Anda di halaman 1dari 88

4

Perenc. Pelat 2 Arah


KOLOM
EKUIVALEN

☺ Kolom dianggap menyatu dengan balok-pelat transversal


terhadap bentangan yang ditinjau melalui aksi torsi.
Balok pelat yang mengalami torsi ini membentang dari
garis sumbu-garis sumbu panel yang membatasi masing-
masing sisi dari balok pelat yang ditinjau, seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.6
☺ Aksi torsi dari balok-pelat transversal akan mengurangi
kekakuan lentur efektif dari kolom aktual. Efek ini
diperhitungkan dalam analisis dalam bentuk Kolom
Ekuivalen yang mempunyai kekakuan lentur lebih kecil
dari kolom aktualnya

Perenc. Pelat 2 Arah 5


Gambar 2.6 (a) Transfer Momen pelat -
kolom

(a) Transfer momen antara


6 Perenc. Pelat 2 Arah
pelat dan kolom
(b) Kolom Ekuivalen
Perenc. Pelat 2 Arah 7
Kekakuan Lentur Kek

Besarnya nilai kekakuan lentur kolom ekuivalen dapat


ditentukan sbb :

1 1 1
= + (1)
K ek ∑ Kk Kt
dimana :
Kek = kekakuan lentur kolom ekuivale
SKk = jumlah kekakuan lentur kolom aktual dari
kolom atas dan bawah pelat.
Kt = kekakuan puntir dari penahan puntir (torsion
arm)

Perenc. Pelat 2 Arah 8


Kekakuan Torsi Kt

Nilai kekakuan torsi Kt dapat ditentukan sebagai berikut :

9E bp C
Kt = ∑ 3 (2)
L 2 1 − c 2 
 L2 

dimana :
Ebp = Modulus elastisitas balok pelat
c2 = ukuran kolom, kepala kolom dalam arah
L2 = lebar dari balok-pelat yang ditinjau
C = konstanta penampang untuk menentukan
kekakuan puntir
Perenc. Pelat 2 Arah 9
Konstanta C utk puntir

Konstanta penampang untuk menentukan kekakuan


puntir C dapat dihitung dengan rumus (3):

 x  x 3 .y
C = ∑ 1 − 0,63  (3)
 y 3

x : dimensi keseluruhan yang lebih pendek daribagian


persegi suatu penampang, (mm)
y : dimensi keseluruhan yang lebih panjang dari bagian
persegi suatu penampang, (mm)

Perenc. Pelat 2 Arah 10


Modifikasi Kt

Jika terdapat balok sepanjang garis kolom, nilai Kt pada


pers (1) harus dikalikan dengan faktor Ibp/Ip, sebagai
berikut :
1 1 1
= +
K ek ∑ K k K t  I bp  (4)
 Ip 

dimana Ibp : momen inersia balok pelat


Ip : momen inersia pelat dari balok-
pelat yang ditinjau
Asumsi (1)

☺ Struktur hrs dianggap terdiri dari rangka-rangka ekivalen


pd garis-garis kolom yg diambil dlm arah longitudinal &
transversal bangunan
☺ Masing-masing rangka terdiri dari sebaris kolom atau
tumpuan & lajur pelat-balok, dibatasi dalam arah lateral
oleh garis tengah panel pada masing-masing sisi dari sumbu
kolom atau tumpuan (Gambar.2.5)
☺ Kolom atau tumpuan dianggap dihubungkan pada lajur
pelat-balok oleh komponen puntir yg arahnya transversal
terhadap arah bentang yg ditinjau momennya dan
memanjang hingga grs tengah panel-panel pada masing-
masing sisi kolom
Perenc. Pelat 2 Arah
1
Asumsi (2)

☺ Rangka yg berdekatan & sejajar thd suatu tepi dibatasi oleh


tepi tsb dan grs tengah panel yg berada di dekatnya
☺ Setiap rangka ekuivalen dpt dianalisis sbg suatu kesatuan;
sbg alternatif, untuk perhitungan akibat beban gravitasi,
masing2 lantai dan atap dpt dianalisis secara terpisah dgn
menganggap bhw ujung2 jauh dari kolom adalah terjepit
☺ Bila pelat-balok di-analisis secara terpisah, dalam
menentukan momen pd suatu tumpuan, dpt dianggap bhw
tumpuan jauh pada dua bentang berikutnya adalah terjepit
selama pelat-balok adalah menerus melewati tumpuan jepit
tersebut
Nilai-nilai momen yg diperoleh, kemudian di-distribusikan
ke lajur kolom, lajur tengah dan balok dengan pen-
distribusian
2 Perenc. Pelat 2sebagaimana
Arah ”Metoda Disain Langsung “
Gambar 2.5
3

Perenc. Pelat 2 Arah


4

Perenc. Pelat 2 Arah


KOLOM
EKUIVALEN

☺ Kolom dianggap menyatu dengan balok-pelat transversal


terhadap bentangan yang ditinjau melalui aksi torsi.
Balok pelat yang mengalami torsi ini membentang dari
garis sumbu-garis sumbu panel yang membatasi masing-
masing sisi dari balok pelat yang ditinjau, seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.6
☺ Aksi torsi dari balok-pelat transversal akan mengurangi
kekakuan lentur efektif dari kolom aktual. Efek ini
diperhitungkan dalam analisis dalam bentuk Kolom
Ekuivalen yang mempunyai kekakuan lentur lebih kecil
dari kolom aktualnya

Perenc. Pelat 2 Arah 5


Gambar 2.6 (a) Transfer Momen pelat -
kolom

(a) Transfer momen antara


6 Perenc. Pelat 2 Arah
pelat dan kolom
(b) Kolom Ekuivalen
Perenc. Pelat 2 Arah 7
Kekakuan Lentur Kek

Besarnya nilai kekakuan lentur kolom ekuivalen dapat


ditentukan sbb :

1 1 1
= + (1)
K ek ∑ Kk Kt
dimana :
Kek = kekakuan lentur kolom ekuivale
SKk = jumlah kekakuan lentur kolom aktual dari
kolom atas dan bawah pelat.
Kt = kekakuan puntir dari penahan puntir (torsion
arm)

Perenc. Pelat 2 Arah 8


Kekakuan Torsi Kt

Nilai kekakuan torsi Kt dapat ditentukan sebagai berikut :

9E bp C
Kt = ∑ 3 (2)
L 2 1 − c 2 
 L2 

dimana :
Ebp = Modulus elastisitas balok pelat
c2 = ukuran kolom, kepala kolom dalam arah
L2 = lebar dari balok-pelat yang ditinjau
C = konstanta penampang untuk menentukan
kekakuan puntir
Perenc. Pelat 2 Arah 9
Konstanta C utk puntir

Konstanta penampang untuk menentukan kekakuan


puntir C dapat dihitung dengan rumus (3):

 x  x 3 .y
C = ∑ 1 − 0,63  (3)
 y 3

x : dimensi keseluruhan yang lebih pendek daribagian


persegi suatu penampang, (mm)
y : dimensi keseluruhan yang lebih panjang dari bagian
persegi suatu penampang, (mm)

Perenc. Pelat 2 Arah 10


Modifikasi Kt

Jika terdapat balok sepanjang garis kolom, nilai Kt pada


pers (1) harus dikalikan dengan faktor Ibp/Ip, sebagai
berikut :
1 1 1
= +
K ek ∑ K k K t  I bp  (4)
 Ip 

dimana Ibp : momen inersia balok pelat


Ip : momen inersia pelat dari balok-
pelat yang ditinjau

Anda mungkin juga menyukai