimbingan


diperlukan dua macam tenaga, yaitu tenaga profesional yang meliputi

31 H. M. Surya, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Depdikbud, 1997), h. 21.


25

konselor senior, konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu
tenaga yang bukan profesional yaitu tenaga bidang administrasi. Untuk
tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan konseling atau sarjana
psikologi dengan praktek bimbingan konseling. Untuk tenaga muda
setidaknya dari jenjang D3.

b. Fasilitas Fisik

1) Ruang untuk konseling. Ruang kerja konselor, ruang pertemuan,


ruang bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data dan lain-lain.

2) Alat perlengkapan. Meja, kursi, papan tulis dan lain-lain.

c. Fasilitas Teknis

Adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai


data seperti tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain
sebagainya.

d. Anggaran Biaya

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program bimbingan dan


konseling di sekolah perlu dana yang memadai, baik untuk personil,
pengadaan dan pengembangan alat, dan lain sebagainya. 32

3. Jenis Program Bimbingan Konseling

Dalam bimbingan konseling di sekolah terdapat beberapa jenis


program yang ada, yaitu:

a. Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan


bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun
pelajaran dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas. Program

32 Hallen A, Bimbingan dan Konseling . . . h. 8.


26

tahunan dipecah menjadi program semesteran dan program semesteran


dipecah menjadi program bulanan.
b. Program bulanan yang didalamnya meliputi program mingguan dan
harian, yatiu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam
unit mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan
selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dengan tahun-tahun
sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Program
bulanan merupakan jabaran dari program semesteran, sedangkan program
mingguan merupakan jabaran dari program bulanan.
c. Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara
teretulis pada satuan layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung
(satkung) bimbingan dan konseling.
4. Tahap-Tahap Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program satuan kegiatan yaitu kegiatan layanan dan
kegiatan pendukung merupakan ujung tombak kegiatan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan. Tahap-tahap yang perlu ditempuh adalah :
a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan
pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran,
tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian.
b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau
pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya.
c. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan nilai.
d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui
aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan
hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau
kegiatan pendukung yang relevan.
5. Mekanisme Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
27

Proses konseling akan menempuh beberapa langkah yaitu:


menentukan masalah, pengumpulan data, analisis data, diagnosis, prognosis,
terapi dan evaluasi atau follow up. 33

a. Menentukan Masalah

Menentukan masalah dalam proses konseling dapat dilakukan dengan


terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah yang dialami oleh siswa.

b. Pengumpulan Data

Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam konseling,


selanjutnya adalah pengumpulan data siswa yang bersangkutan. Data
siswa yang dikumpulkan harus secara menyeluruh yang meliputi: data diri,
data orang tua, data pendidikan, data kesehatan dan data lingkungan. Data-
data siswa dapat dikumpulkan dengan cara tes dan nontes.

c. Analisis Data

Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil


tes dapat dianalisis secara kuantitatif dan data hasil non tes dapat dianalisis
secara kualitatif.

d. Diagnosis

Diagnosis merupakan usaha konselor menetapkan latar belakang masalah


atau faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa.

e. Prognosis

Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa,


selanjutnya konselor menetapkan langkah-langkah bantuan yang akan
diambil. Jenis bantuan bisa diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi
oleh siswa.

33
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah . . . h. 317.
28

f. Terapi

Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan


selanjutnya adalah melaksanakan jenis bantuan yang telah ditetapkan.

g. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah


diberikan memperoleh hasil atau tidak.

Dari berbagai teori tentang bimbingan konseling, maka yang


dimaksud dengan pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah
adalah suatu kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh guru
bimbingan konseling melalui kontak langsung dengan sasaran dalam hal ini
siswa, dan berkenaan dengan permasalahan yang dirasakan oleh siswa.
Pelaksanaan program bimbingan konseling dapat diukur berdasarkan program
pokok yang meliputi layanan orientasi, informasi, penyaluran dan
penempatan, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan
konseling kelompok dan program penunjang yang melipiti aplikasi
instrument, himpinan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih
tangan kasus.

Namun demikian, dalam pelaksanaannya program bimbingan


konseling juga memiliki tahapan-tahapan penyusunan seperti menentukan
karakteristik siswa dan penyusunan program bimbingan konseling itu sendiri.
Selain itu juga pelaksnaan bimbingan konseling perlu memperhatikan
persyaratan pokok yang ada diantaranya yang harus diperhatikan adalah
personil, fasilitas fisik, fasilitas teknis dan anggaran biaya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program


bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

B. Tempat dan waktu

Adapun tempat penelitian yaitu di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor,


sedangkan waktu pelaksanaan penelitian yaitu pertengahan bulan Februari
atau awal bulan Maret 2010 sampai selesai.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan


penelitian deskrptif analisis yaitu dengan menjelaskan berbagai teori yang
diperlukan dalam fakta-fakta yang ditemukan.

27
28

D. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian suatu tempat tertentu 1 .


Adapun dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru Bimbingan
Konseling dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Populasi targetnya
adalah seluruh siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor yang berjumlah
1062 orang. Namun karena penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan
bulan Februari atau bulan Maret 2010, dan pada saat itu siswa kelas 3 sedang
sibuk menghadapi UN (Ujian Nasional) yang akan dilaksanakan tanggal 22
Maret, maka populasi terjangkaunya hanya siswa kelas 1 dan 2 yang
berjumlah 698 siswa.

Sampel adalah sebagian subyek yang diteliti/diselidiki dari


keseluruhan subyek penelitian (populasi) atau bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut 2 . Dalam penelitian ini
penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi terjangkau,
yaitu 698 X 10% = 69,8 dibulatkan menjadi 70 siswa. Adapun tehnik
pengambilan sampel dilakukan dengan cara random yaitu pengambilan
sampel dengan cara mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga
semua subjek dianggap sama.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini


digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi. Mengamati secara langsung objek yang diteliti, untuk melihat


kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan program bimbingan konseling
di MAN 2 Bogor.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), cet, ke-12, h. 102


2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2009), cet, ke-7, h. 81


29

b. Wawancara. Mewawancarai guru BK yang bersangkutan, untuk


mengetahui pelaksanaan program BK yang sudah berjalan di MAN 2
Bogor.

c. Angket. Menyebarkan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu


siswa kelas 1 dan 2 untuk mengetahui tanggapan mereka tentang
pelaksanaan program BK di MAN 2 Bogor.

d. Dokumentasi. Mengumpulkan data untuk mengetahui data-data tentang


pelaksanaan program BK di MAN 2 Bogor.

Kisi-kisi Instrument penelitian tentang pelaksanaan program


bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

Tabel 1
Kisi-Kisi Angket Siswa

VARIABEL INDIKATOR BUTIR


Pelaksanaan Proram Pokok
Program BK di 1. Layanan Orientasi 6 dan 7
MAN 2 Bogor 2. Layanan Informasi 1, 4, 5
3. Layanan Penempatan dan penyaluran 8, 9, 29
4. Layanan Pembelajaran 10, 15, 16, 28
5. Layanan Konseling Perorangan 13, 14, 24, 27, 31
6. Layanan Bimbingan Kelompok 2, 3,
7. Layanan Konseling Kelompok 11, 12, 30

Program Penunjang
1. Aplikasi Instrumentasi BK 17, 20, 21
2. Himpunan Data 19 dan 22
3. Konferensi Kasus/Kunjungan Rumah 23, 25
4. Alih Tangan Kasus 18, 26
30

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan teknik pengolahan


data dan analisis data, teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah :

a) Editing yaitu memeriksa angket-angket yang telah diisi oleh


responden dengan tujuan untuk validitas jawaban responden.

b) Tabulating yaitu membuat table-tabel untuk memasukan


jawabanresponden kemudian dicari prosentasi untuk dianalisa.

c) Analiting dan interpretasi yaitu menganalisa data yang telah diolah


secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami.
Selanjutnya diinterpretasikan pedoman yang digunakan untuk
mengolah data adalah

P = F x 100% 3
N
P = Angka porsentase

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasinya.

N = Number of Case ( Jumlah Frekuensi atau Banyaknya Individu)

G. Interpretasi Data

Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistic


deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi/gambaran masing-masing aspek
yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.

3 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2005), Cet. Ke- 15, h. 40


31

Untuk member interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh


digunakan pedoman interpretasi yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto
sebagaimana dikutip oleh Wira Cahya dalam skripsinya yang berjudul
“Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Al- Ihsan Jakarta”,
sebagai berikut: 4

1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%

2. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75%

3. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%

4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%

Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana


dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan


mengembalikan nilai item pertanyaan dengan skor tertinggi

2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya
yang diperoleh dari hasil penelitian

3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunaka rumus

P = NS x 100%
NH

4 Wira Cahya Dimula, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Al- Ihsan

Jakarta, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah,
2006), h. 33
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah singkat MAN 2 Bogor
Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor merupakan Madrasah Aliyah.
Alih Fungsi dari Pendidikan Guru Agama (PGAN) Bogor, yang berdiri sejak
tahun 1950 dengan nama Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) berdasarkan
Surat Edaran Menteri Agama Nomor 277/C9 Tanggal 15 Agustus 1950, dan
pada tahun 1951 SGAI berubah menjadi PGA berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agama Nomor 7 tahun 1951 dengan masa belajar 5 tahun, dan tahun
1953 dilakukan perubahan kembali dengan masa belajar 6 tahun dengan
pembagian kelas 1 sampai dengan kelas 4 dengan lama belajar 4 tahun dan
kelas 5 sampai kelas 6 lama belajar belajar 2 tahun. Kemudian dengan
Keputusan Menteri Agama No.18 tahun 1978 berubah lagi menjadi PGAN 6
tahun yaitu sekolah dinas yang menyelenggarakan Pendidikan Guru Agama
dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pada tahun 1978 Menteri Agama dengan

32
33

Surat Keputusannya Nomor 19 tahun 1978 merubah kembali PGAN 6 tahun


menjadi PGAN 3 tahun.
Melalui Surat Keputusan menteri Agama RI Nomor : 64 / 1990 PGAN
Bogor dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Bogor II, dan
dengan Surat Keputusan Penyempurnaan Nomor 42 tahun 1992 Tanggal 27
Januari 1992 Madrasah Aliyah Negeri Bogor II menjadi Madrasah Aliyah
Negeri 2 Bogor (sekarang lebih dikenal MAN 2 Kota Bogor) yang terletak di
Jalan Raya Pajajaran No. 6 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor
Timur Kota Bogor. Telp. (0251)8321740, 8321417 dan 321741 Fax. (0251)
8321741. Kode Pos 16143.
34

2. Struktur Organisasi BK MAN 2 Bogor

STRUKTUR ORGANISASI
BIMBINGAN DAN KONSELING MAN 2 BOGOR

KOMITE KEPALA SEKOLAH


SEKOLAH

KEPALA TU

WAKASEK

GURU MAPEL WALI KELAS GURU PEBIMBING


KELAS X, XI, XII KELAS IX, X, XII KOORDINATOR
KELAS X, XI, XII

SISWA-SISWI
Kelas: XI IPS.1- IPS.4 Kelas: XII IPS.1- IPS.4
Kelas: X.1 - X.9
Kelas: XI IPA.1- IPA.6 Kelas: XII IPA.1- IPA.6

Sumber: Profil MAN 2 Bogor 2009-2010

Keterangan:

= Garis komando

…………… = Garis koordinasi

Dari struktur organisasi BK di atas, dapat dilihat bahwa kepala sekolah


melakukan konsultasi dengan komite sekolah. Hal ini dibutuhkan untuk
membicarakan masalah keuangan, jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dan
lain sebagainya jika pihak BK akan melaksanakan suatu kegiatan, atau
pelaksanaan program.

Yang selanjutnya kepala sekolah memberikan komando kepada kepala


TU untuk menyediakan hal-hal yang dibutuhkan oleh BK. Kepala sekolah
35

juga memberi komando kepada wakil kepala, kemudian wakil kepala


memberi komando kepada guru pembimbing BK, wali kelas dan guru mata
pelajaran. Setelah itu barulah mereka memberikan komando kepada para
siswa mengenai hal-hal yang perlu disampaikan. Disamping itu guru
pembimbing, wali kelas dan guru mata pelajaran pun saling berkonsultasi
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan BK.

4. Keadaan siswa

Tabel 2

Data Siswa MAN 2 Bogor Tahun Ajaran 2009/2010

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


I 123 240 363
II 116 223 339
III 120 240 360
Jumlah Total 359 703 1062
Sumber: Profil MAN 2 Bogor 2009-2010

Dari table di atas dapat diketahui bahwa jumlah seluruh siswa MAN 2
Bogor berjumlah 1062 siswa. Jika merujuk pada buku Bimbingan dan
Konseling karangan Zikri Neni Iska, maka dalam pelaksanaan kegiatan BK
dibutuhkan guru pembimbing sebanyak 7 orang. Karena rasio jumlah guru
BK dengan siswa adalah 1 : 150. Namun pada kenyataannya di MAN 2
Bogor ini hanya ada 4 orang guru BK.

B. Hasil Analisis Data

Setelah data diperoleh melalui angket, maka kemudian data tersebut di


deskripsikan ke dalam bentuk table. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
table-tabel berikut:
36

Table 3
Layanan Informasi Mengenai Sosial dan Budaya
Alternative Skor Frekuensi Presentase
jawaban
Selalu 4 11 15,7%
Sering 3 28 40%
Kadang-kadang 2 17 24,3%
Tidak pernah 1 14 20%
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling


menggali informasi/data tentang bakat dan kemampuan, aspek-aspek
kepribadian siswa sebanyak 11 orang (15,7%) siswa menyatakan selalu, 28
orang (40%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi
55,7%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah cukup baik
dalam pelaksanaan kegiatan ini. Walau ada responden menyatakan kadang-
kadang 17 orang (24,3%) dan sebanyak 14 orang (20%) lainnya yang
menyatakan tidak pernah.
Pada table 4 dijelaskan persentase mengenai penyuluhan tentang bahaya
narkoba, hasilnya adalah sebagai berikut:

Table 4
Penyuluhan bahaya narkoba
Alternative Skor Frekuensi Presentase
jawaban
Selalu 4 6 8,6%
Sering 3 26 37,13%
Kadang-kadang 2 37 52,9%
Tidak pernah 1 1 1,4%
Jumlah 10 70 100%
37

sebanyak 6 orang (8,6%) siswa menyatakan selalu, 26 orang (37,13%)


lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 45,73%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling
belum baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, karena terbukti dengan adanya
responden yang menyatakan kadang-kadang 37 orang (52,9%) dan sebanyak
1 orang (1,4%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.
Selanjutnya pada table 5 diungkapkan, layanan penyuluhan bahaya
pergaulan bebas siswa sebanyak 7 orang (10%) siswa menyatakan selalu, 29
orang (41,4%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan
menjadi 51,4%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah baik
dalam pelaksanaan kegiatan ini, walaupun ada responden yang menyatakan
kadang-kadang 30 orang (42,9%) dan sebanyak 4 orang (5,7%) lainnya yang
menyatakan tidak pernah. Table 5 dapat dilihat di bawah ini.

Table 5
Penyuluhan bahaya pergaulan bebas
Alternative Skor Frekuensi Presentase
jawaban
Selalu 4 7 10%
Sering 3 29 41,4%
Kadang-kadang 2 30 42,9%
Tidak pernah 1 4 5,7%
Jumlah 10 70 100%

Table 6 mengungkapkan layanan informasi karir dan pendidikan,


hasilnya adalah sebagai berikut:
38

Table 6
Layanan informasi karir dan pendidikan
Alternative Skor frekuensi Presentase
jawaban
Selalu 4 5 7,14%
Sering 3 32 45,71%
Kadang-kadang 2 25 35,71%
Tidak pernah 1 8 11,44%
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas sebanyak 5 orang (7,14%) siswa menyatakan selalu,


32 orang (45,71%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan
menjadi 52,58%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah
cukup baik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Walau ada responden
menyatakan kadang-kadang 25 orang (35,71%) dan sebanyak 8 orang
(11,44%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.
Pada table 7 dijelaskan pilihan siswa mengenai manfaat layanan
informasi, hasilnya adalah sebanyak 11 orang (15,7%) siswa menyatakan
sangat bermanfaat, 30 orang (42,9%) lainnya menyatakan bermanfaat
sedangkan sebanyak 26 orang (37,1%) menyatakan kurang bermanfaat dan
sebanyak 4 orang (15,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.

Table 7
Manfaat layanan informasi yang diberikan guru BK
Alternative Skor frekuensi Presentase
jawaban
Sangat bermanfaat 4 11 15,7%
Bermanfaat 3 30 42,9%
Kurang bermanfaat 2 26 37,1%
Tidak bermanfaat 1 3 4,3%
Jumlah 10 70 100%
39

Dengan malihat table di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru


bimbingan konseling belum baik dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Table 8
Layanan orientasi kehidupan di sekolah
Alternative Skor Frekuensi Presentase
jawaban
Sangat bermanfaat 4 45 64,3%
Bermanfaat 3 25 35,7%
Kurang bermanfaat 2 - -
Tidak bermanfaat 1 - -
Jumlah 10 70 100%

Guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan orientasi


kehidupan di sekolah seperti kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya
sudah baik, terbukti sebanyak 45 orang siswa (64,3%) yang menyatakan
sangat bermanfaat, 25 orang (35,7%) lainnya menyatakan bermanfaat. Atau
dengan kata lain seluruh responden dalam penelitian ini merasa bahwa
layanan orientasi yang diberikan oleh guru BK bermanfaat dan dibutuhkan
untuk mengetahui kurukulum yang ada di sekolah tempat mereka belajar.
Table 9
Layanan orientasi belajar di Perguruan Tinggi
Alternative Skor frekuensi Presentase
jawaban
Sangat bermanfaat 4 62 88,6%
Bermanfaat 3 8 11,4%
Kurang bermanfaat 2 - -
Tidak bermanfaat 1 - -
Jumlah 10 70 100%
40

Dengan malihat table di atas, dapat kita ketahui bahwa layanan orientasi
belajar di Perguruan Tinggi yang diberikan oleh guru BK sudah sangat baik,
terbukti dengan alternative jawaban sebanyak 62 orang (88,6%) siswa
menyatakan sangat bermanfaat, 8 orang (11,4%) lainnya menyatakan
bermanfaat. Hal tersebut menunjukkan bahwa layanan yang diberikan sangat
baik sehingga siswa yang mendapatkan layanan pun merasa jika layanan
tersebut bermanfaat bagi mereka terlebih lagi saat mereka sudah masuk ke
perguruan tinggi.

Table 10
Penempatan dalam kelas/program pilihan
Alternative Skor Frekuensi Presentase
jawaban
Sangat bermanfaat 4 56 80%
Bermanfaat 3 14 20%
Kurang bermanfaat 2 - -
Tidak bermanfaat 1 - -
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa guru bimbingan dan konseling
sudah sangat baik dalam mengadakan penempatan dalam kelas/program
pilihan. Terbukti dengan pilihan siswa sebanyak 56 orang (80%) menyatakan
sangat bermanfaat, sedangkan 14 orang (20%) lainnya menyatakan
bermanfaat jika dijumlahkan maka akan menjadi 100%. Yang berarti seluruh
responden merasa penempatan dalam kelas/program pilihan sangat
bermanfaat, karena dengan layanan tersebut mereka dapat menyesuaikan
kemampuan yang mereka miliki dengan program pilihan yang mereka
dapatkan.
Table selanjutnya yaitu tabel 11 mengungkapkan Pengarahan program
pilihan sesuai dengan bakat dan minat yang siswa miliki, hasilnya adalah
sebagai berikut:
41

Table 11
Pengarahan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat yang
siswa miliki

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Sangat bermanfaat 4 49 70%
Bermanfaat 3 21 30%
Kurang bermanfaat 2 - -
Tidak bermanfaat 1 - -
Jumlah 10 70 100%

Sebanyak 49 orang (70%) siswa menyatakan sangat bermanfaat, 21


orang (30%) lainnya menyatakan bermanfaat jika dijumlahkan maka akan
menjadi 100%. Ini menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling sudah
sangat baik dalam melaksanakan kegiatan ini, karena dengan adanya kegiatan
ini para siswa dapat memilih program yang mereka kehendaki sendiri sesuai
dengan minat serta bakat yang mereka miliki.

Table 12
Menanyakan kesulitan belajar di sekolah
Alternative Skor Frekuensi Presentase
jawaban
Selalu 4 11 15,7%
Sering 3 38 54,3%
Kadang-kadang 2 17 24,3%
Tidak pernah 1 4 5,7%
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling


menanyakan kesulitan belajar di sekolah siswa sebanyak 11 orang (15,7%)
siswa menyatakan selalu, 38 orang (54,3%) lainnya menyatakan sering jika
42

dijumlahkan maka akan menjadi 70%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan
konseling sudah sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, walaupun masih
ada responden yang menyatakan kadang-kadang 17 orang (24,3%) dan
sebanyak 4 orang (5,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.

Table 13
Membantu siswa memilih kelompok belajar secara tepat
Alternative Skor frekuensi Presentase
jawaban
Secara tepat 4 44 62,9%
Tepat 3 26 37,1%
Kurang tepat 2 - -
Tidak tepat 1 - -
Jumlah 10 70 100%

Dalam membantu siswa memilih kelompok belajar secara tepat, guru


bimbingan dan konseling sudah sangat baik. Terbukti dengan table di atas
yang menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa memilih alternative jawaban
sangat tepat yaitu sebanyak 44 orang (62,9%) dan sebanyak 26 orang siswa
(37,1%) yang menyatakan tepat.
Pilihan siswa mengenai guru bimbingan dan konseling masuk kelas
dan memberikan pengarahan setiap minggu adalah sebagai berikut:

Table 14
Pemberian pengarahan dalam kelas

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 37 52,8%
Sering 3 24 34,3%
Kadang-kadang 2 9 12,9%
Tidak pernah 1 - -
43

Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa sebanyak 37 orang (52,8%)


siswa menyatakan selalu, 24 orang (34,3%) lainnya menyatakan sering jika
dijumlahkan maka akan menjadi 87,1%. Ini menunjukkan guru bimbingan
dan konseling sudah sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, walaupun
masih ada responden yang menyatakan kadang-kadang 9 orang (12,9%).
Pada table selanjutnya yaitu 15 diungkapkan, bahwa dalam membantu
memecahkan masalah pribadi siswa secara individual, guru bimbingan dan
konseling sudah berperan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya
siswa sebanyak 10 orang (14,3%) siswa menyatakan selalu, 28 orang (40%)
lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 54,3%.
walaupun tidak bias disangkal masih ada responden yang menyatakan
kadang-kadang 29 orang (41,4%) dan sebanyak 3 orang (4,3%) lainnya yang
menyatakan tidak pernah. Table 15:

Table 15
Pemecahkan masalah pribadi siswa secara individual

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 10 14,3%
Sering 3 28 40%
Kadang-kadang 2 29 41,4%
Tidak pernah 1 3 4,3%
Jumlah 10 70 100%
44

Table 16
Manfaat pemecahan masalah dari guru BK

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Sangat bermanfaat 4 49 70%
Bermanfaat 3 21 30%
Kurang bermanfaat 2 - -
Tidak bermanfaat 1 - -
Jumlah 10 70 100%

Sebanyak 49 orang (70%) siswa menyatakan sangat bermanfaat, 21


orang (30%) lainnya menyatakan bermanfaat jika dijumlahkan maka akan
menjadi 100%. Ini menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling sudah
sangat baik dalam melaksanakan kegiatan ini, karena dengan adanya kegiatan
ini para siswa dapat mengetahui solusi dari berbagai masalah yang mereka
hadapi.
Pada table ini dijelaskan hasil pilihan siswa terhadap bantuan yang
diberikan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar di
sekolah setiap semester adalah sebagai berikut:

Table 17
Bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar di sekolah

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 5 7,14%
Sering 3 25 35,71%
Kadang-kadang 2 32 45,71%
Tidak pernah 1 8 11,44%
Jumlah 10 70 100%
45

sebanyak 5 orang (7,14%) siswa menyatakan selalu, 25 orang (35,71%)


lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 42,85%. Ini
menunjukkan guru bimbingan dan konseling belum baik dalam pelaksanaan
kegiatan ini, hal ini terbukti dengan adanya responden yang menyatakan
kadang-kadang 32 orang (45,71%) dan sebanyak 8 orang (11,44%) lainnya
yang menyatakan tidak pernah.

Table 18
Pemberian penjelasan tentang cara belajar yang baik

Alternative jawaban Skor Frekuensi Presentase


Sangat mudah dipraktekkan 4 - -
Mudah dipraktekkan 3 - -
Kurang mudah dipraktekkan 2 41 58,57%
Tidak mudah dipraktekkan 1 29 41,43%
Jumlah 10 70 100%

Pilihan siswa mengenai pertanyaan “apakah guru bimbingan dan


konseling memberi siswa penjelasan tentang cara belajar yang baik” hasilnya
adalah sebanyak 41 orang (58.57%) siswa menyatakan kurang mudah
dipraktekkan, 29 orang (41,43%) lainnya menyatakan tidak mudah
dipraktekkan. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling tidak baik
dalam pelaksanaan kegiatan ini, karena dari hasil yang didapatkan para siswa
merasa pelayanan ini kurang bahkan tidak mudah diperaktekkan bagi mereka
dalam belajar sehari-hari.

Table 19
Pemberian tes IQ

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 7 10%
46

Sering 3 10 14,3%
Kadang-kadang 2 22 31,4%
Tidak pernah 1 31 44,3%
Jumlah 10 70 100%

Table tersebut mengungkapkan bahwa sebanyak 7 orang (10%) siswa


memilih alternative jawaban selalu, dan sebanyak 10 orang (14,3%) memilih
jawaban sering dalam menyatakan guru bimbingan dan konseling melakukan
tes IQ setiap satu tahun sekali. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan
konseling tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari
responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 22 orang (31,4%)
dan sebanyak 31 orang (44,3%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang
jika dijumlahkan hasilnya menjadi 75,7%.

Table 20
Pelayanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di luar sekolah

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 2 2,9%
Sering 3 4 5,7%
Kadang-kadang 2 14 20%
Tidak pernah 1 50 71,4%
Jumlah 10 70 100%

Berdasarkan table di atas diungkapkan sebanyak 2 orang (2,9%) siswa


menyatakan selalu, dan sebanyak 4 orang (5,7%) menyatakan sering. Ini
menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam
pelaksanaan layanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di luar sekolah.
terbukti dengan adanya responden yang menyatakan kadang-kadang
47

seabanyak 14 orang (20%) dan sebanyak 50 orang (71,4%) lainnya yang


menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 91,4%.

Table 21
Pemberian angket/kuisioner tentang riwayat kehidupan siswa

Alternative Skor frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 3 4,3%
Sering 3 10 14,3%
Kadang-kadang 2 39 55,7%
Tidak pernah 1 18 25,7%
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling


memberi angket/kuisioner tentang riwayat kehidupan siswa, sebnayak 3 orang
(4,3%) siswa yang menyatakan selalu, dan sebanyak 10 orang (14,3%)
menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling
sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden
yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 39 orang (55,7%) dan sebanyak
18 orang (25,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika
dijumlahkan hasilnya menjadi 81,4%.
Table 22
Tes kepribadian terhadap siswa

Alternative Skor frekuensi Presentase


jawaban
Sangat bermanfaat 4 36 51,4%
Bermanfaat 3 34 48,6%
Kurang bermanfaat 2 - -
Tidak bermanfaat 1 - -
Jumlah 10 70 100%
48

Dengan melihat table di atas, dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan


dan konseling sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan tes kepribadian
terhadap siswa, kenyataan ini didukung dengan jawaban siswa yang
menyatakan sangat bermanfaat sebanyak 36 orang (51,4%) dan 34 siswa
(48,6%) yang menyatakan bermanfaat.

Table 23
Pemberian kuisioner tentang sejarah kesehatan siswa
Alternative Skor frekuensi Presentase
jawaban
Sangat bermanfaat 4 6 8,6%
Bermanfaat 3 64 91,4%
Kurang bermanfaat 2 - -
Tidak bermanfaat 1 - -
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling


memberi kuisioner tentang sejarah kesehatan siswa, sebnayak 6 orang (8,6%)
siswa yang menyatakan sangat bermanfaat, dan sebanyak 64 orang (91,4%)
menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling
sudah baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang
merasa kegiatan ini bermanfaat bagi mereka.
Pada table selanjutnya dijelaskan hasil alternatif pilihan siswa mengenai
guru BK yang menenyakan riwayat kesehatannya setiap semester, hasilnya
adalah sebagai berikut:

Table 24
Menanyakan tentang kesehatan siswa setiap semester
Alternative Skor Frekuensi Presentase
jawaban
Selalu 4 1 1,43%
Sering 3 4 5,71%
49

Kadang-kadang 2 15 21,43%
Tidak pernah 1 50 71,43%
Jumlah 10 70 100%

Sebanyak 1 orang (1,43%) siswa menyatakan selalu, dan sebanyak 4


orang (5,71%) menyatakan sering dalam menanyakan tentang kesehatan
siswa setiap semester. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling
sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden
yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 15 orang (21,43%) dan
sebanyak 50 orang (71,43%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang
jika dijumlahkan hasilnya menjadi 92,86%.

Table 25
Kunjungan ke rumah siswa jika ada masalah yang tidak bisa
diselesaikan di sekolah

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 - -
Sering 3 2 2,9%
Kadang-kadang 2 8 11,4%
Tidak pernah 1 60 85,7%
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas diungkapkan pilihan siswa mengenai layanan


kunjungan rumah jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan di sekolah
oleh guru bimbingan konseling yaitu tidak ada siswa yang menyatakan selalu
hanya ada 2 orang (2,9%) siswa yang menyatakan sering. Hal ini
menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam
pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan
kadang-kadang seabanyak 8 orang (11,4%) dan sebanyak 60 orang (85,7%)
50

lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya


menjadi 97,1%.

Table 26
Pemanggilan siswa bila ada masalah
Alternative Skor Frekuensi Presentase
jawaban
Selalu 4 6 8,6%
Sering 3 8 11,4%
Kadang-kadang 2 20 28,6%
Tidak pernah 1 36 51,4%
Jumlah 10 70 100%

Guru bimbingan dan konseling belum baik dalam pemanggilan siswa


bila ada masalah, hanya 6 orang siswa (8,6%) yang menyatakan selalu, 8
orang (11,4%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan
menjadi 20%. terbukti ada responden yang menyatakan kadang-kadang 20
orang (28,6%) dan sebanyak 36 orang (51,4%) lainnya yang menyatakan
tidak pernah.

Table 27
Pemanggilan orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah

Alternative Skor frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 6 8,6%
Sering 3 11 15,7%
Kadang-kadang 2 7 10%
Tidak pernah 1 46 65,7%
Jumlah 10 70 100%
51

Dengan malihat table di atas, dapat kita ketahui bahwa pemanggilan


orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah oleh guru BK belum baik,
terbukti dengan alternatif pilihan hanya 6 orang (8,6%) siswa yang
menyatakan selalu, 11 orang (15,7%) lainnya menyatakan sering jika
dijumlahkan maka akan menjadi 24,3%. Terbukti dengan adanya responden
yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 7 orang (10%) dan 46 orang
(65,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.
Table layanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain dalam sekolah
seperti bagian kesiswaan, hasilnya adalah sebagai berikut:

Table 28
Pelayanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di dalam sekolah

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 2 2,9%
Sering 3 5 7,1%
Kadang-kadang 2 28 40%
Tidak pernah 1 35 50%
Jumlah 10 70 100%

Sebanyak 2 orang (2,9%) siswa menyatakan selalu, 5 orang (7,1%)


lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 10%. Ini
menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam
melaksanakan kegiatan ini, terbukti dengan adanya siswa yang memilih
kadang-kadang sebanyak 28 orang (40%) dan sebanyak 35 orang (50%)
lainnya yang menyatakan tidak pernah.
52

Table 29
Pemeriksaan kartu pribadi (buku saku) siswa

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 2 2,9%
Sering 3 3 4,3%
Kadang-kadang 2 22 31,4%
Tidak pernah 1 43 61,4%
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan


konseling memeriksa kartu pribadi (buku saku) siswa setiap satu minggu
sekali, sebanyak 2 orang (2,9%) siswa yang menyatakan selalu, dan
sebanyak 3 orang (4,3%) menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru
bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan
ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang
seabanyak 22 orang (31,4%) dan sebanyak 43 orang (61,4%) lainnya yang
menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 92,8%.

Table 30
Pemberian program pengayaan tentang mata pelajaran yang nilainya
masih rendah

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 1 1,43%
Sering 3 12 17,14%
Kadang-kadang 2 18 25,72%
Tidak pernah 1 39 55,71%
Jumlah 10 70 100%
53

Dalam membantu siswa memberikan program pengayaan tentang


mata pelajaran yang nilainya masih rendah, guru bimbingan dan konseling
belum baik. Terbukti dengan table di atas yang menunjukkan bahwa hanya
ada 1 orang siswa (1,43%) yang memilih alternative jawaban selalu dan
sebanyak 12 orang siswa (17,14%) yang menyatakan sering, sedangkan
responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 18 orang
(25,72%) dan sebanyak 39 orang (55,71%) lainnya yang menyatakan tidak
pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 90%.

Table 31
Penempatan/penyaluran dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 3 4,3%
Sering 3 4 5,7%
Kadang-kadang 2 22 31,4%
Tidak pernah 1 41 58,6%
Jumlah 10 70 100%

Pada table di atas dijelaskan pilihan siswa mengenai


penempatan/penyaluran dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler yang
diberikan guru BK, hasilnya adalah sebanyak 3 orang (4,3%) siswa
menyatakan selalu, 4 orang (5,7%) lainnya menyatakan sering jika
dijumlahkan maka akan menjadi 10%. Sedangkan sebanyak 22 orang (31,4%)
menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 41 orang (58,6%) lainnya yang
menyatakan tidak pernah. Dengan demikian maka dapat disimpulkan maka
dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan konseling sangat tidak baik dalam
pelaksanaan kegiatan ini.
54

Table 32
Pemberian bimbingan untuk menyusun jadwal belajar dan kegiatan
lainnya

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 5 7,1%
Sering 3 18 25,7%
Kadang-kadang 2 38 54,3%
Tidak pernah 1 9 12,9%
Jumlah 10 70 100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling


membimbing siswa untuk menyusun jadwal belajar dan kegiatan lainnya
setiap semester, sebanyak 5 orang (7,1%) siswa yang menyatakan selalu, dan
sebanyak 18 orang (25,7%) menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru
bimbingan dan konseling kurang baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat
dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 38 orang
(54,3%) dan sebanyak 9 orang (12,9%) lainnya yang menyatakan tidak
pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 67,2%.
Table terkhir yaitu wawancara pribadi setiap semester untuk
mengetahui perkembangan belajar siswa, hasilnya adalah sebagai berikut:

Table 33
Wawancara pribadi setiap semester untuk mengetahui perkembangan
belajar siswa

Alternative Skor Frekuensi Presentase


jawaban
Selalu 4 3 4,3%
Sering 3 - -
Kadang-kadang 2 14 20%
Tidak pernah 1 53 75,7%
Jumlah 10 70 100%
55

Guru bimbingan dan konseling mengadakan wawancara pribadi setiap


semester untuk mengetahui perkembangan belajar siswa, 3 orang (4,3%)
siswa menyatakan selalu, tidak ada siswa yang menyatakan sering. Hal ini
menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam
pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan
kadang-kadang seabanyak 14 orang (20%) dan sebanyak 53 orang (75,7%)
lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya
menjadi 95,7%.
Berikut sajian data hasil penyebaran angket terhadap 70 responden.
Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di MAN 2 Bogor terdiri atas 2 aspek yaitu:
program pokok dan program penunjang. Program pokok terdiri dari 22 item
dengan skor 4061, program penunjang terdiri dari 9 item dengan skor
1201.Selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel 34 di
bawah ini:

Tabel 34
Nilai rata-rata skor penelitian
No Aspek Nilai Nilai Skor NS x100% Kategori
NH
Penelitian Skor Harapan (NS) Nilai
(NH)
1 Program 4061 22x4 = 88 4061:70 =58,01 58,01x100%= 65,93 Cukup Baik
88
Pokok

2 Program 1201 9x4 = 36 1201:70 = 17,15 17,15x100%= 47,66 Kurang Baik


36
Penunjang

Rata-rata 113.59 x100%=56,79 Cukup Baik


2
56

Secara keseluruhan kedua program yang merupakan pelaksanaan


program bimbingan dan konseling dapat dikatakan cukup baik. Sesuai dengan
rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus kategori di atas yaitu:
(65,93%+47,66%) = 56,79 (Cukup Baik)
2
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, maka
penulis menyimpulkan hasil dari penelitian ini:

1. Pelaksanaan program bimbingan konseling yang ada disekolah ini tidak


berjalan secara baik karena masih banyak pelayanan-pelayanan dalam
bimbingan konseling yang belum dilaksanakan. Selain itu administrasi
BK yang ada juga belum benar. Faktor yang menyebabkan tidak
berjalannya pelayanan bimbingan dan konseling di MAN 2 Bogor ini
diantaranya:

a. Guru BK yang jumlah personilnya kurang

b. Evaluasi yang tidak berjalan

2. Secara umum pelaksanaan manajemen BK yang dilaksanakan di MAN 2


Bogor sudah berjalan cukup baik dimulai dengan tahap sebagai berikut:

a. Perencanaan program BK

b. Pengorganisasian BK

57
58

c. Pelaksanaan program BK

d. Pengadministrasian BK

e. Evaluasi/penilaian program BK

Namun sayang tahapan-tahapan yang sudah ada belum terlaksana


sebagaimana mestinya.

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, penulis mengemukakan saran


sebagai berikut:

1. Untuk kepala sekolah

a. Semakin banyak jumlah siswa MAN 2 Bogor, maka dapat dikatakan


semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi siswa dan sekolah
sedangkan guru BK yang ada hanya 4 orang. Padahal idealnya 1 orang
guru BK menangani 150-225 orang siswa. Oleh karena itu kepala
sekolah hendaknya menambah tenaga professional di bidang BK.

b. Dalam pelaksanaan manajemen BK sangat dibutuhkan adanya


personil yang bertugas merapihkan administrasi BK yang ada. Oleh
karena itu diharapkan kepala sekolah dapat menambah guru BK yang
bertugas pada bagian administrasi.

2. Untuk koordinator dan guru BK

a. Diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dengan wali kelas agar


tercipta kerjasama yang lebih baik.

b. Diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan instansi lain di luar


sekolah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan program
58

BK, karena selama ini program kerjasama dengan instansi luar


sekolah belum terrealisasikan.

3. Untuk siswa

a. Diharapkan siswa mau berkonsultasi kepada guru BK jika memiliki


masalah dan tidak perlu sungkan menceritakan masalah yang sedang
dihadapi.

b. Siswa diharapakan mau mengikuti setiap layanan yang diberikan oleh


guru BK.
59

DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002.


Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2002, cet, ke-12.
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Balai Pustaka,
2003.
Djumhur, I. dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung:
CV Ilmu Pendiidkan, 1987.
Ketut, Dewa Sukardi, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Bina Aksara, 1988.
_____, Proses Bimbingan dan konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Neni, Zikri Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008.
Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999, Cet, ke-1.
Slameto, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1988.
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2008.
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004,
Cet, ke-2.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009, cet, ke-7.
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2001, Cet, ke 1.
Surya, H. M, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Depdikbud, 1997.
Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Angkasa
Raya, 1986.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offest,
2004.
60

Winkel, W.S., Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT.


Gramedia Widiasarana Indonesia, 1984, Cet, ke-1.
_____, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997, Cet, ke-1.


Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet, ke-2.
DAFTAR REFERENSI

BAB NO. FOOTNOTE HALAMAN HALAMAN PARAF PARAF


SKRIPSI REFERENSI PEMBIMBING PEMBIMBING
I II
I 1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, 1 1
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2001.
2 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, 2 9
Jakarta: Ciputat Press, 2002.
3 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan 2 1
dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung:CV
Ilmu Pendiidkan, 1987.
4 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling 2 1
pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien,
Jakarta: Kizi Brother’s, 2008.
II 1 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, 9 3
Jakarta: Ciputat Press 2002.
2 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa 9 152
Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Balai
Pustaka, 2003.
3 W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di 9 15
Sekolah Menengah, Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1984.
4 W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di 9 67
Institusi Pendidikan, Yogyakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.
5 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan 10 99
Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999.
6 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling 10 3
pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien,
Jakarta: Kizi Brother’s, 2008.
7 W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di 10 70
Institusi Pendidikan, Yogyakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.
8 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa 10 588
Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Balai
Pustaka, 2003.
8 W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di 10 72
Institusi Pendidikan, Yogyakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.
9 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling 10 7
di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offest, 2004.
10 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi 11 63
Keguruan, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004.
11 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, 11 16
Landasan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
12 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di 12 39-50
Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
13 Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar 13 46-47
Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Angkasa Raya, 1986.

14 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan 13 112


Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999.
15 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan 13 112
Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999.
16 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan 14 10-11
Konseling, Jakarta: Bina Aksara, 1988.
17 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan 15 11
Konseling, Jakarta: Bina Aksara, 1988.
18 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, 16 19-20
Landasan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
19 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di 17 76-77
Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
20 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling 17 51
pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien,
Jakarta: Kizi Brother’s, 2008.
21 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling 18 53
pengantar Pengembangan Diri dan
Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien,
Jakarta: Kizi Brother’s, 2008.
22 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan 18 260
Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999.

23 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan 18 272


Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999.
24 Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan 19 279
Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999.
25 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan 20 56
dan konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
26 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, 20 90-92
Jakarta: Ciputat Press 2002.
27 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di 21 261
Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
28 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di 21 265
Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
29 Slameto, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: 22 139-140
Bina Aksara, 1988.
30 H. M. Surya, Bimbingan dan Konseling, 23 21
Jakarta: Depdikbud, 1997.
31 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, 24 8
Jakarta: Ciputat Press 2002.
32 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di 25 317
Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
III 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian 29 108
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2002.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif 29 81


Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009.
3 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik 32 43
Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.
65

Jawaban Wawancara Koordinator Guru BK

1. Berapa personil guru BK yang ada di sekolah ini?

Jawaban: Personil guru Bk di sekolah ini ada 4 orang.

2. Apa latar belakang pendidikan masing-masing guru BK di sekolah ini?

Jawaban: Latar belakang guru BK di sekolah ini sarjana Psikologi dan ada
juga sarjana Bimbingan Konseling.

3. Apakah di sekolah ini terdapat ruang BK, seperti:

a. Ruang kerja penyuluhan

b. Ruang pertemuan

c. Ruang kerja konselor

d. Ruang penyimpanan data

Jawaban: Di sekolah ini ruang BK seperti ruang kerja penyuluhan, ruang


pertemuan, ruang kerja konselor, dan ruang kerja penyimpanan
data, semua ada dan lengkap.

4. Apakah ada alat-alat perlengkapan ruangan, seperti:

a. Meja kursi

b. Tempat data (lemari, kursi)

c. Papan tulis dan papan pengumuman

Jawaban: Alat-alat perlengkapan ruangan di sekolah ini juga sangat lengkap.

5. Apakah ada alat-alat pengumpulan data, seperti:


66

a. Angket

b. Tes

c. Daftar dan cek

Jawaban: Alat-alat pengumpulan data seperti angket, tes serta daftar dan test
di dekolah ini sudah ada.

6. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk pembiayaan personil?

Jawaban: Di sekolah ini tidak ada pembiayaan khusus bagi personil BK,
karena semua guru sudah mendapatkan gaji setiap bulannya.

7. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk pembiayaan pengadaan


dan pengembangan alat-alat teknis?

Jawaban: Sekolah ini memberikan nggaraan biaya untuk pembiayaan


pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis.

8. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk biaya operasional?

Jawaban: Setiap BK mengadakan acara, sekolah pasti memberikan biaya


operasional bagi terlaksananya kegiatan tersebut.

9. Apakah ada layanan pengumpulan data siswa di sekolah ini?

Jawaban: Ya, di sekolah ini ada layanan pengumpulan data bagi siswa

10. Apakah ada layanan orientasi dan informasi tentang kehidupan sekolah,
sosial, budaya dan program pilihan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki
siswa?

Jawaban: Ya, ada.

11. Apakah ada layanan penempatan dalam program pilihan dan penyaluran kerja
setelah tamat?
67

Jawaban: Di sekolah ini terdapat layanan penempatan dalam program pilihan,


namun dalam penyaluran kerja setelah tamat tidak ada.

12. Apakah ibu mendatangkan narasumber untuk mengadakan penyuluhan


kepada siswa?

Jawaban: Ya, kami mendatangkan narasumber sesuai dengan penyuluhan


yang diadakan.

13. Apakah ada aplikasi instrumen BK di sekolah ini?

Jawaban: Tidak ada.

14. Apakah ada himpunan data di sekolah ini?

Jawaban: Ya, ada.

15. Apakah guru BK di sekolah ini pernah melakukan kunjungan rumah?

Jawaban: Tentu saja pernah, walaupun tidak rutin.

16. Apakah sekolah ini pernah melakukan alih tangan kasus pada siswa?

Jawaban: Ya, tapi sejauh ini kami hanya melakukan alih tangan kasus kepada
pihak di dalam sekolah.

17. Upaya apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada
dalam pelaksanaan program BK di sekolah? Jangka panjang? Jangka pendek?

Jawaban: Mengadakan evaluasi setiap bulan, namun administrasi BK di


sekolah ini belum rapih, jadi untuk mengatasi hambatan baik
jangka panjang dan pendek yaitu mengajukan tenaga administrasi
khusus BK.

18. Setelah program BK dilaksanakan apakah perkembangan siswa diikuti?

Jawaban: Kadang-kadang.
68

Interviewee Interviewer

Dra. Rahmawati Anissa Zikri


58

ANGKET UNTUK SISWA


1. Setiap semester saya memperoleh layanan informasi mengenai sosial dan
budaya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

2. Setiap tahun guru BK mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba.


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

3. Setiap tahun guru BK mengadakan penyuluhan tentang bahaya pergaulan


bebas.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

4. Setiap semester saya memperoleh layanan informasi mengenai karir dan


pendidikan.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

5. Layanan informasi yang diberikan guru BK …


a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat

6. Layanan orientasi kehidupan di sekolah seperti kurikulum dengan seluruh


aspek-aspeknya … bagi saya
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat

7. Menurut saya layanan orientasi belajar di Perguruan Tinggi …


a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
59

d. Tidak bermanfaat

8. Pengadaan penempatan siswa dalam kelas/program pilihan …


a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat

9. Pengarahan oleh guru BK tentang program pilihan sesuai dengan bakat dan
minat yang saya miliki …
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat

10. Ketika jam pelajaran BK, guru BK menanyakan kesulitan belajar di sekolah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

11. Guru BK membantu saya memilih kelompok belajar …


a. Secara tepat
b. Tepat
c. Kurang tepat
d. Tidak tepat

12. Setiap minggu Guru BK masuk kelas dan memberikan pengarahan.


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

13. Setiap minggu guru BK membantu memecahkan masalah pribadi murid


secara individual.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

14. Bantuan pemecahan masalah dari guru BK …


a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat
60

15. Setiap semester guru BK dibantu wali kelas dan guru bidang studi
memberikan bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar di sekolah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

16. Menurut saya cara-cara belajar yang baik yang dijelaskan guru BK …
a. Sangat mudah dipraktekkan
b. Mudah dipraktekkan
c. Kurang mudah dipraktekkan
d. Tidak mudah dipraktekkan

17. Setiap tahun guru BK melakukan tes IQ.


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

18. Jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak sekolah, guru BK
melakukan layanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di luar sekolah
seperti ke psikiater.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

19. Pada awal masuk kelas I guru BK memberi angket/kuisioner tentang riwayat
kehidupan saya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

20. Pada permulaan masuk sekolah guru BK melakukan tes kepribadian terhadap
saya.
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat

21. Pada awal tahun guru BK memberi kuisioner tentang sejarah kesehatan saya.
a. Sangat bermanfaat
b. Bermanfaat
c. Kurang bermanfaat
d. Tidak bermanfaat
61

22. Setiap semester guru BK menanyakan tentang riwayat kesehatan saya.


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

23. Guru BK berkunjung ke rumah siswa jika ada masalah yang tidak bisa
diselesaikan di sekolah …
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

24. Saya dipanggil guru BK bila ada masalah.


a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

25. Orang tua saya dipanggil untuk menghadap guru BK jika ada masalah yang
sulit diselesaikan oleh pihak sekolah.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

26. Jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh guru BK, maka guru BK
melakukan layanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain dalam sekolah
seperti bagian kesiswaan.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

27. Setiap minggu guru BK memeriksa kartu pribadi (buku saku) saya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

28. Guru BK bekerjasama dengan guru bidang studi memberikan program


pengayaan mata pelajaran bagi siswa yang nilainya masih.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
62

29. Pada awal masuk sekolah guru BK melakukan penempatan/penyaluran


dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

30. Setiap semester guru BK membimbing saya untuk menyusun jadwal belajar
dan kegiatan lainnya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah

31. Setiap semester guru BK mengadakan wawancara pribadi untuk mengetahui


perkembangan belajar saya.
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
63

Wawancara Koordinator Guru BK

1. Berapa personil guru BK yang ada di sekolah ini?

2. Apa latar belakang pendidikan masing-masing guru BK di sekolah ini?

3. Apakah di sekolah ini terdapat ruang BK, seperti:

a. Ruang kerja penyuluhan

b. Ruang pertemuan

c. Ruang kerja konselor

d. Ruang penyimpanan data

4. Apakah ada alat-alat perlengkapan ruangan, seperti:

a. Meja kursi

b. Tempat data (lemari, kursi)

c. Papan tulis dan papan pengumuman

5. Apakah ada alat-alat pengumpulan data, seperti:

a. Angket

b. Tes

c. Daftar dan cek

6. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk pembiayaan personil?

7. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk pembiayaan pengadaan


dan pengembangan alat-alat teknis?

8. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk biaya operasional?


64

9. Apakah ada layanan pengumpulan data siswa di sekolah ini?

10. Apakah ada layanan orientasi dan informasi tentang kehidupan sekolah,
sosial, budaya dan program pilihan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki
siswa?

11. Apakah ada layanan penempatan dalam program pilihan dan penyaluran kerja
setelah tamat?

12. Apakah ibu mendatangkan narasumber untuk mengadakan penyuluhan


kepada siswa?

13. Apakah ada aplikasi instrumen BK di sekolah ini?

14. Apakah ada himpunan data di sekolah ini?

15. Apakah guru BK di sekolah ini pernah melakukan kunjungan rumah?

16. Apakah sekolah ini pernah melakukan alih tangan kasus pada siswa?

17. Upaya apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada
dalam pelaksanaan program BK di sekolah? Jangka panjang? Jangka pendek?

18. Setelah program BK dilaksanakan apakah perkembangan siswa diikuti?

Anda mungkin juga menyukai