Disusun oleh :
Instruktur :
Dwi Wulan Titik Andari, A.Ptnh, M.Pd.
NIP. 19640227 198503 2 006
Kepastian hukum atas tanah yang dimiliki merupakan keinginan dari seluruh
masyarakat Indonesia agar menghindari timbulnya sengketa atas tanah yang
dimilikinya. Demi terciptanya kepastian hukum hak atas tanah maka perlu dilakukan
legalisasi. Namun yang menjadi kendala bahwa pengurusan sertipikat hak atas tanah
yang mengeluarkan biaya besar dan susah dijangkau oleh masyarakat golongan
ekonomi lemah ke bawah. Mengatasi hal tersebut BPN RI melaksanakan suatu
kegiatan sertipikasi tanah yang sasarannya adalah masyarakat golongan ekonomi
lemah.
Pengakuan hak diberikan apabila tidak terdapat alat bukti kepemilikan dan
dibuktikan dengan kenyataan penguasaan fisik selama 20 tahun yang termuat dalam
surat pernyataan penguasaan fisik sebagaimana disebutkan dalam Didalam pasal 88
angka 1 PMNA/Ka. BPN Nomor 3 Tahun 1997. Selanjutnya untuk status tanah
negara diberikan pemberian hak atas tanah sesuai dengan Pasal 3 PMNA/Ka. BPN 9
Tahun 1999.
Pada kegiatan pengumpulan data yuridis untuk proses jual beli, memiliki
perbedaan dengan proses waris atau hibah karena harus melampirkan surat
keterangan jual beli sebagai dasar pemberian hak, bahwa tanah tersebut telah
dikuasai atas nama pembeli dari surat keterangan jual beli.
DAFTAR PUSTAKA
Nuryaman Imam, 2006, Skripsi: Studi Pendaftaran Hak Atas Tanah Melalui Prona
Di Desa Jumbleng Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu Provinsi
Jawa Barat, Yogyakarta
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1 TAHUN 2010
TANGGAL : 25 JANUARI 2010
1. UU No. 5/1960 1. Formulir permohonan yang Sesuai 100 (seratus) Formulir permohonan
2. UU No. 21/1997 jo. sudah diisi dan ditandatangani ketentuan hari memuat:
UU No. 20/2000 pemohon atau kuasanya di atas Peraturan 1. Identitas diri
3. PP No. 48/1994 jo. materai cukup 2. Luas, letak dan
Pemerintah
PP No. 79/1996 2. Surat Kuasa apabila dikuasakan penggunaan tanah
4. PP No. 24/1997 3. Fotocopy identitas (KTP, KK) tentang Tarif yang dimohon
5. PP No. 46/2002 pemohon dan kuasa apabila yang berlaku 3. Pernyataan tanah
6. PMNA/KBPN No. dikuasakan, yang telah pada Badan tidak sengketa
3/1997 dicocokkan dengan aslinya oleh Pertanahan 4. Pernyataan tanah
7. Peraturan KBPN RI petugas loket Nasional dikuasai secara fisik
No. 7/2007 4. Bukti pemilikan tanah/alas hak Republik
milik adat/bekas milik adat
Indonesia
5. Foto copy SPPT PBB Tahun
berjalan yang telah dicocokkan
dengan aslinya oleh petugas loket
dan penyerahan bukti SSB
(BPHTB)
6. Melampirkan bukti SSP/PPh
sesuai dengan ketentuan
LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :
TANGGAL :
BAGAN ALIR
BPNRI.I.1
PROSES KONVERSI, PENGAKUAN DAN PENEGASAN HAK
KANTOR PERTANAHAN
PEMOHON LOKET
PROSES LAYANAN
LOKET PELAYANAN LOKET PEMBAYARAN
1 2 3
Penerimaan Pembayaran
Pengukuran dan pemeriksaan
Penerimaan dan Pemeriksaan Biaya Pengukuran,
tanah
Dokumen Permohonan Pemeriksaan Tanah dan
(Pemohon harus hadir)
Pendaftaran Hak
Pengumuman
6 5