Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2018
PENGARUH BREXIT TERHADAP KEBIJAKAN AKUNTANSI INGGRIS
Isu akan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Britain Exit/Brexit) bukanlah sesuatu yang
baru, tetapi kini mencuat kembali setelah diputuskan bahwa referendum terkait hal itu
sejumlah tokoh menetapkan sisi mana yang akan didukungnya; yes brexit atau no
brexit. Hasilnya, sebagian pemuka partai yang berkuasa malah mendukung Brexit.
Polling pun menunjukkan kedua kubu bersaing ketat; mengindikasikan bahwa apabila
Utamanya, ada lima poin yang diperdebatkan golongan tolak Brexit dan pro
a. Tolak Brexit: Sebagian besar ekspor Inggris dikirim ke negara Uni Eropa
yang lain. Sebagai anggota UE, Inggris bisa bebas dari tarif ekspor, hambatan
tanpa ikatan keanggotaan UE, dan juga bisa membuat kesepakatan dagang
baru dengan negara-negara penting lain seperti Amerika, China, dan India.
2. Iuran Keanggotaan Uni Eropa
a. Tolak Brexit: Rata-rata Inggris hanya membayar 340 pounds per rumah
mencapai 3,000 pounds per tahunnya. Jadi, Inggris masih untung besar.
b. Pro Brexit: Inggris bisa berhenti mengirim total 350 juta pounds tiap pekan ke
industri-industri baru.
bisnis Inggris. Jika masih dalam UE, maka Inggris bisa memperjuangkan
4. Imigrasi
berkurang.
b. Pro Brexit: Jika keluar dari UE, maka Inggris bisa menyingkirkan sistem
imigrasi UE yang telah memaksa Inggris untuk membuka pintu bagi imigran
dari sesama negara UE (yang kualitas SDM-nya diragukan), dan akhirnya
besar.
5. Peran Internasional
a. Tolak Brexit: Jika tetap menjadi anggota UE, maka di kancah internasional,
Inggris bisa diwakili dua orang: oleh perwakilan dari Inggris sendiri, dan oleh
perwakilan UE.
b. Pro Brexit: Inggris punya pengaruh yang sangat kecil dalam UE. Padahal jika
keluar dari UE, maka Inggris bisa mengambil alih sendiri kursi-kursi di
berfokus pada sisi ekonomi; bagaimana dampak ekonomi jika Inggris keluar dari
Uni Eropa? Hal ini bisa ditengok dari aspek perdagangan dan sektor finansial.
faktanya, lebih dari 50 persen ekspor Inggris ditujukan ke UE, dan jika Brexit
terjadi, maka semua barang ekspor tersebut akan dihadapkan pada hambatan-
hambatan tarif dan non-tarif yang lebih besar. Di sisi lain, ekspor EU ke Inggris
untuk membangun jalinan kerjasaman baru, dan ada ketidakpastian yang muncul
adalah Swiss dan Turki. Swiss merupakan negara anggota European Free Trade
Area (EFTA), tetapi bukan termasuk Uni Eropa, dan memiliki sekitar 120
perjanjian bilateral mayor dan minor dengan UE. Sedangkan Turki telah
membangun hubungan custom union dengan UE. Selain itu, masih ada sjeumlah
alternatif lain yang bisa ditempuh Inggris apabila sungguh keluar dari UE.
Namun, perjalanan menuju tercapainya kesepakatan itu takkan mudah, terjal dan
penuh ketidakpastian.
Nah, dampak ekonomi jika Inggris keluar dari Uni Eropa, akan
bergantung pada perjanjian macam apa yang bisa terbangun. Menurut beberapa
skenario yang dibuat oleh lembaga swadaya Open Europe, dalam skenario
terburuk, GDP Inggris tahun 2030 tanpa UE akan 2.2 persen lebih rendah
dibanding jika tetap dalam UE; sedangkan dalam skenario terbaik dimana
kesepakatan optimum tercapai, maka GDP Inggris justru bisa lebih maju 1.55
20% nilainya, ambrol ke 1.15 atau 1.20 terhadap Dolar apabila itu terjadi,
Inggris masuk resesi, dan UBS memperkirakan Inggris akan kehilangan 0.6-
2.8% GDP-nya. Deutsche Bank, HSBC, dan JP Morgan Chase pun mengatakan
pengangguran dan kerugian finansial besar. Lebih jauh lagi, Citibank menilai
Inggris bisa kehilangan 75,000 lapangan kerja jika keluar dari UE.
Di satu sisi, ini bisa jadi cuma langkah bank-bank besar untuk menakut-
nakuti massa saja, mengingat mereka selama ini telah menggunakan Inggris
sebagai landasan ekspansi di Eropa, dan bisnisnya bisa terganggu jika Brexit
terjadi. Perlu dicatat bahwa London adalah pusat perdagangan forex dunia,
komoditas dan derivatif. Jadi, ancaman akan keluar dari Inggris pun bisa jadi ya
hanya ancaman. Dibanding ini, hitung-hitungan Open Europe diatas tadi, dimana
dampak akan bergantung pada kesepakatan pasca Brexit, lebih masuk akal.