TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Konseptual
1. Hernia Inguinalis
a. Pengertian
usus keluar dari rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang
kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari
amulus inguinalis.
b. Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena bawaan lahir atau karena sebab
otot dinding perut mengendur dan tekanan intra abdomen tidak tinggi. Bila
obesitas.
c. Manifestasi Klinis
Pasien yang menderita hernia biasanya terlihat baik, hanya saja ada
klinis yang teliti. Keadaan cincin hernia juga perlu diperiksa. Melalui
keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk. Pasien diminta mengejan
dan merasakan apakah ada massa yang menyentuh jari tangan. Bila massa
pasien hernia adalah adanya benjolan keluar atau masuk dan keras yang
sering tampak di skrotum atau lipatan paha. Adanya rasa nyeri pada daerah
benjolan tersebut jika isinya terjepit. Mual dan muntah atau distensi
abdomen bisa saja terjadi jika telah ada komplikasi. Pada hernia inguinalis
strangulata, kulit diatasnya menjadi merah dan panas serta terasa sakit yang
d. Patofisiologi
hernia. Karena aktivitas yang berat dan pekerjaan otot yang terlalu kuat
isi perut masuk kedalam kantong tersebut, dimana tidak seharusnya terjadi.
Jika suplay darah terganggu akibat sumbatan tersebut, bisa saja terjadi
e. Penatalaksanaan
inguinalis.
dibuang dan otot ditutup dengan kencang di atas area tersebut. Herniorafi
peringatan dari teman dan keluarga, atau karena kurang pengetahuan. Jika
klien memiliki informasi yang salah atau tidak menyadari alasan
dan hasil dari operasinya. Klien sering merasa bahwa mereka kurang
dapat mengontrol kecemasan pada diri mereka (Potter dan Perry, 2006).
2. Kecemasan
a. Pengertian
jelas sebabnya atau perasaan takut yang karena antisipasi terhadap suatu
bahaya.
normal bila kita memiliki perasaan khawatir dan merasa tegang atau takut
maka akan masuk ke dalam wilayah anxiety disorders (Nasir dan Muhith,
2011).
b. Tingkat Kecemasan
a) Kecemasan ringan.
2010).
b) Kecemasan sedang.
Hartono, 2010).
c) Kecemasan berat.
Pada tingkat ini, seorang individu akan memiliki lahan presepsi yang
d) Panik.
bahwa seseorang yang panik akan kehilangan kendali diri dan detil,
disorganisasi kepribadian.
Muhith, 2011).
d. Penanganan Kecemasan
pemberian informasi yang sesuai dengan kebutukan klien pada fase pre
(preoperative teaching).
3. Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian
dilakukan untuk merubah perilakunya yang tidak sehat ke pola yang lebih
b. Metode penelitian
dalam diskusi.
berinteraksi.
Lane, 1999; Millo & Sullivan, 2000 dalam Smeltzer & Bare, 2002).
edukasi mengenai hal lain, seperti latihan napas dalam dan batuk efektif,
operasi juga mencakup pengajaran mengenai bed rest dan mobilisasi dini
setelah anestesia spinal dimana dapat dikurangi dengan bed rest. Walaupun
bed rest dianjurkan pada saat post operasi, di sisi lain mobilisasi dini juga
diperlukan untuk mencegah trombosis vena. Rice, Brassell, dan McLeod
pasien dan harus memperhatikan jenis prosedur bedah, kondisi fisik, dan
usia pasien.
Hal lainnya yang perlu disampaikan pada pasien adalah kapan boleh
makan dan minum setelah operasi. Smeltzer dan Bare (2002) menjelaskan
pembedahan. Setelah itu, jika tidak ada rasa mual, diet normal dapat
diberikan.
B. Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
a. Anamnesis
atau keluarga atau tenaga kesehatan yang lain tentang keadaan pasien.
Anamnesis meliputi :
lagi, timbul rasa nyeri pada benjolan dan timbul rasa kemeng
disertai mual-muntah.
4) Riwayat penyakit dahulu, dimana kemungkinan klien memiliki
pemeliharaan kesehatan.
3. Pola Eliminasi
saat pasien di rawat di RS. Pada pasien hernia, biasanya tidak ada
Pada pasien hernia umumnya tidak ada gangguan pada pola kognitif
Pada pola ini emosi pasien biasanya tidak stabil, konsep dirinya
Pasien yang belum mengerti penyakitnya akan merasa stress dan akan
cemas.
Pasien tidak mengalami gangguan pada pola ini. Klien masih bisa
c. Pemeriksaan fisik
skrotum. Saat di palpasi kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba
ini disebut tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi
d. Pemeriksaan penunjang
Pada hernia inguinalis, pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
adalah rontgen dan USG. Ini betujuan untuk melihat massa dan
e. Hasil laboratorium
meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP,
Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan
(Asmadi, 2008).