Anda di halaman 1dari 4

ACUTE APPENDICITIS

Manifeasi Klinis

1. Abdominal pain (gejala yang paling sering terjadi 50 – 60 % pasien)

Karakteristik dari nyeri abdomen pada aute appendicitis sangat khas. Adanya nyeri alih yang
pertama dirasakan oleh pasien pada daerah periumbilical /epigastric. Dan kemudian menjadi nyai
pindah yang drasakan pasien pada daerah Right Lower Quadrant (RLQ)abdmen.karakteristik
nyeri ini menandakan proses perjalanan penyakit dari Appendicitis.

 Periumbilical/ epigastric pain

Merupakan nyeri akut ,termasuk tipe nyeri Visceral, Mild, disertai dengan adanya kram
biasanya nyeri menetap 6 – 48 jam. Nyeri disini diakibatkan karena distensi atau
membesarnya organ appendix sehingga merangsang serabut saraf nerve ending (neuron
fiber C) pada lapisan visceral peritoneum yang melapisi appendix.

 Right Lower Quadrant (RLQ)pain. Merupakan nyar yang sebenarnya pada organ
appendix. Dimana nyeri disini diakibatkan perjalanan inflamasi dan distensinya appendix
sehingga merangsang saraf sensoris pada lapisan parietal peritoneum. Karakteristik nyari :
merupakan tipe nyeri somatic, menetap, semakin berat, nyeri bartambah berat jika bergerak
dan batuk.

2. Anorexia (kehilangan nafsu makan)


Merupakan gejala yang cukup sering dialami oleh pasien appendicitis. Kehilangan nafsu makan
sering diakibatkan karena adanya distensi dan mediator inflamasi yang dapat mempengaruhi
rangsangan nafsu makan.

3. Mual dan Muntah


Termasuk kedalam gejala awal yang sering dijumpai. Adanya nyeri pada bgian epigastric dapat
merangsang sensasi mual dan muntah pada pasien.

4. Change Bowel habit.


Salah satu penyebab terjadinya appendicitis yaitu konstipasi sehingga pasien mengalami
perubahan kebiasaan buang air besar.
5. Low grade Fever
Demam pada Acute appendicitis biasanya dalam derajat cukup rendah <380 C. pada pasien yan
kronis dan telah terjadi proses suppuratif demam bisa meningkat > 38 0 C

Diagnosa Acute Appendicitis


Data yang diperoleh untuk mendiagnosa acute appendicitis dimulai dari Anamnesa terhadap
pasien, mengetahui keluhan umum dari pasien berupa abdominal pain yang berpindah dan gejala
lainnya. Pemeriksaan lainnya yang dapat di lakukan berupa:
1. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan :
 Tenderness (nyeri) pada Right Lower Quadrant atau pada Mc.Burney Point.
 Rebound tenderness positif yang mengindikasikan adanya Peritonitis
 Bowel sounddapat terdengar
 Adanya demam
 Rovsing sign positif ( Nyeri pada RLQ pada saat penekanan pada Left lower side
abdomen)
 Psoas sign positif :adanyanyeri ketika kontraksi otot psoas mengindikasikan adanya
iritasi pada otot psoas.
 Obturator sign positif
 Cutaneous Hyperesthesia : peningkatan kepekaan terhadap rangsang sentuh pada RLQ
2. Pemeriksaan lab
 Moderate Leukocytosis (Dominan PMN) 10.000- 18.000 cell/ul
 Frequent Leukocytosis >20.000 menandakan perforasi dari proses infeksinya.
 Pada urine bisa terdapat WBC/RBC tanpa ditemukannya bacteria jika appendix berada
dekat dengan ureter kanan /bladder.

3. Pemeriksan Radiografi
Terdapat beberapa pemeriksaan radiografi yang sering digunakan:
 X-ray : pemeriksaan ini jarang digunakan untuk diagnose appendicitis, tetapi jika terjadi
obstruksi akibat fecalit, dengan pemeriksaan ini dapat dilihat. (5 % kasus)
 CT scan
Pemeriksaan ini sering digunakan, lebih akurat ( 94% sensitivity, 95 % specivicity). Pada
gambaran CT scan dapat dilihat:
o Calcified Fecalith pada appendix
o Adanya formasi abcess
o Obliteration psoas muscle
o Masa jaringan lunak
 USG (Ultra Sonografi) Exam
Merupakan pemeriksaan yang cukup akurat dalam mendiagnosa appendicitis. Dapat
melihat adanya gambaran pembesaran dan penebalan dari dinding appendix.
Pemeriksaan ini dapat mematahkan diagnose banding dari appendicitis seperti :
o Kista ovarian
o Kehamilan Ectopik
o Tuboovarian abcess

KLASIFIKASI APPENDICITIS
1. Acute Appendicitis
 Acute symptom
 Gambaran Pathology Anatomi :
o Early acute appendicitis
Fase awal dari eppendicitis : dimana adanya obstruksi dari saluran appendix
menyebabkan stasis bagian distal appendix, sehingga terjadi peniongkatan
tekanan intraluminal yang menyebabkan distensi dan memudahkan kolonisasi dari
flota normal di lumen appendix.
Adanya proses inflamasi akut yang ditandai dengan mucosa edema dan merah,
meningkatnya sel neutrophil pada mukosa ,submukosa, dan muskularis propria
(menandakan infeksi akut),adanya pembuluh darah yang mulai tersumbat
(congestion),
o Later stage (acute suppurative appendicitis)
Adanya keadaan obstruksi yang berkelanjutan menyebabkan aliran pembuluh
darah Venule dapat terhambat sehingga distensi semakin berat. Meningkatnya
infeksi bakteri yang menginvasi dinding appendix dapat emnimbulkan
pernanahan yang menandakan proses inflamasi yang bertambah berat.
o Acute Gangrenous appendicitis
Terjadinya edema yang semakin hebat dapat menghambat aliran pembuluh daran
arteriola , sehingga jaringan sekitarnya menjadi hypoxia menyebabkan terjadinya
gangrene jaringan. Gangrene jaringan ini dapat menembus sampai peritoneum.
o Rupture-suppurative Peritonitis
adanya tekanan intraluminal yang semakin tinggi dapat menyebabkan perforasi
dari daerah yang gangrene sehingga terjadilah perdarahan dan material yang
berasal dari intraluminal dapat masuk ke peritoneum menyebabkan Peritonitis.
2. Kronis Appendicitis
Ditandai dengan reoccurring inflamasi dari appendicitis.
Insidensi (1%)
Manifestasi klinis :
o Adanya riwayat RLQ abdominal pain lebih dari 3 minggu, tanpa adanya diagnose
sebelumnya.
o Dapat muncul pada setelah appendectomy yang tidak sempurna.
o Gambaran PA :
Adanya chronic inflamasi (tingginya sel lymphosit/MN)
Terbentuknya jaringan fibrosis dari dinding appendix
Ukuran appendix kembali normal dengan dinding yang tipis.
3. Exacerbasi Kronis
Merupakan kronis appendicitis yang recurrent
Manifestasi klinis yang ditemukan sama seperti kronis appendicitis.
Gambaran PA yang ditemukan :
o Peningkatan sel lymphosit
o Adanya muscular Fibrosis
o Adanya mukosa ulceratif

Anda mungkin juga menyukai