Jika kita melihat pada peta dunia, benua merupakan daratan yang meliputi 29% dari permukaan bumi yang terlihat seperti potongan puzzle yang terpisah. Seperti Amerika bagian Tenggara dan Barat Daya Afrika, mereka seperti pernah bersatu dan bergeser. Fenomena ini dikemukakan oleh Alfred Wegener, seorang ahli metereologi Jerman. Ia percaya bahwa ada suatu waktu lampau semua benua yang ada di bumi saling berhubungan dan kemudian terpisah menjadi keadaan yang kita ketahui saat ini, dan dilanjutkan dengan teorinya yang mengatakan bahwa semua benua bergerak. Wegener mempercayai bahwa pada suatu waktu lampau tersebut semua benua yang saling terhubung itu disebut dengan Pangea. Pangea yang berarti keseluruhan bumi yang besar. Namun, teori ini dianggap aneh oleh kebanyakan orang, sehingga Weneger menunjukkan 4 bukti yang mendukung teorinya. Bukti pertama yaitu kecocokan bentuk benua yang saling melengkapi misalnya garis pantai benua amerika bagian Tenggara dan garis pantai bagian Barat Daya Benua Afrika yang saling melengkapi sehingga Wegener mempercayai bahwa bukan suatu kebetulan sisi tersebut merupakan sisi yang pernah menyatu. Akan tetapi bukti tersebut tidak cukup sehingga Wegener mencari bukti kedua yaitu korelasi fosil yang menunjukkan kecocokan temuan fosil antar benua. Fosil Mesosaurus, reptile raksasa yang hidup ditemukan di Tenggara Amerika dan Barat Daya Afrika. Bukti ketiga yaitu korelasi bebatuan dan pegunungan. Wegener menemukan pegunungan pada dua lokasi berbeda dengan jenis batuan yang sama, meskipun secara geologi hal tersebut tidak mungkin sehingga diputuskan pegunungan tersebut pernah bersatu dan keduanya terpisah akibat pergerakan benua yang disebut korelasi batuan dan pegunungan. Bukti keempat tentang data paleoklimatologi atau data iklim masa lalu yang lebih kompleks. Bukti ini dilihat dari bukti cuaca panas dan sejuk di bagian berbeda di dunia, Wegener menemukan goresan glaser di dua tempat yang berbeda dalam hutan hujan tropis dimana hutan hujan tropis tidak dapat bertahan dalam kurun waktu lama sehingga disimpulan bahwa kedua benua tersebut awalnya berasal dari kutub selatan yang kondisi lingkungannya memungkinkan terdapat gleser. Bukti lain ditemukan bahwa batu bara merupakan timbunan sisa-sisa tumbuhan tersebar di beberapa tempat yang tidak beriklim tropis sedangkan batu bara merupakan bukti yang ditemukan pada tempat beriklim tropis, seperti halnya dengan bukti goresan gleser bahwa benua-benua telah bergerak sepanjang masa.