S2 2016 372954 Introduction PDF
S2 2016 372954 Introduction PDF
PENDAHULUAN
1
2
Tanjung Priok 8
Thailand 5
Australia, NZ 3
France 3
Hong Kong 2
Singapore 1.1
0 2 4 6 8 10
Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan terdiri dari 559 pulau yang ukurannya
bervariasi mulai dari pulau kecil sampai dengan pulau besar seperti pulau Ambon,
Seram dan Halmahera. Menurut letak astronomis, wilayah Provinsi Maluku terletak
antara 2030’-90 LS dan 1240-1360 BT. Luas daratan di Maluku adalah 74.505 km2,
dengan jumlah penduduk 1.657.409 juta jiwa pada tahun 2014. Sebagian besar
perairan laut yang mengelilingi Maluku merupakan laut dalam seperti Samudera
Pasifik, laut Maluku, laut Halmahera, laut Banda, laut Flores dan laut Timor.
Walaupun sarana angkutan udara juga dipergunakan di Maluku, pengangkutan
barang dan penumpang antar pulau sebagian besar masih sangat tergantung pada
angkutan laut.
Kota Ambon adalah Ibukota Provinsi Maluku merupakan kota terbesar dan menjadi
sentral bagi wilayah kepulauan Maluku sehingga Kota Ambon menjadi pusat
pelabuhan, pariwisata dan pendidikan. Sebagai ibukota provinsi dan penghubung
daerah-daerah di Maluku, Kota Ambon mempunyai tanggung jawab untuk melayani
terutama pemenuhan kebutuhan transportasi angkutan laut. Untuk itu, pelabuhan
Ambon sebagai pelabuhan utama di Kota Ambon yang berfungsi untuk kegiatan naik
4
turun penumpang, bongkar muat barang, ekspor impor, dan sebagainya harus tetap
memberikan pelayanan yang baik, dalam arti aman dan efisien terhadap pengguna
pelabuhan dalam hal ini angkutan barang maupun angkutan penumpang.
Pelabuhan Ambon memiliki panjang dermaga 567.6 meter dan luas keseluruhan
kawasan terminal pelabuhan adalah 33 meter2. Berdasarkan data series tentang
Kinerja Operasional Pelabuhan Ambon yang diperoleh dari PT. Pelindo (Persero) IV
Cabang Ambon menyatakan bahwa sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
jumlah arus kunjungan kapal, arus penumpang, arus bongkar muat barang dan peti
kemas di Pelabuhan Ambon terus mengalami peningkatan sebagaimana terlihat
dalam Gambar 1.2.
1,000,000 1200
dan Penumpang (Orang)
900,000
800,000
700,000 800
600,000
500,000 600
400,000
300,000 400
200,000 200
100,000
0 0
2010 2011 2012 2013 2014
Arus Penumpang 318,535 374,733 532,363 497,232 420,183
Arus Barang 625,291 706,050 863,583 865,923 895,389
Arus Kunjungan Kapal 646 739 803 816 962
Gambar 1.2 Trafik arus kunjungan kapal, penumpang, barang dan peti kemas
pada Pelabuhan Ambon tahun 2010 - 2014
5
pelayanan kapal selama kapal berada di dalam daerah kerja pelabuhan serta utilisasi
fasilitas pelabuhan dan alat bongkar muat peti kemas sesuai dengan Standar Kinerja
Pelayanan Operasional Pelabuhan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18/DJPL.11 tahun 2011.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi
ekonomi Kota Ambon terhadap arus lalu lintas pelabuhan Ambon dan kinerja pada
kondisi eksisting pelabuhan Ambon selama beberapa tahun sebelumnya sehingga
dapat diketahui kebutuhan fasilitas dalam melayani perkembangan arus kunjungan
kapal, arus penumpang, arus barang dan peti kemas untuk beberapa tahun yang akan
datang serta pengembangan Pelabuhan Ambon sampai tahun 2034.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijabarkan maka dapat dijelaskan tujuan
dari penelitian ini adalah.
1. Menganalisis pengaruh kondisi ekonomi Kota Ambon terhadap perkembangan
arus lalu lintas di pelabuhan Ambon.
2. Menghitung kebutuhan fasilitas pelabuhan seperti dermaga, panjang dermaga,
kebutuhan gudang dan kebutuhan lapangan penumpukan yang dibutuhkan
7
D. Batasan Masalah
Dari beberapa pokok rumusan masalah di atas, maka penulis membatasi penelitian
ini yaitu sebagai berikut.
1. Lokasi pelabuhan yang dikaji adalah pelabuhan Ambon.
2. Data yang digunakan untuk proyeksi arus kunjungan kapal, penumpang, barang
dan peti kemas yakni data time series sejak tahun 2010 - 2014.
3. Penelitian ini membahas tentang kinerja pelayanan pelabuhan yang terdiri WT,
AT, dan ET : BT, kinerja utilitas dan kebutuhan fasilitas dermaga, gudang dan
lapangan penumpukan yang terukur melalui nilai BOR, SOR, dan YOR, serta
kinerja dan kebutuhan peralatan bongkar muat peti kemas.
4. Analisis arus kunjungan kapal, arus penumpang, arus barang dan peti kemas
menggunakan analisis regresi. Proyeksi arus kunjungan kapal, arus penumpang,
arus barang dan peti kemas, kebutuhan fasilitas pelabuhan serta alat bongkar
muat menjangkau tahun 2019 (jangka pendek), 2024 (jangka menengah) dan
2034 (jangka panjang).
5. Peralatan bongkar muat yang dianalisa adalah Luffing Crane (LC), Rubber
Tyred Gantry (RTG), dan Reach Stacker (RS)
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang Analisis Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Ambon
diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pengelola pelabuhan dalam hal ini PT.
Pelabuhan Indonesia (Persero) wilayah IV cabang Ambon, Kesyahbandaran dan
8
F. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan terhadap penelitian Analisis Kinerja
Pelayanan Operasional Pelabuhan Ambon dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Perbedaan
dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini membahas mengenai kinerja
kinerja pelayanan pelabuhan yang terdiri Waiting Time (WT), Approach Time (AT),
dan perbandingan Effectif Time (ET) : Berth Time (BT), kinerja utilitas dan
kebutuhan fasilitas dermaga, gudang dan lapangan penumpukan yang terukur
melalui nilai Berth Occupancy Ratio (BOR), Shed Occupancy Ratio (SOR), dan
Yard Occupancy Ratio (YOR), serta kinerja dan kebutuhan peralatan bongkar muat
peti kemas. Analisis arus kunjungan kapal, arus penumpang, arus barang dan peti
kemas menggunakan analisis regresi linear berganda dengan variabel independen
adalah indikator Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Ambon, jumlah
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk Kota Ambon.
Proyeksi arus kunjungan kapal, arus penumpang, arus barang dan peti kemas,
kebutuhan fasilitas pelabuhan serta alat bongkar muat menjangkau tahun 2019
(jangka pendek), tahun 2024 (jangka menengah) sampai dengan tahun 2034 (jangka
panjang).mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
9
1 Djawani Machbar, 2002 Mengevaluasi kinerja pelabuhan yang Analisa Kinerja pelayanan barang dengan berth throughput cargo dan
Evaluasi Kinerja dan ada dan memprediksi kelayakan Regresi Linier container;
Pengembangan Terminal sarana dan prasarana seperti fasilitas Deskriptif Produktivitas bongkar muat general cargo, bagged cargo, dan
Peti Kemas Pelabuhan dermaga, lapangan penumpukan, dan kualitatif container;
Pontianak peralatan bongkar muat yang ada di Kinerja pelayanan kapal;
teminal peti kemas pelabuhan Kinerja utilisasi fasilitas dengan rasio penggunaan dermaga
Pontianak (BOR) dan rasio penggunaan lapangan penumpukan (YOR);
Kebutuhan sarana dan prasarana untuk kebutuhan dermaga peti
kemas tahun 2005, 2010 dan 2015.
2 I Komang Wisnu Melakukan analisa terhadap pelayanan Regresi Linier Tingkat pemakaian gudang dan lapangan penumpukan;
Dananjaya, 2011 barang di gudang dan lapangan Total biaya Kebutuhan gudang dan lapangan penumpukan;
Optimasi Pelayanan penumpukan, mengoptimalkan fungsi pengiriman Waktu optimal barang di gudang dan lapangan penumpukan
Gudang dan Lapangan biaya gudang dan lapangan penumpukan serta total biaya minimal.
Penumpukan pada sehingga mempercepat aliran keluar
Pelabuhan Tanjung Priok masuk barang
3 Moedji Widodo, 2007 Melakukan evaluasi kinerja fasilitas Data sekunder Kinerja pelayanan kapal di pelabuhan dan barang di dermaga
Evaluasi Kinerja pelabuhan, master plan pelabuhan, dan atau data dinilai baik;
Operasional Fasilitas merumuskan arah kebijakan operasional Kinerja barang di gudang dan lapangan penumpukan masih
Pelabuhan di Tanjung pengembangan fasilitas pelabuhan untuk selama 10 tahun sangat kecil;
Intan Cilcap jangka pendek (5 tahun), jangka dan RIP tahun Tingkat pemakaina dermaga (BOR) masih mampu melayani
menengah (10 tahun) dan jangka 2005-2025 kapal dengan baik;
panjang (20 tahun). Tingkat pemakaian gudang (SOR) dan lapangan penumpukan
(YOR) masih sangat rendah.
4 Muh.Firdaus Fajrin Mengetahui tingkat kinerja operasional Deskriptif Kinerja operasional bongkar muat peti kemas di pelabuhan
Cangara, 2014 bongkar muat peti kemas yang ditinjau kualitatif bitung belum cukup baik;
Analisa Performance dari waktu operasional Komposisi peralatan bongkar muat memiliki tingkat utilisasi
Pelabuhan Bitung Ditinjau Kapasitas dan kemampuan infrastruktur yang cukup baik, namun tingkat okupansi dermaga dan
dari Aspek Operasional dermaga dan container yard terhadap container yard mengalami penurunan performance.
Bongkar Muat Peti Kemas arus peti kemas dan kunjungan kapal
10