Anda di halaman 1dari 32

Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan II

Dosen Koordinator : M. Vonny H. Rumampuk, S.Kp.,MSi


Dosen Pembimbing : Ns. Natalia Elisa Rakinaung, S.Kep
Semester : 3 ( Kelas A )

PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN
SECARA HOLISTIK
DALAM KONTEKS KEPERAWATAN

Disusun oleh :
Kelompok III
Dian Siliana (09061004)
Sinthia Mangodeng (09061012)
Gusti M,A,R Subagia (09061025)
Theresia Ngala (09061027)
Alfiester Reppi (09061037)
Kristi Manorek (09061042)
Lani Makaminang (09061043)
Enjelita Macpal (09061047)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena tugas
makalah ini dapat di selesaikan dengan baik. Makalah ini di buat dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan 2 dan untuk
mengetahui tentang Prinsip-prinsip secara holistik dalam konteks keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami dari kelompok 3 mengalami banyak
kesulitan karena kurangnya pengetahuan baik dari cara penulisan maupun materi
yang di perlukan, untuk itu di sampaikan terima kasih terhadap pihak-pihak yang
telah membantu dalam penulisan makalah ini terlebih khusus kami ucapkan
terima kasih kepada Ns. Natalia Elisa Rakinaung, S.Kep. yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
karena itu jika terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini, kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca sekalian.
Kami harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Sekian dan
terima kasih.

Manado, September
2010

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1. Tujuan Umum........................................................................... 2
2. Tujuan Khusus.......................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan.......................................................................... 2
D. Metode Penulisan........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prinsip-Prinsip Pendekatan Secara Holistik.................................... 4
B. Teori Sistem.................................................................................... 5
C. Konsep Berubah ........................................................................... 9
1.Pengertian dan Jenis Perubahan .................................................9
2.Teori Proses Berubah ............................................................... 11
3. Prinsip dan Strategi Berubah..................................................... 17
4. Reaksi-Reaksi Terhadap Perubahan.......................................... 19
BAB III PEMBAHASAN
A. Teori Sistem .................................................................................. 23
1. Tujuan Sistem........................................................................... 24
2. Klasifikasi Sistem..................................................................... 24
3. Pendekatan ............................................................................. 25
B. Konsep Berubah.............................................................................26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 28
B. Saran .............................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
29
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori
sistem ini kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan
keseluruhan aspek sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta
perubahan hubungan internal dan lingkungan di sekitarnya.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada perawat, dokter
atau tim kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling
menunjang dalam melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan
kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan, keperawatan merupakan bagian penting
dalam pelayanan kesehatan.
Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara
berkualitas sehingga masyarakat akan merasa di dukung dan di perhatikan dalam
meningkatkan kesehatan, sehingga tidak ada perbedaan pendapat yang akan
terjalin antara perawat dan pasien. Di samping itu dalam menerapkan prinsip-
prinsip perubahan perawat harus menerapkannya secara bersama-sama tidak
membeda-bedakan, harus menyeluruh (Holistik).
Secara holistik dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan
dengan merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan
yang muncul di dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana
terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang
bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau
beranjak untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Suatu perubahan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam
masyarakat sangat penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka,
apalagi bila seorang perawat berhasil menerapkan praktek kesehatan yang baik
dalam masyarakat. Karena itu akan memudahkan seorang perawat dalam
menyelesaikan tugas sebagai seorang perawat, dan nantinya dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit, seorang perawat akan merasa bangga karena bisa
melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan akan merasa bahwa inilah
seorang perawat yang profesional karena dapat memberikan pelayanan yang
terbaik dari yang lainnya.
Kami kelompok 3 sangat tertarik dengan materi ini karena, dalam materi
ini kami dapat mempelajari lebih luas mengenai bagaimana seorang perawat
berperan sebagai individu dan klien, dalam berinteraksi di mana satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi terhadap tingkat kebutuhan dan kepuasan yang
merupakan fokus dari asuhan keperawatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip pendekatan secara holistik dalam
bidang keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penerapan teori sistem dalam keperawatan,
b. Untuk mengetahui Konsep Berubah yang ada dalam pelayanan kesehatan

C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiwa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan prinsip-prinsip
pendekatan secara holistik.
2. Mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara menerapkan teori sistem
dalam keperawatan.
3. Mahasiswa dapat mempelajari bahkan dapat menerapkan konsep berubah
serta bagian-bagiannya dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
D. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan dari makalah ini terdiri dari IV bab yaitu : Bab I
menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan
umum dan khusus, manfaat penulisan dan metode penulisan.
Bab II menjelaskan tentang prinsip pendekatan secara holistic yang
mendasari tindakan keperawatan yang meliputi 4 dimensi, menjelaskan tentang
teori sistem dan konsep berubah yang meliputi pengertian dan jenis perubahan,
teori proses berubah, prinsip dan strategi berubah serta reaksi-reaksi terhadap
perubahan.
Bab III menjelaskan tentang teori sistem yang meliputi tujuan sistem,
klasifikasi sistem serta pendekatan. Dan juga menjelaskan tentang konsep
berubah.
Bab IV meliputi, kesimpulan dari kami selaku kelompok III serta saran dari
kami sebagai pembuat makalah prinsip-prinsip pendekatan secara holistic
dalam konteks keperawatan.
Demikian metode penulisan makalah kami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Holistik
Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan
keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan
spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh. Apabila satu
dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan
kesejahteraan (Wellnes). Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi
yang saling mempengaruhi yaitu: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki
individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Teori adaptasi Sister
Callista Roy dapat digunakan.
Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien
untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
Tindakan direncanakan dengan tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada
kemampuan individu dalam beradaptasi terhadap stimulus. Sedangkan evaluasi
yang dilakukan dengan melihat kemampuan klien dalam beradaptasi dan
mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Kemampuan adaptasi
ini meliputi seluruh aspek baik biologis, psikologis maupun sosial (holistik).
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini merupakan
konsep yang harus di pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas kepada klien.
B. Teori Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema)
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.
Sistem merupakan suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan
aspek sosial manusia, struktur, masalah-masalah organisasi, serta perubahan
hubungan internal dan lingkungan disekitarnya. Sistem tersebut terdiri atas tujuan,
proses dan isi. Tujuan adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga tujuan
dapat memberikan arah pada sistem. Proses berfungsi dalam memenuhi tujuan
yang hendak dicapai, dan Isi terdiri atas bagian yang membentuk suatu sistem.
Dalam mempelajari sistem, maka terlebih dahulu harus memahami teori
tentang sistem. Karena teori tentang sistem akan memudahkan dalam
memecahkan persoalan yang ada dalam sistem. Sistem tersebut terdiri dari
subsistem yang membentuk sebuah sistem yang antara satu dengan yang lainnya
harus saling mempengaruhi.
Dalam teori sistem disebutkan bahwa sistem itu terbentuk dari subsistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari
input, proses, output, dampak, umpan balik, dan lingkungan yang kesemuanya
saling berhubungan dan saling mempengaruhi, sehingga dapat digambarkan
sebagai berikut:

Feedback

Input Proses Output Dampak

Lingkungan
Gambar 1. Subsistem yang saling berhubungan
1. Input
Input merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan
untuk berfungsinya sebuah sistem, seperti pelayanan kesehatan. Maka
masukan dapat berupa potensi masyarakat, tenaga kesehatan, sarana
kesehatan dan lain-lain.
2. Proses
Proses merupakan suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suatu
masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang diharapkan dari sistem
tersebut, sebagaimana contoh dalam sistem pelayanan kesehatan, maka yang
dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3. Output
Output adalah hasil yang diperoleh dari sebuah proses, dalam sistem
pelayanan kesehatan hasilnya dapat berupa pelayanan kesehatan yang
berkualitas, efektif dan efisien serta dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga pasien sembuh dan sehat optimal.
4. Dampak
Dampak merupakan akibat yang dihasilkan dari sistem, yang terjadi
relatif lama waktunya. Setelah hasil dicapai, sebagaimana dalam sistem
pelayanan kesehatan, maka dampaknya akan menjadikan masyarakat sehat
dan mengurangi angka kesakitan dan kematian karena pelayanan terjangkau
oleh masyarakat.
5. Umpan Balik
Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan
dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Umpan balik dalam sistem pelayanan dapat berupa kualitas
tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input yang selalu meningkat.
6. Lingkungan
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem, tetapi dapat
mempengaruhi pelayanan kesehatan sebagaimana dalam sistem pelayanan
kesehatan, lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan geografis,
atau situasi kondisi sosial yang ada dimasyarakat seperti institusi diluar
pelayanan kesehatan.

a. Tingkat Pelayanan Kesehatan


Tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Melalui tingkat pelayanan
kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar manusia tentang
kesehatan. Menurut Leavel dan Clark dalam memberikan pelayanan
kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan
diberikan, diantara tingkat pelayanan kesehatan dalam sistem pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut:
1).Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan
ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat
atau sasarannya tidak terjadi gangguan kesehatan.
2).Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat
dari bahaya yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan, atau
bentuk perlindungan terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman
kesehatan, yang masuk dalam tingkat perlindungan pada penyakit
tertentu seperti imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) untuk
mencegah TB (Tuberculosis), DPT (Difteri Pertusis Tetanus),
Hepatitis, campak, dan lain-lain.
3).Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini dan
Pengobatan Segera)
Tingkat pelayanan kesehatan ini sudah masuk kedalam tingkat
dimulainya atau timbulnya gejala dari suatu penyakit.
4).Disability Limitation (Pembatasan Cacat)
Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien
atau masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit
yang ditimbulkan.
5).Rehabilitation (Rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis
sembuh.
b. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter,
pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dokter
merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak
meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak
pemerintah maupun swasta.
Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu primary health
care, (pelayanan kesehatan tingkat pertama), secondary health care
(pelayanan kesehatan tingkat kedua), dan tertiary health services
(pelayanan kesehatan tingkat ketiga). Ketiga bentuk pelayanan kesehatan
terbagi dalam pelayanan dasar yang dilakukan di puskesmas dan
pelayanan rujukan yang dilakukan di rumah sakit.
1). Primary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama )
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada
masyarakat yang memilki masalah kesehatan yang ringan atau
masyarakat sehat, tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan
agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga sifat pelayanan kesehatan
adalah kesehatan dasar.
2).Secundary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan baik masyarakat atau
klien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat inap
dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama.
3).Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang
tertinggi dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan
pelayanan pada tingkat pertama dan kedua.

C. Konsep Berubah
1. Pengertian dan Jenis Perubahan
Berubah adalah bagian dari kehidupan setiap orang; berubah adalah cara
seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan dapat positif
atau negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses
membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan dan
Decker,2001). Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya
peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang
bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada.
Perubahan dapat mencakup keseimbangan personal, sosial maupun
organisasi untuk dapat menjadikan perbaikan atau penyempurnaan serta
dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan,
seperti pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan.
Proses berubah ini melibatkan klien individu, keluarga, komunitas,
organisasi, keperawatan sebagai profesi, dan seluruh sistem pemberian
perawatan kesehatan.
Perubahan dapat meliputi mendapatkan pengetahuan, mendapatkan
keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari segi
informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap
nilai dan keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan.
Misalnya, orang yang kecewa menjadi marah dan berbuat negatif serta
melakukan perilaku destruktif (Tomey,2000).
Perubahan akan mengganggu bagi mereka yang mengalaminya, dan
seringkali berkembang resistensi. Perubahan paling mengancam apabila ada
perasaan tidak aman. Penyebab resistensi terhadap perubahan adalah
ancaman terhadap kepentingan diri, keadaan memalukan, perasaan tidak
aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri sendiri, kehilangan kekuasaan, dan
ketidak setujuan objektif.
Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan keputusan rasional.
Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga aktifitas yang
berbeda yaitu :
a. Perubahan Spontan
Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak
direncanakan, karena perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak
dapat dihindari dan terdapat sedikit atau tidak ada waktu untuk
merencanakan strategi respons. Contoh perubahan spontan yang
memengaruhi individu adalah infeksi virus akut, cedera medula spinalis,
dan tawaran sukarela posisi baru.
b. Perubahan Perkembangan
Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis
yang terjadi selama siklus kehidupan individu atau perkembangan
organisasi menjadi lebih kompleks.
Contoh perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya
ukuran dan kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya
kemampuan fisik pada lansia.
c. Perubahan Terencana

Menurut Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang


disengaja dan bertujuan oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem
sosial yang lebih besar untuk memengaruhi status quo (menetap) itu
sendiri, organisme lain, atau suatu situasi. Keterampilan memecahkan
masalah, keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan
interpersonal adalah faktor-faktor penting dalam perubahan terencana.
Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk
memperbaiki status kesehatannya dengan menghadiri program berhenti
merokok atau melakukan program olahraga.
2. Teori Proses Berubah
Perkembangan profesi keperawatan tidak lepas dari konsep berubah yang
dimiliki oleh para praktisi, akedemisi atau seorang yang masih ingin
mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori
perubahan yang dimilikinya. Sebagai gambaran dalam merubah profesi
keperawatan kearah yang lebih professional, ada beberapa teori perubahan
yang dapat diketahui seperti :
a. Kurt Lewin (1951)
Perubahan Menurut pandangan Kurt Lewin 1951, seseorang yang
akan mengadakan suatu harus memiliki konsep tentang perubahan yang
tercantum dalam tahap proses perubahan agar proses perubahan tersebut
menjadi terarah dan mencapai tujuan yang ada. Tahap tersebut antara
lain:
1). Tahap Pencairan (Unfreezing)
Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau
mengadakan proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang
kuat untuk merubah dari keadaan semula dengan merubah terhadap
keseimbangan yang ada. Di samping itu juga perlu menyiapkan diri
dan siap untuk merubah atau melakukan perubahan.
2).Tahap Bergerak (Moving)

Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah


sesuatu yang baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap
ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang
cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah, Juga memiliki
kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui langkah-
lanhkah dalam menyesuaikan masalah.
Langkah 1 Pencairan
(unfreezing)
Motivasi berubah

Perasaan terhadap perubahan

Persiapan berubah
Langkah 2 Bergerak
(moving)

Dari semula ke yang baru

Langkah 3 Pembekuan
(refreezing)

Mempertahankan hasil
perubahan

Gambar 2. Tahapan perubahan menurut Kurt Lewis

3).Tahap Pembekuan (Refreezing)

Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang


mengadakan perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan yang
baru dengan keseimbangan yang baru. Proses pencapaian yang baru
perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya mendapatkan umpan
balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan
yang telah dicapai.
Berdasarkan langkah-langkah menurut Kurt Lewin dalam proses
perubahan ditemukan banyak hambatan. Hambatan tersebut yang akan
mempertahankan status quo (menetap) agar tidak terjadi perubahan.
Karena itu diperlukan kemampuan yang benar-benar ada dalam
konsep perubahan sesuai dengan tahapan berubah.
b. Rogers E (1962)
Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada
beberapa langkah yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari
perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1). Tahap Awareness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa
dalam mengadakan perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk
berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah, maka tidak
mungkin tercipta suatu perubahan.
2). Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul
perasaan minat terhadap perubahan yang selalu memperhatikan
terhadap sesuatu yang baru dari perubahan yang dikenalkan.
Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk
berubah.
3). Tahap Evaluasi

Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak
terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan
perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam
melakukan perubahan.

Awareness (1)

Interest (2)

Evaluasi (3)

Trial (4)

Adoption (5)

Gambar 3. Tahap berubah menurut Rogers


4). Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru
atau hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat
diketahui hasilnya sesaui dengan kondisi atau situasi yang ada, dan
memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.
5). Tahap Adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses
penerimaan terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan
merasakan adanya manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu
mempertahankan hasil perubahan.
c. Lippit (1973)

Lippit memandang teori perubahan dapat dilaksanak dari tinjauan


sebagai seorang pembaharu, dengan memperkenalkan terjadinya
perubahan, sehingga terdapat beberapa langkah yang ditempuh untuk
dapat mengadakan pembaharuan. Langkah yang dimaksud adalah :
1).Menetukan diagnosis terlebih dahulu masalah yang ada
2).Mengadakan pengkajian terhadap motivasi perubahan serta
kemampuan perubahan.
3).Melakukan pengkajian perubahan terhadap hasil atau manfaat dari
suatu perubahan.
4).Menetapkan tujuan perubahan yang dilaksanakan berdasarkan langkah
yang ditempuhnya.
5).Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai pendidik, peneliti atau
pemimpin dalam pembaharuan.
6).Mempertahankan dari hasil perubahan yang dicapainya.
7).Melakukan penghentian bantuan secara bertahap dengan harapan
peran dan tanggung jawab dapat tercapai secara bertahap.
Langkah 1
Menetukan Diagnosis

Langkah 2
Pengkajian Motivasi dan
kemampuan
Langkah 3
Pengkajian Hasil

Langkah 4
Penetapan Tujuan

Langkah 5
Penetapan peran
pembaharu

Langkah 6

Mempertahankan Hasil

Langkah 7

Penghentian Bantuan

Gambar 4. Tahapan berubah menurut Lippit


d. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan
perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai
perubahan menurut Havelock.
1).Membangun suatu hubungan,
2).Mendiagnosis masalah,
3).Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan,
4).Memilih jalan keluar,
5). Meningkatkan penerimaan,
6). Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.
e. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara
konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat
antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar
dari model Spradley:
1). Mengenali gejala
2). Mendiagnosis masalah
3). Menganalisa jalan keluar
4). Memilih perubahan
5). Merencanakan perubahan
6). Melaksanakan perubahan
7). Mengevaluasi perubahan
8). Menstabilkan perubahan
3. Prinsip dan Strategi Berubah
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam
perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
a. Strategi Rasional Empirik

Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam


perubahan memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam
berperilaku. Untuk mengadakan suatu perubahan strategi rasional dan
empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk
diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional
akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan.
Langkah dalam perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam
strategi rasional empirik ini dapat melalui penelitian atau adanya
desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga melalui desiminasi
akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan dilakukan
benar-benar sesuai dengan rasional.
Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran yang sesuai
dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga semua
perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan
sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
b. Strategi Reedukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di
masyarakat. Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai
normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan
permasalahan baru di masyarakat.
Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan
sistem nilai individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini
dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara langsung dalam
penerapan teori-teori yang ada. Strategi ini dilaksanakan dengan cara
melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan
rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki
kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu
perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.
c. Strategi Paksaan- Kekuatan

Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan


kekuatan atau kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan
menggunakan kekuatan moral dan kekuatan politik. Strategi ini dapat
dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan sistem
pendidikan dan lain-lain.
Menurut Tiffany dan Lutjens (1989) telah mengidentifikasi tujuh
strategi berubah yang cocok dengan kontinum dari yang paling netral
sampai yang paling koersif.
1).Edukasi
Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak
bisa yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional
atas tindakan yang terencana.
2).Fasilitatif
Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah. Strategi ini
mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan
sumber-sumber untuk membuat perubahan tersebut.
3).Teknostruktural
Strategi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur sosial
dalam kelompok atau mengubah srtuktur sosial untuk mendapatkan
teknologi. Strategi ini memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang
dan struktur. Penggunaan ruang dapat diubah untuk memengaruhi
struktur sosial.
4). Data-based
Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat
perubahan sosial. Data digunakan untuk menemukan inovasi yang
paling baik guna memecahkan masalah yang dihadapi.
5). Komunikasi
Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu
melalui saluran dalam sistem sosial.
6). Persuasif
Pemakaian penalaran, debat, dan bujukan dilakukan untuk
menyebabkan perubahan.
7). Koersif
Terdapat hubungan wajib antara perencana dan pengadopsi.
Kekuasaan digunakan untuk menyebabkan perubahan.
4. Reaksi – Reaksi Terhadap Perubahan
a. Perubahan Dalam Keperawatan
Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses
perubahan seiring dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya
perubahan dalam keperawatan antara lain:
1).Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam
memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu
akan dituntut untuk selalu berubah kearah kemandirian dalam profesi
keperawatan, sehingga sebagai profesi akan mengalami perubahan
kearah professional dengan menunjukan agar profesi keperawatan
diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan
kesehatan.
2).Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan
professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi
tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam
penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan
lingkup praktek keperawatan.
3).Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan
Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan
berkembang sejalan dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi,
karena itu dituntut selalu mengadakan perubahan melalui penelitian
keperawatan sehingga ilmu keperawatan diakui secara bersama oleh
disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh dalam
keilmuan.
4).Keperawatan Sebagai Komunikasi
Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus
selalu menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung
jawabnya dan selalu mengadakan perubahan sehingga citra sebagai
profesi tetap bertahan dan berkembang.

b. Hambatan Dalam Perubahan


Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak
hambatan yang akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari
dalam. Diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah
sebagai berikut:
1).Ancaman Kepentingan Pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam
perubahan karena adanya kekhawatiran adanya perubahan segala
kepentingan dan tujuan diri. Contohnya dalam pelaksanaan
standarisasi perawat profesional dimana yang diakui sebagai profesi
perawat adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi
lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan
akan terancam bagi kepentingan dirinya sehingga hal tersebut dapat
menjadikan hambatan dalam perubahan.
2).Persepsi Yang Kurang Tepat
Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini
dapat menjadi kendala dalam proses perubahan. Berbagai informasi
yang akan dilakukan dalam sistem perubahan jika tidak
dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap,
maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerima
sehingga timbul kekwatiran dari perubahan tersebut.
3).Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan
dalam perubahan, karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang
berbeda dalam merespons perbedaan sistem adaptasi. Pada setiap
orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang berbeda
sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan. Contohnya
apabila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktek keperawatan
mandiri bagi perawat. Jika perawat belum bisa menerima secara
psikologis, akan timbul kesulitan karena ada perasaan takut sebagai
dampak dari perubahan.
4). Toleransi Terhadap Perubahan Rendah
Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu,
kelompok atau masyarakat. Apabila individu, kelompok atau
masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila
toleransi seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka
perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.
5).Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang
sudah diketahui sebelumnya atau bahkan sudah dilaksanakan
sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru dikenalnya,
karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang
menjadikan hambatan dalam perubahan.
6). Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan
karena ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup
secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan
menjadi masalah bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri
sehingga perubahan akan sulit dilakukan.
7). Perasaan Tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam
perubahan karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan
yang juga akan menambah ketidak amanan pada diri, kelompok atau
masyarakat.
8). Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota
masyarakat yang tidak boleh dirubah. Apabila akan melakukan proses
perubahan namun perubahan tersebut bertentangan dengan norma
maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan. Sebaliknya jika
norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan sangat
mudah dalam perubahan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Teori Sistem
Sistem merupakan suatu komponen yang didalamnya memiliki subsistem
yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan yang jelas. Dalam
keperawatan, teori sistem merupakan suatu kesatuan yang harus di pelajari oleh
seorang perawat sehingga dapat diterapkan dalam proses pelayanan kesehatan
pada masyarakat.
Dalam sistem ada beberapa subsistem yang saling mendukung. Dalam hal
ini perawat harus mengetahui apa keluhan atau masalah yang dialami pasien di
dalam kehidupan masyarakat, di sini seorang perawat harus tahu bagaimana
mempelajari masalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat karena persepsi
setiap orang dalam menanggapi suatu masalah yang terjadi berbeda.
Proses tindakan yang akan di lakukan perawat untuk mengubah masukan
yang telah muncul dalam kehidupan masyarakat, perawat harus mengubah cara
pikir dari masyarakat terhadap berbagai masukan yang muncul. Setelah
memberikan pelayanan kesehatan perawat melihat dan memahami bagaimana cara
dari anggota masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan serta dampak atau
apa akibat yang timbul dalam masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang di
berikan.
Pasien akan memberikan Umpan balik terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan perawat, dan pasien akan bertanya atau memberikan kritik tentang suatu
masalah yang di hadapi. Disamping itu juga, Perawat harus mengetahui
bagaimana lingkungan kediaman dari pasien tersebut sehingga memudahkan
perawat mengetahui apa sebernarnya yang dialami pasien sampai menyebabkan
penyakit.
Perlu di ketahui jika dalam suatu sistem telah kehilangan satu komponen
maka sistem tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Suatu sistem
akan berjalan dengan baik apabila di lakukan secara bertahap dan tetap
berdasarkan tujuan.
1. Tujuan Sistem
Suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) atau mencapai
suatu sasaran (objectives). Goal meliputi ruang lingkup yang luas,
sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. Kalau suatu
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada
gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Karena suatu
system dikatakan berhasil jika mencapai tujuan dan dikatakan gagal jika
tujuannya tersebut tidak tercapai.
2. Klasifikasi Sistem
a. Kesatuan atau Nonsumatisivitas
Suatu sistem yang dicirikan oleh sifat-sifat kesatuan. Keseluruhan
lebih besar dari pada jumlah bagian-bagiannya, dan merupakan cara yang
lazim untuk mendefinisikan konsep ini (Wright dan Leahey, 18984,
young, 1982)
b. Sistem Sosial
Sistem sosial ialah suatu model organisasi sosial, sistem sosial
merupakan suatu sistem yang hidup, yang memiliki suatu sistem unit
yang berbeda-beda dengan bagian-bagian komponennya dan dapat
dibedakan dari lingkungan oleh suatu batas yang didefinisikan secara
jelas. Parson dan Bales (1955), mendefinisikan suatu sistem sosial suatu
sistem yang terdiri dari peran-peran sosial yang dilihat oleh interaksi dan
saling ketergantungan satu sama lain. (Anderson & Carter, 1974).
c. Sistem Terbuka
Sistem yang dicirikan oleh tingkat interaksi sistem tersebut dengan
lingkungan sekitarnya. Sebuah sistem terbuka adalah terdapat dalam
suatu lingkungan yang dengannya sistem tersebut berinteraksi, sistem
terbuka tersebut memperoeh asupan dan terhadap lingkungan sistem
tersebut memberikan keluaran. Interaksi lingkungan sangat penting bagi
keberlangsungan hidup sistem tersebut ( Buckley, 1967). Berdasarkan
definisi ini suatu sistem yang hidup adalah sestem terbuka.
d. Sistem Tertutup
Secara teoritis, sebuah sistem tertutup berbeda dengna sistem terbuka,
sistem ini tidak berinteraksi dengan lingkungan. Sebuah inti yang self
complete, untuk kelangsungan hidupnya, sistem ini tidak tergantung
kepada pertukaran lingkungan yang berlangsung terus-menerus. Karena
belum ada sistem tertutup murni yang mendemonstrasikan dalam realita,
“tertutup” menyatakan suatu kurangnya pertukaran energi yang melewati
batas-batas suatu sistem(Parson & Bales, 1955).
2. Pendekatan Pendekatan Yang Dapat digunakan untuk Menerangkan Dalam
Sistem
a. Prosedur
Yaitu "suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang berupa urutan
kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu". Prosedur adalah "rangkaian operasi klerikal
(tulis menulis), yang melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih
departemen yang digunakan untuk menjamin penanganan yang seragam.
b. Komponen/elemen
Yaitu "kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu". Suatu sistem dapat terdiri dari
beberapa sub sistem, dan sub-sub sistem tersebut dapat pula terdiri dari
beberapa sub-sub sistem yang lebih kecil.
B. Konsep Berubah
Bagi sebagian individu, perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator
dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan
juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan
hilangnya penghargaan yang selama ini didapat.
Perubahan muncul dalam beberapa macam, ada yang bersifat positif dan
yang bersifat negatif. Perubahan positif dapat membawa pandangan individu
menjadi lebih berkembang, menjadi lebih luas cara berpikirnya. Perubahan negatif
dapat menyebabkan individu menjadi menurun atau terfokus pada hal-hal yang
dapat merugikan dirinya sendiri.
Perawat harus mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan dari individu
sehingga memudahkannya untuk mengetahui apakah perubahan yang terjadi pada
pasien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Disamping itu perubahan
yang terjadi pada seorang pasien bergantung pada bagaimana sikap seorang
perawat melakukan pelayanan kesehatan.
Contohnya, dalam memberikan pelayanan kepada seorang pasien yang
sedang sakit parah. Peran seorang perawat disini sangat penting, karena seorang
pasien yang sakit parah sangat membutuhkan banyak dukungan bahkan perhatian
baik dari keluarganya maupun dari perawat itu sendiri. Tapi jika sikap seorang
perawat itu tidak memperhatikan apa yang sedang dibutuhkan pasien tersebut
maka dalam hal ini, seorang perawat di anggap gagal dalam melakukan pelayanan
terhadap pasien. Karena salah satu bagian yang sangat penting, ketika menjadi
seorang perawat adalah bagian dari melayani.
Ketika kita melayani dengan sungguh-sungguh kepada seseorang (pasien),
tanpa melihat latar belakang dari orang (pasien) tersebut, itu dapat di ibaratkan
kita sedang melayani Tuhan. Karena jika kita bekerja dengan sungguh-sungguh
dan sepenuh hati, maka dampak yang akan kita peroleh juga terutama kita sebagai
seorang perawat, lebih besar dan akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.
1. Kecepatan Perubahan
Kecepatan suatu perubahan akan meliputi berbagai aspek di antaranya :
a. Jenis dan kecepatan suatu perubahan akan mempengaruhi sistem respon
terhadap perubahan itu sendiri,
b. Perubahan yang terjadi dengan cepat memungkinkan seseorang resisten
terhadap perubahan,
c. Perubahan yang sangat lambat, biasanya diasumsikan sebagai yang
mudah untuk diimplementasikan.
2. Pola Perubahan
Pola perubahan meliputi :
a. Perubahan dapat berlangsung terus menerus , kadang-kadang, atau
jarang,
b. Perubahan yang dapat diprediksi menungkinkan adanya persiapan, tetapi
yang bersifat tiba-tiba atau tidak dapat diperkirakan akan sulit merespon
secara efektif,
c. Perubahan yg tiba-tiba akan sulit untuk ditangani.
3. Karakteristik Perubahan
Karakteristik perubahan yaitu :
a. Tidak semua perubahan itu sama,
b. Tidak dapat dianalisis bersama-sama,
c. Berbeda : jenis, intensitas, pola,dan kecepatan.
4. Alasan Perubahan diperlukan
Alasan mengapa perubahan itu diperlukan dalam praktek keperawatan yaitu:
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi perawat dan klien,
b. Meningkatkan profitability,
c. Meningkatkan kinerja ,
d. Memberikan kepuasan bagi individu dan kehidupan sosialnya.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan teori diatas kami kelompok dapat menyimpulkan bahwa
prinsip-prinsip keperawatan secara holistik yang di dalamnya memiliki teori
sistem dan konsep berubah merupakan bahan ajar yang memudahkan kami
sebagai seorang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Sistem akan berjalan lancar apabila di gerakkan secara bersama- sama tanpa
mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan konsep perubahan.
Perubahan dapat membawa individu menjadi lebih berkembang sesuai dengan
kemampuan masing-masing.

B. Saran
1. Sebaiknya sebagai seorang perawat, apabila akan melakukan pelayanan
kesehatan, perawat harus mempelajari dahulu apa-apa yang menjadi
prioritas dalam memberikan pelayanan kesehatan sehingga tidak
menimbulkan hal-hal yang merugikan pasien.
2. Perawat harus mempelajari sistem dan perubahan yang ada dalam diri
seorang pasien tanpa membandingkan status ekonomi dari pasien tersebut
sehingga tidak menimbulkan perbedaan pendapat.
3. Hadapi setiap perubahan dengan tenang dan penuh humor (yakinlah bahwa
perubahan adalah hal yg sulit, dan menjadi agen pembaharuan akan lebih
sulit).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Perubahan Dalam Keperawatan. Wikipedia. Jakarta. Dalam


http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/05/07/perubahan-dalam-keperawatan/.
Diakses pada 31 Agustus 2010 Pukul 13:05 wita

Anonim. 2010. Aplikasi Teori Adaptasi Dalam Kasus Discectomi. Wikipedia.


Jakarta. Dalam http:///F:/aplikasi-teori-adaptasi-dalam-kasus.html. Diakses
pada 31 Agustus 2010 Pukul 14:01 wita

Arifiyanto, Dafid. 2008. Konsep Berubah. Wikipedia. Jakarta. Dalam

http://dafid-pekajangan.blogspot.com/2008/03/konsep-
berubah.html. Diakses pada 31 Agustus 2010 Pukul 12:40 wita

Barbara, Kozier dkk. 2006. Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 4. Penerbit


buku kedokteran EGC. Jakarta.
.
Hidayat, Alimul Aziz A. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit
Salemba Medika. Surabaya

Nursalam, Dr. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Penerbit


salimba medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai