Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan berbangsa
dan bernegara di Republik Indonesia. Tidak lain dengan kehidupan berpolitik, etika
politik Indonesia dalam jiwa pancasila. Kesadaran etika yang merupakan keasadaran
relational akan tumbuh subur bagi warga Negara Indonesia ketika nilai-nilai pancasila
itu diyakini kebenarannya, kesadaran etika juga akan lebih berkembang ketika nilai
dan moral pancasila itu dapat dibreakdown ke dalam norma-norma yang diberlakukan
di Indonesia.
Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu
nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma, baik norma
hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainya. Dalam filsafat pancasila
terkandung didalamnya suatu pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar,
rasional, sistematis dan komprehensif (menyeluruh) dan sistem pemikira ini
merupakan suatu nilai, Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung
menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan atau aspek
prasis melainkan suatu nilai yan bersifat mendasar.
Nilai-nilai pancasila kemudian dijabarkan dalam suatu norma yang jelas yang
berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun
buruk. Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu suatu sistem perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia. Dalam pengertian inilah maka pancasila
berkedudukan sebagai sumber dari segala hukum di Indonesia, pancasila juga
merupakan suatu cita-cita moral yang luhur yang terwujud dalam kehidupan sehari-
hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara dan berasal dari bangsa Indonesia
sendiri sebagai asal mula (kausa materialis).
Pancasila bukanlah merupakan pedoman yang berlangsung bersifat normatif
ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan

PENDIDIKAN PANCASILA Page 1


sumber hukum baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada
giliranya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun
norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Etika?
2. Bagaimana etika politik dan pemerintahan?
3. Seperti apakah pancasila sebagai sistem etika?
4. Bagaimanakah pancasila sebagai etika politik?
5. Apa saja nilai-nilai yang tekandung dalam pancasila?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertin etika
2. Untuk mengetahui etika politik dan pemerintahan
3. Untuk mengetahui pancasila sebagai sistem etika
4. Untuk mengetahui pancasila sebagai etika politik
5. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila

PENDIDIKAN PANCASILA Page 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Sebagai suatu usaha ilmiah, filsafat dibagi, menjadi beberapa cabang menurut
lingkungan masing-masing. Cabang-cabang itu dibagi menjadi dua kelompok
bahasan pokok yaitu filsafat teoritis dan filsafat praktis. Filsafat pertama berisi
tentang segala sesuatu yang ada sedangkan kelompok kedua membahas bagaimana
manusia bersikap terhadap apa yang ada tersebut. Misalnya hakikat manusia, alam,
hakikat realitas sebagai suatu keseluruhan, tentang pengetahuan, tentang apa yang
kita ketahui dan tentang yang transenden.
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi. dua kelompok
yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran danpandangan-pandangan moral. itu dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987). Etika
adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti
suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus menggambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika
umum merupakan prinsip- prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip etika, yang dibagi menjadi etika
individu yang membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial
yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup
masyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.
Etika berkaitan dengan berbagai masalah nilai karena etika pada pada
umumnya membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan predikat nilai
"susila" dan "tidak susila", "baik" dan "buruk". Kualitas-kualitas ini dinamakan
kebajikan yang dilawankan dengan kejahatan yang berarti sifat-sifat yang
menunjukan bahwa orang yang memilikinya dikatakan orang yang tidak susila.

PENDIDIKAN PANCASILA Page 3


Sebenarnya etika banyak bertangkutan dengan Prinsip-prinsip dasar pembenaran
dalam hubungan dengan, tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986). Dapat juga dikata-
kan bahwa etika berkaitan dengan dasar-dasar filosofis dalam hubungan dengan
tingkah laku manusia.
Etika adalah kelompok filsafat praktis(fisafat yang membahas bagaimana
manusia bersikap terhadap apa yang ada)dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika
merupakan suatu pemikiran yang kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan
pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana
dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu atau bagaimana kita bersikap dan
bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral. Kedua kelompok etika itu adlah
sebagai berikut:
1. Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia
2. Etika khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut baik sebagai individu
(etika individual) maupun makhluk sosial
Hubungan Nilai, Norma, dan Moral.
Dalam kehidupan manusia nilai dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam
bersikap dan bertingkah laku baik disadari maupun tidak. Nilai berbeda dengan fakta
dimana fakta dapat di obsevasi melalui suatu verivikasi empiris, sedangkan nilai
bersifat abstrak yang hanya dapat dipahami, difikirkan dimengerti dan dihayati oleh
manusia. Nilai berkaitan juga dengan harapan, cita-cita, keinginan dan segala sesuatu
pertimabangan Internal (batiniah) manusia.
Agar nilai tersebut menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku
manusia, maka perlu lebih di konkritkan lagi serta diformulasikan menjadi lebih
Objektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkanya dalam tingkah laku
secara konkrit. Maka wujud yang lebih konkrit dari nilai tersebut adalah merupakan
norma. Selanjutnya nilai dan norma senatiasa berkaitan dengan moral dan etika.
Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap
dan tingkah lakunya. Hubungan antara moral dengan etika memang sangat erat sekali

PENDIDIKAN PANCASILA Page 4


dan kadangkala keduanya disamakan begitu saja. Namun sebenarnya kedua hal
tersebut memiliki perbedaan. Setiap orang memiliki moralitasnya sendiri-sendiri,
tetapi tidak halnya dengan etika. Tidak semua orang perlu melakukan pemikiran yang
kritis terhadap etika. Etika tidak berwenang menetukan apa yang boleh dan apa yang
tidak boleh dilakukan oleh seseorang. Wewenang ini dipandang berada ditangan
pihak-pihak yang memberikan ajaran moral.
B. Etika politik dan Pemerintahan
Dari segi etika, pemerintahan adalah perbuatan atau kegiatan yang erat kaitannya
dengan manusia dan kemanusiaan. Karena itu perbuatan pemerintahan tidak terlepas
dari kewajiban etika dan moral serta budaya baik antara pemerintah dengan rakyat,
antara lembaga atau pejabat pemerintahan dengan pihak ketiga. Perbuatan semacam
ini biasanya disebut prinsip kepatutan dalam pemerintahan dengan pendekatan moral
sebagai dasar berfikir dan bertindak. Prinsip kepatutan ini menjadi landasan etis bagi
pejabat dan lembaga pemerintahan dalam melaksanakan tugas kepemerintahan. Etika
pemerintahan tersebut selalu berkaitan dengan nilai-nilai keutamaan yang
berhubungan dengan hak-hak warga Negara selaku manusia sosial. Nilai-nilai
keutamaan yang dikembangkan dalam etika pemerintahan adalah:
1. Penghormatan terhadap hidup manusia dan hak asasi manusia lainnya.
2. Kejujuran (honesty) baik terhadap diri sendiri maupun terhadap manusia
lainnya.
3. Keadilan (justice) dan kepantasan, merupakan sikap yang terutama harus
diperlakukan terhadap orang lain.
4. Fortitude, yaitu kekuatan moral, ketabahan serta berani karena benar terhadap
godaan dan nasib.
5. Temperance, yaitu kesederhanaan dan pengendalian diri.
6. Nilai-nilai adama dan sosial budaya termasuk nilai agama agar umat manusia
harus bertindak secara profesional dan bekerja keras.

PENDIDIKAN PANCASILA Page 5


Karena pemerintahan itu sendiri menyangkut pencapaian tujuan negara (dimensi
politis), maka dalam perkembangannya etika pemerintahan tersebut berkaitan dengan
etika politik. Etika politik subjeknya adalah negara, sedangkan etika pemerintahan
subjeknya adalah pejabat dan para pegawai. Etika politik berhubungan dengan
dimensi politik kehidupan manusia, yaitu berhubungan dengan pelaksanaan sistem
politik seperti tatanan politik, legitimasi dan kehidupan berpolitik. Bentuk nilai
keutamaannya seperti demokrasi, martabat manusia, kesejahteraan warga negara, dan
kebebasan berpendapat.

Etika politik juga mengharuskan sistem politik menjunjung nilai-nilai keutamaan


yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara etis maupun normatif. Misalnya
legitimasi politik harus dapat dipertanggungjawabkan demikian juga tatanan
kehidupan politik dalam suatu negara. Etika pemerintahan berhubungan dengan
keutamaan-keutamaan yang harus dilaksanakan oleh para pejabat dan pegawai
pemerintahan. Karena itu dalam etika pemerintahan membahas perilaku
penyelengaraan pemerintah terutama penggunaan kekuasaan. Wewenang termasuk
legitimasi dalam kaitannya dengan tingkah laku yang baik atau buruk. Wujud etika
pemerintahan tersebut adalah aturan-aturan ideal yang dinyatakan dalam undang-
undang dasar baik yang dikatakan oleh dasar Negara maupun dasar-dasar perjuangan
Negara, serta etika pegawai pemerintahan. Wujudnya di Indonesia adalah pembukaan
UUD 1945 sekaligus pancasila sebagai dasar Negara, serta dokrin dan etika pegawai
negeri sipil. Widjaja(Darma setyawan salam:2004) mengatakan bahwa etika berupa
ajaran untuk mencapai tujuan dan mewujudkan pemerintahan yang stabil dan
berwibawa menghendaki kondisi yang baik dari pelaksanaan-pelaksanaanya. Dalam
menegakkan suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa maka pemerintahan
harus memperhatikan perkembangan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat
sebagi hubungan yang sinergis antara Negara, swasta dan masyarakat.

Sejarahpemerintahan di Indonesia membuktikan bahwa etika pegawai negeri


yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang ada, belum mampu

PENDIDIKAN PANCASILA Page 6


menjadi pedoman perilaku bagi pejabat dan pegawai negeri sipil di Indonesia.
Misalnya praktik-praktik penyalahgunaan wewenang serta korupsi, kolusi serta
nepotisme masih tetap marak dalam setiap babakan sejarah pemerintahan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu etika pemerintahan harus diimplementasikan secara tegas
dalam bentuk peraturan perundang-undangan (baik undang-undang maupun peraturan
daerah). Pembuatan undang-undang etika pemerintahan ini didasarkan pada hakikat
pemerintahan berdasarkan pandangan etika pemerintahan adalah penerapan suatu
kewenangan yang berdaulat secara berkelanjutan berupa penataan, pengaturan,
penertiban, pengamanan dan perlindungan terhadap sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu baik secara arbiter maupun berdasar pada peraturan
perundang-undangan. Di samping itu, pembuatan undang-undang etika pemerintahan
ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan etika kepemerintahan, yaitu:

1. Menciptakan pemerintahan yang adil, bersih dan berwibawa.


2. Menempatkan segala perkara pada tempatnya sesuai dengan kodrat,
harkat, martabat manusia serta sesuai dengan fungsi, peran dan misi
pemerintahan.
3. Terciptanya masyarakat demokratis.
4. Terciptanya ketertiban, kedamaian, kesejahteraan dan kepedulian.

Dapat disimpulkan bahwa pemerintahan pada dasarnya merupakan upaya


menjalankan kekuasaan untuk mencapai tujuan tertentu. Namun demikian, dalam
menjalankan pemerintahan itu, penguasa (termasuk aparatur pemerintahan daerah)
harus bersikap adil, jujur, menjunjung tinggi hukum dan memanusiakan manusia.
Karena itu dalam etika pemerintahan, memerintah berarti menerapkan kekuasaan
secara adil (baik secara hukum alam maupun hukum positif) dan memanusiakan
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya. Implikasinya dalam menerapkan
kekuasaan tidak berdasarkan kekuasaan fisik tetapi berdasarkan asas
kesamaan/kesetaraan, kebebasan, kepedulian dan menjunjung tinggi hukum. Dengan
menerapkan asas ini maka diharapkan penyalahgunaan wewenang dan kesewenang-

PENDIDIKAN PANCASILA Page 7


wenangan dapat dihindari. Sebaliknya, penyelenggaraan pemerintahan (pemerintahan
daerah) juga memerlukan kekuasaan dalam bentuk wewenang dan otoritas. Dengan
kekuasaan ini, pemerintah (pemerintah daerah) memiliki hak untuk menuntut
ketaatan dan memberi perintah kepada orang-orang yang diatur atau diperintahnya.
Namun demikian, kekuasaan, wewenang, otoritas serta hak-hak yang melekat itu
harus memiliki legitimasi (keabsahan) berdasarkan norma tertentu. Di samping itu,
sudah menjadi kewajiban moral bagi aparatur pemerintahan untuk
mempertanggungjawabkan segala sikap dan perilakunya. Syarat-syarat yang perlu
dipenuhi oleh aparatur pemerintahan daerah dalam setiap perbuatan hukumnya agar
dapat diterima oleh masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Efektifitas. Kegiatan harus mengenai sasaran atau tujuan yang telah


ditetapkan atau direncanakan.
2. Legitimasi. Kegiatan pemerintah daerah harus dapat diterima
masyarakat dan lingkungannya.
3. Perbuatan para aparatur pemerintahan tidak boleh melanggar hukum.
4. Legalitas. Semua perbuatan yang dilakukan oleh pemerintah harus
berdasarkan hukum yang jelas.
5. Moralitas. Moral dan etika umum maupun kedinasan wajib dijunjung
tinggi.
6. Efisiensi. Kehematan biaya dan produiktivitas wajib diusahan setinggi-
tingginya.
7. Teknik dan teknologi yang setinggi-tingginya wajib dipakai untuk
mengembangkan atau mempertahankan mutu prestasi yang sebaik-
baiknya.
C. Pancasila Sebagai Sistem Etika

Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain sebagai


dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa dan kepribadian bangsa.
Pancasila juga sangat sarat akan nilai, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,

PENDIDIKAN PANCASILA Page 8


kerakyatan dan keadilan. Oleh karena itu, Pancasila secara normatif dapat dijadikan
sebagai suatu acuan atas tindakan baik, dan secara filosofis dapat dijadikan perspektif
kajian atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai
yang terpisah satu sama lain, nilai-nilai tersebut bersifat universal, dapat ditemukan di
manapun dan kapanpun. Namun, sebagai suatu kesatuan nilai yang utuh, nilai-nilai
tersebut memberikan ciri khusus pada ke-Indonesia-an karena merupakan komponen
utuh yang terkristalisasi dalam Pancasila Sebagai suatu system etika pancasila
haruslah mampu dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam masyarakat
maupun bernegara. Kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia hari ini
telah jauh menyimpang dari ajaran etika yang terkandung dalam pancasila. Dalam hal
etika bernegara tidak tampak sekali penerapan pancasila, terbukti daari berbagai
macam regulasi / peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah sangat jauh
menyimpang dan tidak didasari atas semangat pancasila sebagai weltanschauung.Hal
ini menjadi keresahan yang berkepanjangan, terutama melihat tingkah laku para wakil
rakyat hari ini yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan
kepentingan rakyat. Pola pikir pemimpin bangsa Indonesia hari ini cenderung
mengalami kemunduran dan kemerosotan terhadap nilai pancasila. Pengamalan dan
penghayatan nilai pancasila tidak menjadi sesuatu yang harus untuk dilakukan. Akan
tetapi sudah mulai ditinggalkan.

Terbukti dengan banyaknya contoh yang kita lihat terjadi hari ini dengan
banyaknya para pejabat yang terlibat kasus korupsi dan penyelewengan. Ini
membuktikan bahwa pengamalan terhadap nilai-nilai ketuahanan, keadilan dan
kesejahteraan sosial sudah ditinggalkan atau bahkan dikubur. Ditinggalakannya
pancasila oleh rakayat Indonesia merupakan suatu kemunduran yang sangat luar
biasa. Pengamalan pancasila di setiap lini kehidupan menjadi sangat kering dan tidak
substansial. Pancasila hanya dijadikan sebagai kalimat pemanis bibir dan pajangan di
setiap ruangan kantor pemerintahan, tanpa pengamalan dan pengkhayatan dalam
bentuk yang praktis dan konkret. Hal ini juga tak lepas dari semakin dijauhkannya
pancasila dari rakyat itu sendiri. Kenyataan bahwa hari ini pendidikan pancasila telah
dihapuskan dari kurikulum pendidikan.

PENDIDIKAN PANCASILA Page 9


D. Pengertian Pancasila Sebagai Etika Politik.
1. Etika Politik.
Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa filsafat dibagai menjadi beberapa
cabang,terutama dalam hubungan dengan bidang yang di bahas. Pengelompokan etika
sebagaimana dibahas di muka, dibedakan atas etika umum dan etilka khusus. Etika
umum membahas prinsip-prinsip dasar bagi segenap tindakan manuisa, sedangkan
etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan kewajiban
manusia dalam berbagai lingkup hidupnya. Secara substantif pengertian etika politik
tidak dapat dipisahkan dengan subjek sebagi pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena
itu etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa pengertian `moral' senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai
subjek etika. Oleh karena itu aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan
kepada ukuran harkat dan martabat manusia sbagai manusia.
a. Pengertian Politik
Telah dijelaskan di muka bahwa etika politik termasuk lingkup etika sosial, yang
secara harfiah berkaitan dengan bidang kehidupan politik. Oleh karena itu dan
hubungan ini perlu dijelaskan terlebih dahulu lingkup pengertian politik sebagai
subjek material kajian bidang ini, agar dapat diketahui lingkup pembahasannya secara
jelas.
Pengertian 'politik' berasal dari kosa kata 'politics', yang memiliki makna bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau `negara' yang menyangkut proses
penentuan tujuan-tujuan dari sistem itu dan di ikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan
itu. pengambilan keputusan atau 'clecisionmaking' mengenai apakah yang menjadi
tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu.
Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals),
dan bukan tujuan pribadi seseorang (privat goals). Selain itu politik menyangkut
kegiatan berbagai kelompok termasuk portal politik, lembaga masyarakat maupun
perseorangan.

PENDIDIKAN PANCASILA Page 10


b. Dimensi Politis Manusia
Manusia sebagai makhiuk Individu-Sosial
Berbagai paham antropologi filsafat memandang hakikat sifat kodrat manusia,
dari kaca mata yang berbeda-beda. Paham individualisme yang merupakan cikal
Bakal paham liberalisme, memandang manusia sebagai mahkluk individu yang
bebas. Konsekuensinya dalam setiap kehidupan masyarakat, bangsa maupun negara
dasar ontologis ini merupakan dasar moral politik negara. Segala hak dan kewajiban
dalam kehidupan bersama senantiasa diukur berdasarkan kepentingan dan tujuan
berdasarkan paradigma sifat kodrat manusia sebagi individu. Sebaliknya kalangan
kolektivisme yang merupakan cikal bakal sosialisme dan komunisme memandang
sifat kodrat manusia sebagai makhluk sosial saja. berdasarkan fakta dalam kehidupan
sehari-hari, manusia tidak mungkin memenuhi segala kebutuhannya, jikalau
mendasarkan pada suatu anggapan bahwa sifat kodrat manusia hanya bersifat
individu atau sosial saja. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya, kebebasan
sebagai individu dan segala aktivitas dan kreativitas dalam hidupnya senantiasa
tergantung kepada orang lain, hal ini dikarenakan manusia sebagai warga masyarakat
atau sebagai makhluk sosial.
Berdasarkan sifat kodrat manusia tersebut, maka dalam cara manusia memandang
dunia, menghayati dirinya sendiri, menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan
menyadari apa yang menjadi kewajibannya, senantiasa dalam hubungannya dengan
orang lain. Oleh karena itu, tangung jawab moral pribadi manusia hanya dapat
berkembang dalam kerangka hubungannya dengan orang lain, sehngga kebebasan
moralitasnya senantiasa berhadapan dengan masyarakat.
Dasar filosofis sebagaimana terkandung dalam pancasila yang nilainya terdapat
dalam budaya bangsa, senantiasa mendasarkan hakikat sifat kodrat manusia adalah
bersifat `monodualisme’ yaitu sebagai makhluk individu dan sekaligus sebagai
makhluk sosial. Maka sifat dan ciri khas kebangsaan dan kenegaraan Indonesia
bukanlah hanya demi tujuan kepentingan individu-individu belaka. Dan bukan juga
demi tujuan kolektivitas saja melainkan tujuan bersama baik meliputi kepentingan

PENDIDIKAN PANCASILA Page 11


dan kesejahteraan individu maupun masyarakat secara bersama. Dasar ini merupakan
basis moralitas bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, sehingga
konsekuensinya segala keputusan, kebijaksanaan serta arah dari tujuan negara
Indonesia harus dapat dikembalikan secara moral kepada dasar-dasar tersebut.
c. Dimensi Politis Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan manusia secara alamiah, jaminan atas kebebasan manusia baik
sebagai individu maupun makhluk sosial sulit untuk dapat dilaksanakan, karena
terjadinya perbenturan kepentingan di antara mereka sehingga terdapat suatu
kemungkinan terjadinya anarkisme dalam masyarakat. Dalam hubungan inilah
manusia memerlukan suatu masyarakat hukum yang mampu menjamin hak-haknya,
dan masyarakat itulah yang disebut negara. Oleh karena itu berdasarkan sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, dimenensi politis
mencangkup lingkaran kelembagaan hukum dan negara, sistem-sistem nilai sena
ideologi yang memberikan legitimasi kepadanya.
Maka etika politik berkaitan dengan objek formal etika yaitu, tujuan berdasarkan
prinsip-prinsip dasar etika, terhadap objek material politik yang meliputi legitimasi
negara, hukum, kekuasaan serta penilaian kritis terhadap legitimasi-legitimasi
tersebut.

E. Nilai- Nilai yang Terkandung dalam Pancasila

1. Nilai Ketuhanan

Didalam pancasila sila pertama yang berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa”
terkandung nilai ketuhanan. Nilai ketuhanan adalah nilai yang menggambarkan
bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang memiliki agama dan menyakini akan

PENDIDIKAN PANCASILA Page 12


adanya Tuhan. Dengan keyakinan tersebut maka secara langsung harus bertakwa
kepada Tuhan dan menjalankan aturan-aturan yang ada didalam agama oleh setiap
pemeluknya. Dengan kata lain menjalankan semua perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya.

Implementasi nilai ketuhanan adalah :

1. Percaya dan takwa terhadap Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadat sesuai dengan agama
dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2. Nilai Kemanusiaan

Didalam sila kedua Pancasila yang berbunyi “ Kemanusiaan yang adil dan beradab”
terkandung nilai kemanusiaan. Dan makna dari nilai kemanusiaan tersebut adalah
pengakuan dan menghormati martabat dan hak orang lain / sesama manusia, saling
tolong menolong, dan bersikap sebagai manusia yang beradab.

Implementasi nilai kamanusiaan adalah:

1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara


sesama manusia.

PENDIDIKAN PANCASILA Page 13


2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk dan saling menghargai
adanya perbedaaan tersebut.
5. Melakukan musyawarah, jujur dan saling berkerjasama.
6. Melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama sebagai
manusia yang beradab.

3.Nilai Persatuan

Untuk sila ketiga Pancasila yang berbunyi “ Persatuan Indonesia” terdapat nilai
persatuan yang memiliki makna walaupun Indonesia merupakan negara kepulauan
dan dihuni oleh berbagai suku bangsa persatuan haruslah tetap dijunjung dengan
tidak saling membeda-bedakan apalagi sampai terjadi perpecahan. Dalam nilai
persatuan juga terkandung nilai patriotisme dan cinta tanah air, dimana setiap rakyat
indonesia haruslah bersatu dan rela berkorban demi tanah air tercinta.

Implementasi nilai persatuan :

1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan bangsa dan negara serta


keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta tanah air dan bangsa.
4. Bangga sebagai bangsa indonesia.
5. Saling menghormati adanya perbedaan suku, ras etnis dan agama sehingga
dapat terjadinya persatuan.

PENDIDIKAN PANCASILA Page 14


4.Nilai Kerakyatan

Dalam sila keempat pancasila yang berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” yang dimana nilai yang
terkandung dalam sila ini adalah nilai kerakyatan yang berarti kedaulatan berada
ditangan rakyat, setiap rakyat berhak memilih perwakilan mereka, setiap rakyat
memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, dan musyawarah serta gotong
royong merupakan nilai yang terkandung dalam sila keempat.

Implementasi nilai kerakyatan :

1. Mengutamakan kepentingan bersama.


2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Keputusan musyawarah yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan.

5.Nilai Keadilan

Terakhir untuk sila kelima pancasila yang berbunyi “ Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia” yang dimana didalamnya terkandung nilai keadilan yang berarti

PENDIDIKAN PANCASILA Page 15


keadilan dalam kehidupan sosial haruslah meliputi seluruh rakyat indonesia,
persamaan hak dalam berbagai hak yang dilandasi dengan hak dan kewajiban setiap
orang, dan sikap saling menghormati orang lain agar dapat tercapainya keadilan.

Implementasi nilai keadilan :

1. Berbuat luhur dan saling membantu dan gotong royong.


2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

Jadi, kesimpulannya menurut saya adalah setiap nilai yang terkandung dalam
pancasila merupakan nilai-nilai yang saling berkaitan sehingga tidak dapat
dipisahkan. Karena dengan adanya sikap percaya kepada Tuhan maka, seseorang
dapat menjadi manusia yang saling menghormati sehingga dapat tercapai suatu
persatuan dan didalam persatuan tersebut pasti akan ada musyawarah yang ditujukan
untuk kepentingan bersama sehingga dapat terjadi keadilan. Dengan adanya
keadialan, contoh keadilan dalam kebebasan memeluk agama maka orang tersebut
akan orang yang dapat menghargai orang lain, demikian seterusnya. Sehingga sudah
jelas bahwa setiap nilai yang terkandung dalam pancasila semuanya penting dan
harus di amalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh rakyat Indonesia.

PENDIDIKAN PANCASILA Page 16


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah Pancasila adalah sebagai
suatu sistem filsafat yang pada hakikatnya merupakan nilai sehingga
merupakan sumber dari segala penjabaran norma baik norma hukum, norma
moral maupun norma kenegaraan laianya. Suatu pemikiran filsafat tidak
seccara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dakam
suatu tindakan atau aspek praktis melainkan nilai-nilai yang bersifat
mendasar. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang prinsip-prinsip
yang berlaku bagi setiap tindakan manusia yang membicarakan masalah -
masalah yang berkaitan dengan predikat “susila” dan “tindak susila”, “baik”
dan “buruk”. Hubungan sistematik antara nilai, norma dan moral tersebut
terwujud dalam suatu tingkah laku praktis dalam kehidupan manusia. Etika
politik adalah termasuk lingkup etika sosial manusia yang secara harfiah
berkaitan dengan bidang kehidupan politik.
B. Saran
Sebagai warga Negara Indonesia yang baik haruslah tidak hanya tahu dan
hafal pancasila beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetapi juga
harus mampu mengimplementasikannya dalam berkehidupan kebangsaan,
mampu beretika sesuai aturan atau nilai-nilai yang terkandung di dalam
pancasila, sehingga terwujudlah cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila tidak
hanya sebagai ideology bangsa Indonesia yang hanya dipaparkan jika
diperlukan saja tapi lebih dari itu, pancasila sebagai pedoman hidup bangsa
Indonesia.

PENDIDIKAN PANCASILA Page 17

Anda mungkin juga menyukai