Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TSF (SEDIAAN GRANUL)

Disusun Oleh :
1. Nisa inayah
2. Putri Setiyowati
Tingkat : II B

Dosen Pengampu :
Agung Nur Cahyanta M.Farm.,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
SEMESTER II
2017

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang granulasi.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang steroid ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.

Slawi, 15 Juni 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ...................................................................................................... 4
2.2 Tujuan Granulasi ....................................................................................... 4
2.3 Pengaruh Granulasi ................................................................................... 4
2.4 Efektivitas ................................................................................................. 4
2.5 Evaluasi Granul ......................................................................................... 5
2.6 Contoh sediaan granul............................................................................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan ................................................................................................... 9
3.2 Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan tablet dipengaruhi oleh granul yang menyusunnya. Keruskan pada
tablet sering menjadi hal yang tidak baik untuk terlihat konsumen, hal ini
menyebabkan sebelum terjun dalam pemasaran, granul dan tablet yang diproduksi
dalam industri harus dilakukan evaluasi terlebih dahulu.
Proses granulasi juga mempengaruhi proses absorbsi dan distribusi dari suatu
obat terutama pada tablet dan kapsul. Agar suatu obat diabsorbsi, mula-mula obat
tersebut harus larutan dalam cairan pada tempat absorbsi. Tablet atau kapsul tidak
dapat diabsorbsi sampai partikel-partikel obat larut dalam cairan pada suatu tempat
dalam saluran lambung-usus. Dalam hal dimana kelarutan suatu obat tergantung dari
apakah medium asam atau medium basa, obat tersebut akan dilarutkan berturut-turut
dalam lambung dan dalam usus halus. Proses melarutnya suatu obat disebut disolusi.
Bila suatu tablet atau sediaan obat lainnya dimasukkan dalam saluran cerna, obat
tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Kalau tablet tersebut
tidak dilapisi polimer, matriks padat juga mengalami disintegrasi menjadi granul-
granul, dan granul-granul ini mengalami pemecahan menjadi partikel-partikel halus.
Disintegrasi, deagregasi dan disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan
melepasnya suatu obat dari bentuk dimana obat tersebut diberikan.
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul
terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses granulasi telah dikembangkan, dari
metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat mucilago
amili hingga pembentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan freeze
dry. Granulasi peleburan atau hot melt granulation merupakan metode pembentukan
dispersi padat berupa granulat dengan bahan pengikat yang melebur di atas suhu
kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk membentuk granul dengan
bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan penyalutan dan/ atau
Pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi (modified release drug).
Keunggulan dari granulasi peleburan ini adalah tidak membutuhkan bahan pelarut,
tidak memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya berlangsung cepat serta bersih.

1
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara
menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga
banyak mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan
tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan
penggunaannya lebih praktis dibanding sediaan yang lain.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan
yang mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah
bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang
cocok. Bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak
toksik dan mampu melepaskan obat dalam keadaan relatif konstan pada jangka waktu
tertentu.
Untuk mengetahui karakteristik suatu sediaan tablet maka diperlukan
serangkaian evaluasi atau pengujian terhadap sediaan tersebut. Karena sebagian besar
diantara kita tidak mengetahui karakteristik tablet yang kita gunakan. Untuk itu
beberapa parameter-parameter uji sediaan tablet perlu untuk diketahui.
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
b. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
c. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
e. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
g. Bebas dari kerusakan fisik.
h. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
i. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
j. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi
basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan
tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet,

2
apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya
dosis, dan lain sebagainya.
Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah
yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya
digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat
aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan
pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi.
Granulasi kering, yaitu di cetak, kemudian di saring bongkahannya menjadi
granul, ditambahkan fase luar, setelah itu di cetak kembali menjadi tablet.
Kempa langsung, yaitu dikempa langsung atau dicetak langsung. Dibuat
dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari granul?
2. Apa tujuan dari granulasi ?
3. Apa pengaruh dari granulasi?
4. Apa yang mempengaruhi efektivitas granulasi?
5. Bagaimana cara melakukan evaluasi granul?
6. Apa saja contoh sediaan granul?

1.3 Tujuan
Dapat mengetahui definisi granul, tujuan dilakukannya granulasi, pengaruh
granulasi, efektivitas granulasi, dan parameter yang dilakukan untuk evaluasi granul
serta beberapa contoh sediaan granul.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Granul merupakan gumpalan partikel-partikel yang lebih kecil umumnya
berbentuk tidak merata dan seperti partikel tunggal yang lebih besar. Granulasi adalah
proses pembesaran ukuran partikel individual atau campuran serbuk untuk
menghasilkan campuran obat dan eksipien dalam bentuk garnul yang lebih besar dan
lebih kuat daripada ukuran awal, sedangkan partikel awal masih dapat diidentifikasi.

2.2 Tujuan Granulasi


Tujuan suatu sediaan diolah menjadi granul adalah :
a. Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan
b. Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free flowing)
c. Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan
d. Mencegah terjadinya pemisahan akibat perbedaan bobot jenis dan pengempaan
e. Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability)

2.3 Pengaruh Granulasi


Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :
a. Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh aliran granul
yang kurang baik.
b. Memberikan kelarutan pada massa tablet apabila menggranulasi dengan air pada
zat aktif yang larut air.
c. Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga pada
granulasi yang kasar harus banyak dikurangi.
d. Granul yang teralalu halus dan kering akan menyebabkan tablet mudah hancur dan
terbelah.

2.4 Efektivitas
Efektivitas dan hasil dari suatu granulasi dipengaruhi oleh :
a. Jumlah bahan pelicin dan pengikat yang digunakan
b. Tipe bahan pelicin dan pengikat yang digunakan
c. Besarnya ukuran obat dan eksipien

4
d. Efektvitas dan proses pengadukan
e. Kecepatan pengeringan.

2.5 Evaluasi Granul


Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah granulometri, BJ,
Uji aliran, kompresibilitas, kelembaban dan distribusi ukuran partikel.
3.2.1 Granulometri
Granulometri adalah analisis ukuran dan repartisi granul (penyebaran
ukuran-ukuran granul). Dalam melakukan analisis granulometri digunakan
susunan pengayak dengan berbagai ukuran. Mesh terbesar diletakkan paling atas
dan dibawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil.
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran
granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri
berhubungan dengan sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan, aliran
akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.
3.2.2 Bobot Jenis
a. Bobot jenis sejati
BJ sejati dapat dilakukan dengan menggunakan alat piknometer, yaitu dengan
cara ditimbang bobot piknometer kosong, masukka 1 gram granul pada
piknometer yang telah ditimbang tadi, kemudian masukkan 1 gram granul
dan cairan pendispersi pada piknometer yang kedua, dan berikutnya
masukkan cairan pendispersi pada piknometer ketiga, catat hasil yang
diperoleh kedalam rumus sebagai berikut :
Bj = (B – a) x Bj cairan pendispersi
(B + d) – (a + c)
Keterangan :
a = Bobot piknometer kosong
B = Bobot piknometer 1 gram granul
c = Bobot piknometer 1 gram granul dan cairan pendispersi
d = Bobot piknometer cairan pendispersi.
b. Bobot jenis nyata
BJ nyata dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu gelas ukur, dengan
cara ditimbang bobot granul, misalnya 50 gram dimasukkan kedalam gelas
ukur. Kemudian dimasukkan kedalam rumus sebagai berikut :

5
P= W
V
Keterangan :
W = Bobot granul setelah ditimbang
V = Volume granul tanpa pemampatan
c. Obat jenis nyata setelah pemampatan
BJ mampat dapat dilakukan dengan alat gelas ukur, dengan cara ditimbang
bobot ganul yang akan dilakukan evaluasi, kemudian dimasukkan kedalam
gelas ukur, dan lihat volume granul setelah dilakukan 500 kali katuk pada
gelas ukur tersebut. Dengan rumus sebagai berikut :
Pn = W
Vn
Keterangan :
W = Bobot granul setelah ditimbang
Vn = Bobot granul setelah dilakukan pemampatan
3.2.3 Sifat Aliran
a. Metode corong
Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan
dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :
- Cara bebas
- Cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Menggunakan corong yang dipasang pada statif yang diletakkan dengan
ketinggian tertentu. Awalnya granul ditimbang, berat granul dicatat sebagai
m. Lalu granul tersebut dialirkan melalui corong dan ditampung pada bagian
bawahnya. Waktu yang diperlukan oleh granul untuk melewati corong dicatat
sebagai t. Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran
baik.
b. Metode sudut istirahat (α)
Alat : Corong alat uji waktu alir
Caranya :
- Timbang seksama 25 gram granul tempatkan pada corong alat
- Uji waktu alir dalam keadaan tertutup
- Buka penutupnya lalu biarkan granul mengalir
- Catat waktu (menggunakan Stopwatch)

6
- Lakukan sebanyak 3 kali
- Kemudian untuk mengukur sudut istirahat dengan menghitung jari-jari dan
tinggi dari tumpukan granul setelah metode corong
- Kemudian masukkan dalam rumus, dan didapat α yang menentukan
kecepatan alir dari suatu granul tersebut.
Metode sudut istirahat ini mempunyai nilai α = arc tag h/r, dimana :
α 25 – 35 ° = sangat mudah mengalir
α 30 – 38 ° = mudah mengalir
α > 38° = kurang mengalir
3.2.4 Uji Kompresibilitas
Merupakan pengukuran persen kemampatan.
Alat : Jolting Volumeter
Caranya :
- Timbang 100 gram granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat
volumenya
- Kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji,
catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo)
- Volume setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V)
3.2.5 Uji Kadar Air/ Kelembaban
Alat : Heating Drying Oven atau Moisture Balance
Caranya :
- Timbang seksama 5 gram granul
- Panaskan dalam lemari pengering sampai bobot konstan (105 C) selama 2
jam.
- Persyaratan : 2 – 4 %
3.2.6 Distribusi Ukuran Partikel
Alat : Sieve Shaker
Caranya :
- Masukkan sebanyak 100 gram granul lalu latakn di atas ayakan yang telah
tersusun dan ditara
- Mulai dari ayakan mesh 20 sampai dengan ayakan mesh 100 pada alat sieve
shaker
- Setelah pengujian selesai, masing – masing ayakan ditimbang kembali dan
dihitung distribusi granul pada tiap – tiap ayakan (%)

7
2.6 Contoh sediaan granul
1. Sediaan SR

2. Adem Sari

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan granul
terbagi, kapsul, maupun tablet. Beberapa parameter uji sediaan granul diantaranya adalah
granulometri, BJ, kadar pemampatan, metode alir, kompresibilitas, distribusi ukuran
partikel dan kelembaban. Evalusi granul perlu dilakukan karena granul merupakan bahan
awal untuk membentuk tablet, bagus atau tidak nya tablet dipengaruhi dari granul
penyusunnya.

3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dan mahasiswi bisa melakukan dan mengetahui parameter
parameter pada pembuatan atau evaluasi dari granul.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, NR GS Banker Dalam : Lachman L Lieberman HA Kanig JL .1984. Teori dan


Praktek Farmasi Industri Vol 2 Edisi 3. UI Press Jakarta.
Ansel, C Howard. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.
Lachman, L H A Lieberman dan J L Kanig. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri
Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press.
Rowe,R C Paul J S and Paul, J W 2009. Hand Book of Pharmaceutical Excipients
6th.USA: Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical Association.

10

Anda mungkin juga menyukai