PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masakan oriental merupakan masakan yang berasal dari negara kepulauan Asia
seperti Indonesia, Cina , Jepang, India, Arab, Pakistan dan negara timur lainnya. Masakan
oriental adalah perpaduan dari beberapa resep masakanAsia yang mudah dikenali dari
tampilan, aroma dan rasanya karena menggunakan bumbu utama seperti bawang putih,
kecap asin, kecap ikan, saus tiram, saus tomat, minyak wijen, ang chiu,dll. Bumbu yang
digunakan biasanya merupakan bumbu segar langsung diracik. Negara-negara oriental
yang mencolok berbumbu tajam adalah makanan India, Pakistan, dan Birma. Sedangkan
Jepang, Korea, dan Vietnam mengikuti selera masakan Cina pada umumnya. Selera
masakan Thailand, Philipina, dan Malaysia lebih mendekati selera masakan Indonesia.
Masakan oriental selalu dihidangkan sebagai makanan pokok seperti nasi, mie,
ataupun jagung sehingga mengandung lebih banya karbohidrat daripada protein hewani
dan nabati. Masakan oriental cukup bervariatif dalam menggunakan bahan makanan dari
mulai sayur-sayuran, daging-dagingan seperti daging sapid an ayam serta berbagai
seafood yang diolah baik dibakar mapun digoreng. Teknik pengolahan makanan oriental
kompleks dan lama namun tata cara penyajian lebih simple, dihidangkan bersamaan
dengan alat makan yang sama untuk jenis makanan berbeda dan dilaksanakan sekaligus.
Terdiri dari makanan pokok, lauk, dan sayuran.
Makanan oriental merupakan makanan Benua Asia yang sangat kaya akan
rempah-rempah yang menonjol serta variasi yang sangat unik. Makanan oriental ini
terdiri dari negara India, Cina, Jepang dan Korea serta Asia Tenggara termasuk Indonesia
yang dikaitkan dengan budaya dan tradisi sejarah yang sangat menonjol. Jenis bahan
pangan yag membentuk maknana yang sangat khas dari berbagai negara Asia ini
termasuk cara pengolahan, bagaimana menghidangkan dan kebiasaan makan sesuai
tradisi dari masing-masing negaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah perkembangan makanan Jepang dan Thailand ?
1
2. Bagaimana Krakteristik Masakan Jepang dan Thailand ?
3. Apa saja bahan yang digunakan dalam pengolahan makanan Jepang dan Thailand?
4. Apa saja bumbu yang sering digunakan untuk pengolahan makanan Jepang dan
Thailand ?
5. Apa saja peralatan makanan negara Jepang dan Thailand ?
6. Bagaimana pola menu dan penyajian makanan Jepang dan Thailand ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan makanan Jepang dan Thailand.
2. Mengetahui karakteristik masakan Jepang dan Thailand.
3. Mengetahui bahan yang digunakan untuk mengolah makanan Jepang dan Thailand.
4. Mengetahui bumbu yang sering digunakan untuk mengolah makanan Jepang dan
Thailand.
5. Mengetahui peralatan makanan negara Jepang dan Thailand.
6. Mengetahui pola menu dan penyajian makanan Jepang dan Thailand.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. JEPANG
1. Sejarah Makanan dan Minuman Jepang
Orang Jepang mulai makan nasi sejak zaman Jomon. Lauknya berupa bahan
makanan yang direbus (nimono), dipanggang, atau dikukus. Cara mengolah makanan
dengan menggoreng mulai dikenal sejak zaman Asuka, dan berasal dari Semenanjung
Korea dan Cina. Teh dan masakan biksu diperkenalkan di Jepang bersamaan dengan
masuknya agama Buddha, namun hanya berkembang di kalangan kuil. Makanan
biksu adalah masakan vegetarian yang disebut shōjin ryōri. Hewan peliharaan dan
binatang buas seperti monyet dilarang untuk dijadikan bahan makanan. Di dalam
literatur klasik Engishiki juga diceritakan tentang ikan hasil fermentasi yang
disebut narezushi yang dipakai sebagai persembahan di Jepang bagian barat.
a. Masakan zaman Nara
Pengaruh kuat kebudayaan Cina pada zaman Nara ikut memengaruhi masakan
Jepang pada zaman Nara. Makanan dimasak sebagai hidangan upacara dan ketika
ada perayaan yang berkaitan dengan musim. Sepanjang tahunnya selalu ada
perayaan dan pesta makan. Teknik memasak dari Cina mulai dipakai untuk
mengolah bahan makanan lokal. Penyesuaian cara memasak dari Cina dengan
keadaan alam di Jepang akhirnya melahirkan masakan yang khas Jepang.
b. Masakan zaman Heian
Pada zaman Heian, masakan Jepang terus berkembang dengan pengaruh dari
daratan Cina. Orang Jepang waktu itu mulai mengenal makanan
seperti karaage dan kue-kue asal Dinasti Tang (tōgashi), dan natto. Aliran
memasak dan etiket makan berkembang di kalangan bangsawan. Atas
perintah kaisar Kōkō, Fujiwara no Yamakage menyunting buku memasak aliran
Shijō yang berjudul Shijōryū Hōchōshiki. Sampai saat ini, rumah makan
tradisional Jepang masih sering memiliki altar pemujaan untuk Fujiwara no
Yamakage dan Iwakamutsukari-no-mikoto.
3
c. Masakan zaman Kamakura
Makanan olahan dari tahu yang disebut ganmodoki mulai dikenal bersamaan
dengan makin populernya tradisi minum teh dan ajaran Zen. Pada zaman
Kamakura, makanan dalam porsi kecil untuk biksu yang menjalani latihan
disebut kaiseki. Pendeta Buddha bernama Eisai memperkenalkan teh yang
dibawanya dari Cina untuk dinikmati dengan hidangan kaiseki. Masakan ini
nantinya berkembang menjadi makanan resepsi yang juga disebut kaiseki, tetapi
ditulis dengan aksara kanji yang berbeda.
d. Masakan zaman Muromachi
Memasuki zaman Muromachi, kalangan samurai ikut dalam urusan
masak-memasak di istana kaisar. Tata krama sewaktu makan juga semakin
berkembang. Aliran etiket Ogasawara yang masih dikenal sekarang bermula dari
etiket kalangan samurai dan bangsawan zaman Muromachi.
Chūnagon bernama Yamakage no Masatomo mendirikan aliran memasak
Shijōryū. Aliran ini menerbitkan buku memasak berjudul Shijōryū
Hōchōsho (Buku Memasak Aliran Shijō). Sementara itu, klan
Ashikaga mendirikan aliran memasak Ōkusaryū. Orang mulai menjadi cerewet
soal cara memasak dan menghidangkan makanan. Makanan gaya honzen (honzen
no seishiki) dan gaya kaiseki merupakan dua aliran utama masakan Jepang zaman
Muromachi. Dalam gaya honzen, makanan dihidangkan secara individu di atas
meja pendek yang disebut ozen. Porsi yang dihidangkan cukup untuk dimakan
satu orang. Dalam gaya kaiseki, makanan dihidangkan dalam porsi kecil seperti
makanan yang dihidangkan dalam upacara minum teh.
Namban adalah istilah orang Jepang zaman dulu untuk "luar negeri",
khususnya Portugal dan Asia Tenggara. Dari kata namban dikenal
istilah nambansen (kapal dari luar negeri). Kedatangan kapal-kapal dari luar
negeri dari zaman Muromachi hingga zaman Sengoku membawa serta berbagai
jenis masakan yang disebut namban ryōri(masakan luar negeri)
dan nambangashi (kue luar negeri). Kue kastela yang menggunakan resep dari
Portugal adalah salah satu contoh dari nambangashi.
4
e. Masakan zaman Edo
f. Masakan Kanto
5
laut dari Samudera Pasifik seperti ikan tongkol sudah dijadikan menu tetap
sewaktu membuat sashimi.
Ikan dari familia Sparidae yang dikenal di Jepang sebagai ikan tai
merupakan lambang kemakmuran di Jepang. Ikan tai yang dipanggang utuh tanpa
dipotong-potong merupakan hidangan istimewa pada kesempatan khusus.
Makanan yang dihidangkan pada pesta makan terdiri dari dua jenis: makanan
untuk dimakan di tempat pesta, dan makanan yang berfungsi sebagai hiasan.
Panggang ikan tai termasuk dalam makanan hiasan yang boleh saja dimakan di
tempat pesta. Namun, ikan panggang di pesta sebenarnya lebih merupakan hiasan
karena dimaksudkan untuk dibawa pulang oleh para tamu sebagai oleh-oleh.
Tradisi membawa pulang makanan pesta sebagai oleh-oleh untuk keluarga di
rumah berasal dari zaman Edo dan terus berlanjut hingga sekarang. Selain ikan
panggang, tamu biasanya dipersilakan membawa
pulang kinton (biji berangan dan ubi jalar yang dihaluskan) dan kamaboko.
g. Masakan Kansai
6
bumbu seminimal mungkin agar rasa asli tahu atau kembang tahu (yang memang
sudah "tipis") tidak hilang. Kepandaian mengolah ikan kering
seperti bodara (ikan cod kering) dan migakinishin (ikan hering kering) menjadi
hidangan yang enak merupakan keistimewaan masakan Kyoto.
Osaka adalah kota tepi laut dengan hasil laut yang melimpah. Oleh karena
itu, masakan Osaka mengenal berbagai cara pengolahan hasil laut. Makanan laut
diolah agar enak untuk langsung dimakan di tempat dan tidak untuk dibawa
pulang sebagai oleh-oleh. Masakan Osaka tidak mementingkan rasa makanan
kalau sudah dingin karena pada prinsipnya "makanan yang habis dimakan".
Prinsip masakan Osaka bertolak belakang dengan prinsip masakan Kanto yang
memikirkan rasa makanan kalau sudah dingin.
Pada awal zaman Meiji, masakan Eropa mulai dikenal orang Jepang yang
melakukan kontak sehari-hari dengan orang asing. Di kalangan rakyat tercipta
makanan gaya Barat (yōshoku) yang merupakan adaptasi masakan Eropa.
Berbagai aliran memasak mengalami kemunduran, dan aliran Hōchōshiki
merupakan satu-satunya aliran yang terus bertahan. Pelarangan makan daging
dihapus sesuai kebijakan Pemerintah Meiji tentang Haibutsu
Kishaku dan Shinbutsu Bunri sehingga tercipta sukiyaki. Sementara itu, honzen
ryōri yang merupakan aliran utama masakan Jepang mulai ditinggalkan orang.
Hidangan kaiseki telah menjadi makanan standar di rumah makan tradisional
(ryōtei) dan penginapan tradisional (ryokan).
7
mengubah acara makan yang dulunya dilakukan sendiri-sendiri
dengan ozen pribadi menjadi acara berkumpul keluarga.
Akibat gempa bumi besar Kanto yang memakan korban jiwa besar-
besaran, juru masak pewaris tradisi masakan Edo ikut menjadi berkurang, dan
tradisi masakan honzenmulai memudar. Etiket makan mulai longgar, dan orang
Jepang semakin menyukai suasana santai sewaktu makan. Setelah Perang Dunia
II, kemudahan transportasi dan kemajuan bidang komunikasi menyebabkan
tipisnya perbedaan antardaerah soal bahan makanan dan cara memasak untuk
makanan yang sama. Walaupun demikian, perbedaan mendasar dalam soal bumbu
dan selera masih tersisa.
2. Lokasi
Jepang merupakan Negara yang berbentuk kepulauan yang dinamakan oleh
orang Jepang sendiri adalah Nippon dan mempunyai julukan Negara Matahari
Terbit dan negeri Sakura. Jepang yang beribukota di Tokyo merupakan Negara
Industri terbesar ke-2 setelah Amerika Serikat.
1. Luas wilayah : 370.370 KM2;
3. Letak Geografis : Di kawasan Asia timur yang terpisah dari benua Asia, di
sebelah timur benua Asia dan sebelah barat Samudera Pasifik;
5. Bentang alam : Terdiri dari pulau-pulau, empat pulau utama Jepang yaitu
Hokkaido, Honsu, Sikoku, dan Khyushu. Pada umumnya adalah daerah bergunung-
gunung yang titik tertingginya adalah G. Fuji atau Fujiyama (3778M). Pegunungan
di Jepang merupakan masih termasuk rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik,
sehingga banyak gunung apinya. Sungai di Jepang pendek-pendek serta deras
8
sehingga baik untuk pembangkit tenaga listrik. Danau di Jepang kecil-kecil yang
terbesar adalah D. Biwa;
9
untuk shōyu)miso (miso).Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir
adalah bumbu yang dimasukkan pertama kali, diikuti garam, cuka, kecap asin,
dan miso.
c. Penyajian makanan
Makanan utama di Jepang terdiri dari nasi (kadang-kadang
dicampur palawija), sup dan lauk. Lain halnya dari masakan Cina atau masakan
Eropa, masakan Jepang tidak mengenal tahapan (course) dalam penyajian. Dalam
budaya makan Eropa atau Cina, makanan disajikan secara bertahap, mulai
dari hidangan pembuka, sup, hidangan utama, dan diakhiri dengan hidangan
penutup. Masakan Jepang dihidangkan semuanya secara sekaligus. Dalam hal
penyajian hidangan, dalam masakan Jepang tidak dikenal perbedaan antara tata
cara penyajian di rumah dengan tata cara penyajian di restoran. Jamuan makan
dan kaiseki merupakan pengecualian karena makanan disajikan secara bertahap.
Dalam hal menikmati makanan, masakan Jepang bisa dengan mudah
dibedakan dari masakan Eropa atau masakan Cina. Rasa dicampur sewaktu
makanan Jepang berada di dalam mulut. Asinan sayur-sayuran mungkin terasa
terlalu asin kalau dimakan begitu saja, namun asinan terasa lebih enak ketika
dimakan dengan nasi putih. Dalam masakan Jepang, bahan makanan tidak diolah
secara berlebihan. Makanan harus mempunyai rasa asli bahan makanan tersebut.
Cara memasak atau penyiapan makanan hanya bertujuan menampilkan rasa asli
dari bahan makanan. Makanan juga sama sekali tidak dimasak
dengan bumbu yang berbau tajam. Masakan Jepang tidak mengenal teknik
memasak yang bisa merusak penampilan bahan dan kesegaran bahan makanan.
Juru masak masakan Jepang dituntut serba bisa dalam berbagai bidang.
Mereka dituntut memiliki keahlian dalam pengolahan bahan makanan,
pengetahuan tentang alat-alat makan, serta pemilihan suasana yang tepat untuk
menikmati makanan. Masakan Jepang sangat berbeda dari masakan Perancis yang
sangat maju dalam pembagian keahlian di dapur dan pelayanan terhadap tamu di
ruang makan.
10
d. Peralatan Makan
Masakan Jepang umumnya dibuat dari keramik, porselen, atau kayu yang
dipernis dengan urushi. Di rumah keluarga Jepang, setiap anggota keluarga
memiliki mangkuk nasi dan sumpit sendiri, dan tidak saling dipertukarkan dengan
milik anggota keluarga yang lain. Sumpit yang dipakai bisa berupa sumpit kayu,
sumpit bambu, atau sumpit sekali pakai. Sebelum teknik pembuatan keramik
dikenal di Jepang, sebagian besar alat makan dibuat dari kayu yang dipernis. Alat
makan dari porselen umumnya diberi hiasan gambar-gambar yang berfungsi
sebagai penghias hidangan.
Masakan Jepang memiliki aturan yang sangat longgar menyangkut bentuk alat
makan dari keramik. Piring bisa saja berwarna gelap atau berbentuk persegi
empat, sehingga sangat mencolok dibandingkan piring makanan Eropa atau
Amerika. Alat makan untuk makanan Jepang terlihat sangat berbeda dengan alat
makan untuk masakan Cina atau Korea. Masakan Cina menggunakan piring
bundar dari porselen dengan hiasan sederhana, sementara masakan Korea
memakai porselen putih tanpa hiasan atau alat makan dari logam.
e. Penyajian
1) Nasi diletakkan di sebelah kiri, dan sup miso di sebelah kanan.
2) Ikan yang disajikan utuh: kepalanya menghadap sebelah kiri, dan perutnya
menghadap tangan.
3) Sayuran yang dimakan dengan daging, seperti daikon oroshi, diletakkan di
depan tangan.
4) Keratan ikan: kulitnya diletakkan di depan tangan, dan dagingnya diletakkan
di atas.
f. Pola menu
1) Nasi putih, dicampur kocokan telur mentah dan diberi toping nato alias
fermentasi kedelai
2) Vegetable soup, disantap dengan nasi putih dan nggak ketinggalan nato
sebagai penyedapnya.
11
3) Oyakodon, menu yang lumayan lezat terbuat dari ayam yang digoreng
bersama telur dan disiram kuah miso soup.
4) Sup mochi, yummy yang bernama ozoni paling pas ditemani dnegan green
tea hangat.
5) Tanuki udon, mi Jepang yang berukuran besar dengan taburan serpihan
adonan tempura goreng.
12
2. Letak Geografis
Kerajaan Thai merupakan tempat
terletaknya beberapa wilayah geografis yang
berbeda. Di sebelah utara, keadaannya
bergunung-gunung, dan titik tertingginya
berada di Doi Inthanon (2.576 m). Sebelah
timur laut terdiri dari Hamparan Khorat, yang
dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah
tengah negara didominasi lembah sungai Chao
Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan
mengalir ke Teluk Thailand. Di sebelah selatan
terdapat Tanah Genting Kra yang melebar ke Semenanjung Melayu.
Cuaca setempat adalah tropis dan bercirikan monsun. Ada monsun hujan, hangat
dan berawan dari sebelah barat daya antara pertengahan Mei dan September, serta
monsun yang kering dan sejuk dari sebelah timur laut dari November hingga
pertengahan Maret. Tanah genting di sebelah selatan selalu panas dan lembap. Kota-
kota besar selain ibu kota Bangkok termasuk Nakhon Ratchasima, Nakhon Sawan,
Chiang Mai, dan Songkhla.
Kerajaan Thai berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah utara, dengan
Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dengan Myanmar dan Laut Timur di barat dan
dengan Laos dan Kamboja di timur. Koordinat geografisnya adalah 5°-21° LU dan
97°-106° BT
13
Walaupun semuanya disebut masakan Thai, di Thailand terdapat empat jenis
masakan daerah yang berasal dari empat daerah utama: Thailand Utara, Thailand
Timur Laut (masakan Isan), Thailand Tengah, dan Thailand Selatan. Masing-masing
masakan daerah mendapat pengaruh dari masakan Cina dan masakan negara-negara
tetangga. Tidak seperti kari khas Thailand yang menggunakan rempah-rempah segar,
kari Thailand Selatan memakai rempah-rempah kering yang digoreng seperti kari
India.[1] Ciri khas lain masakan Thailand Selatan adalah pemakaian santan dan
kunyit segar. Mayoritas penduduk Thailand Selatan beragama Islam. Nenek moyang
mereka datang dari anak benua India lebih dari dua ribu tahun lampau sehingga
masakan Thailand Selatan mirip dengan masakan India.[1] Masakan Thailand Timur
Laut (Isan) sering memakai perasan limau, dan sangat dipengaruhi oleh masakan
Laos. Sebagian besar makanan Thai yang dikenal sekarang merupakan adaptasi dari
masakan Cina yang diperkenalkan di Thailand oleh orang Tio Ciu yang merupakan
mayoritas orang Cina-Thai. Masakan yang mulanya berasal dari Cina, misalnya: jok,
kwetiau rad na, khao kha moo (moo pa-loh), bamii (Thai: บะหมี,่ mi kuah), dan khao
mun gai
Salah satu khas masakan Thailand adalah penggunaan sayuran segar dan rempah-
rempah serta saus ikan yang digunakan dalam setiap hidangan. Sebelumnya, Thailand
disebut Siam yang merupakan tempat perdagangan timur-barat dan bagian dari
berbagai rute pengiriman. Ini berarti banyak masakan, budaya, dan agama yang
dipengaruhi oleh unsur-unsur Arab dan Persia.
Selama perjalanan sejarah, banyak pengaruh asing yang menambahkan beberapa
bahan lain ke dalam masakan Thailand untuk menciptakan rasa makanan yang unik.
Antara abad ke-6 dan ke-13 para pemukim di Thailand berasal dari lembah-lembah di
daerah pegunungan yang terletak di barat daya Cina. Lokasi ini sekarang disebut
Yunnan. Orang-orang dari daerah ini sekarang dikenal sebagai Laos dan tinggal di
wilayah utara Thailand, Vietnam, dan Myanmar.
Perdagangan luar negeri juga sangat berpengaruh dalam rasa masakan Thailand
seperti Portugis, yang membawa banyak rasa manis dan cabai merah. Bahkan saat ini
ada banyak transformasi dan evolusi yang terjadi dalam masakan Thailand. Masakan
Thailand dapat ditemukan diberbagai restoran di seluruh dunia dan terus berkembang.
14
Masing-masing masakan daerah di Thailand mendapat pengaruh kuat dari
masakan Cina dan masakan negara-negara tetangga lainnya termasuk Indonesia. Kari
Indonesia menggunakan rempah-rempah segar sebagai bumbu utama sedangkan kari
Thailand lebih banyak menggunakan rempah-rempah kering yang digoreng seperti
kari India.
4. Karakteristik Makanan dan Minuman Thailand
Nasi adalah makanan pokok orang Thai. Beras wangi Thai adalah beras
kebanggaan Thailand. Ketan (khao niao, Thai: ขา้ วเหนี ยว) adalah makanan pokok di
Thailand Utara dan Thailand Timur Laut.
Ciri khas makanan Thailand adalah rasa pedas dan penuh bumbu, namun dipadu
dengan keseimbangan rasa manis, asin, masam, dan pedas. Makanan panas dan pedas
merupakan salah satu ciri masakan Thailand karena menggunakan cabai segar dalam
setiap hidangan. Tujuan masakan Thailand adalah untuk menggabungkan berbagai
rasa dalam setiap hidangan. Salah satu khas masakan Thailand adalah penggunaan
sayuran segar dan rempah-rempah serta saus ikan yang digunakan dalam setiap
hidangan.
Minuman khas Thailand rata-rata berupa es dan alkohol yang berasal dari
sulingan arak beras, tebu dan beras, atau minuman yang terdiri dari buah dan
dicampur alkohol. Contoh minuman khas Thailand antara lain : Cha Yen (es the
Thai), Lhao Kao(arak beras), Lao Maekhong (seperti rum dari sulingan beras dan
tebu). Nam Phan(minuman campuran Thai), Oliang(es kopi hitam), saeng som, sato,
es biji teratai, dsb.
Ciri khas lain dari masakan Thailand adalah pemakaian santan dan kunyit segar.
Sehingga banyak makanan yang mirip dengan kari.
a. Bahan Makanan
Masakan Thai banyak memakai daging babi dan daging ayam, dan tidak
terdapat banyak ragam masakan dengan daging sapi. Ikan air tawar dan ikan air
laut dimasak dengan cara digoreng atau dibuat sup. Selain ikan, makanan laut
yang populer adalah udang, kepiting, dan cumi-cumi. Sayuran yang populer
adalah terung dan kangkung. Thailand sangat kaya dengan buah-buahan tropis
seperti semangka, pisang, durian, manggis, jeruk, nenas, rambutan, pepaya, jeruk
15
bali, dan lengkeng. Selain dimakan segar, buah-buahan juga dibuat sari buah dan
manisan. Pepaya muda dibuat menjadi salad pepaya yang disebut som tam.
Penyedap yang umum dipakai orang Thai adalah kecap ikan yang disebut
้
nam pla (นาปลา) dan terasi. Dibuat dari fermentasi udang atau ikan-ikan kecil
seperti anchovy, nam pla memiliki rasa asin dan aroma ikan yang kuat.
Masakan Thai Tengah dan Thai Selatan memakai daun jeruk purut (bai
makrut, ใบมะกรูด). Daun jeruk purut dipakai dalam berbagai sup Thai (misalnya
tom yam) dan berbagai kari dari Thai Tengah dan Thai Selatan. Bumbu masak
yang umum dipakai adalah bawang putih, lengkuas, serai, kunyit, dan temu kunci
(krachai) yang diulek dengan berbagai jenis cabai untuk membuat bumbu kari.
Selain daun kemangi yang disebut grapow (kraphao), masakan Thai juga
memakai daun kemangi thai untuk beberapa jenis masakan seperti kari hijau.
Di antara bahan-bahan khas untuk masakan Thai adalah pahk chee (daun
ketumbar), rahk pahk chee (akar ketumbar), pasta kari, pong kah-ree (bubuk kari),
see-ew dahm (kecap asin hitam), gung haeng (ebi), pong pa-loh (bubuk lima
rempah), nahmahn hoi (saus tiram), nahm prik pao (pasta cabai), dan tepung beras
serta tapioka.
Di Thailand Timur Laut, serangga adalah makanan lezat. Kumbang air
raksasa (Lethocerus indicus) (mang da; Thai: แมงดา) adalah makanan yang sangat
populer, digoreng utuh atau dijadikan bumbu penyedap.[2] Kumbang air raksasa
merupakan bahan utama pembuat nam prik mang da (nam prik kumbang air
raksasa)
16
3) Ketumbar (Coriander/Chinese parsley), banyak dipakai sebagai bumbu dan
hiasan., biji ketumbar sering digunakan dalam membuat bumbu kari. Akar
ketumbar + bawang putih dan bumbu lain sering digunakan untuk marinade.
Akar ketumbar dan daunnya banyak dijual dipasar.
4) Fish sauce/ fish gravy ( kecap ikan) adalah bumbu dasar dari masakan
Thailand yang tidak dapat diganti.
5) Bawang putih
6) Sereh ( lemon grass ).
7) Daun jeruk purut, jeruk purut, jeruk nipis.
8) Minyak yang biasa digunakan: minyak kedelai, minyak kelapa, minyak bunga
matahari. Kebanyakan resep masakan Thailand diawali dengan menumis
bawang putih untuk memberikan aroma.
9) Lada hitam dan putih
10) Kecap, terdapat dua macam, yaitu :
a. Encer, warna lebih terang.
b. Kental, warna lebih gelap, lebih manis/ kental dipergunakan selain untuk
pemberi warna juga untuk rasa
Shrimp paste, acar bawang putih, bawang merah, jahe, kunci (krachai),
lombok, ebi, jamur kuping, laos/ galangal, jamur kuping ( khenchu), basil holy
and sweet, bean sauce, curry pasta dan serbuk, saus tiram, buah asam, cuka beras/
arak putih, jamur kering, turnip kering/ chi po, lobak kering / tang chi dipakai
hanya sedikit untuk penyedap rasa, kunyit, taro, buah2an yang diawetkan secara
unik dari timur, Sayuran, ketela rambat, durian, ikan, unggas, terung, pepaya
mentah, tahu, kembang tahu, red bean curd dll.
Daun pisang untuk wadah pada saat mengukus atau membungkus. Spring
onion/ scallion/ bawang kecil sebagai pemberi aroma dan gaenish dan dipotong
berbagai bentuk untuk memberikan penampilan yang menarik pada hidangan.
c. Alat
17
Alat memasak tradisional Thailand seperti dalam dapur Indonesia/ Cina
Alat-alat yang digunakan dalam pengolahan makanan di Thailand ini yaitu:
1) Rice Cooker
2) Wok
Sejenis Panci yang dasarnya tebal dan dalam yang menggunakan tutup.
Wok biasanya digunakan untuk merebus,menggoreng,mengukus.
3) Knives (Pisau)
4) Bamboo Steamer :Sejenis Kukusan yang berasal dari bambu.
5) Mortar and Pestle ( Alu dan Lumpang)
Alu dan Lumpang digunakan untuk menghaluskan bumbu.
6) Stainless Steel Spatula
Alat Makan :
Masakan Thailand ini juga dipengaruhi oleh masakan China, maka alat
hidang yang digunakan untuk menyajikan masakannya sama halnya dnegna
negara Korea, China dan Jepang. Seperti mangkok sup, mangkok nasi, mangkok
untuk lauk pauk, mangkok sayur, mangkok sambal. Untuk peralatan makan waktu
dahulunya negeri Gajah Putih ini tidak menggunakan alat-alat makan seperti
sumpit karena mempergunakan jari tangan untuk makan. Akan tetapi, seiring
dengan pengaruh budaya asing masyarakat Thailand telah mengenal alat makan
seperti sumpit.
18
dengan tangan. Sewaktu makan, ketan dicomot lalu dipulung menjadi bola kecil
sebelum dicocol ke dalam lauk.
Nasi dimakan dengan kari, masakan tumis, dan hidangan lain yang
biasanya memakai bumbu cabai, limau dan serai. Kari dan sayuran tumis
dituangkan ke atas nasi untuk membuat hidangan yang disebut khao rad gang
(Thai: ข ้าวราดแกง). Hidangan ini dimakan sebagai makanan praktis ketika orang
tidak memiliki waktu banyak untuk makan. Masakan Thailand Timur Laut dan
Thailand Utara banyak dipengaruhi oleh masakan orang Lao.
๋
Kwetiau (Thai: ก๋วยเตียว) adalah mi yang populer di Thailand, dimasak
menjadi kwetiau goreng pad thai (Thai: ผัดไทย) atau kwetiau kuah. Masakan Cina
yang diadaptasi menjadi masakan Thai misalnya kwetiau kuah asam pedas yang
๋
disebut kway teow rua (Thai: ก๋วยเตียวเรื
อ)
้
Nam prik (Thai: นาพริ
ก) adalah sebutan untuk sambal atau saus cabai ala
Thailand. Setiap daerah di Thailand memiliki ragamnya masing-masing. Dengan
memakai cobek dan ulekan, cabai diulek bersama bahan-bahan lain seperti
bawang putih dan terasi. Nam prik dimakan bersama sayuran sewaktu makan
nasi, atau dimakan sebagai lauk untuk makan nasi. Selain nam prik, masakan Thai
juga dimakan dengan cabai kering atau irisan cabai segar yang dicampur dengan
cuka beras.
e. Susunan Menu dan Waktu Makan.
Thailand mempunyai susunan menu yang agak berbeda,yaitu :
Makanan Pokok
***
Kari
***
Soup
***
Sayuran
***
Dessert
19
Sedangkan diThailand Mempunyai 3 waktu makan yaitu:
1) Breakfast
Biasanya mereka sarapan dengan bubur nasi.dan dimakan dengan makanan
pendamping lainnya.
Menu nya yaitu :
Chok โจ๊ก Bubur nasi Berasal dari daratan Cina, ini adalah bubur nasi dengan
ayam cincang atau daging babi. Dapat dicampur telur sebagai pilihan dengan
bubur tersebut.
Khao Tom (bahasa Thai: ข ้าวต ้ม): sup nasi ala Thai, berisi daging babi,
ayam, atau udang.
Khao khai chiao ข ้าวไข่เจียว Telur dadar dengan nasi.Sebuah makanan ringan
cepat atau sarapan, ini adalah telur dadar dengan nasi putih, sering dimakan
dengan sambal dan ketimun.
Khao khluk kapi ข ้าวคลุกกะปิ Nasi goreng dengan terasi.Nasi digoreng dengan
terasi dan disajikan dengan daging babi manis, mangga asam, udang goreng,
cabai dan bawang.
2) Lunch
Karena orang orang sibuk bekerja,biasanya orang thailand makan makanan yang
cepat saji seperti hidangan dari mie atau nasi dengan daging dan sayur.Menunya:
Kwetiau
้
Khanom Chin Nam Yaa ขนมจีนนายา Mie Thai nam ya, bagian Pusat Mie
beras Thai yang disajikan dengan saus ikan yang disebut nam ya.
่
Mi krop (หมีกรอบ) Mie goreng kering,Bihun beras yang digoreng dengan saus
asam manis
Phat Thai ผัดไทย Mie pad Thai,Mie beras "tipis" (sen lek) digoreng dengan
saus ikan, gula, air jeruk nipis atau bubur asam, kacang cincang, dan telur
dikombinasikan dengan ayam, hidangan laut, atau tahu.
3) Dinner
Waktu makan ini dihidangkan Lengkap dari makanan
pembuka,pokok,sampai Dessert. Contoh menunya :
20
Crisp Fried Noddle
***
Kaeng Khieu Wan Kung
***
Tom Yam Kung
***
Taeng Kwang Ah Jad
***
Sweet Banana Dessert
f. Cara menghidang
Masyarakat Thailand biasanya dalam menghidang makanan secara family
sarvice. Selain itu, di setiap menghidangkan makanan masyarakat Thailand selalu
memperhatikan garnish pada makanan. Kebiasaan dari masyarakat Thailand
sering mempergunakan wadah dari buah sesuai dengan bahan yang digunakan.
Cara penyajian makanan Thailand yaitu makanan diletakan diatas meja
pendek, dan sebagai tempat duduk berupa bantal kecil, dan duduk mengelilingi
meja tersebut. Orang Thailand lebih suka makan bersama-sama dengan alasan
karena meja makan mereka bisa membagi rasa variasi makanan, dan hal ini
merupakan etika yang paling penting bagi orang Thailand. Tidak hanya tentang
penyajian makanannya saja, bagi orang Thailand yang pertama makan itu adalah
mata, hidung dan setelah itu baru rasa. Masakanya di beri hiasan yang menarik
(garnis) misalnya saja ukiran sayur dan buah yang menghiasi makanan atau meja
makan.
21
Kumbang goreng Khao Mun Gai Tod man pla krai
Es Biji Teratai
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Masakan oriental merupakan masakan yang berasal dari negara kepulauan Asia
seperti Indonesia, Cina , Jepang, India, Arab, Pakistan, dan Birma, Jepang, Korea,
dan Vietnam, Thailand, Philipina, dan Malaysia, dan negara timur lainnya.
22
2. Masakan Jepang dibagi berdasarkan zaman antara lain :Masakan zaman Nara,
Masakan zaman Heian, Masakan zaman Kamakura, Masakan zaman Muromachi,
Masakan zaman Edo, Masakan Kanto, Masakan Kansai, Pengaruh masakan Barat
3. Pada umumnya, bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian
(sayuran dan kacang-kacangan), dan makanan laut.
4. Masakan Jepang mengenal 5 bumbu utama yang harus dimasukkan secara berturutan
sesuai urutan sa-shi-su-se-so yang merupakan singkatan dari: gula
pasir (satō)garam (shio)cuka (su)shōyu (seuyu: ejaan zaman dulu
untuk shōyu)miso (miso).Sesuai dengan peraturan sa-shi-su-se-so, gula pasir adalah
bumbu yang dimasukkan pertama kali, diikuti garam, cuka, kecap asin, dan miso.
5. Nasi adalah makanan pokok orang Thai. Beras wangi Thai adalah beras kebanggaan
Thailand. Ketan (khao niao, Thai: ข ้าวเหนี ยว) adalah makanan pokok di Thailand
Utara dan Thailand Timur Laut.
6. Ciri khas makanan Thailand adalah rasa pedas dan penuh bumbu, namun dipadu
dengan keseimbangan rasa manis, asin, masam, dan pedas.
7. Bumbu dan rempah-rempah dipakai dalam keadaan segar (bukan rempah-rempah
kering). Di antara bumbu-bumbu yang umum dalam masakan Thailand antara lain :
Lombok,Kelapa,Ketumbar, kecap ikan, Bawang putih, Sereh, Daun jeruk purut,
Minyak, Lada hitam dan putih, Kecap
23