Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, Media Farmasi Vol. 11 No. 1 Tahun
2014 telah terbit.
Pada edisi ini, Jurnal Media Farmasi menyajikan 11 artikel yang kesemuanya
merupakan hasil penelitian. Sembilan artikel dari luar Fakultas Farmasi UAD membahas, (1)
Uji aktivitas penangkapan radikal (2) Perbandingan penggunaan sumber asam terhadap sifat
fisik granul effervescent (3) Optimasi formula tablet floating nifedipin (4) Formulasi gel
menggunakan serbuk daging ikan haruan (Channa striatus) (5) Formulasi dan aktivitas
antibakteri lotion minyak atsiri buah adas (Foeniculum vulgare Mill) (6) Efek hepatoprotektor
fraksi etil asetat daun sangitan (Sambucus canadensis l.) (7) Kombinasi ekstrak etanol
rimpang Zingiber officinale Roscoe dengan Zn (8) Konseling farmasis merubah perilaku
pasien hipertensi rawat jalan (9) Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode DDD
(defined daily dose). Dua artikel dari peneliti Fakultas Farmasi UAD yang membahas
tentang : (1) Evaluasi toksisitas hematologi akibat penggunaan 6-merkaptopurin (2) Evaluasi
penggunaan antibiotika pada pasien pediatri leukimia limfoblastik akut.
Harapan kami, jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau menjadi referensi
peneliti lain. Kritik dan saran membangun, senantiasa kami terima dengan tangan terbuka.

Dewan editor
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Mulyani,dkk 98

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN


PEDIATRI LEUKIMIA LIMFOBLASTIK AKUT DENGAN
FEBRILE NEUTROPENIA SELAMA PEMBERIAN
KEMOTERAPIDI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS
JAKARTA

EVALUATION
OFANTIBIOTICUSEINPATIENTSWITHPEDIATRICACUTE
LYMPHOBLASTICLEUKEMIAFEBRILE
NEUTROPENIAGIVINGDURINGCANCERCHEMOTHERAPYIN
HOSPITALDHARMAISJAKARTA

Muliyani1, Dyah Aryani Perwitasari1, Rizka Andalusia2, Mururul Aisyi2

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta1


Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta2

ABSTRAK
Pemilihan terapi antibiotika harus berdasarkan hasil kultur, pola resistensi serta
guideline yang ada karena mikroorganisme dan sensitivitasnya terhadap
antibiotika senantiasa berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
penggunaan antibiotika pada pasien pediatri dengan leukimia limfoblastik akut
yang mengalami febrile neutropenia selama pemberian kemoterapi kanker di
RSKD Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan
pengambilan data secara retrospektif dan prospektif di periode bulan Maret -April
2014. Data diambil dari rekam medik pasien kemudian dianalisis dengan
dekskriptif. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien pediatri ≤ 18
tahun yang mengalami febrile neutropenia yang mendapat kemoterapidan
Absolute Neutrophile Count(ANC) < 1500 sel/mm3 Suhu oral ≥ 38,3 °C atau 2-3x
terukurnya suhu ≥ 38°C selama lebih dari 1 jam. Pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan pencatatan pada form pengambilan data yang diambil dari
mediacal record. Pada penelitian ini terdapat 25 episode pasien pediatri dengan
febrile neutropenia yang sesuai dengan kriteria inklusi. Tingkat keparahan febrile
neutropenia yang terjadi sebanyak (72 %) severe, (24 %) moderate dan (4 %)
mild. Penggunaan antibiotik paling banyak cefotaxime (56 %), ceftazidime (28 %)
dan berdasarkan hasil kultur (28 %). Keberhasilan terapi antibiotik empirik yang
digunakan (88 %) dan kegagalan terapi sebesar (12 %). Pemilihan terapi
antibiotika pada pasien pediatri leukimia limfoblastik akut yang mengalami
febrile neutropenia sudah sesuai dengan guideline dan pola kuman di RSKD
Jakarta.

Kata Kunci : febrile neutropenia, antibiotika, keberhasilan terapi


99 Media Farmasi, Vol.11 No.1Maret 2014: 98-107

ABSTRACT

Selection of antibiotics should be based on culture results, because of the


resistance patterns and guidelines since the microorganisms and their sensitivity
to antibiotics always changing. This study was aimed to evaluate the use of
antibiotics in pediatric patients with a cute lymphoblastic leukemia with febrile
neutropenia during cancer chemotherapy in RSKD Jakarta. This study used non-
experimental design with data was collected retrospectively and prospectively
during the period of March-April 2014. The data was taken from medical records
of patient. The research subjects were out-pediatric patients 18 years who
experienced febrile neutropenia who receive chemotherapy and Neutrophile
Absolute Count (ANC) <1500 cells/mm 3 or al temperature ≥ 38.3°Cor2-3 times a
measured temperature of ≥ 38°C formore of 1 hour Data gathering was
conducted by recording the data collection form was taken from mediacal record.
In this study, there were 25 episodes of pediatric patients with febrile neutropenia
according to the inclusion criteria. The severity of febrile neutropenia that
occurred were (72%) severe, (24%) moderate and (4%) mild. The most used of
antibiotics was cefotaxime (56%), followed ceftazidime(28%) and based on the
results ofculture(28%). The success ofempiricantibiotictherapyused(88%)andhas
not been adequate antibiotic therapy or therapeutic failure by (12%). The
selection of antibiotic therapy in pediatric a cute lymphoblastic leukemia
pediatric patients with febrile neutropenia is in accordance with theguidelines
and based on culture results in RSKD Jakarta.

Key word : febrile neutropenia, antibiotic, succes therapy

PENDAHULUAN Sitostatika sering menyebabkan


hambatan proliferasi sel kulit dan
Pasien dengan penyakit mukosa, sehingga memudahkan
keganasan pada umumnya rentan invasi mikroorganisme karena erosi
terhadap infeksi. Meskipun dan ulserasi serta menekan
tidaksemua pasien proliferasi sumsum tulang, termasuk
denganneutropeniaterjadifebrile granulosit, yang berperan dalam
neutropenia imunitas non spesifik. (Hardianto,
namunneutropeniamerupakan 2011).
faktorrisiko yang signifikan Pemilihan antibiotika harus
untukinfeksi. Gangguanmekanisme berdasarkan hasil kultur, kesesuaian
pertahanandapatmeningkatkan pemilihan antibiotika empirik dengan
infeksi(Schouten, 2006). Infeksi pedoman terapi yang digunakan saat
bakteri merupakan salah satu ini dan pola sensitivitas bakteri.
penyebab kematian penderita Pasien yang mengalami febrile
leukemia akibat penurunan daya neutropenia ditangani dengan
tahan tubuh akibat dari keganasannya pemberian antibiotika berspektrum
sendiri maupun sitostatika.
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Mulyani,dkk 100

neutropenia ditangani dengan mengalami febrile neutropenia dan


pemberian antibiotika berspektrum mendapat kemoterapi, mengalami
luas pada saat timbul pertama kejadian demam selama pemberian
infeksi. kemoterapi dan demam turun setelah
Di Indonesia belum banyak kemoterapi selesai, demam terjadi
penelitian yang mengevaluasi dalam waktu 6 jam akibat transfusi
outcome klinik antibiotik sebagai darah, produk darah, atau cairan i.v
terapi empirik pada pasien febrile lain. Subyek yang memenuhi kriteria
neutropenia akibat pemberian inklusi sejumlah 25 episode febrile
kemoterapi pada pasien kanker, neutropenia pada pasien pediatri
terutama pasien pediatri. leukimia limfoblastik akut.
Berdasarkan hal diatas, sehingga Pengumpulan data dilakukan
perlu evaluasi penggunaan antibiotik dengan melakukan pencatatanform
di Rumah Sakit Kanker Dharmais pengambilan data yang diambil dari
untuk mengatasi febrile neutropenia rekam medik yang meliputi nama,
pada pasien pediatri dengan umur, jenis kelamin, dan data
keganasan hematologi. diagnosis rumah sakit dan medikasi
terdahulu, data-data laboratorium,
METODE PENELITIAN tanda-tanda vital (suhu, tekanan
darah, frekuensi pernapasan dan
Penelitian yang dilakukan nadi, durasi febrile neutropenia,
adalah penelitian non eksperimental regimen antibiotika, durasi
secara observasional dengan pemberian antibiotika.
pengambilan data pasien secara
retrospektif dan prospektif. Kriteria
HASIL DAN PEMBAHASAN
inklusi adalah pasien pediatri dengan
usia ≤ 18 tahun yang mengalami 1. Karakteristik Subjek Pasien
febrile neutropenia dan mendapat Hasil penelitian yang telah
kemoterapi, jumlah Absolute dilakukan, terdapat 15 pasien (60 %)
Neutrophile Count (ANC) < 1500 yang mengalami febrile neuropenia
sel/mm3 atau ANC menurun menjadi dari 25 pasien keseluruhan. Dari 15
< 1500 sel/mm3 selama 48 jam pasien terdapat 25 episode febrile
berikutnya, suhu oral ≥ 38,3 °C atau neuropenia yang memenuhi kriteria
2-3x terukurnya suhu ≥ 38°C dalam inklusi selama periode Maret – April
selam lebih dari 1 jam, pada pasien 2014 di rawat inap ruang anak di
yang telah menerima kemoterapi Rumah Sakit Kanker Dharmais,
dalan satu bulan terakhir, Pasien Jakarta. Gambaran karakteristik
pediatri febrile neutropenia dengan subyek penelitian dapat dilihat pada
penyakit penyerta. tabel I.
Kriteria eksklusi adalah pasien Hasil menunjukkan bahwa
dengan usia > 18 tahun yang pada jenis kelamin laki-laki (76 %)
101 Media Farmasi, Vol.11 No.1Maret 2014: 98-107

lebih banyak dibandingkan dan pada febrile neutropenia < 7 hari


perempuan serupa dengan literatur (12 %).Menurut Seung (2009)
yang menyatakan bahwa LLA dengan adanya myelosupressive
banyak terjadi pada laki-laki dengan agent sel darah putih akan rusak
umur 1-6 tahun sehingga untuk dalam waktu 5-7 hari setelah
terjadinya febrile neutropenia juga pemberian kemoterapi, mencapai
terbanyak pada laki-laki (Muslichan, titik terendah pada 7-10 hari, dan
2004). Pada penelitian ini angka mulai membaik antara 14-26 hari.
kejadian febrile neutropenia juga Penelitian yang dilakukan oleh
banyak terjadi pada umur 1-6 tahun Hakim, et al. (2008) dengan judul
(72 %)dan pada umur 7-13 tahun (28 Etiology and Clinical Course of
%). Jenis protokol leukimia Febrile Neutropenia in Children
limfoblastik akut standart risk (32 With Cancer.
%) dan protokol leukimia Berdasarkan tabel I lama
limfoblastik akut high risk (52 %), penggunaan antibiotika pada pasien
protokol limfoma burkit (16 %) pediatri leukimia limfoblastik akut
dengan fase kemoterapi terbanyak dengan durasi terapi ≤ 7 hari sebesar
fase induksi (84 %), fase 15 episode (60 %) dan > 7 hari
maintenance (12 %), dan konsolidasi sebesar 10 episode (40 %). Pola
(4 %). Penderita keganasan pengobatan antibiotik adalah
hematologi dipengaruhi oleh dosis gambaran pengobatan antibiotika
dan intensitas kemoterapi sitostatika meliputi jenis antibiotika yang
merupakan risiko utama febrile digunakan, dosis dan durasi
neutropenia). Pada fase induksi pemberian. Penggunaan antibiotika
penggunaan obat kemoterapinya pada pasien febrile
relatif lebih tinggi dosisnya, hal ini neutropeniabervariasi tergantung
yang mengakibatkan myelosuvresive pada tingkat keparahan. Pemberian
(Voog et al, 2000) antibiotik setidaknya untuk 3-5 hari
Pada tabel I menunjukkan umumnya diperlukan untuk
bahwa minggu kemoterapi < 20 menentukan efektifitas regimen awal.
minggu (92 %) dan > 20 minggu (8 Beberapa pasien mungkin kondisinya
%). Hasil ini terkait pada jenis memburuk dalam 3 hari sehingga
protokol serta fase kemoterapi. Pada memerlukan penilaian ulang regimen
kemoterapi < 20 minggu masih antibiotik empiris yang
melalui tahap fase induksi dan fase diberikan.Namun jika demam dalam
konsolidasi. Pada tabel I dapat waktu 48 jam dan ANC ≥ 500
terlihat, penelitian ini febrile sel/mm3 maka penggunaan
neutropenia yang terjadi paling antibiotika bisa dihentikan. Durasi
banyak dengan durasi febrile terapi antibiotika dalam penelitian ini
neutropenia < 7 hari yaitu (88 %)
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Mulyani,dkk 102

sesuai dengan ketentuan guideline dan Natinal Comprehensive Cancer


Infectious Disease Societyof Amecica Network.

Tabel I. Gambaran Karakteristik Subyek Penelitian

Jumlah
Karakteristik Pasien
(N = 25) %
Jenis Kelamin Laki-laki 19 76
Perempuan 6 24
Umur 1-6 tahun 18 72
7-13 tahun 7 28
Jenis Protokol Protokol all-standart risk 2006 8 32
Kemoterapi Protokol all-high risk 2006 13 52
Protokol limphoma burkit 4 16
Fase Kemoterapi Fase induksi 21 84
Fase konsolidasi 1 4
Fase maintenance 3 12
Minggu Kemoterapi < 20 minggu 23 92
> 20 minggu 2 8
Durasi Febrile < 7 hari 22 88
Neuropenia ≥ 7 hari 3 12
Lama penggunaan ≤ 7 hari 15 60
antibiotic > 7 hari 10 40
Penyakit Penyerta Tanpa penyakit penyerta 17 68
Dengan penyakit penyerta 8 32

Prevalensi febrile neutropenia (Lindemulderet al.2009). Penyakit


pada penelitian ini tanpa penyakit penyerta yang terjadi pada penilitian
penyerta sebanyak 17 episode (68 %) ini meliputi, hipertensi sebanyak 2
dan febrile neutropenia dengan episode febrile neutropenia,
penyakit penyerta8 episode (32 neuropati perifer 2 episode febrile
%).Tanda-tanda dan gejala inflamasi neutropenia, trombositopenia &
kebanyakan timbul pada tempat- anemia serta sianosis 1 episode
tempat seperti oropharyxn, tempat febrile neutropenia, ulserasi kulit 1
dilakukan aspirasi sum-sum tulang episode febrile neutropenia,
belakang, paru-paru, kulit, dan stomatitis 1 episode febrile
tempat akes intravena kateter neutropenia dandiare 1 episode
febrile neutropenia.
103 Media Farmasi, Vol.11 No.1Maret 2014: 98-107

Tabel II. Tingkat Keparahan Febrile Neutropenia yang Terjadi Pada Pasien Pediatri Leukimia
Limfoblastik Akut

Tingkat keparahan Kode Sampel ∑sampel Persentase


Mild
000-13 1 4%
(ANC 1000 -1500 sel/mm3)
Moderate 000-9, 000-12, 000-15, 000-21,
6 24 %
(ANC 500 -1000 sel/mm3) 000-22, 000-24
Severe 000-1, 000-2, 000-3, 000-4, 000-
(ANC < 500 sel/mm3) 5, 000-6, 000-7, 000-8, 000-10,
000-11, 000-14, 000-16, 000-17, 18 72 %
000-18, 000-19, 000-20, 000-23,
000-25
Total 25 100 %

2. Tingkat Keparahan Absolute Neutrophile Count (ANC)


Pasien yang lebih tua dari usia 1000 sel/mm3 – 1500 sel/mm3 1 (4
1 tahun, neutropenia %).
ringandidefinisikan sebagai ANC Tingkat keparahan moderate
1.000 sampai 1.500 sel/mm3, dan severe kemungkinan besar
neutropenia moderat sebagai responneutrofilterhadap
Absolute Neutrophile Count(ANC) infeksibakteri tidak adekuat. Infeksi
dari500 sampai 1.000 sel/mm3, dan bakteri meliputi ulserasi pada
beratneutropenia sebagai Absolute mukosa oral, infeksi kulit termasuk
Neutrophile Count(ANC) kurang selulitis, pustula, pneumonia dan
dari 500sel/mm3 biasanya, pasien sepsis bakteri dapat terjadi. Sumber
sangat rentan terhadapinfeksi bakteri infeksi pada anak bisa terjadi pada
jika Absolute Neutrophile mukosa kulit atau flora usus dan
Count(ANC) kurang dari yang paling umum mikroorganisme
3
500sel/mm (Segel, 2008).Gambaran yang menyerang adalah
karakteristik tingkat keparahan dapat Staphylococcus aureusdangram
dilihat pada tabel I negatif (Segel, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian
pada tabel II dari 25 episode tingkat 3. Hasil Kultur
keparahan febrile neutropenia yang Pemilihan antibiotika harus
paling tertinggi adalah pada tingkat berdasarkan hasil kultur, pola
severe dimana nilai Absolute resistensi serta guideline yang ada
Neutrophile Count (ANC)< 500 karena mikroorganisme dan
sel/mm3 sebesar 18 (72 %)diikuti sensitivitas antibiotika terhadap
oleh tingkat keparahan moderate antibiotika senatiasa berubah. Pada
dengan nilai Absolute Neutrophile penelitian ini dari 25 episode febrile
Count (ANC) 500 - 1000 sel/mm3 6 neutropeniaditemukan 7 hasil kultur
(24 %) dan tingkat mild dengan nilai
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Mulyani,dkk 104

yang positif. Hal ini dapat dilihat dari (Staphylococcus xylosus) dan batang
tabel III. gram negatif (Pseudomonas stutzeri)
Hasil pemeriksaan uji kultur dan beberapa mikroorganisme yang
ini disesuaikan dengan pola kuman belum ada pada pola kuman di ruang
di ruang anak Rumah Sakit Kanker anak periode Juli 2013 – Desember
Dharmais Lt.4 bulan Maret-April 2013 yaitu terdapat 3
2014 yang disusun oleh Sub Bagian mikroorganisme coccus gram positif
Mikrobiologi, Instalasi Patologi (Staphylococcus haemolyticus), 1
Klinik Rumah Sakit Kanker mikroorganisme coccus gram postif
Dharmais Jakarta, yaitu bahwa dari (Staphylococcus stimulans) dan 1
dari 7 hasil kultur diatas 2 mikroorganismebatang gram negatif
mikroorganisme sesuai dengan pola (Photobacterium damselae).
kuman yaitu, coccus gram positif

Tabel III. Mikroorganisme yang Ditemukan Dari Hasil Kultur Pasien Pediatri Leukimia
Limfoblastik Akut Yang Mengalami Febrile Neutropenia Setelah Pemberian
Kemoterapi Berdasarkan Asal Kultur

Asal
Hasil Mikroorganisme Kode sampel ∑ sampel Persentase
Kultur
Urine + Coccus gram positif 000-6 1 4%
(Staphylococcus
xylosus)
Urine + Coccus gram positif 000-14, 000-15, 3 12 %
(Staphylococcus 000-17
haemolyticus)
Urine + Batang gram negatif 000-19 1 4%
(Pseudomonas
stutzeri)
Urine + Batang gram negatif 000-20 1 4%
(Photobacterium
damselae)
Urine + Coccus gram postif 000-22 1 4%
(Staphylococcus
stimulans)
Total 7 28 %

Tabel IV. Penggunaan Antibiotik Pada 25 Episode Febrile Neutropenia pada Pasien Pediatri
Leukimia Limfoblastik Akut di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jumlah
Regimen antibitoka
N (25) %
Cefotaxime 14 56
Ceftriaxone 2 8
Ceftazidime 7 28
Cefixime 1 4
Meropenem 1 4
105 Media Farmasi, Vol.11 No.1Maret 2014: 98-107

Tabel V. Hasil Terapi Pada Pasien Pediatri Leukimia Limfoblastik Akut yang Mengalami Febrile
Neutropenia di Rumah Sakit Kanker Dharmais

Jumlah
Outcome Terapi
N (25) %
Keberhasilan terapi 22 88
Kegagalan terapi 3 12

Tabel VI. Hasil Analisis Chi-Square Faktor Keberhasilan Terapi Antibiotik Pada Pasien Pediatri
Leukimia Limfoblastik Akut

Keberhasilan
Asymp RR for 95% C I
Variabel Terapi
Sig. Cohort
Ya Tidak Lower Upper
Durasi Febrile Neutropenia
Durasi < 7 hari 20 2
0,225 0,83 0,678 1,025
Durasi ≥ 7 hari 2 1
Nilai ANC
ANC < 500 sel/mm3 15 3
0,250 1,364 0,606 3,608
ANC > 500 sel/mm3 7 0

4. Pola Penggunaan Antibiotik Golongan karbapenem hanya


Berdasarkan penelitian ini terdapat 1 episode (4 %). Menurut
selama periode Maret – April 2014 di guideline Infectious Disease Society
Rumah Sakit Kanker Dharmais pola of America (IDSA) dan National
pengggunaan antibiotika yang Comprehensive Cancer Network
digunakan untuk pengobatan febrile (NCCN). Pemilihan antibiotik
neutropenia menggunakan empirik cefotaxime pada penelitian
monoterapi sefalosforin generasi 3 ini belum diketahui pasti alasannya
dan jika dilakukan kultur serta namun keberhasilan terapi yang
sensitivitas penggunaan antibiotik cukup tinggi. Gambarannya dapat
berdasarkan hasil kultur. Infeksi dilihat di tabel IV.
yang terjadi pada pasien yang Hasil penelitian ini
mengalami febrile menunjukkan keberhasilan terapi
neutropeniaditangani dengan yang tinggi sebesar 22 episode (88
pemberian antibiotika berspektrum %). Kriteria keberhasilan terapi
luas pada saat timbul pertama tercapainya jika suhu normal setelah
infeksi. Gambaran penggunaan ≤ 5 hari terapi. Peningkatan jumlah
antibiotik dapat dilihat pada tabel IV. neutrofil hingga diatas 500 sel/mm3 2
Antibiotik terbanyak yang hari (hari 5-6). Tanda infeksi serupa
digunakan adalah golongan tidak terulang dalam 7 hari setelah
sefalosforin generasi 3 yaitu pengobatan dihentikan.
cefotaxime sebesar 14 episode Variabel durasi febrile
(56%), ceftazidime 7 episode (28 %), neutropenia dn nilai Absolute
dan ceftriaxone 2 episode (8%). Neutrophile Count (ANC) dilakukan
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Mulyani,dkk 106

analisis statistik chi square untuk cefotaxime sebesar 56 % dan


mengetahui durasi febrile ceftazidime sebesar 28 %.
neutropenia merupakan faktor yang Penggunaan antibiotik
berpengaruh terhadap keberhasilan berdasarkan hasil kultur
terapi atau tidak. Hasil analisis sebanyak 28 %.
tersaji pada tabel VI. 4. Keberhasilan terapi antibiotik
Berdasarkan tabel diatas dapat empirik yang digunakan 88 %
disimpulkan bahwa durasi febrile dan kegagalan terapi sebesar 12
neutropenia dan nilai ANC tidak %. Berdasarkan faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilan berpengaruh pada keberhasilan
terapi dimana signifikansinya terapi, durasi febrile neutropenia
menunjukkan p>0,05. Variabel dan nilai ANC tidak berpengaruh
durasi febrile neutropenia dalam terhadap keberhasilan terapi
penelitian ini menunjukkan kurang dimana signifikansinya
berpengaruh terhadap keberhasilan menunjukkan p>0,05.
terapi. Hasil penelitian ini berbeda
dengan penelitian yang dilakukan DAFTAR PUSTAKA
oleh Al Ahwal et al., (2005). Al
Al-ahwal, M.S., Al Sayws, F., Johar,
Ahwal melaporkan bahwa pasien
I., 2005, Febrile Neutropenia
dengan durasi febrile neutropenia Comparasion between solid
yang menunjukkan dampak yang tumors and hematological
signifikan terhadap keberhasilan malignancies.Saudi Med J;
terapi serta kualitas hidup pasien. 4(3): 4-7
Dalam penelitian ini tidak mencapai Hakim, H., Flynn, P. M., Knapp,
statistik signifikansi mungkin karena K.M., et al. 2009, Etiology and
Clinical Course of Febrile
jumlah pasien yang kecil.
Neutropenia in Children With
Cancer, Journal Pediatric
Hematology Oncology, 31 (9):
KESIMPULAN 623-625
1. Angka kejadian febrile Hardianto, MT., 2011, Perbedaan
neutropenia sebesar 15 pasien Kadar Interleukin-8 pada
(60 %) yang mengalami febrile Infeksi dan Noninfeksi Bakteri
neuropenia dari 25 pasien pada Leukimia Anak dengan
keseluruhan. Demam Neutropenia,Tesis,
2. Tingkat keparahan febrile Program Pasca Sarjana
Magister Ilmu Biomedik dan
neutropenia yang terjadi
Program Pendidikan Dokter
sebanyak (72 %) severe, (24 %) Spesialis I Ilmu Kesehatan
moderate dan (4 %) mild. Anak Universitas Diponegoro,
3. Penggunaan antibiotik yang Semarang
paling banyak digunakan adalah
107 Media Farmasi, Vol.11 No.1Maret 2014: 98-107

Lindemulder, S., Matloub, Y., national meeting on


Gaynon, P.S., et al.2006, hemophilia. Semarang: Balai
Intrathecal Triple Therapy Penerbit Universitas
Decreases Central Nervous Diponegoro, pp.1-10
Systemrelapse But Fails To Schouten. H.C., 2006, Neutropenia
Improve Event-Free Survival management, ESMO Clinical
When Compared With Practice Guidelines University
Intrathecal Methotrexate: Hospital Maastricht,
Result Of The Children’s Maastricht, the Netherland,
Cancer Group (CCG) 1952 Ann of Oncol, 17 (10): v1–v5
Study For Standart-Risk Acute Segel GB, Jill S. H., 2008,
Lymphoblastik Leukimia, Neutropenia in Pediatric
Children’s Cancer Group, Practice, Pediatrics in Review
108(18): 1165-1074 29(1): 1-13
Muslichan, H., 2004, Hemofilia Seung, A.H. 2009, Advers Effects of
update. Dalam: Sudarmanto B, Chemotherapy and
Setiati TE, Setyati J, TargetedAgent, dalam Koda
penyuntring. Proceeding Kimble, M.
A., Young, L.Y., Alredge, B.
K., Corell, R. L., Gluglielmo,
B. J., Kradjan, W. A., and
William, B.R., Apllied
Therapeutics, the Clinical Use
of Drugs , Nineth edition,
Lippincot, William and
Wilkins, Baltimor, pp : 89.1-
89.5
Voog, E., Bienvenu, J., Warzocha,
K., Moullet, I., et al. 2000,
Factors That Predict
Chemotherapy-Induced
Myelosuppression in
Lymphoma Patients: Role of
the Tumor Necrosis Factor
Ligand-Receptor System. J
ClinOncol, 18(2): 325-31

Anda mungkin juga menyukai