Makalah
Oleh :
Kelompok 9 / Offering I
Fahrunnisa (15034260
Faris
Dinda
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keturunan akan memiliki perbedaan dari neneng moyang, hal ini dikarenakan
adanya evolusi. Evolusi merupakan proses gradual, suatu organisme yang memungkinkan
spesies sederhana menjadi lebih komplek melalui akumulasi perubahan dari beberapa
generasi (Dharmayanti, 2011). Semua bagian dari organisme akan berubah karena adanya
evolusi. Evousi molekuler disinonimkan dengan evolusi yang terjadi pada tingkat protein,
karena sebagian besar evolusi tingkat molekulul dipelajari secara menyeluruh pada protein.
Protein merupakan molekul yang paling umum dan paling berdiversifikasi pada organisme.
Semenjak Charles Darwin mengemukakan gagasannya tentang teori evolusi yang
tertuang dalam bukunya “On the Origin of Species by Means of Natural Selection or the
Preservation of Favoured Races” telah banyak menuai atau menimbulkan pro dan kontra
di masyarakat. Terlepas dari pro dan kontra tersebut, teori evolusi (evolusi biologi/organik)
saat ini terus mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi pada era globalisasi ini. Mulai dari teori evolusi masa Darwin hingga saat
ini pada masa evolusi modern yang memandang dan mengkaji teori evolusi dari berbagai
aspek dan pendekatan.
Pengkajian teori evolusi pada masa modern ini dilihat dari beberapa pendekatan
antara lain melalui pendekatan genetika populasi, evolusi ekologi, evolusi molekuler,
sistematik, dan paleontologi (Stearn & Hoekstra, 2003). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa untuk mengkaji proses evolusi biologi dapat dilakukan melalui
berbagai pendekatan, sehingga masalah evolusi dapat dikaji secara lebih komprehensif dan
proporsional.
Pendekatan evolusi molekuler (molecular evolution) sebagai salah satu pendekatan
yang digunakan dalam mengkaji evolusi biologi pada saat ini (masa evolusi modern) sangat
banyak digunakan (Waluyo, 2005). Pendekatan molekuler ini mengkaji dan memandang
evolusi dari sejarah rekaman urutan DNA dan protein (Stearn & Hoekstra, 2003).
Selanjutnya dalam mengkaji masalah evolusi, maka terdapat dua area pembahasan evolusi
molekuler yaitu: (1) evolusi makromolekul, menunjuk kepada rata-rata dan pola perubahan
yang tampak pada materi genetik (misalnya urutan DNA) dan produksinya (misalnya
protein) selama waktu evolusi serta mekanisme yang bertanggung jawab untuk sejumlah
perubahan itu; dan (2) rekonstruksi sejarah evolusi gen dan organisme (molecular
phylogeny), menjelaskan sejarah evolusi organisme dan makromolekul seperti adanya
keterlibatan data-data molekuler (Widodo, 2003).
Berdasarkan uraian di atas diketahui pentingnya evolusi molekuler untuk dikaji dan
dipelajari lebih lanjut. Makalah ini akan menguraikan sebagain kecil dari evolusi
molekuler.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagi berikut :
1. Bagaimana konsep dari evolusi molekuler secara luas ?
2. Bagaimana prinsip dari evolusi molekuler ?
3. Bagaimana prosedur evolusi molekuler ?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep evolusi molekuler secara luas.
2. Mengetahui prinsip evolusi molekuler.
3. Mengetahui prosedur evolusi molekuler.
BAB II
PEMBAHASAN
Senyawa kompleks yang tertimbun membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya
berkembang sehingga memiliki kemampuan dan sifat sebagai berikut :
Sistem katalisis menggunakan clay sama halnya dengan prinsip “key and lock”
asam amino acak akan tersusun pada permukaan clay, ketika beberapa susunan terbentuk,
masing-masing asam amino akan terhubung menjadi polipeptida misalnya hingga 200
panjangnya hasil residu. Polimerasi asam amino pula terjadi dengan kehadiran komponen
asing berupa agen kondensi yang ditambahkan dalam gugus asam amino. Misalnya
polipospat yang paling banyak digunakan dalam proses biologi. Polipospat dapat bereaksi
dengan beragam jenis molekul dalam membentuk polipospat organik yang sebelumnya
anorganik. Asam amino dapat bereaksi dengan polipospat dengan menghasilkan 2
kemungkinan produk molekul yakni Acyl Phosphat dari pemutusan rantai di ujung gugus
Karboksil (α-COOH) asam amino, serta Phosporamidates dari pemutusan rantai di ujung
Amina (α-NH2).
DNA baru ditemukan pada tahap evolusi berikutnya. Karena DNA lebih stabil
daripada RNA, maka DNA dapat menyimpan dan mentransfer informasi genetik dengan
tingkat kesalahan yang rendah. Sel primitif ini sangat mirip dengan bakteri, sel ini hidup
dalam media senyawa organik yang disebut primitive soup. Akan tetapi media ini
menyediakan suplai energi yang terbatas. Secara perlahan sel primitif ini mulai mencari
sumber energi baru, yaitu sinar matahari. Bentuk awal fotosintesis di muka bumi ini berupa
proses yang mengolah energi sinar matahari dan belerang.
Bentuk fotosintesis pada tahap selanjutnya tidak lagi memakai belerang, tetapi
memakai H2O dan melepaskan O2 ke atmosfer. Keberadaan oksigen di atmosfer mulai
mengubah wajah bumi, karena dengan adanya oksigen, maka kemampuan respirasi mulai
terbentuk. Sel pada tahap selanjutnya mampu menghasilkan energi dengan cara
mengoksidasi zat makanannya. Fotosintesis melepas oksigen dan mengambil karbohidrat,
sementara respirasi melakukan sebelumnya. Proses ini membuka jalan terbentuknya
ekosistem dimana flora dan fauna berinteraksi saling melengkapi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Rujukan
Graur, D & Hsiung Li, W. 2000. Fundamental of Molecular Evolution. Second Edition.
Massachusetts: Sinaur Associates, Inc, Publisher.
Karmana, I Wayan. 2009. Kajian Evolusi Berbasis Urutan Nukloitida. Ganec Swara. Vol. 3 (3).
Hal : 75-81.
Stearn, S.C. & Hoekstra, R.F. 2003. Evolution an Introduction. New York: Oxford University
Press.
Widodo. 2003. Evolusi (Program Semi Que-IV) Direktorat Pendidikan Tinggi. Proyek
Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.