Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

ARTIKEL JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN


DIARE PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUANG ASOKA
RSUD H PADJONGA DG NGALLE
KABUPATEN TAKALAR

SANITATION ENVIRONMENT RELATIONSHIP WITH THE


OCCURRENCE OF DIARRHEA IN CHILDREN TREATED
IN SPACE ASOKA Hospital H PADJONGA DG NGALLE
DISTRICT TAKALAR

SELVIANA
NIM.12.2087

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Nurnainah,S.Kep,Ns,M.Kep Siti Badria,S.Kep,Ns


HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE
PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUANG ASOKA RSUD
H PADJONGA DG NGALLE KABUPATEN TAKALAR

SANITATION ENVIRONMENT RELATIONSHIP WITH THE OCCURRENCE


OF DIARRHEA IN CHILDREN TREATED IN SPACE ASOKA Hospital
H PADJONGA DG NGALLE DISTRICT TAKALAR

SELVIANA
Program Studi S1. Keperawatan
Email: Selvianaevi71@yahoo.com

ABSTRAK
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang
encer atau cair. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan dan penyebab
kematian pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Sanitasi
Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak yang dirawat di ruang asoka
RSUD H Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar. Metode penelitian ini
menggunakan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Subjek pada
penelitian ini adalah semua anak yang menderita diare pada periode januari-
februari dengan populasi 93. Pemilihan sampel yang digunakan adalah
Nonprobability sampling dengan teknik accidental menghasilkan sampel
sebanyak 30 orang. Uji statistic menggunakan Chi Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan antara penggunaan air bersih (p=0.003),
kepemilikan jamban (p=0.003), pembuangan sampah (p=0.002) dengan kejadian
diare pada anak. Kesimpulan penelitian ini adalah sanitasi lingkungan memilki
hubungan yang signifikan dengan kejadian diare yaitu penggunaan air bersih,
kepemilikan jamban, dan pembuangan sampah.
Kata Kunci: Sanitasi Lingkungan, Anak, dan Kejadian Diare

ABSTRACT
Diarrhea is the loss of fluid and electrolytes in excess which occurs due to the
frequency of one or more bowel movements with watery stool form or liquid.
Diarrheal disease is still a health problem and the leading cause of death in
children. The purpose of this study to determine the relationship with Genesis
Environmental Sanitation Diarrhea in Children treated in hospital asoka H
Padjonga Dg Ngalle Takalar. This study uses a quantitative method with cross
sectional study. Subjects in this study were all children suffering from diarrhea in
the period January-February with a population of 93. The sample used was
nonprobability accidental sampling technique to produce a sample of 30 people.
Using Chi Square statistical tests. The results showed that there was a relationship
between the use of clean water (p = 0.003), latrine ownership (p = 0.003), landfills
(p = 0.002) and the incidence of diarrhea in children. It is concluded that
environmental sanitation have the significant relationship with the occurrence of
diarrhea, namely the use of clean water, latrine ownership, and waste disposal.
Keywords: Environmental Sanitation, the Son, and the incidence of diarrhea
PENDAHULUAN mencakup, minimnya tempat
Penyakit diare masih menjadi pembuangan sampah, penyediaan air
masalah global dengan derajat bersih, kurangnya kepemilikan
kesakitan dan kematian yang tinggi jamban keluarga, dan sarana
di berbagai negara terutama di pembuangan air limbah rumah
negara berkembang, dan juga sebagai tangga. Hal ini dapat menyebabkan
salah satu penyebab utama tingginya masalah kesehatan lingkungan yang
angka kesakitan dan kematian anak besar karena dapat menyebabkan
di dunia (Magdarina, 2010). mewabahnya penyakit diare dan
Kematian anak di Indonesia mempengaruhi kondisi kesehatan
sangat tinggi. Indonesia menduduki masyarakat (Fiesta Dkk, 2012).
peringkat keenam dengan angka Berdasarkan data dari Badan
kejadian sekitar 6 juta bayi yang mati statistik Kabupaten takalar 2013,
pertahunnya. Kematian anak dan bahwa presentase kepemilikan akses
balita disebabkan oleh penyakit jamban pribadi 54% dan Buang Air
diare, bahkan untuk mendiagnosis Besar Sembarangan (BABS) 23%,
diare, maka pemeriksaan antigen Hasil Survei Environmental Health
secara langsung dari tinja Risk Assessment (EHRA) Kabupaten
mempunyai nilai sensifitas mencapai Takalar mengemukakan bahwa
70-90% (Efra, 2013). sebanyak 48,9% sampah rumah
Lingkungan yang sehat tangga masih berserakan, banyaknya
merupakan arena yang sangat cocok lalat diantara sampah yang
untuk anak bermain atau tempat berserakan masih sekitar 20,8 %
tinggal mereka. Jika lingkungan sedangkan penggunaan air bersih
rumah tidak sehat, hal ini bisa 40,23%.
mempengaruhi kesehatan anak dan Dari data yang diperoleh dari
berpengaruh terhadap tumbuh RSUD H Padjonga Dg Ngalle
kembang anak. Dan apabila kondisi Kabupaten Takalar, diare menempati
lingkungan buruk, akan menjadi peringkat 1 dari 10 masalah
salah satu faktor meningkatnya kesehatan yang ada di RSUD H
kejadian diare karena status Padjonga Dg Nggalle Kabupaten
kesehatan suatu lingkungan yang
Takalar. Penderita diare dari bulan Anak Yang Dirawat Di Ruang
januari-februari sebanyak 93 pasien. Asoka Di RSUD H Padjonga Dg
Berdasarkan studi pendahuluan Ngalle Kabupaten Takalar”.
peneliti terhadap 10 responden di
ruangan Asoka RSUD H Padjonga METODE PENELITIAN
Dg Ngalle Kabupaten Takalar, Desain Penelitian
terdapat 20% ibu memperhatikan Jenis penelitian ini adalah
penggunaan air bersih, menggunakan penelitian kuantitatif dengan
jamban pribadi, tetapi masih pendekatan cross sectional study
membuangan sampah disembaranang yaitu rancangan penelitian dengan
tempat. 10% ibu tidak melakukan pengukuran atau
memperhatikan penggunaan air pengamatan pada saat yang
bersih, menggunakan jamban pribadi bersamaan (sekali waktu).
dan membuang sampah pada
tempatnya. 70% ibu tidak Populasi, Sampel dan Sampling
memperhatikan penggunaan air Populasi dalam penelitian ini
bersih, menggunakan jamban umum, adalah semua anak yang menderita
dan pembuangan sampah penyakit diare berjumlah 93 dari
disembarang tempat. bulan januari sampai februari.
Dari hasil tersebut dapat Sampel sebanyak 30 responden
disimpulkan kondisi lingkungan dengan teknik sampling
sebagian responden belum baik. menggunakan Nonprobability
Kondisi lingkungan yang buruk sampling accidental dimana
menyebabkan terjadinya penentuan sampel berdasarkan
perkembangan faktor penyakit akibat kebetulan yaitu siapa saja yang
tersedinya media untuk penularan secara kebetulan bertemu dengan
penyakit, terutama penyakit diare. peneliti dapat digunakan sebagai
Berdasarkan uraian diatas maka sampel.
peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai apakah ada Instrument penelitian
“Hubungan Sanitasi Lingkungan Instrument yang digunakan
Dengan Kejadian Diare Pada adalah kuesioner, kuesioner terdiri
dari 2 bagian yaitu Kuesioner A : variabel dari hasil penelitian. Analisa
Karakteristik responden berisi data ini menghasilkan distribusi dan
identitas orangtua klien meliputi presentase dari tiap variabel yang
nama, jenis kelamin, umur, diteliti. Analisis bivariat dilakukan
pendidikan terakhir dan pekerjaan. untuk mengetahui hubungan dua
Kuesioner B : Berisi tentang variabel yang diduga berhubungan
variabel-variabel yang diteliti yaitu atau berkorelasi Analisa bivariat ini
penggunaan air bersih, kepemilakan menggunakan chi square.
jamban, serta pembuangan sampah
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang masing-masing 5 pertanyaan.
Hasil Penelitian
Dengan pilihan jawaban Ya dan
Karakteristik responden
Tidak. Pengolahan data dilakukan
Tabel 1 Distribusi Responden
secara editing, koding, dan tabulasi. Berdasarkan Jenis Kelamin di Ruang
Rawat Asoka RSUD H Padjonga Dg
Data yang diperoleh dalam bentuk NgalleKabupaten Takalar
kuesioner di analisa dengan Jenis Frekuensi Persentase
kelamin (f) (%)
menggunakan teknik uji chi square Laki-laki 5 16,7
Perempuan 25 83,3
dengan tingkat kemaknaan ɑ = 0,05. Total 30 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 1 menunjukan
Pengumpulan data
bahwa dari 30 responden diperoleh
Adapun sumber data penelitian
jenis kelamin laki-laki 5 responden
yaitu data primer yang merupakan
(16,7%) dan perempuan sebanyak 25
data penelitian yang diperoleh secara
responden (83,3%).
langsung melalui wawancara pada
Tabel 2 Distribusi Responden
responden menggunakan kuesioner. Berdasarkan Umur di Ruang Rawat
Asoka RSUD H Padjonga Dg Ngalle
Sedangkan data sekunder diperoleh Kabupaten Takalar
melalui status yang ada direkam Umur Frekuensi (f) Persentase
(Tahun) (%)
medik RSUD H Padjonga Dg Ngalle 20-25 8 26,7
26-30 13 43,3
Kabupaten Takalar. 31-35 9 30,0
Total 30 100
Sumber: Data Primer 2016
Analisa Data
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan
Teknik analisis data yang digunakan
bahwa dari 30 diperoleh kelompok
adalah analisis univariat, Analisa
umur yang paling banyak menderita
univariat dilakukan terhadap tiap
diare yaitu 26-30 tahun sebanyak 13 penggunaan air bersih sebanyak 14
responden (43,3%), sedangkan responden (46,7%), sementara yang
kelompok umur yang paling sedikit tidak memenuhi syarat penggunaan
menderita diare yaitu 20-25 tahun air bersih sebanyak 16 responden
sebanyak 8 responden (26,7%). (53,3%).

Tabel 3 Distribusi Responden Tabel 5 Distribusi Reponden


Berdasarkan Pendidikan di Ruang Rawat Berdasarkan Kepemilikan Jamban di
Asoka RSUD H Padjonga Dg Ngalle Ruang Rawat Asoka RSUD H Padjonga
Kabupaten Takalar Dg Ngalle Kabupaten Takalar
Frekuensi Persentase Kepemilikan Frekuensi Presentase
Pendidikan
(f) (%) jamban (f) (%)
SD 12 40,0 Memiliki jamban 24 80,0
SMP 5 16,7 Tidak memiliki 6 20,0
SMA/SMK 11 36,7 jamban
Perguruan Tinggi 2 6,7 Total 30 100
Total 30 100 Sumber: Data Primer 2016
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5 menunjukan
Berdasarkan Tabel 3 menunjukan
bahwa dari 30 responden yang
bahwa dari 30 responden frekuensi
memiliki jamban sebanyak 23
tingkat pendidikan yang tinggi yaitu
responden (76,7%), dan yang tidak
SD sebanyak 12 responden (40,0%),
memiliki jamban sebanyak 7
sedangkan frekuensi tingkat
responden (23,3%).
pendidikan yang rendah yaitu
perguruan tinggi sebanyak 2
Tabel 6 Distribusi Responden
responden (6,7%). Berdasarkan Pembuangan Sampah di
Ruang Rawat Asoka RSUD H Padjonga
Dg Ngalle Kabupaten Takalar
Analisa Univariat Pembuangan Frekuensi Presentase
sampah (f) (%)
Tabel 4 Distribusi Responden Memenuhi syarat 12 40,0
Berdasarkan Penggunaan Air Bersih di Tidak memenuhi 18 18,0
Ruang Rawat Asoka RSUD H Padjonga syarat
Dg Ngalle Kabupaten Takalar Total 30 100
Penggunaan air Frekuensi Presentase Sumber: Data Primer 2016
bersih (f) (%)
Memenuhi syarat 14 46,7 Berdasarkan Tabel 6 menunjukan
Tidak memenuhi 16 53,3
syarat bahwa dari 30 responden yang
Total 30 100
memenuhi syarat sebanyak 12
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 4 responden (40,0%), dan yang tidak

menunjukkan bahwa dari 30 memenuhi syarat sebanyak 18

responden yang memenuhi syarat responden (60,0%).


Analisa Bivariat
Analisis hubungan penggunaan air bersih dengan kejadian diare
Tabel 5.7
Hubungan Penggunaan Air Bersih Dengan Kejadian Diare Pada Anak Yang di Rawat
diruang Asoka RSUD H Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar
Kejadian Diare Total
Penggunaan Air bersih Diare Tidak Diare ρValue ɑ
N % N % N %
Memenuhi syarat 2 6,7 12 40,0 14 46,7
Tidak memenuhi syarat 11 36,7 5 16,7 16 53,3 0,003 0,05
Total 13 43,3 17 56,7 30 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukan bahwa dari 30 responden yang memenuhi
syarat penggunaan air bersih sebanyak 2 responden (6,7%) menderita diare, dan
12 responden (40,0%) tidak menderita diare, kemudian yang tidak memenuhi
syarat penggunaan air bersih sebanyak 11 responden (36,7%) menderita diare, dan
5 responden (16,7%) tidak menderita diare.
Berdasarkan perhitungan statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai
p=0,003 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti ada hubungan antara penggunaan air bersih dengan kejadian diare
pada anak.

Analisis hubungan kepemilikan jamban dengan kejadian diare


Tabel 5.8
Hubungan Kepemilikan Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Anak Yang di Rawat
Diruang Asoka RSUD H Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar
Kejadian Diare Total
Kepemilkan Jamban Diare Tidak Diare ρValue ɑ
N % N % N %
Memiliki Jamban 7 23,3 17 56,7 24 80,0
Tidak Memiliki Jamban 6 20,0 0 0,0 6 20,0 0.003 0,05
Total 13 43,3 17 56,7 30 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukan bahwa dari 30 responden yang memiliki
jamban sebanyak 7 responden (23,3%) menderita diare, dan 16 responden (53,3%)
tidak menderita diare, kemudian yang tidak memiliki jamban sebanyak 6
responden (20,0%) menderita diare, dan 0 responden (0,0%) tidak menderita
diare.
Berdasarkan perhitungan statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai
p=0,003 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti ada hubungan antara penggunaan air bersih dengan kejadian diare
pada anak.

Analisis hubungan pembuangan sampah dengan kejadian diare


Tabel 5.9
Hubungan Pembuangan Sampah Dengan Kejadian Diare Pada Anak Yang Di Rawat
Diruang Asoka RSUD H Padjonga Dg Ngalle Kabupaten Takalar
Kejadian Diare Total
Pembuangan Sampah Diare Tidak Diare ρValue ɑ
N % N % N %
Memenuhi Syarat 1 3,3 11 36,7 12 40,0
Tidak Memenuhi Syarat 12 40,0 6 20,0 18 60,0 0.002 0,05
Total 13 43,3 17 56,3 30 100
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukan bahwa dari 30 responden yang memenuhi
syarat pembuangan sampah sebanyak 1 responden (3,3%) menderita diare, dan 11
responden (36,7%) tidak menderita diare, kemudian yang tidak memenuhi syarat
pembuangan sampah sebanyak 12 responden (40,0%) menderita diare, dan 6
responden (20,0%) tidak menderita diare.
Berdasarkan perhitungan statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,002
lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti ada hubungan antara penggunaan air bersih dengan kejadian diare pada
anak.

PEMBAHASAN merupakan air bersih yang dapat


Penggunaan Air bersih digunakan untuk berbagai macam
Menurut Slamet yang dikutip kegiatan manusia, dengan ketentuan
dari Sucipto & Asmadi, 2011 bahwa terhindar dari kuman penyakit, dan
Air adalah suatu sarana utama untuk zat kimia yang dapat mengakibatkan
meningkatkan derajat kesehatan manusia jatuh sakit.
masyarakat, karena air merupakan Berdasarkan hasil analisa bivariat
salah satu media dari berbagai yang dilakukan di RSUD H Padjonga
macam penularan penyakit. Dg Ngalle Kabupaten Takalar
Menurut Departemen Kesehatan diperoleh dari 30 responden terdapat
RI yang dikutip dari Sucipto & 12 responden (40,0%) menggunakan
Asmadi, 2011 bahwa air sehat air bersih yang memenuhi syarat,
dimana diantaranya terdapat 1 menjadi penyebab atau penyebar
resonden (3,3%) yang menderita penyakit dan mengotori lingkungan
diare. Hal ini disebabkan responden pemukiman.
menggunakan air galon yang tidak Menurut Notoatmodjo, 2007
dimasak hingga mendidih, sehingga bahwa Jamban merupakan sarana
besar kemungkinan masih terdapat yang digunakan masyarakat sebagai
kuman-kuman phatogen dalam air tempat buang air besar.. Zat-zat yang
tersebut yang dapat menyebabkan harus dikeluarkan dalam tubuh ini
responden menderita diare, dan 11 berbentuk tinja (faeces), air seni
responden (36,7%) lainnya tidak (urine) dan CO2 sebagai hasil dari
menderita diare, proses pernafasan.
Sedangkan 18 responden (56,7%) Syarat kondisi jamban yang baik
lainnya memiliki penyediaan air adalah jarak dengan sumber air lebih
bersih yang tidak memenuhi syarat, dari 10 meter, tidak terjangkau
dimana 12 responden (40,0%) vektor seperti lalat, kecoak, tikus dan
diantaranya menderita penyakit sebagainya, mudah untuk digunakan,
diare. Karena air yang digunakan mudah dibersihkan, tidak
sehari-hari bukanlah air bersih menimbulkan bau, dan tidak
melainkan air sumur bor yang sedikit mencemari permukaan (Kemenkes
berbau untuk memenuhi kebutuhan RI, 2014).
sehari-hari, dan 16 (60,0%) Berdasarkan hasil penelitian yang
responden tidak menderita diare. dilakukan di RSUD H Padjonga Dg
Ngalle Kabupaten Takalar bahwa
Kepemilikan jamban dari 30 responden terdapat 6
Menurut Dirjen P2M & FLP responden (20,0%) yang memiliki
yang dikutip dari Sucipto & Asmadi jamban namun menderita diare, hal
2011 bahwa Jamban adalah suatu ini disebabkan jamban yang dimiliki
bangunan yang digunakan untuk responden tidak tertutup, sehingga
membuang dan mengumpulkan vektor kuman penyakit dapat
kotoran yang lazim disebut WC, mengkontaminasi makanan yang
sehingga kotoran tersebut berada tidak tertutup. Sebanyak 17
dalam suatu tempat tertentu dan tidak responden (56,7%) memiliki jamban
dan tidak menderita diare, karena Berdasarkan hasil penelitian yang
jamban yang dimiliki responden dilakukan di RSUD H Padjonga Dg
tersebut selalu tertutup ketika tidak Ngalle Kabupaten Takalar diperoleh
digunakan, kebiasaan menutup dari 30 responden yang memenuhi
jamban setelah digunakan dapat syarat sebanyak 1 responden (3,3%)
meminimalisir kontaminasi vektor pembuangan sampah yang baik
pembawa penyakit seperti kecoak, tetapi menderita diare, karena
lalat dll. Kemudian terdapat 6 responden tersebut belum memiliki
responden (20,0%) menderita diare tempat sampah yang tertutup
akibat tidak memiliki jamban, BAB sehingga memungkinkan lalat atau
tidak pada tempatnya seperti di kecoak dapat membawa vektor
sungai, serta kotoran tinja tidak penyakit, dan 11 responden (36,7%)
terkubur rapat akan mengundang memenuhi syarat pembuangan
lalat maupun tikus yang akan sampah yang baik tidak menderita
berdampak pada kesehatan diare, karena responden memiliki
lingkungan, dan lain-lain. tempat sampah yang tertutup serta
memisahkan tempat sampah yang
Pembuangan Sampah kering dan basah.
Menurut Notoatmodjo, 2007 Kemudian yang tidak memenuhi
bahwa Sampah adalah suatu bahan syarat pembuangan sampah sebanyak
atau benda padat yang tidak dipakai 12 responden (40,0%) tidak
dan tidak digunakan lagi oleh memenuhi pembuangan sampah
manusia. menderita diare, karena responden
Menurut Entjang yang dikutip membuang sampah sembarang
dari Sucipto & Asmadi, 2011 bahwa tempat, tidak memisahkan sampah
pembuangan sampah (waste) kering dan basah, bahkan responnden
merupakan suatu zat/benda yang tidak teratur membakar sampa,
tidak berfungsi atau tidak terpakai lingkungan yang kotor karena
lagi, baik yang berasal dari rumah- sampah sangat disenagi oleh faktor-
rumah maupun dari sisa-sisa proses faktor pembawa penyakit dan 6
industri. responden (20,0%) tidak memenuhi
syarat pembuangan sampah tidak
menderita diare, karena walaupun seperti memiliki jamban pribadi,
sampahnya tidak dipisahkan tetapi membiasakan diri cuci tangan setelah
responden teratur membakar sampah BAB, membuag sampah pada
dan responden memiliki tempat tempatnya dan rutin membakar
sampah yang tertutup. sampah sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan serta
KESIMPULAN DAN SARAN dapat terhindar darii berbagai macam
Kesimpulan penyakit terutama pada anak.
Dari hasil penelitian yang Untuk peneliti selanjutnya, Perlu
dilakukan di RSUD H padjonga dg dilakukan penelitian lebih lanjut,
ngalle kabupaten takalar sehingga variabel-variabel lain yang
menunjukkan bahwa sanitasi belum berkorelasi (berhubungan)
lingkungan memiliki hubungan yang dapat terbukti adanya korelasi sesuai
signifikan dengan kejadian diare dengan teori. Seperti variabel
pada anak. penggunaan air bersih, kepemilikan
jamban dan variabel pembuangan
Saran-saran sampah yang pada penelitian ini
Peneliti menyarankan agar berhubungan dengan kejadian diare
masyarakat terutama oarangtua untuk pada anak.
menjaga kebersihan lingkungannya
DAFTAR PUSTAKA
Efra. (2013). Hubungan Kasus Diare Dengan Faktor Sosial Ekonomi Dan
Perilaku. Bagian ilmu kesehatan masyarakat. Vol.1, No. 2. Diakses pada 3
Februari 2016. Dari
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/7archieve/jurnal.hubungankasusdiaredengan
-faktor-sosialekonomi-dan-perilaku.doc
Fiesta O.S., Surya D. & Irnawati M. (2012). Hubungan Kondisi Lingkungan
Perumahaan
Dengan Kejadian Diare Di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk
Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagaitahun 2012. Diakses pada 3
februari 2016. Dari
http://Jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/article/download/3282/1609.
Magdarina. 2010. Morbiditas dan Mortalitas Diare pada Balita di Indonesia
Tahun 2000-2007.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta. Rinekla
cipta.
Sucipto, D. C. SKM, M.Sc & Asmadi, ST, M.Si. (2011). Aspek Kesehatan
Masyarakat Dalam Amdal. Yokyakarta. Katalog dalam terbitan (KDT).
Suyanton, S.Kp, M.Kes (2011), Metodologi Dan Aplikasi Penelitian
Keperawatan, Yokyakarta, Nuhu Medika.

Anda mungkin juga menyukai