Abstract
This paper presents an analysis based on several literature reviews. It aims to understand the
basic concept of stress. Understanding the fundamental concept of stress is necessary due to
it leads to comprehending deeply regarding what stress is. Principally, there models of stress
confirm what stress is and how stress occurs on human. First, the stimulus model of stress is
the treating environments that stimulate individual to perceive stress. Second, the response
model of stress is a bodily reaction to the source of stress. Third, the transactional model of
stress is the evaluation process to the sources of stress between person and treating
environment. Accordingly, stress can occur when individual deals with the unexpected
environments or threatening situations. Stress can become eustress (positive) or distress
(negative) for someone who perceives stress. If the ability to deal with stress is not sufficient
and demands are excessive, stress will increase continuously. Consequently, stress
contributes negatively on physical and psychological health. Therefore, the awareness
toward stress and its symptoms is likely to avoid from the negative consequence of stress.
Keywords: distress, eustress, health, theory of stress
BULETIN PSIKOLOGI 1
LUMBAN GAOL
2015), dan gangguan tidur (Waqas, Khan, maupun psikologis. Namun seiring dengan
Sharif, Khalid & Ali, 2014). Dengan kebe- kemajuan ilmu pengetahun dan bertambah-
radaan stres yang tidak bisa terelakkan oleh nya penelitian di bidang stres, berbagai
setiap orang, maka pemahaman mendalam teori tentang stres pun bermunculan.
tentang stres sangatlah diperlukan. Oleh Beberapa teori tersebut diantaranya: (1)
karena itu, tulisan ini bermaksud untuk Person-Environment Fit, (2) Conservation of
menghadirkan penjelasan tentang teori stres Resources Theory, dan (3) The Job Demands-
dan dampak yang ditimbulkan oleh stres. Control-support Model of Work Design (Dewe,
O’Driscoll & Cooper, 2012).
Sejarah Istilah “Stres” Walaupun teori stres terus berkembang
Sekitar awal abad keempat belas, istilah dari masa ke masa, tetapi secara funda-
stres bisa ditemukan, namun pengertiannya mental teori stres hanya digolongkan atas
masih pada “kesulitan atau penderitaan tiga pendekatan. Tiga pendekatan terhadap
yang begitu berat”. Istilah stres tersebut pun teori stres tersebut adalah: (1) stres model
masih berdasarkan penekanan yang belum stimulus (rangsangan), (2) stres model
secara sistematis (Lazarus, 1993). Kemudian response (respons), dan (3) stres model
pada abad kedelapan belas hingga awal transactional (transaksional) (Bartlett, 1998;
abad kesembilan belas, kata stres dipahami Lyon, 2012). Tulisan ini akan membahas
sebagai kekuatan, tekanan, ketegangan atau konsep stres, stimulus, respon, dan akibat
usaha yang kuat diberikan pada sebuah objek yang ditimbulkan oleh stres.
material atau pada seseorang "organ atau Pembahasan
kekuatan mental” (Hinkle, 1974). Pada abad
kesembilan belas, istilah stres juga sebenar- Stres Model Stimulus
nya sudah mulai digunakan dalam ilmu
kesehatan dan sosial (Bartlett, 1998). Namun Stres model stimulus menjadi terkenal pada
istilah stres baru dikaitkan pada kondisi tahun 1940 dan 1950 (Bartlett, 1998).
manusia di bidang kajian-kajian ilmiah Kemudian pada tahun 1960-an, para ahli
semajak tahun 1930 (Lyon, 2012). Kemudian psikologi menjadi tertarik untuk mengkaji
selama abad kesembilan belas hingga abad konsep stres yang ditinjau dari pengalaman
kedua puluh, istilah stres dan tekanan pun psikologis (Lyon, 2012). Sebenarnya,
mulai dikosep sebagai penyebab permasa- perkembangan teori stres model stimulus
lahan dalam kesehatan secara fisik maupun berawal dari temuan para peneliti terhadap
psikologis (Hinkle, 1974). prajurit militer yang sedang melaksanakan
tugas perang (Bartlett, 1998). Tugas kemi-
Cannon merupakan peneliti pertama
literan ini pun dianggap sebagai penyebab
yang mengembangkan konsep stres yang
stres yang menyebabkan semakin membu-
dikenal dengan “fight-or-flight response”
ruknya kesehatan para militer tersebut.
pada tahun 1914 (Bartlett, 1998). Berdasar-
Kondisi kesehatan yang memburuk itu
kan konsep yang diperkenalkan Cannon
disebabkan oleh adanya rangsangan atau
tersebut, “the fight-or-flight response”, stres
stimulus yang datang dari luar diri mereka.
diartikan sebagai respons tubuh terhadap
Rangsangan tersebut merupakan situasi
sesuatu hal. Cannon menyatakan bahwa
peperangan yang akan dihadapi. Mereka
stres adalah sebagai ganguan homeostasis
membayangkan bahwa situasi peperangan
yang menyebabkan perubahan pada
yang akan terjadi adalah sangat berbahaya.
keseimbangan fisiologis yang dihasilkan
Alhasil, karena mereka banyak memikirkan
dari adanya rangsangan terhadap fisik
2 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL
hal tersebut kesehatan mereka pun terjadi dalam waktu yang singkat sehingga
cenderung memburuk. meningkatkan kerentanan pada penyakit
Stres model stimulus merupakan model (Lyon, 2012). Suatu peristiwa kehidupan
stres yang menjelaskan bahwa stres itu bisa menjadi sumber stres terhadap sese-
adalah varibel bebas (independent) atau orang apabila kejadian tersebut membutuh-
penyebab manusia mengalami stres (Lyon, kan penyesuaian perilaku dalam waktu
2012). Atau dengan kata lain, stres adalah yang sangat singkat (Thoits, 1994). Ketika
situasi lingkungan yang seseorang rasakan seseorang gagal berurusan (menyesuaikan)
begitu menekan (Bartlett, 1998) dan individu dengan situasi atau perubahan-perubahan
tersebut hanya menerima secara langsung yang secara ekstrem tesebut, maka timbul-
rangsangan stres tanpa ada proses penilaian lah dampak buruk, misalnya perasaan
(Staal, 2004). Penyebab-penyebab stres cemas.
tersebut berperan dalam menentukan Spurgeon, Jackson dan Beach (2001)
seberapa banyak stres yang akan mungkin melakukan penelitian kepada 115 karyawan
diterima. Oleh karena itu, tekanan yang yang berusia dari 16 tahun sampai 56 tahun
berasal dari situasi-situasi lingkungan bisa di area United Kingdom dengan meng-
bertindak sebagai penyebab dan penentu gunakan the Life Events Inventory (LEI).
pada gangguan-ganguan kesehatan apabila Spurgeon et al. (2001) menemukan bahwa
terjadi dalam kurun waktu yang sering dan ada sepuluh peristiwa kehidupan yang
dengan jumlah yang berbahaya (Bartlett, paling penting dan bisa memicu terjadinya
1998). Adapun situasi-situasi yang stres, yaitu kematian pasangan, perceraian,
memungkinkan menjadi pemicu terjadinya kehilangan anggota keluarga, terpenjara,
stres adalah beban kerja, kepanasan, masalah keuangan, pertengkaran dalam
kedinginan, suara keributan, ruangan yang keluarga, tunawisma, pengangguran, ang-
berbau menyengat, cahaya yang terlalu gota keluarga yang tiba-taba mencoba
terang, lingkungan yang kotor, ventilasi bunuh diri, dan anggota keluaga yang men-
yang tidak memadai, dan lain sebagainya derita sakit serius. Hasil penelitian lainnya,
(Staal, 2004; Hariharan & Rath, 2008). Oswalt dan Riddock (2007) melaporkan
Bartlett (1998) menegaskan bahwa stres bahwa peristiwa kehidupan bisa juga
stimulus lebih memfokuskan pada sumber- menjadi sumber stres terhadap siswa ketika
sumber stres dari pada aspek-aspek lainnya. mereka baru mulai memasuki masa per-
Sumber stres tersebut dikenal dengan istilah kuliahan. Hal tersebut terjadi karena para
“stressor”. Sebenarnya, stressor hanya siswa tersebut perlu menyesuaikan diri
memberikan rangsangan dan mendorong dengan lingkungan baru yang sedang
sehingga terjadi stres pada seseorang. mereka hadapi.
Stressor berperan sebagai pemicu stres pada Chronic strains (ketegangan kronis)
individu. Menurut Thoits (1994), sumber merupakan kesulitan-kesulitan yang konsis-
stres (stressor) dapat dikategorikan menjadi ten atau berulang-ulang terjadi dalam
tiga jenis, yaitu (1) life events (peristiwa- kehidupan sehari-hari. Ketegangan kronis
peristiwa kehidupan), (2) chronic strain bisa mempengaruhi terhadap kesehatan
(ketegangan kronis), dan (3) daily hassles manusia termasuk fisik maupun psikologis
(permasalahan-permasalahan sehari-hari). (Thoits, 1994). Hal tersebut dikarenakan
Life events (peristiwa-peristiwa kehi- ketegangan kronis yang terus berlanjut dan
dupan) berfokus pada peranan perubahan- menjadi ancaman kepada seseorang (Serido,
perubahan kehidupan yang begitu banyak Almeida & Wethington, 2004). Serido et al.
BULETIN PSIKOLOGI 3
LUMBAN GAOL
(2004) melakukan penelitian terhadap 1.031 pada tekananan yang berasal dari luar
warga Amerika Serikat yang berusia dari 25 individu. Namun, empat tahun kemudian,
sampai 74 tahun. Mereka menemukan ada yaitu di tahun 1950, Selye mengganti defe-
empat faktor yang menjadi pemicu terja- nisi stres tersebut menjadi respons seseo-
dinya ketegangan kronis, yaitu tuntutan- rang terhadap stimulus yang diberikan.
tuntutan pekerjaan, kurangnya pengenda- Selye menekankan bahwa stres merupakan
lian atas pekerjaan, tuntutan-tuntutan dari reaksi atau tanggapan tubuh yang secara
rumah, kurangnya pengendalian dari ru- spesifik terhadap penyebab stres yang mana
mah. Sedangkan di lingkungan akademik, mempengaruhi kepada seseorang.
ketegangan kronis bisa dipicu karena Lyon (2012) mengistilahkan reaksi tu-
banyak hal, misalnya adalah tekanan buh terhadap sumber stres sebagai variable
akademik (Oswalt & Riddock, 2007). terikat atau hasil. Hasil stres itu bersumber
Daily hassles (permasalah sehari-hari) dari dalam diri individu (Staal, 2004). Hasil
adalah peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi stres itupun meliputi perubahan kondisi
dalam kehidupan sehari-hari yang memer- psikis, emosional, dan psikologis (Carr &
lukan tindakan penyesuaian dalam sehari Umberson, 2013). Misalnya, ketika seseo-
saja (Thoits, 1994). Misalnya, seseorang rang mengalami situasi yang mengkhawa-
mengalami kesulitan-kesulitan, dan kesulit- tirkan, tubuh secara spontan bereaksi terha-
an tersebut tidak berlanjut secara terus dap ancaman tersebut. Ancaman tersebut
menerus. Kesulitan yang dihadapi itupun termasuk sumber stres, dan respons tubuh
bisa terselesaikan dalam kurun waktu yang terhadap ancaman itu merupakan stres
singkat. Ada beberapa contoh dari perma- respons (Scheneidrman, Ironson & Siegel,
salah sehari-hari, misalnya pendatang yang 2005). Dengan demikian, perpaduan antara
tidak diharapkan, kemacatan berlalu lintas, sumber stres dan hasil stres mengarahkan
berkomunikasi dengan orang lain, tugas- pada pengertian bahwa stres tidak bisa
tugas keseharian yang penting, tenggat dipisahkan dari reaksi tubuh terhadap
waktu yang tiba-tiba dan berargumentasi sumber-sumber stres yang ada. Atau
kepada orang lain (Thoits, 1994; Serido, et dengan kata lain, tubuh tidak akan membe-
al., 2004). Permasalahan-permasalahan rikan respon apapun kalau tidak ada
tersebut hanya menimbulkan stres sesaat rangsangan. Oleh karena itu, stres respons
dan tidak mengakibatkan terjadinya dapat disimpulkan sebagai reaksi tubuh
gangguan-gangguan fisik maupun mental secara jasmaniah terhadap sumber-sumber
yang parah. stres yang ada atau rangsangan yang
menyerang tubuh.
Stres Model Respons Untuk mengetahui lebih lanjut bagai-
Stres model respons dikembangkan oleh mana tubuh memberikan respons terhadap
Hans Selye. Selye adalah ahli yang dikenal sumber stress, Selye pun memperkenalkan
luas karena penelitian dan teorinya tentang sebuah model stress. Adapun model stress
stres yang berkaitan dengan aspek fisik dan yang diperkenalkan Selye adalah General
kesehatan (Lyon, 2012). Merujuk pada Adaptation Syndrome atau disingkat dengan
Bartlett (1998), pada tahun 1946, Selye istilah GAS (Rice, 2011). Sesuai pada GAS
menulis sebuah karya ilmiah yang berjudul (Gambar 1.), ada tiga tahapan stres respons,
“The General Adaptation Syndrome and yaitu (1) alarm (tanda bahaya), (2) resistance
Diseases of Adaptation” dan menggunakan (perlawanan), dan (3) exhaustion (kelelahan).
istilah stres untuk mengacu secara khusus Tahapan pertama stres respons dalam
4 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL
BULETIN PSIKOLOGI 5
LUMBAN GAOL
vidu akan melakukan appraisal (penilaian) dan (3) challenging. Harm/loss adalah tanda
dan coping (penanggulangan). Oleh karena bahwa sesuatu yang membahayakan
itu, stres bisa berlanjut ke tahap yang lebih sedang terjadi pada. Threat adalah tanda
parah atau sedikit demi sedikit semakin bahwa adanya kemungkinan-kemungkinan
berkurang. Hal tersebut ditentukan bagai- yang membahayakan itu akan berlanjut
mana usaha seseorang berurusan dengan dikemudian hari. Challenge merupakan
sumber stres. keterlibatan individu dengan tuntutan yang
Appraisal atau proses penilaian adalah ada. Tantangan-tantangan tesebut menim-
suatu tindakan pengevaluasian, penafsiran, bulkan emosi seperti pengharapan, keingin-
dan tanggapan tentang peristiwa-persitiwa an dan keyakinan (Lazarus & Folkman,
yang ada (Olff, Langeland & Gersons, 2005). 1984).
Merujuk pada Lazarus dan Folkman (1984), Secondary appraisal atau penilaian tahap
ada dua tahap penilaian yang dilakukan kedua adalah proses penentuan jenis coping
oleh manusia ketika sedang mengalami yang bisa dilakukan dalam mengahadapi
stres yaitu: (1) primary appraisal dan (2) situasi-situasi yang mengancam (Lyon,
secondary appraisal. Penilaian tahap awal 2012). Coping tergantung pada penilaian
(primary appraisal) dilakukan oleh individu terhadap hal apa yang bisa dilakukan untuk
pada saat mulai mengalami sesuatu mengubah situasi (Lazarus, 1993). Lazarus
peristiwa. Secara khusus, individu dan Folkman (1984) membagi dua metode
mengevaluasi pengaruh yang memung- coping (penanggulangan) yang dilakukan
kinkan timbul dari adanya tuntutan-tun- ketika menghadapi stres yaitu (1) problem-
tutan terhadap sumber daya yang ada pada focused coping (penanggulangan berfokus
kondisi kesehatan (Lyon, 2012). Lazarus dan pada masalah) dan (2) emotion-focused coping
Folkman (1984) membagi proses primary (penanggulangan berfokus pada emosi).
appraisal ini dalam tiga tahap, yaitu (1) Problem-focused coping adalah cara
irrelevant, (3) benign-positive, dan (3) stressful. menanggulangi stres dengan berfokus pada
Irrelevant (tidak berkaitan) terjadi ketika permasalahan yang dihadapi. Coping yang
seseorang berhadapan dengan situasi yang berfokus pada masalah ini bisa dilakukan
tidak memberikan dampak apapun terha- apabila masih ada memungkinkan mela-
dap kesejahteraan (kesehatan) seseorang. kukan sesuatu hal (Lazarus, 1993) untuk
Dengan kata lain, seseorang tidak membu- menanggulangi stres. Atau dengan kata
tuhkan usaha apapun ketika menghadapi lain, problem-focused coping dilakukan untuk
sebuah permasalahan atau kejadian karena menghidari atau mengurangi stres dengan
tidak ada yang dihilangkan dan diterima cara langsung menghadapi sumber stres
dalam proses transaksi ini. Benign-positive atau masalah yang terjadi. Emotion-focused
(berdampak baik) terjadi ketika hasil dari coping adalah cara penanggulangan stres
pertempuran berdampak positif pada pe- dengan melibatkan emosi. Atau dengan
ningkatan kesejahteraan individu. Sebagai kata lain, seseorang yang mengalami stres
hasilnya, akan timbul luapan perasaan akan melibatkan emosinya dan mengguna-
emosi seperti bahagia, kasih, senang, dan kan peniliannya terhadap sumber-sumber
sebagainya. Stressful terjadi ketika individu stres yang ada. Coping yang berfokus pada
tidak lagi memiliki kemampuan secara emosi dilakukan karena tidak ada lagi yang
personal untuk menghadapi penyebab- bisa dilakukan (Lazarus, 1993) terhadap
penyebab stres. Sebagai akibatnya individu sumber stres. Dengan demikian dapat
akan mengalami (1) harmful, (2) threatening, disimpulkan bahwa penanggulangan stres
6 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL
Baik rendah
kinerja maksimal
K k
i e
n s
e e
r h
j a
a t
Eustres Distres a
s s n
Buruk Sedikit stress Stress Banyak stress tinggi
sedang banyak
Kinerja buruk Kinerja buruk
BULETIN PSIKOLOGI 7
LUMBAN GAOL
8 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL
BULETIN PSIKOLOGI 9
LUMBAN GAOL
Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, Rice, V. H. (Ed.). (2011). Theories of stress
appraisal, and coping. New York, USA: and its relationship to health. In Rice, H.
Springer Publishing Company. V. (Eds.), Handbook of stress, coping, and
health: Implications for nursing research,
10 BULETIN PSIKOLOGI
TEORI STRES: STIMULUS, RESPONS, DAN TRANSAKSIONAL
BULETIN PSIKOLOGI 11