Anda di halaman 1dari 7

KONDISI GEOHIDROLOGI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

Pendahuluan

Sumberdaya air merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi makhluk


hidup.Sumberdaya air yang digunakan untuk kebutuhan makhAirtanah adalah segala
bentuk aliran yang mengalir dibawah permukaan tanah sebagai akibat struktur
perlapisan geologi,beda potensi kelembaban tanah dan gaya gravitasi bumi
(Asdak,2002).Airtanah merupakan cadangan air tawar terbesar di bumi tanpa
memperhitungkan es di kutub dengan persentase 96 %.Potensi airtanah pada suatu
wilayah sangat ditentukan oleh besar kecilnya curah hujan,banyak sedikitnya
vegetasi,kemiringan lereng,serta derajat kesarangan (porosity) dan kelulusan tanah
(Purnama,2010).Sifat batuan terhadap air juga mempengaruhi potensi airtanah.Sifat
batuan terhadap air dikelompokan menjadi Akuifer yang merupakan lapisan pembawa
air,akuiklud yaitu lapisan batuan yang dapat menyimpan air namun meloloskannya
dalam jumlah terbatas,akuifug yaitu lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan
maupun meloloskan air dan akuitard yaitu lapisan yang dapat menyimpan air namun
tidak dapat meloloskan air (Rushton,2003).Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang memiliki keistimewaan dari sudut pandang geomorfologi tentu memiliki respon
yang khas terhadap potensi airtanah.Selain itu adanya Sistem Aquifer Merapi (SAM)
dan beberapa Cekungan Air Tanah (CAT) seperti CAT Yogyakarta,CAT Wates dan
CAT Wonosari juga berpengaruh terhadap potensi dan persebaran airtanah pada
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

ISI

A.Geomorfologi Daerah Istimewa Yogyakarta


Berdasarkan satuan fisiografis dan geologis,Provinsi DIY terbagi menjadi
Satuan Gunung Merapi,Satuan Pegunungan Selatan,Satuan Pegunungan Kulon Progo
dan satuan dataran rendah (Van Bemmelen,1949).Satuan Gunungapi Merapi termasuk
kedalam bentuklahan vulkanik. Agihan Satuan Gunungapi Merapi adalah dari kerucut
gunung api hingga dataran fluvial gunung api yang berada pada Kabupaten Sleman,
Kota Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Bantul. Satuan Pegunungan Selatan
terletak pada Kabupaten Gunungkidul dan dikenal sebagai Pegunungan Seribu
merupakan wilayah perbukitan batu gamping (limestone) dengan lahan yang kritis,
tandus dan selalu kekurangan air dengan bagian tengah terdapat dataran ( Basin
Wonosari) .Satuan Pegunungan Kulon Progo merupakan bentanglahan struktural
denudasional dengan relief yang curam dan memiliki potensi airtanah yang
kecil.Sedangkan bentang lahan pada Satuan Dataran Rendah adalah fluvial dengan
dominan dataran aluvial.Satuan Dataran Rendah terdapat pada bagian selatan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mulai dari Kabupaten Kulon Progo hingga
Kabupaten Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu (Santosa,2015).

B.Potensi Airtanah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Potensi sumberdaya air pada Provinsi DIY cukup melimpah terutama pada
3 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Sleman,Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
Potensi air yang melimpah diakibatkan karena pada ketiga daerah ini terdapat
Cekungan Airtanah (CAT) Yogyakarta,Sistem Aquifer Merapi (SAM) dan juga
dipengaruhi oleh jenis tanah pada ketiga daerah ini.Cekungan Air Tanah Yogyakarta-
Sleman berada di bagian selatan lereng Gunungapi Merapi yang dibatasi oleh dua
sungai utama, yaitu Sungai Opak di bagian timur dan Sungai Progo di bagian barat.
Di bagian selatan Cekungan Air Tanah ini dibatasi oleh Samudera Hindia.
Gambar 1. Peta Cekungan Airtanah Yogyakarta

Perbukitan Baturagung yang tersusun oleh batuan Tersier juga membatasi Cekungan
Air Tanah Yogyakarta-Sleman berturut-turut di bagian barat laut dan tenggara.
Sehingga dengan kondisi seperti ini arah aliran airtanah akan menuju cekungan dan
terakumulasi pada Kabupaten Sleman,Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.Sistem
Aquifer Merapi (SAM) yang tersusun dari Formasi Yogyakarta pada bagian atas dan
Formasi Sleman pada bagian bawah endapan volkanoklastik Gunung Merapi. Kedua
formasi ini berfungsi sebagai lapisan pembawa air utama yang sangat potensial di
dalam Cekungan Air Tanah Yogyakarta-Sleman dan bersifat multilayer aquifer
(Djaeni, 1982; Mac Donald & Partners, 1984; Hendrayana, 1993, 1994).

Kawasan karst Gunung Sewu Kabupaten Gunungkidul memiliki kondisi lahan


yang berbatu, kurang subur dan kekurangan air. Kondisi tersebut disebabkan karena
pada kawasan karst Gunung Sewu sudah mengalami perkembangan lorong konduit.
Konduit akan mempengaruhi sungai bawah tanah yang berada pada kedalaman
60-100 meter dibawah permukaan tanah. Kondisi seperti ini akan menyebabkan
sumberdaya air akan sulit dimanfaatkan sepanjang tahun (Adji, 2010).Batugamping
pada Kawasan Karst memiliki sifat yang mudah larut, hal ini akan mengakibatkan air
permukaan langsung masuk ke dalam batuan melalui celah atau rekahan yang ada.
Air yang masuk kedalam celah batuan akan membentuk aliran diffuse dan aliran
konduit.Proses pelebaran celah pada batuan karbonat akan bekerja ketika air
memasuki celah batuan.Sehingga potensi air bawah permukaan pada Kawasan Karst
Gunung Sewu,Gunung Kidul cukup tinggi,namun potensi air permukaan
rendah.Potensi airtanah yang tinggi pada Kabupaten Gunungkidul terdapat pada
Wonosari karena merupakan sebuah basin,sehingga daerah ini merupakan zona
akumulasi airtanah.Potensi airtanah yang rendah juga terdapat pada bentuklahan
struktural di Satuan Pegunungan Kulon Progo,karena batuan pada wilayah ini sulit
untuk meloloskan air.Pemanfaatan airtanah sangat bergantung pada mata air yang
terdapat pada daerah ini.Potensi airtanah yang tinggi pada bentuklahan struktural
terdapat pada kaki lereng karena merupakan tempat akumulasi airtanah.

KESIMPULAN

Potensi air tanah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang cukup besar
terdapat pada kabupaten/kota yakni Sleman, Bantul dan Kota Yogyakarta.
dibeberapa wilayah.Potensi airtanah yang besar pada ketiga wilayah ini disebabkan
karena terdapat CAT Yogyakarta sehingga daerah ini merupak zona akumulasi
airtanah.Selain itu adanya Sistem Aquifer Merapi (SAM) mengakibatkan proses
penyerapan dan pelepasan air besar.Selain itu potensi airtanah pada Kabupaten
GunungKidul khususnya Wonosari cukup besar karena pada daerah ini terdapat CAT
Wonosari. Penangangan dalam hal tersebut sudah dilakukan namun terbilang belum
maksimal.Potensi airtanah yang rendah terdapat pada kabupaten KulonProgo karena
bentuklahan struktural seperti di daerah ini akan sulit untuk menyimpan air,hal ini
diakibatkan karena batuan dasar yang sulit untuk meloloskan air.Potensi air tanah
yang cukup besar dari daerah ini berasal dari mataair ,rekahan serta pada bagian kaki
lereng perbukitan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Bismillahirrahmanirrahim.Puji Syukur kehadirat kepada Allah SWT karena
berkat dan rahmatnya penulis mampu menyelesaikan tugas ini.Ucapan terimakasih
juga dihaturkan kepada kedua orang tua yang selalu membimbing dan mendukung
kegiatan positif yang dilakukan oleh penulis.Terimkasih tak lupa kepada Dosen
Matakuliah Geohidrologi serta Asisten Praktikum yang selalu sabar dalam
membimbing dan memberikan materi mengenai Geohidrologi.Semoga ilmu yang
telah didapatkan dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR

Asdak,Chay.2002. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Yogyakarta :

Gajah Mada University Press

Purnama, S. 2010. Hidrologi Airtanah. Yogyakarta: Kanisius

MacDonald and Partners.1984.Greater Yogyakarta GroundwaterResource


Study.Volume 3. Groundwater Development Project,Direct General of Water
Resources Development, Ministry of Publicworks, Government of Indonesia.

Sosrodarsono,Suyono & Takeda.1983. Hidrologi Untuk Pengairan.Jakarta :Penerbit

Pradnya Paramita

Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia. vol. I.A.


GeneralGeology. Martinus Nyhoff. The Hague.

Anda mungkin juga menyukai