PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan bahan yang diregulasi oleh pemerintah, dalam hal ini
pelabelan, distribusi dan penjualannya di atur oleh badan ini, melalui undang-
undang dan peraturan. Tujuan regulasi adalah melindungi konsumen dari efek
Saat ini obat keras atau berbahaya dapat dibeli dengan mudah di apotek
atau toko obat walaupun tanpa resep dokter, hal ini kemungkinan salah satunya
dikarenakan kurangnya kesadaran pasien akan bahaya dari obat keras tersebut.
Seringnya pasien hanya datang sekali ke dokter untuk suatu penyakit, dan bila
penyakitnya kambuh maka tanpa ragu pasien datang ke apotek dan langsung
pengobatan sendiri dinilai seperti pedang bermata dua. Di satu sisi akan
mengurangi beban pelayanan di puskesmas atau rumah sakit. Di sisi lain bila
obat yang digunakan tidak diimbangi dengan pengetahuan yang memadai, maka
1
2
diberikan tanpa resep dokter. Namun, penggunaan obat keras, seperti antibiotik
tanpa resep dokter sudah merupakan hal yang umum dijumpai dalam
keras tanpa resep dokter kini sedang menjadi topik hangat di masyarakat (2).
banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri (3). Antibiotik
(4).
secara tidak tepat antara lain untuk penyakit penyakit yang sebenarnya tidak
diberbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak
didasarkan pada indikasi (3). Pengobatan dengan antibiotik tanpa resep dokter,
juga ditemukan prevalensi yang tinggi pada pengobatan sendiri dengan antibiotik
(5).
lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan ini dinilai sangat
Penyebabnya karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional, baik oleh tenaga
Pengetahuan atau kognitif merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
memperoleh pengetahuan tentang segi positif dan negatif dari suatu hal yang
di wilayah kerja Puskesmas Muara Lembu. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
mengenai penggunaan antibiotik yang kurang. Oleh karena itu peneliti ingin
tanpa resep di wilayah kerja Puskesmas Muara Lembu Desa Pulau Padang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
di masyarakat.
2. Manfaat praktis