Anda di halaman 1dari 1

DONGENG ASAL-USUL TERBENTUKNYA BUNGA SEPATU

Zaman dulu, di Kerajaan Kahyangan, ada tujuh orang puteri. Beberapa nama mereka di
ambil dari nama bunga. Mawar, Dahlia, Cempaka, Tanjung, Kenanga, Cendana serta si bungsu
Melati. Putri-putri itu semuanya cantik jelita. Namun yang paling cantik serta berani yaitu si
bungsu, Melati. Ia sukai berpetualang ke Rimba Hijau, satu rimba yang kerap dilalui manusia.
Walau sebenarnya ayahnya sudah berkali-kali memperingatkan, ”Melati anakku, saya tahu kau
sukai sekali pergi ke Rimba Hijau. Namun disana beresiko, nak.
Banyak manusia berkeliaran. ” Namun Melati senantiasa menyampaikan, ”Tapi bapak,
manusia-manusia itu tidak pernah melihatku. Saya kan pintar bersembunyi diantara semak serta
pohon-pohon. Bapak tenang saja ya. ” Mendengar hal itu sang Bapak juga kembali melarangnya,
”Jangan, Melati... janganlah pergi sendiri ke Rimba Hijau. ” Melati menjawab dengan sangat
terpaksa, ”Hhhh.... baiklah Bapak... ”, tetapi dalam hati ia berkata, ” namun bermakna bila saya
pergi berbarengan, tak apa-apa kan? ”
Melati tak nakal, ia cuma miliki rasa menginginkan tahu yang besar. Jadi, nasehat
ayahnya juga tak dipatuhinya. Melati jadi mengajak semuanya kakaknya untuk pergi ke Rimba
Hijau. ”Melati, saya takut... ” tutur Mawar kakaknya, ”Iya saya juga takut. Bagaimana bila kita
tampak manusia? ” tutur Dahlia yang mulai turut cemas.
Tetapi Melati sukses memberikan keyakinan kakak – kakaknya kalau semua bakal baik –
baik saja, ”Tidak apa-apa, kakak-kakakku... tenang saja... kita aman disini. Yuk kita main-main
di air terjun! ” Jadi bermainlah beberapa putri kahyangan itu di air terjun. Karena sangat asiknya
bermain, mereka tak lihat kalau ada seseorang manusia yang memerhatikan dari terlalu jauh.
Manusia itu yaitu seseorang putra raja yang tersesat di rimba. Ia terperanjat lihat 7 putri cantik di
rimba rimba. ”Hah? Apakah mataku salah? Saya lihat 6 orang, bukanlah, 7 orang gadis rupawan
di sekitaran air terjun. Siapakah mereka? Oh, cantiknya. Ah tambah baik kudekati perlahan-
lahan. ” pangeran berkata dalam hati.
Pada akhirnya sang pangeran juga hampiri gadis – gadis itu, ”Para putri yang cantik
jelita, saya yaitu Pangeran negri seberang. Siapakah kalian, serta kenapa kalian ada disini? ”
Beberapa putri yang tengah asik bermain terperanjat dengan hadirnya sang pangeran. Mereka
segera lari berhamburan ke semua arah. Lihat semuanya putri – putri itu kabur berlarian, sang
pangeran juga berteriak, ”Jangan takut! Janganlah pergi! Saya cuma menginginkan berteman.
Hey tunggulah! Janganlah pergii!! ”
Pangeran itu berupaya menguber beberapa putri, namun mereka sangat cepat. Dengan cemas
beberapa putri bersiap-siap untuk terbang kembali pada khayangan. Terkecuali Melati yang
terseok-seok keluar dari kolam air terjun, ”Aduh, tunggulah saya kak, kainku, sepatuku, aduh
tunggulah...! ”
Oh, lantaran Melati tadi tengah berenang, ia tidak mendengar kehadiran si pangeran. Jadi
ia juga terlambat mengerti bahaya! Sang pangeran pada akhirnya berupaya untuk hampiri Melati,
”Ah, masihlah ada satu putri yang ketinggalan. Mungkin saja saya dapat berteman dengannya,
saya menginginkan tahu dari tempat mana mereka berasal. Putri! ”
Oh untunglah Melati sukses terbang meninggalkan si Pangeran sebelumnya pangeran
pernah menangkapnya. Namun, lantaran tergesa-gesa, saat ia terbang, sepatunya lepas! ” Aduuuh
sepatuku, ah namun yang utama saya selamat. Nyatanya bapak benar, rimba ini beresiko.
Semestinya saya menurut pada bapak... huhuhu.. maafkan saya ayaah... maafkan saya kakak-
kakak... huhuhu” Melati terbang sembari menangis terisak – isak.
”Ah, sayang sekali saya tidak sukses menangkap bidadari paling akhir itu. Namun tidak
apalah, sekurang-kurangnya saya sukses menangkap sepatunya yang terlepas tadi. Wah, sepatu
ini indah sekali! Seperti disulam dengan benang emas. Lembuut sekali. ” Sang pangeran berkata.
Karena sangat indah serta lembutnya, sepatu itu tergelincir dari genggaman sang
pangeran serta jatuh diatas rerumputan. Mendadak saja, sepatu itu beralih jadi sekuntum bunga
yang indah sekali. Nah, bunga indah tersebut yang lalu diberi nama bunga sepatu lantaran konon
datang dari sepatu Melati si putri Khayangan.

Anda mungkin juga menyukai