TINJAUAN PUSTAKA
7
8
2.2 Keuangan
2.3 Bank
Fungsi pokok bank umum seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2009:3)
adalah:
“Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat.”
Sedangkan Damawi (2011:58) menyatakan fungsi-fungsi yang dilakukan bank umum
agar dapat menjalankan perannya yaitu:
1. Menghimpun dana dari tabungan masyarakat,
2. Menyediakan dana untuk dipinjamkan (kredit),
3. Menyediakan jasa lalu lintas pembayaran,
4. Menciptakan uang giral,
5. Menyediakan fasilitas untuk memperlancar perdangan luar negeri,
6. Menyediakan jasa-jasa trusty (wali amanat),
7. Menyediakan berbagai jasa yang bersifar “off balance sheet” seperti
11
8. jasa safety deposit boxes, inkaso, pialang, garansi bank, dan lain-lain.
Fungsi Bank menurut Triandaru dan Budisantoso (2006:9) yaitu:
“Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of
development, dan agent of services”. Masing-masing dari fungsi tersebut diuraikan
pada penjelasan sebagai berikut:
3 Agent of trust
Dasar utama dari kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam
hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan
dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya
bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan
baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut
dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan menempatkan atau
menyalurkan dananya pada debitor atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur
kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitor bank tidak akan menyalahgunakan
pinjamannya, debitor akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitor akan
mempunyai kemampuan membayar pada saat jatuh tempo, dan debitor mempunyai
niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh
tempo.
4 Agent of development
kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian masyarakat.
5 Agent of services
“Pendapatan dalam bank terdiri dari beberapa komponen seperti pendapatan bunga,
pendapatan provisi kredit, pendapatan komisi, dan pendapatan lainnya sebagai akibat
dari transaksi bank yang merupakan kegiatan utama ataupun bukan.”
Pendapatan yang diperoleh bank akan berpeluang meningkatkan perolehan
laba dan akan mempengaruhi persentase kinerja yang dicapai suatu bank. Jasa
pendapatan yang diperoleh bank atas produk dan jasa yang diberikan kepada
masyarakat menurut Kasmir (2008:120) dapat dibagi menjadi dua golongan,
yaitu:“Pendapatan bunga (interest income) dan pendapatan non bunga (fee based
income).”Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:
Pendapatan yang diperoleh dalam bentuk bunga atas pemberian kredit sebagai
penyalur dana kepada masyarakat baik perorangan atau badan usaha dan juga
penempatan dana kepada bank lain.
Pendapatan provisi, fee atau komisi yang diperoleh bank yang bukan
merupakan pendapatan bunga. Pendapatan ini dapat juga diperoleh dari pemasaran
produk maupun transaksi jasa perbankan.
Hasibuan (2009:100) mengemukakan bahwa sumber pendapatan bank berasal dari:
a. Bunga kredit yang disalurkan oleh bank yang bersangkutan;
b. Ongkos-ongkos lain lintas pembayaran;
c. Penjualan buku cek, bilyet giro, setoran, dan bilyet deposito;
d. Sewa safe deposit box;
e. Komisi dan provisi;
f. Jual beli valas;
g. Penjualan inventaris yang telah disusut habis;
h. Call money market;
14
i. Agio saham;
j. Dan lain-lain.
Berikut ini akan dibahas mengenai beberapa produk yang menghasilkan fee
based income dan pengertian dari beberapa produk yang menghasilkan fee based
income.
Menurut Dendawijaya (2009:18) macam-macam jasa perbankan mencakup:
1. Jasa perbankan dalam negeri
2. Jasa perbankan luar negeri
3. Kegiatan dan jasa perbankan lainnya.
16
f. Gold card
Kredit yang dikeluarkan bank dengan kerja sama dengan penerbit kartu
kredit di luar negeri untuk mengkombinasikan fasilitas gold card dari
penerbit itu (termasuk transaksi dalam valas) dengan jasa-jasa yang
diberikan oleh bank.
Yang dimasukan ke pos ini adalah provisi dan komisi yang dipungut atau
diterima oleh bank dari berbagai jasa keuangan yang dilakukan, seperti provisi kredit,
provisi transfer, komisi pembelian/penjualan efek-efek dan lain-lain.
Sedangkan menurut Lapoliwa dan Kuswandi (2007:267) pengertian provisi
dan komisi adalah:
20
Yang dimasukkan ke dalam pos ini adalah keuntungan yang diperoleh bank
dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian/penjualan valuta sing,
selisih kurs karena konversi provisi, komisi, dan bunga yang diterima dari bank-bank
di luar negeri.
Sedangkan menurut Lapoliwa dan Kuswandi (2007:269) pengertian
pendapatan transaksi valuta asing adalah:
“Pendapatan yang timbul dari transaksi valas lazimnya berasal dari
selisih kurs. Selisih kurs ini akan dimasukan kedalam pos pendapatan
dalam laporan rugi laba. Laba atau rugi yang timbul dari transaksi valas
harus diakui sebagai pendapatan atau beban dalam perhitungan laba rugi
tahun berjalan”.
Yang dimasukan ke pos ini adalah pendapatan lain yang merupakan hasil
langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank yang
tidak termsuk ke dalam rekening pendapatan di atas, misalnya dividen yang
diterima dari saham yang dimiliki.
Sedangkan menurut Lapoliwa dan Kuswandi (2007:270) pengertian
pendapatan operasional adalah:
“Pendapatan operasioanl lainnya adalah penerimaan deviden dari anak
perusahaan atau penyertaan saham, laba rugi penjualan surat berharga
pasar modal dan lainnya”.
21
2.7 Profitabilitas
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri.
Rasio ini banyak diamati oleh pemegang saham bank serta para investor di pasar
modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut telah
go public). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih
Return On Equity 100%
Modal Sendiri
Laba Bersih
Net Profit Margin 100%
Pendapatan Operasional
25
1. Laba (profit)
2. Aktiva (assets)
yang dicapai bank serta semakin baik pula posisi dalam penggunaan aset. Dengan
kata lain, rasio yang menunjukkan adanya efisiensi manajemen terutama dalam
pengelolaan aset untuk memperoleh keuntungan.
Berdasarkan Taswan (2003:58) rumus untuk menentukan ROA adalah:
digunakan analisis
regresi linier sederhana.
2 Pompong B. Setiadi Analisis Hubungan Spread of Hasil Analisis Hasil analisis penelitian,
(2010) Interest Rate, Fee Based menunjukkan adanya Terdapat hubungan
Income dan Loan to Deposit pengaruh yang positif yang signifikan
Ratio dengan ROA Pada signifikan antara antara Spread of Interest
Perbankan di Jawa Timur Spread of Interest Rate, Fee Based
Rate, Fee Based Income,
Income dan Loan to dan Loan to Deposit
Deposit Ratiodengan Ratio dengan
ROA pada perbankan profitabilitas (ROA)
di Jawa Timur pada Bank Pemerintah.
Metode yang digunakan
adalah regresi berganda
dan uji simultan.
3 Shella Fitri A (2013) Pengaruh Fee Based Income fee based income Fee based income
Terhadap ROA pada bank berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap
BUMN. ROA dimana ROA. Metode yang
besarnya pengaruh digunakan adalah rata-
fee based income rata hitung, uji asumsi
65.9% klasik.
Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), dan
Biaya operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO), yang
diperbaharui dengan Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.
Dalam menghitung profitabilitas ini, menggunakan Return On Assets (ROA).
Dendawijaya (2009:119) menyatakan bahwa:
“Dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih
mementingkan penilaian besarnya Return On Assets (ROA) dan tidak
memasukkan unsur Return On Equity (ROE). Hal ini dikarenakan bank
Indonesia sebagai pembina dan pengawasan perbankan lebih mengutamakan
nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya
sebagian besar dananya berasal dari simpanan masyarakat”.
Berdasarkan hal tersebut, maka rasio profitabilitas yang digunakan dalam
penilitian ini adalah Return On Assets (ROA) karena rasio ini dianggap lebih baik
dari rasio lainnya dalam mengukur efisiensi kinerja.
Menurut Frianto Pandia (2012:71) Return On Assets adalah:
“Rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total
aset bank, rasio ini menujukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan
oleh bank bersangkutan. ROA merupakan indikator kemampuan perbankan untuk
memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank.”
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh laba secara keseluruhan. ROA mencerminkan kegiatan usaha murni
bank dan merupakan gambaran efisiensi suatu bank dalam menghasilkan laba dari
alokasi penggunaan dana bank pada aktiva yang ditanamkan yang menghasilkan
pendapatan. ROA yang tinggi menandakan kemampuan bank menghasilkan laba pada
pemanfaatan aktiva, sedangkan ROA yang rendah menunjukkan ketidakefisienan
manajemen.
Dengan demikian Return On Assets jika terpenuhi dengan baik, yaitu:
mengukur kemampuan perubahan bank dalam mengelola asset yang dimilikinya,
maka bank akan memperoleh pendapatan (income). Begitu juga pihak manajemen
sangat berkepentingan dalam pengelolaan aktivitas fee based income yang dapat
meningkatkan pendapatan (income).
32
Aktivitas
Kinerja Bank
Perbankan
Produk dan
Pendapatan
Jasa
Bank
Pelayanan
Return On
Assets (ROA)
Dari penjelasan di atas, penulis menduga bahwa fee based income memiliki
hubungan positif dengan profitabilitas (ROA) pada kinerja keuangan bank, yang
berarti dengan meningkatnya fee based income maka akan diikuti peningkatan
profitabilitas (ROA). Begitupun sebaliknya, dengan menurunnya fee based income
maka akan diikuti penurunan profitabilitas (ROA). Hal ini mengacu pada penelitian
Sri Dewi Anggadini (2010).
2.11 Hipotesis
Berdasarkan pada latar belakang, kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu
di atas, maka penulis mengambil hipotesis penelitian yaitu ada pengaruh fee based
income terhadap kinerja bank yaitu ROA.