Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota).
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat
bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif
karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar
(cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air
tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan
dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri,
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6
mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa
meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa
hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa
membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang
sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas
(soliter).
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang kehidupan pada organisme protozoa serta
klasifikasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu
protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas
perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari
prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae
karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel,
serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran tubuhnya antara 3-1000
mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian,
Protozoa merupakan sistem yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja
tanpa mengalami tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat
memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel
atau bersilia.
3. Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada
organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti
algae, sampai vertebratayang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di
dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban
yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton.
Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau,
sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam
usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia
karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka
memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.[2]. Protozoa
hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton.
Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun
dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki
rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba
menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel
antara lain nucleus, badangolgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-
macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang
holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan
klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari
organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan
tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa
meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan
evolusinya.
4. Ciri-ciri Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom
Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-
organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :
• Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.
• Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai
indikator polusi
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau . Memiliki membran sel
dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan
sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah.
Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Perkembangbiakan bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan
adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara
setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua.
Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing
menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan
pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya
dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba
bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba
akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang
lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-
amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran
tertentu, dia akan membelah diri seperti semula.
5. Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak
vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada
keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak
mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae.
Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai denganfleksibilitas ektoplasma yang
ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar
sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat
partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat
menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka
luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat
membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas
menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak
aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan
ke dalam 4 kelas.
6. Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada
lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa
aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk
menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa
umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik,
baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan
air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul
yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan
masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane
yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel,
selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar
dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok
Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian
dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian
mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk
mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan
didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari
sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ
mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan
dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan,
sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa
membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-
40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.
7. Adaptasi Protozoa
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan microfungi.
Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai
makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan
biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya
amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut
pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut
mereka seperti kompartemen disebut vakuola.
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting bagi
microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang
produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium
spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan
multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya
trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti
terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap
nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan
untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke
yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi
makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil
bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite
disebutexcystation.
Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa
bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi, (mis.
Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.
Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria atau
disentri amuba.
Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual/vegetatif dan
seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau pembagian
selnya sama. Pembelahan ini dapat terjadi, baik secara membujur atau melintang pada sepanjang
selnya sehingga menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika pada
proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel, maka disebut pembelahan
biner, namun apabila terbentuk banyak anak sel dinamakan pembelahan bahu rangkap (multipel
fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara penggabungan
atau penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan
demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan
satu individu baru. Cara pembiakan ini disebut dengan konjugasi. Berikut adalah gambar dari proses
konjugasi
9. Klasifikasi Protozoa
1. Rhizopoda (Sarcodina)
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma yang disebut
pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Selain
Amoeba, ada beberapa Protozoa yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan Arcella.
Keduanya merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang. Bentuk sel amoeba tidak tetap,
sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat organisme ini di air tawar, air laut,
tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma
Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma
tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Dengan cara ini Amoeba bergerak
untuk menangkap makanan. Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil
makanan. Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi makanan
tersebut. Kemudian, membran plasma bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi
makanan. Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk vakuola. Makanan dicerna di dalam
vakuola makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang berupa
cairan dikeluarkan melalui vakuola berdenyut. Cara Amoeba mendapatkan makanannya dapat dilihat
padaa gambar berikut.
Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-tahap
mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan
sitoplasma. Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan
putus sehingga terjadilah dua sel anak Amoeba. Kedua sel anak ini akan mengalami pembelahan
biner sehingga menjadi empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya. Apabila kondisi
lingkungan tidak menguntungkan, amoeba dapat mempertahankan hidupnya dengan membentuk
kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma guna melindungi diri dari lingkungan yang tidak
menguntungkan. Berikut adalah gambar dari proses pembelahan biner dan kistanya pada Amoeba sp
.
1. Amoeba
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba, misalnya:
a) Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan merusak jaringan usus,
disebut juga Entamoeba histolitica.
c) Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetap kadang-kadang menyebabkan
diare.
2. Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang terbuat dari
kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut dan merupakan tanah
"globigerina". Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi. Contoh gambar dari
spesies ini adaslah sebagai berikut.
membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok. Contoh dari
spesies ini adalah sebagai berikut.
2. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig artinya cambuk,
phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh
flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula
yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit. Flagellata
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner secara longitudinal, sedangkan
reproduksi seksual belum banyak diketahui.
1) Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau
klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
a) Euglena viridis, hidup di air tawar. Contoh gambar Euglena viridis adalah sebagai berikut.
b) Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel satu
yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.
c) Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang satu pendek,
hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.
2) Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata. Contoh:
a) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada manusia.
Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans. Trypanosoma
hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.
oriental.
3. Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia). Rambut getar ini
adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan menggunakan rambut getar,
makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di dalam air.Alat gerak berupa cilia atau bulu
getar. Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada
yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
Contoh:
1) Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal, ukuran
kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya
diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar
(makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil
(pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan dengan menggetarkan cilianya.
Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena gerakannya sangat cepatbereproduksi secara
aseksual dengan membelah diri dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi
pertukaran inti kecil (mikronukleus).
2) Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat. Contoh gambar spesies ini adalah
sebagai berikut.
lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. Contoh gambarnya adalah sebagai berikut.
3) Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium. Contoh gambar
spesies ini adalah
4) Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada permukaan daun
yang terendam air. Contoh gambarnya adalah sebagai berikut.
5) Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan
pada perut).
Bagaimana cara Ciliata mendapatkan makanan? Ciliata mempunyai mulut sel. Pada saat bergetar,
rambut di sekitar mulut sel akan bergetar pula. Pada saat ini, terjadilah aliran keluar masuk air pada
mulut sel. Air yang masuk dan keluar mulut sel banyak mengandung bakteri atau bahan organik atau
bahan makanan lainnya yang tertambat atau terkumpul di dalam mulut sel. Makanan yang
terkumpul akan masuk dalam sitofaring (kerongkongan sel) lalu masuk ke dalam vakuola makanan
untuk dicerna
dan diedarkan ke seluruh tubuhnya. Penyerapan sari makanan terjadi di dalam sitoplasma. Sisa
makanan padat dikeluarkan melalui membran plasma, sedangkan sisa makanan berupa cairan
dikeluarkan melalui vakuola berdenyut yang terletak di kedua ujungnya.
4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya, bersifat
parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu
ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit
pada manusia dan hewan. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi
tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari hospesnya melalui permukaan
tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh. Beberapa contoh hewan
yang termasuk dalam filum Sporozo adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit
Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya
daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii
membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat
membunuh embrio. Contoh lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada
manusia. Contoh lainnya adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax.
Gregarina.
1) Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan sporogoni, yaitu
membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu
sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat
bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena
protozoa merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di
dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan
sebagai bahan
penggosok.
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu,
beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit.
Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain:
wanita;
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama . Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yaitu berukuran
antara 3-1000mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya ada yang berbentuk bola, memanjang, lonjong,
berflagel, dan bersilia
Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies bersifat parasit. Hidupnya secara
soliter ada juga yang berkoloni dan kosmopolit. Mempunyai alat gerak berupa pseudopodia, silia ,
atau flagella dan memiliki vakuola kontraktil sebagai system reapirasinya. Bereproduksi secara
seksual dan aseksual.
Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata , Sporozoa. Protozoa juga berperan
penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai penyeimbang ekosistem. Beberapa protozoa juga
merugikan karena menyebabkan penyakit.
2. Saran
Dalam pembelajaran matakuliah Avertebrata Air diharapkan mahasiswa dapat mengenal lebih jauh
tentang organisme protozoa, habitatnya, cara bereproduksinya serta klasifikasinya. Sewajibnya kita
memahami apa itu protozoa dalam mata kuliah Avertebrata air.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah Aliyah (MA).
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu :
1. Untuk mengamati organisme yang tergolong Protozoa pada Air Kolam, Air Sawah,
Air Hujan
2. Untuk menggambar bagian-bagiannya serta menuliskan susunan klasifikasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Kelas Sporozoa
Umumnya hewan-hewan ini tidak mempunyai alat gerak dan hidupnya parasit
di dalam darah, dalam saluran usus, atau dalam jaringan tubuh lainnya. Berbiak
dengan spora dan berlangsung cepat. Penyakit malaria pada manusia dan hewan,
penyakit mencret berdarah pada unggas disebabkan oleh hewan-hewan anggota
kelas ini. Contoh hewan dari kelas ini yaitu : Plasmodium sp, Babesia dan Theileria.
E. Kelas Suctoria
Bentuk muda hewan ini mempunyai cilia yang oleh karena itu beberapa ahli
memasukkannya dalam kelas ciliata. Bentuk dewasanya hidup mandiri, mempunyai
tentakel dan melekat pada sesuatu benda dengan tentakelnya. Beberapa jenis
bersifat parasitis. Tentakel berguna untuk menusuk atau menghisap dan tidak
mempunyai cilia. Cara makannya bersifat holozoik. Reproduksi dengan
pembentukan tunas-tunas. Adapun contoh hewan dari kelas ini
yaitu : Acineta dan Ephelota.
Selain itu sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau
berserabut ganggang,bakteri, dan mikrofungi. Protozoa memainkan peran baik
sebagai herbivora dan konsumendi dekomposer link dari rantai makanan. Protozoa
juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri
dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka,
beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain
lagi memiliki bukan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan.
Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen
disebut vakuola.
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan
sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat
yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat
membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada
keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.
Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak
mengandungselulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan
protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai
dengan fleksibilitasektoplasma yang ada dalam membransel. Beberapa jenis
protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun
dari Si dan Ca.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu :
Hari/tanggal : Selasa / 05 Mei 2015
Pukul : 11.30 s.d. 12.30 wib
Tempat : Laboratorium Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negri RADEN INTAN Lampung
Bahan :
air sawah,
air kolam dan
air hujan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Sumber air : Air Hujan
Species : Stylonychia mytilus
Perbesaran : 10 x 0,25
Keterangan:
1. Silia
2. Stigma
3. Vakuola makanan
4. Silia
Keterangan:
1. Flagel
2. Stigma
3. Vakuola kontraktil
4. Kloroplas
5. Makronukleus
6. Mikronukleus
7. Vakuola makanan
Keterangan:
1. Vakuola kontraktil
2. Cilia
3. Vakuola makanan
4. Makronukleus
5. Mikronukleus
3.2 Pembahasan
1. Air Hujan ( Stylonychia mytilus )
Pada praktikum ini dengan pengujian menemukan organisme pada air hujan
yang diduga sebagai protozoa dengan genus stylonychia hal ini kami pertimbangkan
dari segi bentuk protozoa tersebut pengamatan yang kami temukan bedasarkan
hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya. Denagn didasarkan bahan bacaan
buku dan internet sebagai sarana sumber penentuan hasil organism tersebut kami
mendapati organisme bersel satu tersebut sebagai protozoa Stylonyhia mytilus.
Adapun anatomi dari Stylonychia yaitu berbentuk oval jika dilihat pada bagian atas dan
itu berfungsi untuk aktivitas gencarnya dan juga gerakannya cepat. Seperti halnya
denganParamecium sp yang memiliki gerakan yang cepat dan juga genus Ciliata (memiliki
rambut pendek seperti ekstensi). Cilia pada Stylonychia sangat khusus dan tidak bebas
didistribusikan melalui tubuhnya.
Adapun habitat dari Stylonychia mytilus yaitu biasanya terdapat pada air tawar
dan tanah, ditemukan pada lumut, dan juga diantara partikel sedimen. Selain itu,
mereka juga biasanya berenang melalui vegetasi yang membusuk sampah kolam
yang mengambang pada air.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Stylonychia mytilus yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Spirotrichea
Ordo : Sporadotrichida
Family : Oxytrichidae
Genus : Stylonychia
Species : Stylonychia mytilus
Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Euglena viridis adalah sebagai berikut :
Kingdom : Excavata
Phylum : Protozoa
Class : Euglenoidea
Ordo : Euglenales
Family : Euglenaceae
Genus : Euglena
Species : Euglena viridis
4.1 Kesimpuan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
2.3.1 Untuk mengetahui pengertian Protozoa
2.3.2 Untuk mengetahui karakteristik Protozoa.
2.3.3 Untuk mengetahui morfologi Protozoa.
2.3.4 Untuk mengetahui perkembangbiakan Protozoa.
2.3.5 Untuk mengetahui pencernaan pada Prortozoa.
2.3.6 Untuk mengetahui klasifikasi dalam filum Protozoa.
2.3.7 Untuk mengetahui Manfaat dan Bahaya yang ditimbulkan oleh Protozoa.
2.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan mengenai kehidupan protozoa secara lengkap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen,
memili membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.
Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada
jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba Perkembangbiakan
amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang
sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan
sitoplasmanya, menjadi dua yang masing- masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya
bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya
setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang
masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan
kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan
membentu kista. Didalam kista amuba dapt membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih
kacil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan
amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amuba ini akan tumbuh setelah
sampaipada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula(Haeryn,2012).
(Abhykatsu,2011).
2. Holozoik, Protozoa yang memakan organisme lain yang lebih kecil seperti bakteri,
alga, atau protozoa lain.
4. Saprofitik, protozoa yang memakan bahan organik dari sisa-sisa tumbuhan atau
hewan
Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai
dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak
dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus),
yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara
mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil)
yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola
kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak
ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor,
Didinium, Vorticella, Balantidium coli
Gambar Paramaecium caudatum
Gambar Stensor
Sporozoa,adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini
dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut
juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan
dengan kesehatan manusia yaitu Toxopinsma dan Plasmodium. Tidak memiliki alat gerak
khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid
memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan
untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan
hewan.Contoh :Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax
Plasmodium vivax
BAB IV
KESIMPILAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Protozoa merupakan mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum
dari Kingdom Protista.
Karakteristik protozoa adalah merupakan organisme uniseluler (bersel
tunggal),Eukariotik (memiliki membran nukleus), Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni
(kelompok), Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof), Hidup
bebas, saprofit atau parasit, dan dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara pembelahan multiple,
schizogoni, budding atau tunas, spora, dan pembelahan mitosis (biner),
sedangkan perkembangbiakan secara seksual dengan cara peleburan gamet sporozoa dan
konjugasi.
Cara makan protozoa dapat dibedakan menjadi beberapa cara yaitu bersifat parasit, holozoik,
holofitik, dan saprofitik
Protozoa diklasifikasikan menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak yaitu Kelas Rhizopoda
(Sarcodina) yang alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) , Flagellata (Mastigophora)
alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk), Ciliata (Ciliophora) alat gerak berupa silia
(rambut getar) dan Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak.
4.2 Saran
Diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya agar
terhidar dari segala sumber penyakit yang ditimbulkan oleh Protozoa atau mikroorganisme
lain yang dapat memberikan dampak negative pada kesehatan, karena lebih baik mencegah
dari pada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA