Anda di halaman 1dari 7

Pembersihan lahan

Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon,
halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau
menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.

Adapun Tahapan pekerjaan pembersihan lahan tersebut adalah sebagai berikut:


Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran,
Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan untuk menentukan batas-batas daerah yang akan
dibersihkan menggunakan peralatan survey seperti pita ukur atau GPS. Batas daerah yang
akan dibersihkan dapat diberi tanda dengan menggunakan patok dari kayu atau dengan
menggunakan tali pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui direksi pekerjaan . Jika
pekerjaan pembersihan lahan tersebut dalam skala yang lebih besar atau diperlukan
pengupasan lapisan permukaan tanah dasar maka ketersediaan data elevasi (ketinggian)
merupakan salah satu hal yang harus terpenuhi. Untuk dapat memperoleh data ketinggian
diperlukan survey pemetaan yang lebih detail menggunakan peralatan survey seperti Total
Station atau theodolite.
Lihat juga : Pengukuran Sifat datar

Tahap kedua yaitu pekerjaan Pembersihan dan pengupasan lahan


Semua pepohonan dan semak-semak dibersihkan dengan menggunakan alat Excavator atau
dengan alat lain yang sesuai. Penggunaan excavator untuk melakukan pembersihan pohon
memiliki keterbatasan seperti yang disebutkan sebelumnya pada 3 fungsi lain excavator

pembersihan pohon
Untuk pohon yang relatif besar dengan diameter lebih dari 15 cm, dilakukan pemotongan
dengan mesin potong dari bagian atas pohon secara bertahap hingga ke bagian bawah. Semua
tunggul dan akar sisa pemotongan harus dicabut dengan excavator dan dibuang ke tempat
lain yang disetujui direksi pekerjaan menggunakan dump truck

Tahap Selanjutnya yaitu menutup dan meratakan lubang bekas pembongkaran akar atau
tunggul dengan bahan timbunan yang disetujui direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan
dengan alat pemadat yang memadai.
IMB
Banyak masyarakat yang merasa malas untuk membuat sendiri surat Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) kebanyakan diantara mereka justru menyuruh orang lain ataupun calo
karena tidak tahu menahu tentang cara mengurus maupun syarat IMB. Padahal jika mau
dikerjakan, ternyata membuat surat izin mendirkan bangunan sangatlah mudah.

Mengurus urusan legalitas seperti IMB ini, tentu sangat penting bagi mereka yang baru
membeli rumah, baik cash ataupun kpr, karena jika properti Anda tidak memiliki surat-surat
beharga maka nilai properti Anda akan berkurang atau lemah dimata hukum.

Arti / Pengertian IMB


Arti atau pengertian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah produk hukum yang berisi
persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah Setempat (Pemerintah
kabupaten / kota) dan wajib dimiliki / diurus pemilik bangunan yang ingin membangun,
merobohkan, menambah / mengurangi luas, ataupun merenovasi suatu bangunan.

Kehadiran IMB (izin mendirikan bangunan) pada sebuah bangunan sangatlah penting, karena
bertujuan untuk menciptakan tata letak bangunan yang aman dan sesuai dengan peruntukan
lahan. Bahkan keberadaan IMB juga sangat dibutuhkan ketika terjadi transaksi jual beli
rumah. Pemilik rumah yang tidak memiliki IMB nantinya akan dikenakan denda 10 persen
dari nilai bangunan, rumah pun juga bisa dibongkar.

Nah, bagi Anda yang saat ini masih bingung bagaimana cara untuk mengurus IMB, berikut
ini beberapa syarat imb rumah tinggal maupun non tinggal.

Syarat IMB Rumah Tinggal


Persyaratan / Syarat IMB Rumah Tinggal

Sebelum menjalankan proses pembuatan IMB, setiap pemohon diwajibkan untuk melengkapi
beberapa persyaratan IMB, diantaranya adalah foto kopi identitas pemilik, foto kopi SPPT
dan Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Berjalan, foto kopi surat
kepemilikan tanah, surat kuasa (bila dikuasakan), surat pernyataan kepemilikan tanah.

Alur Pengajuan IMB Rumah Tinggal

Bagi Anda yang memiliki rumah di bawah 500 meter persegi, mengurus IMB bisa langsung
datang kecamatan di loket Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kecamatan, setelah itu
Anda bisa langsung mengisi formulir untuk pengajuan pengukuran tanah. Satu minggu
kemudian petugas akan datang ke rumah Anda dan mengukur dan membuat gambar denah
rumah Anda, setelah gambar jadi maka dapat dijadikan blueprint untuk IMB.

Lama Proses Pembuatan IMB Rumah Tinggal

Setelah gambar denah selesai, baru proses pengajuan IMB bisa dilaksanakan, jangka waktu
lama pembuatan IMB sendiri bisa memakan waktu 15 hari kerja.
Biaya Pengurusan IMB Rumah Tinggal

Biaya pengurusan IMB sendiri dihitung berdasarkan luasan rumah tersebut, yakni per meter
persegi dikenakan biaya Rp 2.500.

Syarat IMB Non Rumah Tinggal / Bangunan Umum

Persyaratan / Syarat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal s/d 8


lantai)

Untuk membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (s/d 8 lantai) pemohon harus
melengkapi beberapa syarat mengurus IMB berupa :

 Formulir permohonan IMB


 Surat pernyataan tidak sengketa (bermaterai)
 Surat Kuasa (jika dikuasakan)
 KTP dan NPWP ( pemohon dan/yang dikuasakan)
 Surat Pernyataan Keabsahan dan Kebenaran Dokumen
 Bukti Pembayaran PBB
 Akta Pendirian (Jika pemohon atas nama perusahaan/badan/yayasan)
 Bukti kepemilikan tanah (surat tanah)
 Ketetapan Rencana Kota (KRK)/RTLB
 SIPPT (untuk luas tanah > 5.000 m2)
 Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar situasi, denah, tampak, potongan,
sumur resapan) direncanakan oleh arsitek yang memiliki IPTB, diberi notasi GSB,
GSJ dan batas tanah)
 Gambar konstruksi serta perhitungan konstruksi dan laporan penyelidikan tanah
(direncanakan oleh perencana konstruksi yang memiliki IPTB)
 Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG)
 IPTB (Izin Pelaku Teknis Bangunan) arsitektur, konstruksi dan instalasi ( legalisir asli
)
 IMB lama dan lampirannya (untuk permohonan merubah/menambah bangunan)

Tahap Pengajuan IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal s/d 8 lantai)

Pertama pemohon datang ke loket Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) kota Administrasi
dimana Anda tinggal, kemudian mengisi formulir yang diajukan, setelah itu menyerahkan
syarat-syarat atau dokumen yang dibawa, kemudian berkas akan diteliti dan akan di survey ke
lokasi.

Setelah di survey kemudian petugas akan menghitung besaran retribusi atau biaya yang harus
dikeluarkan oleh pemohon, kemudian pemohon membayar retribusi yang ditetapkan di bank
DKI dan meminta bukti pembayaran dan kemudian menyerahkannya ke loket PTSP kota
Administrasi. Setelah itu baru IMB dapat diambil oleh pemohon.
Biaya Membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (8 Lantai)

Untuk biayanya membuat IMB Bangunan Umum Non Rumah tinggal sendiri disesuaikan
dengan Perda No 1 tahun 2015 dengan berdasarkan luas bangunan x indek bangungan x
harga satuan retribusi.

Lama Proses Pembuatan IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (8


Lantai)

Lama pembuatan IMB sendiri adalah 25 hari kerja, sejak dokumen teknis disetujui. Jika
sudah jadi IMB bisa langsung diambil di loket PTSP Kota Administrasi setempat.

Syarat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9 lantai lebih

Hampir sama seperti syarat-syarat membuat IMB Bangunan Umum untuk non rumah (s/d 8
lantai), untuk bangunan setinggi sembilan lantai lebih pun, harus memeuhi beberapa
persyaratan di bawah ini :

 Formulir Pendaftaran IMB


 Fotokopi KTP dan NPWP Pemohon
 Fotokopi Sertifikat Tanah, yang telah dilegalisir Notaris,
 Fotokopi PBB Tahun terakhir
 Menyertakan Ketetapan Rencana Kota (KRK) dan Rencana Tata Letak Bangunan
(RTLB/ Blokplan) dari BPTSP
 Mencantumkan fotokopi Surat Izin Penunjukkan Penggunaan Tanah (SIPPT) dari
Gubernur, apabila luas tanah daerah perencanaan 5.000 M2 atau lebih.
 Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar situasi, denah, tampak, potongan,
sumur resapan) direncanakan oleh arsitek yang memiliki IPTB, diberi notasi GSB,
GSJ dan batas tanah)
 Rekomendasi hasil persetujuan Tim Penasehat Arsitektur Kota (TPAK), apabila luas
bangunan 9 Lantai atau lebih,
 Hasil Penyelidikan Tanah yang dibuat oleh Konsultan,
 Persetujuan Hasil Sidang TPKB, apabila ketinggian bangunan 9 lantai atau lebih dan
atau bangunan dengan basement lebih dari 1 lantai, atau bangunan dengan struktur
khusus.
 Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG)
 Rekomendasi UKL/UPL dari BPLHD apabila luas bangunan 2.000 sampai dengan
10.000 M2, atau Rekomendasi AMDAL apabila luas bangunan lebih dari 10.000 M2.
 Surat Penunjukan Pemborong dan Direksi Pengawas Pelaksanaan Bangunan dari
Pemilik Bangunan.
 Surat Kuasa (jika dikuasakan)

Alur Membuat IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9 Lantai atau
lebih

Untuk mengurus IMB Bangunan Umum (Non Rumah Tinggal) 9 lantai ini, setiap pemohon
yang berdomisili di Jakarta terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran di loket Badan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Kantor Provinsi DKI Jakarta.
Di sana pemohon juga diwajibkan untuk menyertakan persyaratan-persyaratan yang telah
ditentukan, kemudian berkas-berkas yang telah masuk akan diteliti dan disidangkan oleh Tim
Penasehat Arsitektur Kota (TPAK). Setelah lulus maka akan disidangkan kembali
berdasarkan Pencanaan Struktur oleh Tim Penasehat Konstruksi Bangunan (TPKB) dan
Perencanaan Instalasi dan M&E ke Tim Penasehat Instalasi Bangunan (TPIB).

Kemudian petugas akan menghitung besarnya retribusi/biaya IMB, setelah itu pemohon harus
segera membayar biaya retribusi IMB melalui Bank DKI dan meminta tanda bukti
pembayaran yang kemudian diserahkan ke loket BPTSP di kantor Provinsi DKI Jakarta,
setelah itu maka berkas permohonan IMB dapat diterbitkan.

IMB yang telah diterbitkan akan diinformasikan melalui SMS atau telepon kepada pemohon
dan IMB dapat diambil oleh pemohon di loket PBTSP.

Biaya Pembuatan IMB Bangunan Umum Non Rumah Tinggal (9 Lantai


Lebih)

Retribusi atau biaya pembuatan IMB diatur beradasarkan beberapa aspek, perhitungannya
adalah sebagai berikut, Luas Bangunan x indek x Harga Satuan Retribusi (Seperti yang diatur
dalam Perda No.1 tahun 2015

Lama Waktu Pembuatan

Berdasarkan SK Gubernur No.129 tahun 2012, IMB bisa selesai dikerjakan selama 25 hari
kerja, terhitung sejak dokumen teknis dise

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Direksi Keet dan Gudang


Peleksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu dan
kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat mengelola proyek
dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan kontraktor yang berupa
direksi keet, untuk :
 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau seng
gelombang, lantai dengan discreeding.

Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk menyimpan
alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik,
gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang
menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap
menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan
gudang didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan.

Metode Pelaksanaan Pagar Pengaman Proyek

Pagar Pengaman Proyek

Pembuatan pagar pengaman proyek dilaksanakan sebelum aktivitas pelaksanaan di


lapangan dilakukan. Tujuannya adalah untuk menjamin keamanan kerja didalam lingkungan
proyek dan sekaligus sebagai pemisah aktifitas diluar dan didalam areal proyek. Pagar
pengaman ini dibuat berdinding seng dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah yang kokoh,
dibangun mengitari lokasi proyek sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai pengaman.
Pembuatan pagar pengaman proyek membutuhkan waktu pelaksanaan ± 7 hari.

Tahapan Pelaksanaan

 Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran untuk menentukan
batas-batas yang termasuk kedalam wilayah proyek.
 Pemasangan papan kayu dan seng gelombang sebagai bahan utama pembuatan
pagar pengaman.
 Setelah papan dan seng siap untuk dipasang, maka pada bagian dalam pagar akan
diberikan kayu penopang sebagai tumpuan.
Peralatan yang digunakan :

 Meteran
 Tang
 Gergaji
 Kakatua ( Gegep )
 Palu
 Gunting Seng

Anda mungkin juga menyukai