Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

DIAGNOSA HAEMAPTOE DI RUANG PARU RUMKITAL DR RAMELAN

SURABAYA

Disusun Oleh:

Suheni Khotimah Indriani

(183.0093)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA


PRODI PROFESI NERS TAHUN AJARAN
2018-2019
Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Dwi Priyantini.,S.Kep.,Ns.,Msc Wijayanti.,S.Kep.,Ns


1. PENGKAJIAN

Tempat dan tanggal pengkajian : Ruang Paru Lantai 1 / 21 September 2018

Tanggal dan jam MRS : 20 september 2018 pukul 04.00 WIB

No. RM : 08-78-70

I. BIODATA

a. Identitas Klien ;

1. Nama : Ny. S

2. Usia : 71 th

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Suku /Bangsa : Jawa / Indonesia

5. Agama : Islam

6. Status Marital : Menikah

7. Pendidikan/pekerjaan : SMA

8. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia

9. Alamat : Surabaya

b. Penanggung jawab Klien

1. Nama : Tn. A

2. Hubungan dengan klien : Anak

3. Umur : 40 th

4. Pendidikan / pekerjaan : S1 / Swasta


5. Alamat : Surabaya

II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN

a. Keluhan Utama

Batuk darah

b. Riwayat Penyakit Sekarang

pada tanggal 20 September 2018, saat istirahat klien mengeluh batuk tidak sembuh
sembuh selama 10 hari, dahak susah keluar, perut terasa sakit sampai perut bagian
belakang dan keluar keringat. Klien mengatakan ketika dirumah diberikan sirup nilco,
lasterine dan madu TJ, dan tidak ada perubahan. Klien mengatakan jam 04.00 batuk keluar
darah kurang lebih 3 sendok makan, darah yang dikeluarkan berwarna merah segar.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan menderita penyakit hipertensi dan diabtetes

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan dalam keluarga ibunya menderita Diabetes Melitus

e. Riwayat Alergi

Klien mengatakan alergi udang


III. Genogram

71

Laki laki

Perempuan

Pasien

Tinggal serumah

IV. PEMERIKSAAN FISIK

a. Observasi Vital Sign

Keadaan umum lemah

Kesadaran compos mentis

Tanda Vital : TD 161/94 mmHg, Nadi 89 X/mt, Suhu 36 °C, RR 24 X/mt SPO2 97%

Antropometri TB 155 cm BB sebelum sakit 50 kg BB setelah sakit 50 kg

b. B1 Breath / Pernafasan

Inspeksi

- tidak ada pernafasan cuping hidung

- tidak tampak sianosis


- Bentuk dada klien Normochest, pergerakan dada tampak simetris

- Tidak terdapat luka bekas jahitan atau luka operasi didada

- klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan

Palpasi

- fokal fremitus tidak ada

Perkusi

- Perkusi dada sonor

Auskultasi

- frekuensi nafas tachipnea

- Suara nafas vesikuler

- terdapat suara nafas tambahan ronchi

Subyektif

- pasien mengatakan batuk sudah 10 hari dan keluar darah segar kurang lebih 3 sendok
makan

- pasien mengatakan dahak susah keluar

c. B2 Blood / Kardiovasculer dan limfatik

Inspeksi

- pergerakan dada tampak simetris

- bentuk dada normal, tidak tampak barrel chest

- tidak tampak odem

- Tidak tampak ictus cordis

- tidak tampak sianosis

- tidak ada luka bekas operasi di dada


Palpasi

- Akral teraba dingin, kering dan merah

- turgor kulit baik

- Capillary Refill Time (CRT) < 2 dtk

- Nadi teraba dengan frekuensi 89 x/mt, irama reguler, cepat, volume penuh dan kuat

- Ictus cordis pada mid clavicula line kiri pada costae 5 dua jari kearah lateral kiri

Auskultasi

- irama jantung reguler

- Bunyi jantung S1-S2 Tunggal

- Tidak terdengar bunyi jantung tambahan (murmur, gallop)

MAP : 94 + 160/3 = 85 mmHg (N 70 -100 mmHg)

d. B3 Brain / Persarafan

Inspeksi

- Reflek cahaya +

- Pupil Isokor mata kanan +/mata kiri +

- Glassglow Coma Scale : E4 V5 M6

Palpasi

- Nervus I : Klien dapat menebak bau

- Nervus II : Klien dapat melihat objek

- Nervus III : Reflek pupil +

- Nervus IV : Klien dapat melirik keatas dan kebawah

- Nervus V : Klien dapat merasakan rabaan didaerah pipi dan dahi


- Nervus VI : Klien dapat melirik ke kanan /kiri

- Nervus VII : Klien dapat mengerutkan dahi

- Nervus VIII : Klien dapat mendengar dengan baik

- Nervus IX : Klien dapat mengecap

- Nervus X : Klien dapat menelan ludah

- Nervus XI : Klien dapat menggerakkan kepala dan bahu

- Nervus XII : Klien dapat menjulurkan lidah kekanan dan kekiri

- Tidak terdapat benjolan atau luka dikepala

d. B4 Bladder / Perkemihan

Inspeksi

- Kebersihan genetalia terjaga


- Tidak terpasang kateter
- warna URINE kuning jernih, bau urine normal

Palpasi

- Tidak terdapat nyeri tekan kandung kemih


- Tidak ada distensi pada vesika urinaria

Subyektif

- Tidak ada keluhan sakit pinggang

e. B5 Bowel / Pencernaan

Inspeksi

- Mulut bersih, mukosa lembab dan tidak ada lesi


- Tidak menggunakan gigi palsu
- Makan bubur
- Porsi makan pasien habis satu porsi
- Pasien BAB 1 x per hari konsistensi lembek warna kuning
- Tidak terpasang NGT

Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan abdomen


- Tidak terdapat asites
- Tidak ada pembesaran limpa dan hepar

Auskultasi

- Peristaltic usus 12 x / menit (N 5-35 x/mt)

f. B6 Bone / Musculoskeletal

Inspeksi

- Tidak terdapat fraktur


- Tidak terdapat deformitas
- Tidak menggunakan alat bantu
- ROM bebas
- Kekuatan otot 5555 5555
5555 5555
- terdapat bekas luka
Subjektif: pasien mengatakan bekas luka karena alergi dengan udang

Palpasi

- Turgor kulit baik


- Kuku bersih

g. Sistem Endokrin

Pada saat pemeriksaan tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, Nafas tidak bau keton,
tidak ada luka ganggren. Terdapat hiperglikemia 2jpp : (411)

h. Sistem seksual reproduksi

Tidak ada masalah dalam kemampuan seksual dan reproduksi klien mempunya 7 orang
anak
i. Sistem Aktivitas dan Kemampuan perawatan diri

Klien beraktivitas secara mandiri selama dirumah, selama di RS, klien dibantu
aktivitasnya oleh anak laki-laki nomor 4, klien banyak tirah baring di tempat tidur karena
klien dilarang dokter untuk beraktivitas atau duduk.

Subjektif: pasien mengatakan ingin duduk tetapi tidak disarankan dokter untuk duduk
terlebih dahulu dikarenakan batuk darah belum sembuh.

j. Sistem Personal Hygiene

Pada saat pemeriksaan, didapatkan klien mandi 2 x sehari dan keramas 2 hari sekali
sebelum dirawat di RS. Selama di RS Klien diseka dengan wash lap oleh anaknya dan
klien belum mencuci rambut. Klien sikat gigi 1 x sehari

k. Sistem istirahat tidur

Sebelum MRS klien tidur 7-8 jam sehari dengan nyenyak, selama MRS klien tidur dengan
menggunakan 1 bantal. Saat masuk rumah sakit tidur sekitar 3-4 jam, pasien mengatakan
saat batuk susah untuk tidur.

l. Sistem Kognitif perseptual, Psiko Spiritual

- Persepsi terhadap sakit

Klien mengatakan sehat itu penting, oleh karena itu klien saat sehat suka melakukan
aktivitas sesuai kemampuannya, klien ingin cepat pulang.

- Konsep diri

Klien mengatakan sehat adalah bisa melakukan apa saja, klien ingin cepat sembuh dan
sering bertanya tentang penyakitnya.

- Konsep diri

Klien mempunyai konsep diri positif terhadap dirinya. Klien dekat dengan anak
anaknya dan sering mengajak nonton bareng untuk mengisi waktu senggang. Kemampuan
bicara klien baik dan mampu beradaptasi dengan sesama klien dan perawat. Klien
mengatakan bila di rumah mengikuti pengajian agama. Selama dirawat klien sholat. Klien
merasa kurang tahu dengan penyakitnya karena klien tidak pernah sakit seperti sekarang,
klien juga ingin segera pulang dan beraktivitas kembali dengan normal.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 22-9-2018

Urea nitrogen 8,0 (8,0 – 24,0)

Creatinine 1,1 (0,5 – 1,3)

Glucose 2jpp 411 (70-115)

Natrium 134,1 (135,5-145,0)

Kalium 3,47 (3,50-5,00)

Glorida 102,7 (95,0-108,0)

c. Lain lain :

Pemeriksaan ECG

VI. TERAPI/TINDAKAN LAIN

Terapi Dosis Indikasi Kontra Indikasi Efek samping


Obat
Transamin 2x1 amp Tuberkolosis, Hipersensitif Kelelahan,
250 mg menstruasi berat, terhadap asam anemia, nyeri
hemofilia traneksamat; sendi, nyeri
2. Darah perut
mudah
membeku
(tromboemboli).
Ranitidin 2x1 amp magh Alergi ranitidin, Sakit kepala,
ibu menyusui, sulit bab,
gagal ginjal diare, mual
Inj. 3x10 unit hiperglikemi Hipoglikemi, o Hipoglik
Novorapid alergi emia
o Reaksi
alergi
seperti
gatal dan
ruam
pada
kulit
o Ganggua
n saluran
pencerna
an dan
pernapas
an
o Keringat
berlebih
o Penurun
an
tekanan
darah
o Reaksi
alergi
lokal
seperti
kemerah
an, gatal,
hinga
bengkak
di area
suntik/te
mpat
pemberia
n obat
VII. Skala Pemeriksaan Risiko Trauma Kulit/decubitus (The Norton Scale)

Parameter Skala Skor Poin Pasien


Kondisi fisik Sangat buruk 1 4
Buruk 2
Cukup 3
Baik 4

Kondisi mental Stupor-koma 1 4


Konfus/Sopor 2
Apatis 3
Komposmentis 4

Aktivitas Tirah baring 1 3


Kursi Roda (hanya bisa duduk) 2
Dipapah (ambulan dengan bantuan) 3
Mandiri (ambulan) 4

Mobilisasi Sulit/tidak bergerak 1 3


Sangat terbatas 2
Sedikit terbatas 3
Penuh/bergerak bebas 4

Inkontinensia Inkontinensia alvi dan urine 1 4


Sering inkontinensia urine 2
Kadang – kadang 3
Tidak ada 4
Jumlah 18
Penilaian
Resiko rendah : 16-20
Resiko sedang : 12-15
Resiko tinggi : < 12

VIII. Pengukuran skala pasien jatuh (Adaptasi Morse Fall Scale)

NO INDIKATOR POINT POIN PASIEN


IYA TIDAK
1 Riwayat jatuh (dalam 3 bln) 25 0 0
2 Alat bantu 0
Ya 15
Tidak 0
Berpegangan pada perabot 30
Tongkat/alat penopang 15
Tidak ada perawat/kursi roda/ tirah baring 0
3 Terpasang infus 20 0 20
4 Gaya berjalan 10
Kesulitan/terganggu 20
Lemah 10
Normal/immobilisasi 0
5 Status mental 0
Sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki 15
Sadar akan kemampuan diri sendiri 0
TOTAL 30
Kesimpulan
Resiko tinggi ≥ 45
Resiko sedang = 25 – 44
Resiko rendah = 0 – 24
IX. SKOR NYERI = 5

X. PENILAIAN KEMANDIRIAN DALAM AKTIVITAS SEHARI – HARI (INDEKS


KATZ)

SKOR KRITERIA
A Mandiri dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi
B Mandiri 5 fungsi, kecuali salah satu dari fungsi diatas
C Mandiri 4 fungsi, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain
D Mandiri 3 fungsi, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi yang lain
E Mandiri 2 fungsi, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi
lain
G Ketergantungan untuk semua fungsi

XI. PEMERIKSAAN GLASCOW COMA SCALE

RESPON RESPON NILAI NILAI PASIEN


Mata terbuka Secara spontan 4 4
Terhadap suara bicara 3
Terhadap nyeri 2
Mata tidak terbuka 1
Respons verbal Orientasi 5 5
terbalik Kacau 4
Penggunaaan kata kata tidak tepat 3
Suara tidak dapat dimengerti 2
Tidak bersuara 1

Respos gerak Mematuhi perintah 6 6


(motor) terbaik Melokalisir nyeri 5
Menarik dengan fleksi 4
Fleksi abnormal 3
Ekstensi abdomen 2
Flaksid (lemah dan lunak) 1

3.2. ANALISA DATA

DATA/ FAKTOR RESIKO ETIOLOGI MASALAH


Data Subyektif Resiko ketidakstabilan
- Pasien mengatakan saat gula darah
dirumah makan tidak
dibatasi
- Pasien mengatakan saat
dirumah tidak pernah cek
gula darah

Data obyektif
- Gula darah 2jpp 411
- TD: 161/94, nadi: 89.
Suhu: 36ºC, RR:
24X/menit
Data subyektif Mukus berlebihan Bersihan jalan nafas
- Pasien mengatakan batuk
selama 10 hari
- Pasien mengatakan batuk
keluar darah, dengan
warna merah segar kurang
lebih 3 sendok makan
- Pasien mengatakan dahak
susah keluar
Data Obyektif
- pasien tampak batuk
- adanya suara nafas tambahan
- ronkhi
- TD: 161/94, nadi: 89. Suhu:
36ºC, RR: 24X/menit

Data subyektif Imobilitas Intoleran aktivitas


- Pasien mengatakan tidak
disarankan oleh dokter
untuk duduk atau banyak
bergerak
Data Obyektif
- Pasien tampak sedang
tidur-tiduran
- Pasien sering bertanya
kapan bisa duduk
- Pasien tampak lemah

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

NO MASALAH TANGGAL PARAF


KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI (NAMA)
1 Bersihan jalan nafas Suheni
2 Ketidakstabilan gula darah Suheni
3 Intoleransi aktivitas Suheni
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Bersihan jalan nafas Tujuan 1. observasi TTV 1. mengetahui perkembangan pasien
berhubungan dengan mukus Setelah dilakukan 2. berikan posisi yang nyaman 2. meningkatkan inspirasi maksimal
berlebihan tindakan keperawatan sesuai indikasi dari dokter dan meningkatkan ekspansi paru
Data subyektif selama 2 x 24 jam 3. ajarkan kepada pasien tentang 3. mengeluarkan sekret
- Pasien mengatakan diharapkan bersihan jalan batuk efektif 4. membantu mengencerkan sekret
batuk selama 10 hari nafas efektif 4. kolaborasi dengan dokter dalam
- Pasien mengatakan Kriteria Hasil : pemberian terapi
batuk keluar darah, 1. respirasi normal
dengan warna merah 20x/menit
segar kurang lebih 3 2. tidak terdapat batuk
sendok makan darah
- Pasien mengatakan 3. sekret dapat keluar
dahak susah keluar
Data Obyektif
- pasien tampak batuk
- adanya suara nafas
tambahan
- ronkhi
- TD: 161/94, nadi: 89. Suhu:
36ºC, RR: 24X/menit

2 Resiko ketidakstabilan gula Tujuan 1. monitor kadar glukosa darah 1. Mengetahui kondisi glukosa
darah Setelah dilakukan 2. mengidentifikasi kemungkinan dalam darah apakah mengalami
Data Subyektif tindakan keperawatan penyebab hiperglikemi peningkatan atau penurunan
- Pasien mengatakan saat selama 2 x 24 jam 3. menginstruksikan pasien dan 2. Mengetahui penyebab glukosa
dirumah makan tidak diharapkan gula darah keluarga terhadap pencegahan, meningkat
dibatasi dan apa saja dalam batas normal pengenalan manajemen dan 3. Memanajemen diabetes yang
yang ada dirumah Kriteria hasil hiperglikemi dialami oleh pasien dan
dimakan 1. gula darah dalam 4. kolaborasi dengan dokter jika mengetahui cara penanganan
- Pasien mengatakan saat batas normal (80-144 tanda dan gejala hiperglikemia terhadap hiperglikemi
dirumah tidak pernah mg/dL) menetap atau memburuk 4. Mencegah terjadinya komplikasi
cek gula darah 2. pemahaman dari hiperglikemi
manajemen diabetes
Data obyektif
- Gula darah 2jpp 411
- TD: 161/94, nadi: 89.
Suhu:036ºC,RR:24X
3 Intoleransi aktivitas Tujuan 1. observasi TTV 1. mengetahui peningkatan tekanan
berhubungan dengan Setelah dilakukan 2. observasi adanya pembatasan darah, nadi dan RR pasien
imobilitas tindakan keperawatan pasien dalam melakukan 2. keterbatasan pasien dalam
Data subyektif selama 1 x 24 jam aktivitas melakukan aktivitas kemandirian
- Pasien mengatakan tidak diharapkan pasieb 3. bantu klien untuk 3. meningkatkan motivasi pasien
disarankan oleh dokter bertoleransi terhadap mengidentifikasi aktivitas yang agar lebih efektif
untuk duduk aktivitas mampu dilakukan 4. menumbuhkan kemandirian pasien
- Pasien mengatakan 4. bantu klien untuk melakukan dan meningkatkan mobilitas
bosan tiduran terus Kriteria hasil aktivitas/latihan fisik secara
- Pasien mengatakan jika 1. berpartisipasi dalam teratur.
turun dari tempat tidur aktivitas fisik tanpa
dibantu oleh anaknya disertai peningkatan
Data Obyektif tekanan darah, nadi
- Pasien tampak sedang dan RR (respiration
tidur-tiduran rate)
- Pasien sering bertanya 2. pasien tidak tampak
kapan bisa duduk lemah
- Pasien tampak lemah 3. mampu melakukan
- TD: 161/94, nadi: 89. aktivitas dengan
Suhu:036ºC,RR:24X mandiri
E. EVALUASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA WAKTU CATATAN PERKEMBANGAN


(TGL & JAM)
Bersihan jalan nafas 23-9-2018 S:
- pasien mengatakan dahak sudah bisa keluar ketika batuk
- pasien mengatakan sudah jarang batuk dan tidak mengeluarkan darah

O
- tidak terdengar suara ronkhi
- TD: 130/90, nadi 85x/menit, RR: 20x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Resiko ketidakstabilan gula darah 24-9-2018 S: pasien mengatakan sudah tidak makan sembarangan
Pasien mengatakan membatasi makanan yang dikonsumsi
O: pemberian inj. Novorapid
GDA: 140
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

Intoleransi Aktivitas 23-4-2018 S: pasien mengatakan ke kamar mandi tidak dibantu siapa-siapa
O: tidak terdapat keluarga diruangan pasien
Pasien terlihat semangat untuk
melakukan aktivitas secara mandiri
TD: 140/80, Nadi: 86. RR: 20
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan penulis akan membahas mengenai kesenjangan dari Asuhan


keperawatan pada klien dengan Congestive Heart Failure (CHF). Berdasarkan tinjauan
teoritis dan tinjauan kasus yang telah dibuat dan serta faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang mengacu pada teori yang ada.

A. Pengkajian
Pengkajian yang telah dilakukan berdasarkan teoritis dan anamnesa dari pasien, kemudian
data dikumpulkan dan dianalisa sehingga dapat diketahui kebutuhan klien sesuai dengan
permasalahan yang ada. Pada tinjauan pustaka menggunakan pengkajian primer dan sekunder
yang sering digunakan pada kasus gawat darurat sedangkan penulis mengkaji dengan
menggunakan pengkajian persistem meliputi identitas, riwayat penyakit, genogram,
pemeriksaan fisik (B1 – B6),pemeriksaan penunjang, terapi, the norton scale, Adaptasi
Morse Fall Scale, Pain Scale, Indeks Katz dan GCS . Data-data tersebut sudah menunjang
untuk melakukan asuhan keperawatan selanjutnya, karena semua data sudah didapatkan
dengan jelas dan akurat.

B. Diagnosa
Pada tahap ini penulis membandingkan antara diagnosa yang ditemukan pada tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus.
Diagnosa tinjauan pustaka :
1. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi,
dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup

2. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru

3. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan,
asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli

4. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer yang
mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung.
5. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium
oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal

6. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam
lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.

7. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang


dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul.

Tinjauan kasus didapatkan diagnosa :

1. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi

2. Kelebihan volume cairan b/d menurunnya laju filtras glomerulus (menurunnya curah
jantung)

3. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2

4. Anxietas b/d kurang terpapar informasi

5. Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan

Penulis merumuskan diagnosa dengan menganalisis data - data yang diperoleh dari hasil
pengkajian. Berdasarkan hasil pengkajian terhadap kasus yang penulis observasi, muncul 5
diagnosa, sedangkan pada tinjauan teoritis penulis menemukan 7 Diagnosa keperawatan,
setelah penulis membandingkan antara tinjauan teoritis dan kasus yang penulis menemukan 2
diagnosa pada tinjauan kasus tidak ditemukan di tinjauan pustaka yaitu diagnosa intoleransi
aktivitas dan gangguan pola tidur hal ini karena disesuaikan dari kebutuhan dasar yang
ditemukan pada pasien saat pengkajian. Untuk menentukan etiologi penulis menggunakan
buku SDKI dan Nanda 2018 - 2020 sebagai dasar pembuatan diagnosa berdasarkan batasan
karakteristik yang ada.

C. Intervensi
Pada tahap ini penulis berusaha untuk melakukan intevensi berdasarkan prioritas masalah.
Didalam melakukan penyusunan rencana tindakan keperawatan penulis tidak mengalami
kesulitan. Dengan panduan intervensi dari NIC dan NOC yang telah disesuaika dengan
kebutuhan pasien. Intervensi yang disusun sesuai dengan prioritas masalah pada klien Tn S
D. Implementasi
Pada tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
tindakan yang telah ditetapkan. Dimana dalam melakukan tindakan keperawatan penulis
tidak semata-mata melakukan sendiri tetapi melibatkan keluarga pasien serta bantuan dari
perawat ruangan. Implementasi dibuat secara berkesinambungan sampai dengan masalah
yang ada dapat teratasi.

E. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan merupakan upaya untuk melihat sejauh mana keberhasilan
asuhan keperawatan yang telah di capai dengan mengacu kepada tujuan dan kriteria hasil.
Kegiatan evalusi yang dilakukan setelah tujuan dari masalah yang ada pada klien tercapai.
Dari tiga diagnosa keperawatan yang ada pada tahap akhir evaluasi, maka 3 masalah teratasi
teratasi. Klien keluar rumah sakit satu hari setelah masalah teratasi dengan discharge planing.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Dalam makalah ini, antara pengkajian pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus sudah
terdapat perbedaan format tetapi pada dasarnya dapat diaplikasikan keduanya tergantung dari
kebutuhan penulis.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang muncul yang ada pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya
muncul pada tinjauan kasus. Namun diagnosa yang diangkat sesuai dengan masalah yang ada
pada tinjauan kasus sudah cukup mewakili dan sesuai dengan tinjauan teoritis.

3. Intervensi

Intervensi yang disusun berdasarkan prioritas masalah yang ada pada tinjauan kasus
sudah sesuai dengan tinjauan teoritis.

4. Implementasi

Implementasi merupakan aplikasi dari intervensi yang telah disusun.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi dari implementasi keperawatan pada tinjauan kasus setelah dilakukan
perawatan selama 3 x 24 jam dapat menyelesaikan masalah keperawatan yang ada.
B. Saran

1. Untuk Institusi
a. Mengupas secara jelas tentang konsep teoritis dan asuhan keperawatan pada klien dengan
Congestive Heart Failure (CHF).
b. Mendemonstrasikan kepada mahasiswa tindakan keperawatan yang benar pada klien
Congestive Heart Failure (CHF).
2. Untuk Rumah sakit
a. Memperbaiki sistem manajemen Rumah sakit, sehingga mempermudah proses
keperawatan.
b. Memperhatikan jadwal pemulangan klien dengan Congestive Heart Failure (CHF).
c. Meningkatkan mutu pelayanan.
3. Untuk Perawat
a. Melakukan perawatan terhadap klien dengan gangguan Congestive Heart Failure (CHF)
dengan keperawatan professional
b. Melakukan perawatan sesuai dengan prosedur tetap.
c. Melibatkan keluarga dalam proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif,S.Kep.,Ns, Hardhi Kusuma,S.Kep.,Ns.2016. Asuhan Keperawatan


Praktis.Yogyakarta.Mediaction

Ardini, Desta N. 2007. Perbedaaan Etiologi Gagal jantung Kongestif pada Usia Lanjut
dengan Usia Dewasa Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Januari - Desember 2006. Semarang:
UNDIP

Jayanti, N. 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat dalam


http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/ (diakses pada
6 Februari 2012)

Johnson, M.,et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Judith M. Wilkinson,PhD,ARNP,RN.2016. Diagnosis Keperawatan.Jakarta.EGC

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius

Mc Closkey, C.J., Iet all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River

Nixson Manurung,S.Kep.,Ns.,S.Kom.,M.Kep.2018. Keperawatan Medikal bedah konsep


mind mapping dan Nanda Nic Noc.Jakarta.TIM

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta. DPP


PPNI

T.H. Herdman, S Kamitsuru.2018. Nanda-1 Diagnosis Keperawatan.Jakarta.EGC

Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai