PENDAHULUAN
Mioma uteri adalah tumor panggul yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor
ini letaknya pada alat reproduksi wanita. Tumor ini adalah jenis tumor jinak yang
transformasi kearah ganas sangat lah langka. Mioma uteri berasal dari sel-sel otot polos
rahim tetapi dalam kasus-kasus tertentu tumor ini berasal dari sel-sel otot polos pembuluh
darah rahim. Sekitar 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun. Jumlah
penderita belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan
sehingga tidak segera memeriksakannya ke dokter. 20% wanita yang terdiagnosis mioma
uteri telah melakukan histerektomi pada usia 40 dan dan 1/3nya pada usia 65.
Mioma uteri sering ditemukan pada wanita nullipara, disini faktor keturunan juga
berperan. Asal mulanya penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa
karena sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan dan biasanya berkurang ukurannya
sesudah menopause. Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis, yaitu
pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim, pertumbuhan ke arah rongga rahim dan
pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim. Mioma uteri merupakan indikasi yang
Mioma Uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak
bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi
1
memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering
juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga
menimbulkan nyeri.
2
II. DASAR TEORI
II.1 Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat sehingga sering pula disebut dengan leiomioma, fibromioma atau fibroid.
II. 2 Insidensi
Merupakan jenis tumor uterus yang paling sering, disangka bahwa 20 % wanita
yang berumur 35 tahun menderita mioma uteri walaupun tidak disertai gejala-gejala.
Mioma uteri tidak pernah terjadi setelah menopause, bahkan yang telah ada pun biasanya
mengecil bila mendekati masa menopause. Setelah menopause kira-kira hanya 10 % saja
mioma yang masih tumbuh. Menurut Novak dalam Sarwono(1994) pada 27 % wanita
berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, dan lebih banyak pada wanita kulit hitam..
penderita ginekologi yang dirawat. Jarang ditemukan satu sarang mioma saja pada uterus,
biasanya berjumlah 5-20 sarang, walaupun ada juga yang mencapai jumlah 100 sarang.
Biasanya untuk mencapai ukuran sebesar kepalan tangan dibutuhkan waktu tiga tahun.
Mioma uteri lebih banyak ditemukan pada nulipara dan wanita-wanita yang kurang subur.
3
Ada beberapa faktor resiko terjadinya mioma uteri, antara lain :
1. Umur, Kebanyakan wanita mulai didiagnosis mioma uteri pada usia diatas 40
tahun.
memiliki resiko 2,9 kali lebih besar untuk menderita mioma uteri dibandingkan
4. Riwayat keluarga, Jika memiliki riwayat keturunan yang menderita mioma uteri,
5. Berat badan, Dari hasil penelitian didapatkan bahwa resiko mioma meningkat
pada wanita yang memiliki berat badan lebih atau obesitas berdasarkan indeks
massa tubuh.
II. 4 Patofisiologi
Patofisiologi dari mioma ini belum diketahui sebab pastinya. Tetapi ada beberapa
teori yang mencoba menjelaskan kejadian mioma ini. Teori-teori tersebut antara lain:
Teori ini menjelaskn bahwa asal mioma adalah sel imatur bukan dari selaput otot
yg matur
b. Teori hiperesterogen
4
Teori ini dibuktikan oleh lipschuta yang memberikan esterogen pada kelinci, yang
c. Teori reseptor
Reseptor esterogen pada mioma ternyata banyak dari sel miometrium normal.
Teori yang paling banyak dipergunakan adalah teori hormonal estrogen. Mioma
normal(puukka ,dkk). Sarang mioma uteri yang berasal dari servix hanya 1-3 % saja,
II. 5 Klasifikasi
keluhan gangguan
perdarahan. Mioma
5
submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya
benjolan waktu kuret, yang dikenal sebagai currete bump dan dengan
dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila di dalam dinding rahim
dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol-
3. Mioma subserosum, di mana mioma tumbuh keluar dari dinding uterus sehingga
menonjol pada permukaan uterus dan diliputi oleh serosa. Mioma subserosum ini
Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%),
Pada mioma uteri, biasanya terjadi enam perubahan sekunder pada mioma itu
1. Atrofi, Mioma dapat mengecil pada masa pasca menopause dan rangsangan
6
2. Degenerasi hialin, sering terjadi pada usia lanjut. tumor kehilangan struktur
aslinya menjadi homogen, jaringan ikat bertambah, berwarna putih dan keras,
3. Degenerasi kistik, di mana ada bagian mioma yang mencair kemudian terbentuk
ruang-ruang ireguler berisi seperti agar-agar atau terjadi pembengkakan luas dan
karena kehamilan, nifas, dan nekrosis sub-akut (yang dikarenakan oleh gangguan
vaskuler). Degenarasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda
disertai emesis, haus sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan
6. Degenerasi lemak, jarang terjadi dan biasanya merupakan lanjutan dari degenerasi
hialin.
Kasus mioma uteri ini 50 % nya di temukan secara kebetulan pada pemeriksaan
ginekologi karena tidak mengganggu, kemudian gejala yang dirasakan ini sangat
tergantung pada lokasi mioma, besarnya serta perubahan mioma dan komplikasi yang
7
1. Perdarahan abnormal, dapat berupa hipermenore, menoragia maupun metroragia
c) Ada penyakit adneksa ( inflamasi pada tuba dan ovarium) seperti adneksitis.
Salpingitis (Inflamasi akut atau kronis pada tuba uterina) oovoritis (inflamasi
pada ovarium)
myoma uteri.
4. Infertilitas dan Abortus, terjadi bila sarang mioma intra mural menutup atau
abortus. Apabila ditemukan mioma pada wanita dengan keluaran infertilitas, harus
8
II. 8 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang
Hasil yang diperoleh dari anamnesis berupa rasa berat di perut maupun terasa ada
benjolan pada perut bagian bawah, perdarahan abnormal, retensio urin, dll.
didapatkan hasil teraba tumor padat uterus yang terlatak di linea mediana atau agak ke
merupakan akibat paling sering dari mioma apabila terjadi perdarahan uterus yang
a. USG
uteri. Pada USG transvaginal bermanfaat dalam uterus yang kecil. Mioma uteri
b. Hiteroskopi
9
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma. Tetapi MRI
jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan
dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm
yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat
II. 9 Pengobatan
Pada kasus mioma uteri, ada beberapa rencana tindakan yang bisa kita lakukan,
tergantung pada usia penderita, paritas, status kehamilan, ukuran tumor, lokasi dan
1. Terapi konservatif, dilakukan jika mioma tidak terlalu besar, tidak mengganggu
dan pada wanita menopause, namun tetap dilakukan pengamatan 3-6 bulan untuk
2. Terapi hormonal.
sekresi gonadotropin.
b. Pemberian GnRH agonis, Terapi ini dilakukan dengan dasar bahwa mioma
terdiri atas sel-sel otot yang dipengaruhi oleh esterogen. GnRH Agonis yang
10
ini + 50% mioma akan meyusut. Obatnya adalah buseriline acetate, Pemberian
miometrium, namun jika dihentikan maka mioma akan tumbuh kembali akibat
operasi karena mengurangi ukuran mioma. Terapi ini kurang praktis pada
hipoesterogen. Akan tetapi, terapi ini mungkin berguna pada wanita yang akan
menginjak masa menopause. Efek samping dari pemberian terapi ini adalah
hot flashes, mual, muntah, diare, sembelit, ruam, pusing, jerawat, nyeri
d. Retensio urin
f. Adanya torsi.
11
alasan tersebut, miomektomi juga dilakukan pada kasus mioma yang
ekstirpasi yang dilanjutkan dengan curetage. Metode ini dilakukan pada kasus
dilakukan pervaginam pada ukuran tumor yang kecil dan jika ada kesukaran
dapat dilakukan lebih bersih dan teliti. Histerektomi total dilakukan dengan
d. Radioterapi, Tindakan ini bertujuan untuk agar ovarium tidak berfungsi lagi
perdarahan nantinya.
- hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient)
12
- uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
dan tumornya dengan cara memasukkan agen emboli ke arteri uteri. Arteri
dengan agen emboli (partikel polivynil alkohol). Akibat adanya emboli dari
partikel tersebut, myoma akan menyusut dan kemudian mengecil. Teknik ini
perdarahan hebat, myoma uteri yang menekan rektum dan kandung kemih,
pasien yang menolak histerektomi dan tidak ingin punya anak lagi. Keamanan
yang bervariasi. Katz dkk memakai gel form sebagai agen emboli untuk
13
embolisasi arteri uterina. Komplikasi terumum dari embolisasi arteri uterine
tindak lanjut jangka panjang dan wanita harus diberi peringatan akan adanya
parah dari leiomyoma yang mengalami infark setelah prosedur ini. Tingkat
II. 10 Komplikasi
yang telah diangkat. Kita harus curiga apabila ada keluhan nyeri, mioma cepat
14
2. Anemia. Anemia timbul karena seringkali penderita mioma uteri mengalami
3. Torsi. Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan
4. Infeksi dan nekrosis. Terjadi karena gangguan sirkulasi darah, perdarahan yang
5. Infertilitas. Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan
infertilitas yang dicurigai penyebabnya adalah mioma uteri maka penyebab lain
harus disingkirkan.
15
III. PRESENTASI KASUS
Nama : Ny. SS
No. RM : 192627
Agama : Islam
Usia : 38 Tahun
III. 2 Anamnesis
02 November 2010
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan merasa ada benjolan sejak dua bulan yang lalu.
P3 A0, 38 th, datang dengan membawa pengantar dari poli dengan keterangan:
myoma uteri rencana myomektomi s/d histerektomi. Pasien merasa ada benjolan
di perut sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri perut (-), menstruasi teratur, jumlah tidak
16
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat asma (-), DM (-), HT, (-), Jantung (-), alergi (-).
Riwayat asma (-), DM (-), HT, (-), Jantung (-), Keluhan sama (-)
Riwayat Ginekologi
P3A0
Riwayat Fertilitas
Jumlah anak :3
Kesadaran : CM
TD : 130/80
Nadi : 88 x / mnt
RR : 18 x / mnt
Suhu : 36,5 0 C
17
Kepala : Mata konjungtiva anemis(-/-), sklera ikhterik(-/-), edema
Dada : Bentuk simetrik, tidak ada ketinggalan gerak dan tidak ada retraksi
dinding dada.
Pulmo : Vokal fremitus (n/n), perkusi sonor, suara nafas vesikuler (+/+),
Cor : S1>S2, interval reguler normal, bising (-), galop (-), batas jantung
DBN.
Ekstrimitas : Edema (-), perfusi jaringan baik (-), sianosis (-), gerakan bebas
(+)
Abdomen :
Inspeksi : Terlihat massa di abdomen, batas massa atas : sepusat. Lat ka/kiri :
Palpasi : abdomen supel, teraba massa padat, keras, nyeri tekan (-), mobile,
tidak nyeri.
18
III. 4 Diagnosis
III. 5 Terapi
Monitoring
AL : 6,15x10.3/uL
RBC : 4,41x10.6/uL
Hb : 12,9 gr/dl
PLT : 269x10.3/uL
CT : 3’10”
BT : 2’20
Gol.darah : B
HBsAg :-
GDS : 93 mg%
Pemeriksaan urin
Ureum : 19 mg/dl
19
Creatinin : 0,88 mg/dl
Chlorida : 97 mmol/L
6x4x4 cm.
Telah dilakukan miomektomi servikalis dan histerektomi a/i multiple mioma dan
mioma servikalis.
Lab Hb post OP
Mobilisasi bertahap
Inj.ketorolac 3x30 mg
20
III. 9 Diagnosis Pasca Terapi
Post histerektomi dan miomektomi servikalis a/i multiple mioma dan mioma
servikalis.
Tgl 3-11-2010
- keluhan (-), mual (-), muntah (-),persiapan pre op (+). CA -/-, Si -/-, Hb 12,9
Tgl 4-11-2010
palpasi: abd supel, nyeri tekan (+), bekas luka op tertutup kassa, darah rembes
- Inj. Cefotaxim 2x1gr; inj. Ketorolac 3x30mg; inj. Alinamin 2x1 Amp
Tgl 5-11-2010
palpasi: abd supel, NT (-), luka bekas op tertutup kassa, darah rembes (-), Ppv
(+) flek.
Tgl 6-11-2010
21
- keluhan: keluar darah hitam kental dari jalan lahir semalam.
palpasi: abd supel, NT (-), luka bekas op tertutup kassa, darah rembes (-),
AL : 15,7x10.3/uL
RBC : 3,09x10.6/uL
Hb : 9,1 gr/dl
PLT : 213x10.3/uL
AL :10,59x10.3/uL
RBC : 2,97x10.6/uL
Hb : 8,8 gr/dl
PLT : 187x10.3/uL
22
IV. PEMBAHASAN
satu minggu yang lalu. Ibu haid sebelumnya teratur dan banyak. Pada saat datang,
kita berpikir apakah telat menstruasinya karena ibu sedang hamil atau karena
Teraba benjolan di perut bawah, keras, nyeri tekan tidak ada dan mobile.
atas : sepusat
Vulva tenang, Dinding vagina licin, cervix uteri mencucu dan tertutup, kesan
terdorong ke anterior, nyeri goyang (-), ikut bergoyang jika masa d goyang,
parametrium ka/ki lemas, cav douglas menonjol, kesan terisi massa tumor.
pemeriksaan penunjang berupa USG, ditambah dengan EKG dan Hb. Hasil EKG
23
dalam batas normal dan Hb pasien termasuk rendah ( < 12 ). Hasil USG menunjukkan
uterus mengandung massa (tumor) padat berukuran 8x10x6 cm dan 6x4x4 cm.
setelah di lakukan pembedahan ternyata mioma pada pasien tersebut adalah mioma
24
V. KESIMPULAN
wanita usia >30 tahun, nullipara, faktor keturunan juga berperan. Penyebab pasti tidak
Gejala klinis sebagian besar asimptomatik. Tergantung dari lokasi, besar, perubahan
dan komplikasi.
beratnya keluhan, karakteristik myoma, faktor usia, keinginan untuk memiliki anak.
25
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A. 1999. Kapita selekta kedokteran, Ed III, Jilid I. Media Aesculapius: FK UII,
Jakarta.
Kulp, Jennifer and Griffith, John. 2007. Johns Hopkins Manual of Gynecology and
Obstetrics, The, 3rd Edition. Department of Gynecology and Obstetrics, The
Johns Hopkins University School of Medicine: Baltimore, Maryland.
www.ccspublishing.com/journals3a/leiomyomata_uteri.htm
www.geocities.com/abudims/cklgin6.html
www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0305/kes4.html
26