Mujiman
Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknologi Industri IST AKPRIND Yogyakarta
INTISARI
Sistem pentanahan merupakan suatu tindakan pengamanan pada instalasi listrik dimana
rangkaiannya ditanamkan dengan cara mengalirkan arus yang lebih atau arus gangguan ke
tanah, pentanahan atau grounding menggunakan elektroda pentanahan yang ditanam
dalam tanah. Salah satu faktor untuk mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang kecil
yaitu letak elektroda yang akan ditanam, untuk mengetahui nilai pentahanan tersebut maka
diperlukan pengukuran. Sedangkan salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam
pengukuran suatu sistem pentanahan adalah kondisi tanah di daerah dimana sistem
pentanahan tersebut akan dipasang. Untuk tujuan sistem pentanahan atau grounding ini
yaitu menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan normal atau
tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah serta mencegah kerusakan peralatan
listrik akibat arus lebih dari sistem instalasi. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa
nilai tahanan pentanahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman elektroda yang ditanam,
jumlah elektroda, jarak antar elektroda dan kondisi tanah dimana elektroda tersebut
ditanam.
1. PENDAHULUAN.
Sekilas mengenai laboratorium Teknik Elektro IST AKPRIND, untuk memenuhi kebutuhan
internal kampus IST AKPRIND di bidang teknik elektro terutama teknik tegangan tinggi, maka di
bangunlah sebuah laboratorium teknik tegangan tinggi, yang selama ini mahasiswa IST AKPRIND
dalam melakukan praktikumnya masih di kampus UGM Yogyakarta.
Dalam pembuatan pentanahan atau grounding pada laboratorium tegangan tinggi ini terlebih
dahulu merancang atau membentuk pola konsep pentanahan yang ideal dengan syarat mencari nilai
tahanan mencapai ≤ 10 ohm yang akan digunakan pada sebuah laboratorium,
2. METODOLOGI
Untuk alat-alat yang akan di gunakan dalam membuat sistim pentanahan ini antara lain:
a. Earth Tester
Earth tester ini di gunakan untuk mengukur tahanan elektroda pada saat elektroda di tanam ke
dalam tanah..
b. Grounding rod
Grounding rod adalah batang grounding yang ditanam di dalam tanah.Untuk detailnya pada saat
pemasangan akan ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Ukuran radius dan kedalaman penanaman
pada tanah.Sebelum melakukan penanaman, maka diukur terlebih dahulu volume dari grounding
rod menggunakan rumus
V=5 …………………………………………….. (1)
Dimana :
V = Volume dari grounding rod (cm3)
L = adalah panjang batang ( cm)
c. Elektroda
Kabel BC 1 x 25 mm ini merupakan elektroda untuk pentanahan atau grounding pada laboratorium
tegangan tinggi, kabel ini mungkin kita sering jumpai di pabrik-pabrik atau di perusahaan yang
bertegangan tinggi.
d. Pipa PVC
Pipa PVC adalah pipa yang digunakan sebagai penguat (konduit) dari kabel grounding yang
ditanam.
308
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) ISSN : 1979 – 911X
Yogyakarta, 26 November 2016 eISSN : 2541 – 528X
Gambar 1.
Dengan menggunakan sistem Wener 4-point dapat dilakukan perhitungan manual seperti dalam
rumus berikut :
………………… (2)
Dimana :
= nilai koefisien
( )
A= Jarak yang diatur untuk grounding (cm)
R = Resistansi ( Ohm)
a. Pada saat di titik A
Hasil yang didapat pada saat melakukan penelitian di titik A yaitu sebesar 6,1 ohm dengan
skala 200 Ω
309
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) ISSN : 1979 – 911X
Yogyakarta, 26 November 2016 eISSN : 2541 – 528X
Dari data tersebut perlu diberikan standar yang sesuai dengan peralatan sehingga keandalan sistem
tetap terjaga. Standar yang digunakan adalah NEC dengan nilai ukuran minimal ≤ 10 ohm untuk
sistem grounding conductor raceway and equipment .
310
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) ISSN : 1979 – 911X
Yogyakarta, 26 November 2016 eISSN : 2541 – 528X
Analisa Data
Sphere of Influence ( pengaruh Sphere)
Dimana :
L = 40( cm)
V = 24150 (cm3)
…………………………..(4)
Dimana :
= 557.77
B= 2000 cm
A= 1000 cm
R = 0.6 Ohm
Dimana :
R = 5,717 x GOhm
L = 40 cm
h = 2000 cm
d = 4 cm
Nilai Resistansi pasca pemasangan.
Dari hasil pengukuran pentanahan di atas dapat di peroleh data yang di tunjukan pada titik
A = 6,1 ohm, sedangkan untuk kedalaman tanah pada saat membuat pentanahan adalah 20 meter.
Selanjutnya hasil perhitungan pentanahan di tiap-tiap titiknya adalah sebagai berikut:
a. Hasil pengukuran di titik A
RP ≤ 50 / IA
𝐼𝐴 = 50 / 𝑅𝑃
IA = 50/ 6,1
= 8,19 Ampere
311
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) ISSN : 1979 – 911X
Yogyakarta, 26 November 2016 eISSN : 2541 – 528X
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
Jakarta: BSN
Badaruddin. (2012). Sistem Tenaga Listrik. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu
Buana: Jakarta.
Dermawan, A. (2004). Tahanan Isolasi pada Jaringan Listrik. [Online].
Tersedia: http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/tahanan-isolasi-pada-jaringan-listrik/ [21
april 2013].
Jasa Pendidikan dan Pelatihan. (2012). Grounding System. Jakarta: PT PLN (Persero).
Mulyana, E. (2011). Job Sheet Pengukuran Listrik. Jurnal Bahan Ajar Universitas Pendidikan
Indonesia Bandung
312