Anda di halaman 1dari 7

PENINGKATAN PERILAKU PSK MENGGUNAKAN BUKU SAKU DALAM

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PENYAKIT MENULAR/ HIV


DI GUNUNG KEMUKUS KABUPATEN SRAGEN

Suyanto, Dwi Susi Haryati


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract: Pocket Books, PSK, Mount Kemukus. Some of the main reasons Woman
Being prostitution as well as economic factors. To PSK is a choice that has a lot of risk
one is contracting sexually transmitted diseases/ HIV and they have a big share in the
spread of the disease. Thus there is no reason the prostitutes must have behaviors that
can prevent and make the handling of infectious diseases/ HIV as a result the risk of
becoming prostitutes. But until now they have not done well with their proven PSK
contract some sexually transmitted diseases.Given the rise of the behavior before and
after using a pocket book in the prevention and treatment of sexually transmitted
diseases/ HIV PSK Mount Kemukus Sragen. This study was a quasi-experimental, using
a pre-post test approach using a questionnaire. Enelitian population are the prostitutes
in Mount Kemukus Sragen with samplel number as many as 30 people. Furthermore,
the analysis using quadratic Kai Test (Chi Square) with the aid of a computer. The
results showed that the behavior of infectious disease prevention / HIVsebelum and
after given pocket book while there is no difference to the behavior of the handling of
infectious diseases/ HIV there are significant differences. Based on these results the
researchers advised to maintain good handling practices already and do efforts to
improve prevention behaviors.

Keywords: Pocket Books, PSK, Mount Kemukus

Abstrak : Buku saku, PSK, Gunung Kemukus. Beberapa Alasan utama Wanita
Menjadi PSK karena terpaksa dan dipaksa serta faktor ekonomi. Menjadi pekerja seks
komersial adalah sebuah pilihan yang memiliki banyak resiko salah satunya adalah
tertular penyakit seksual/ HIV dan mereka memiliki andil yang besar dalam penyebaran
penyakit tersebut. Dengan demikian tidak ada alasan para PSK harus memiliki perilaku
yang dapat mencegah dan melakukan penanganan penyakit menular/HIV sebagai akibat
resiko menjadi PSK. Tetapi hingga saat ini masih belum dilakukan dengan baik dengan
adanya beberapa PSK yang terbukti memngidap penyakit menular seksual.Tujuan
Umum: Melihat peningkatan perilaku sebelum dan sesudah menggunakan buku saku
dalam pencegahan dan penanganan penyakit seksual menular/ HIV PSK di Gunung
Kemukus Kabupaten Sragen. Desain Penelitian: Desain penelitian ini adalah kuasi
eksperimen, dengan menggunakan pendekatan pre-post test menggunakan kuesioner.
Populasi enelitian ini adalah para PSK di Gunung Kemukus kabupaten Sragen dengan
jumlah samplel sebanyak 30 orang. Selanjutnya dilakukan dianalisa menggunakan Uji
Kai kuadrat (Chi Square) dengan bantuan komputer. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perilaku pencegahan penyakit menular/ HIVsebelum dan sesudah diberikan buku
saku tidak terdapat perbedaan sedangkan untuk perilaku penanganan penyakit

152
Suyanto, Peningkatan Perilaku Psk Menggunakan 153

menular/HIV terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil tersebut maka


peneliti menyarankan untuk mempertahankan perilaku penanganan yang sudah baik dan
melakukan upaya meningkatkan perilaku pencegahan.

Kata Kunci : Buku saku, PSK, Gunung Kemukus

PENDAHULUAN harus diluruskan. Berziarah ke Makam


Perkembangan ilmu pengetahuan Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus
dan teknologi di era globalisasi sekarang hanyalah kegiatan ritual untuk mengingat
ini sangat mendukung dalam kehidupan jasa Pangeran Samudro. Fenomena
manusia seperti ilmu kesehatan yang cepat Gunung Kemukus yang berada di Dukuh
bekembang mulai dari peralatan ataupun Doyong, Kecamatan Miri, Kabupaten
teori sehingga mendorong para pengguna Sragen seringkali dipahami untuk mencari
untuk bisa memiliki dan memahami pesugihan. Hal ini dinilai pemahaman
wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut. yang salah. Mitos berkembang di tengah
Terkait dengan perkembangan masyarakat, apabila ingin ngalap berkah,
ilmu kesehatan, maka salah satu ilmu atau permohonannya terkabul, peziarah
yaitu kesehatan reproduksi berkembang Makam Pangeran Samudro harus
dan perlu terus dikembangkan dan melakukan ritual berhubungan intim
dikuasai oleh tenaga kesehatan seperti dengan lawan jenis, bukan suami atau
perawat. Ilmu ini juga harus dimiliki oleh istri, harus diluruskan.
wanita sebagai ibu atau calon ibu dari Berdasarkan hasil wawancara yang
anak-anaknya demi kesehatan dan dilakukan oleh Sulistyowati tahun 2014,
kesejahteraan keluarga. didapatkan data bahwa dari 30 PSK
Tetapi dalam beberapa kondisi terdapat 20 PSK (80%) sudah mempunyai
seorang wanita karena berbagai alasan suami. Hal tersebut akan menjadi
menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial) permasalahan kesehatan reproduksi bagi
yaitu seorang wanita yang menjual PSK tersebut, suami dan anak anaknya
tubuhnya kepada laki-laki selain suaminya nanti.
jika telah bersuami yaitu karena dipaksa, Untuk itu maka Kementrian
namun ada sebagian wanita yang Kesehatan RI dalam menyusun prioritas
menyukai pekerjaan ini, alasan lain yaitu Program Kesehatan Reproduksi salah
karena faktor ekonomi. satunya adalah pencegahan dan
Salah satu tempat para PSK penanganan penyakit menular seksual
melakukan aktivitasnya yaitu di daerah termasuk HIV. Hal tersebut sangat
Gunung Kemukus Kabupaten Sragen. Hal berkenaan dengan kondisi para PSK di
tersebut terjadi karena adanya keyakinan Gunung Kemukus sebab meskipun
sebagian masyarakat, bahwa makam praktek prostitusi didaerah Gunung
Pangeran Samodro dijadikan tempat Kemukus telah ditutup secara resmi oleh
ngalap berkah (mencari keberuntungan) Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen,
yang disertai ritual seks. Hal tersebut tetapi praktek prostitusi masih
ditepis oleh Pemerintah Daerah berlangsung hingga saat ini. Hal ini akan
kabupaten Sragen dan menganggap hal itu membuat masalah kesehatan reproduksi
tidak benar. Keyakinan yang salah itu khususnya pencegahan dan penanganan
154 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 2,November 2017, hlm 118-240

penyakit menular seksual termasuk HIV Terlihat bahwa sebagian besar 66


akan tidak terkontrol sebab Dinas % usia responden antara 18-35 tahun dan
Kesehatan Kabupaten Sragen sudah tidak status perkawinan terbesar janda yaitu
lagi melaksanakan kegiatan tersebut 28 %
karena telah resmi ditutup. Tabel 2
Berdasarkan uraian di atas maka Keluhan Responden Terhadap Gejala
peneliti tertarik untuk melakukan Penyakit Menular Seksual Responden
penelitian tentang peningkatan perilaku Keluhan Jumlah Persentase
PSK menggunakan buku saku dalam Ada keluhan 19 63,3
pencegahan dan penanganan penyakit Tidak ada keluhan 11 36,6
menular/ HIV di Gunung Kemukus Jumlah 30 100
Kabupaten Sragen. Terlihat bahwa lebih dari separuh
63,3 % (19 orang ) responden memiliki
METODE PENELITIAN keluhan menderita gejala penyakit
Desain penelitian ini adalah kuasi menular seksual
eksperimen, dengan menggunakan
pendekatan pre dan post test yaitu Tabel 3
dilakukan pengukuran sebelum dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
sesudah perlakuan. Responden
Populasi sumber adalah semua PSK Hasil GO TPHA HIV
(pekerja seks komersial) di gunung Pemeriksaan Ag/Ab
Positif 3 1 0
Kemukus. Teknik pengambilan sampel di Negatif 20 27 6
lakukan pada PSK di Gunung Kemukus Jumlah 23 28 6
dalam penelitian ini adalah secara Terlihat bahwa dari 30 orang
purposive sampling sebanyak 28 orang responden yang menjadi sampel dalam
dan yang bersedia melakukan penelitian ini hanya 28 orang yang
pemeriksaan laboratorium sebanyak 28 bersedia untuk dilakukan pemeriksaan
orang. Waktu penelitian yang laboratorium dengan perincian sebagai
dipergunakan selama 11 bulan, dimulai berikut: Untuk pemeriksaan GO hanya
pada bulan Februari sampai dengan dilakukan terhadap 23 orang responden
November 2016.Analisa hasil penelitian sedangkan 5 orang tidak dilakukan
dengan menggunakan uji Chi Square. pemeriksaan karena sedang mengalami
menstruasi. Kemudian pemeriksaan
HASIL PENELITIAN TPHA untuk penyakit sifilis dilakukan
pada 6 responden yang bersedia saat itu.
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Tabel 4
Usia Dan Status Perkawinan Perilaku Pencegahan Penularan
Usia <18 18 -35 >35 Total penyakit menular HIV sebelum
Status f % f % f %
perkawinan
Diberikan Buku Saku
Belum kawin - 0 0 0 - 0 0 Perilaku Jumlah Persentase
Kawin 1 3 7 23 1 3 9 Baik 1 3,3
Janda 0 0 13 43 8 28 21 Sedang 13 43,3
Total 1 3 20 66 9 31 30 Buruk 16 53,3
Jumlah 30 100
Suyanto, Peningkatan Perilaku Psk Menggunakan 155

Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa Berdasarkan tabel 7 diketahui


sebelum diberikan buku saku lebih dari bahwa sesudah diberikan buku saku
separuh 53,3 % (16 orang) perilaku perilaku pencegahan penularan penyakit
pencegahan penularan penyakit menular/ menular/HIV para responden yang
HIV para responden buruk dan hanya 1 berkategori buruk dan sedang hampir
orang saja yang baik. sama dan yang berkategorik baik hanya 9
orang saja.
Tabel 5
Perilaku Pencegahan Penularan Tabel 8
Penyakit Menular HIV Sesudah Perilaku Responden Sebelum Dan
Diberikan Buku Saku Sesudah Diberikan Buku Saku Dalam
Perilaku Jumlah Persentase Pencegahan Penularan Penyakit
Baik 12 40 Menular/ HIV
Sedang 17 56,7 Perilaku Sesudah pemberian buku saku Total p.
Buruk 1 3,3 pencegahan val
Jumlah 30 100 Baik sedang buruk ue
Sebelum n % n % n % n %
Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian
perilaku responden setelah diberi buku buku saku
Baik 1 8,3 0 0 0 0 1 3,3 0,11
saku dalam pencegahan penularan Sedang 8 66, 5 29,4 0 0 13 43,3 8
penyakit menular/HIV sebagian besar 7
Buruk 3 25 12 70,6 1 3,3 16 53,3
yaitu 56,7% atau 17 orang berkategori Jumlah 12 40 17 56,7 1 3,3 30 100
sedang. Terlihat bahwa perilaku
Tabel 6 pencegahan penularan penyakit menular
Perilaku Penanganan Penularan /HIV sebelum dan sesudah diberi buku
Penyakit Menular HIV Sebelum saku memiliki nilai p value 0,118 > 0,05.
Diberikan Buku Saku Dengan demikian berarti tidak memiliki
Perilaku Jumlah Persentase perbedaan antara sebelum dan sesudah
Baik 6 20
Sedang 11 36,7
diberikan buku saku.
Buruk 13 43,3
Jumlah 30 100 Tabel 9
Terlihat bahwa sebelum diberikan Perilaku Responden Sebelum Dan
buku saku lebih dari separuh yaitu 53,3 % Sesudah Diberikan Buku Saku Dalam
(16 orang) perilaku pencegahan penularan Penanganan Penularan Penyakit
penyakit menular/ HIV para responden Menular/HIV
Perilaku Sesudah pemberian buku saku Total p.
buruk dan hanya 1 orang saja yang baik. penangan value
an
Baik sedang buruk
Tabel 7 Sebelum n % n % n % n %
Perilaku Penanganan Penularan pemberia
n buku
Penyakit Menular HIV Sesudah saku
Diberikan Buku Saku Baik 5 55,6 1 9,1 0 0 6 20 0,000
Perilaku Jumlah Persentase Sedang 3 33,3 8 72,7 0 0 11 36,7
Buruk 1 11,1 2 18,2 10 100 13 43,3
Baik 9 30 Jumlah 9 100 11 100 10 100 30 100
Sedang 11 36
Buruk 10 33,3
Berdasarkan tabel 9 terlihat bahwa
Jumlah 30 100 perilaku penanganan penularan penyakit
156 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 2,November 2017, hlm 118-240

menular /HIV sebelum dan sesudah diberi Dengan demikian dapat ditarik
buku saku memiliki nilai p value 0,00 < kesimpulan bahwa tidak terdapat
0,05. Dengan demikian berarti memiliki perbedaan perilaku dalam pencegahan
perbedaan yang signifikan antara sebelum penyakit menular/HIV sebelum dan
dan sesudah diberikan buku saku. sesudah diberikan buku saku.
Perilaku yang belum menunjukan
PEMBAHASAN pencegahan yang lebih baik sebelum dan
Pekerja Seks Komersial atau yang sesudah diberikan buku saku dapat
sering disebut PSK adalah seorang wanita dipahami mengingat bahwa perilaku
yang menjual tubuhnya kepada laki-laki pencegahan penyakit tidak hanya dituntut
yang bukan suaminya dengan berbagai dari pihak PSK tetapi juga dari pihak
macam alasan dan latar belakang. Alasan lelaki. Meskipun PSK sudah berupaya
menjadi PSK antara lain seperti alasan melakukan pencegahan tetapi jika lelaki
faktor ekonomi, ajakan teman untuk tidak mau maka pencegahan tidak dapat
berpetualang dan rasa ingin tahu. dilaksanakan dengan baik. Sebagai contoh
Selain itu alasan seseorang dalam penggunaan kondom banyak lelaki
menjadi PSK yaitu menjadi korban yang tidak mau menggunakannya
jebakan dan dipaksa oleh majikan tempat sebagaimana penelitian yang pernah
bekerja atau juga dipaksa oleh orang dilakukan oleh Aryani dkk (2014) tentang
terdekat seperti suami. Faktor lain yang perilaku pencegahan infeksi menular
menyebabkan seseorang menjadi PSK seksual wanita pekerja seksual kabupaten
adalah akibat kekerasan seksual seperti Tegal.
pemerkosaan yang dilakukan oleh orang Hasil penelitian menunjukkan
dekat dan yang saat ini menjadi bahwa PSK pada dasarnya cukup aktif
kecenderungan adalah karena tuntutan mencari informasi tentang penyakit
gaya hidup modern sehingga seorang menular/ HIV melalui teman, petugas
wanita sanggup menjual dirinya kepada kesehatan, media cetak dan elektronik.
laki laki lain demi uang. Sehingga hampir semua PSK merayu
Pilihan pekerjaan yang dilakukan pelanggan untuk memakai kondom
oleh PSK memiliki berbagai beberapa meskipun mereka masih belum benar
resiko. Resiko terbesar yang harus dalam pencegahan penyakit menular/HIV
ditanggung oleh PSK adalah tertular yaitu dengan membersihkan vagina
penyakit seksual yang paling sering bagian dalam menggunakan antiseptik dan
ditemukan di Indonesia saat ini seperti pasta gigi.
Gonore (GO), Sifilis (raja singa) dan Berkenaan dengan pengetahuan
HIV/AIDS. Sehingga Wanita Pekerja PSK tentang penyakit menular/ HIV yang
Seks merupakan kelompok risiko tinggi tidak diteliti, maka peneliti
terkena penyakit menular/ HIV dan mengasumsikan bahwa PSK sudah
paling berpengaruh dalam penyebarannya. terpapar informasi tentang penyakit
Berdasarkan hasil analisa data menular HIV. Sebagaimana di teliti oleh
yang telah peneliti lakukan diperoleh hasil Artika dkk (2009) tentang pengetahuan
bahwa perilaku pencegahan penyakit perempuan pekerja seks komersial
menular/HIV memiliki nilai p value mengenai penyakit menular seksual di
0,118 yang berarti lebih besar dari 0,05. desa Mertan kecamatan Bendosari
Suyanto, Peningkatan Perilaku Psk Menggunakan 157

kabupaten Sukoharjo diperoleh hasil memperoleh hasil y a i t u t e r d a p a t


bahwa pengetahuan perempuan pekerja perbedaan skor pengetahuan siswa
seks komersial tentang penyakit menular/ sebelum dan sesudah menerima buku
HIV dalam kategori cukup baik sebanyak saku. Terjadi peningkatan skor hasil
70 %. Dengan demikian dapat dipahami pretest terhadap post test 1 sebesar 20,2%,
bahwa pada dasarnya PSK berkeinginan peningkatan skor hasil pretest
melakukan pencegahan penyakit menular/ terhadap post test 2 sebesar 31,2%,
HIV tetapi pihak lelaki banyak yang tidak dan peningkatan skor hasil post test 1
ikut serta melakukannya sehingga PSK terhadap post test 2 sebesar 9,2%,
tidk maksimal melakukan tindakan sehingga Hipotesis nol ditolak, yang
pencegahan penyakit menular/ HIV. berarti buku saku dapat meningkatkan
Berbeda dengan variabel perilaku skor pengetahuan tentang penyakit
pencegahan penularan penyakit menular/ menular seksual pada siswa SMA Negeri
HIV, maka variabel penanganan penyakit Banyumas.
menular/ HIV memiliki hasil analisa data Dengan demikian dapat dipahami
sebagai berikut. Perilaku penaganan manfaat buku saku berdasarkan hasil
penyakit menular/ HIV sebelum dan penelitian yang menunjukkan bahwa
sesudah diberi buku saku memiliki Nilai p terdapat perbedaan yang signifikan
value 0,00 yang berarti lebih kecil dari terhadap perilaku pencegahan penyakit
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menular/ HIV sebelum dan sesudah
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan menggunakan buku saku oleh PSK di
perilaku dalam penanganan penyakit Gunung Kemukus Sragen.
menular/ HIV sebelum dan sesudah
diberikan buku saku. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian yang demikian Tidak terdapat perbedaan dalam
dapat dijelaskan berikut ini. Sesuai peningkatan perilaku pencegahan penyakit
dengan manfaat buku saku sebagai salah menular/ HIV oleh para PSK di Gunung
satu media penyuluhan kesehatan, maka Kemukus sebelum dan sesudah diberikan
buku saku memiliki beberapa kelebihan buku saku.
seperti ringkas, jelas dan padat informasi Terdapat perbedaan yang
serta informasi yang dapat diulang ulang signifikan dalam peningkatan perilaku
jika sasaran belum mengerti. penanganan penyakit menular/HIV oleh
Dengan demikian penggunaan para PSK di Gunung Kemukus sebelum
buku saku diharapkan dapat menuntaskan dan sesudah diberikan buku saku.
permasalahan yang dihadapi petugas Berdasarkan kesimpulan yang
kesehatan dalam mengatasi perilaku PSK telah dibuat, maka berikut ini peneliti
menangani penyakit menular/ HIV. sampaikan beberapa saran
Penelitian yang menggunakan Perilaku pencegahan penyakit
buku saku untuk meningkatkan menular/ HIV agar dapat terus diupayakan
pengetahuan pernah dilakukan pada siswa terutama pada pihak lelaki dengan cara
SMA oleh Sari dkk (2010) tentang studi selalu mengingatkan bahaya penyakit
efektifitas buku saku terhadap skor menular/ HIV jika tidak melakukan
pengetahuan penyakit menular seksual pencegahan seperti menggunakan kondom
pada siswa SMA Negeri Banyumas sebagai upaya alternatif pencegahan
158 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 6, No 2,November 2017, hlm 118-240

penyakit menular/ HIV perlu diupayakan Azwar S. 2000. Sikap manusia teori dan
promosi penggunaan kondom wanita. pengukurannya. Jakarta. Pustaka
Perilaku penanganan penyakit Pelajar Offset.
menular/ HIV yang telah dilakukan para Family Health Internasional. 2003.
PSK harus dipertahankan dan ditingkatkan Attitudes and beliefs towards
menggunakan sarana pelayanan kesehatan people living with HIV-AIDS.
beserta petugasnya. http:ww2.fhi.org/en/aids/ aidscap/
Peneliti menyarakan untuk terus aidspubs/ behres / bcr4thheo. html.
menggunakan media cetak seperti buku Diunduh tanggal 8 Maret 2012.
saku dalam meningkatkan perilaku Kitaura H, Adachi N, Kobayashi K,
pencegahan dan penanagan penyakit Yamada T. 1997, Knowledge and
menular/ HIV. attitudes of Japanese dental health
Bagi peneliti lain disarankan care workers towards HIV-related
untuk melajutkan penelitian ini dengan disease. http: // www.
jumlah sampel yang lebih banyak dan sciencedirect. com/ science/
metode yang lebih baik lagi. article/ pii/ S0300571296000309.
Diunduh 27 April 2012
DAFTAR RUJUKAN Kementerian Kesehatan Republik
Adebamowo CA, Emma R Ezeome ER, Indonesia, 2011, Pedoman
Ajuwon JA, Ogundiran TO. 2002. Nasional penanganan Infeksi
Survey of the knowledge, attitude menular Seksual. http :// dinkes-
and practice of Nigerian surgery sulsel. go.id/ new/ images/ pdf/
trainees to HIV-infected persons Peraturan. Diunduh 27 April 2012
and AIDS patients. http://www. Sari ( 2010) Studi efektifitas buku
biomedcentral. com/1471- saku terhadap skor
2482/2/7. Diunduh 27 April 2012. pengetahuan penyakit
Anonim, 2011. Dasar-dasar kedokteran menular seksual pada siswa
keluarga , http://usupress. sma negeri banyumas
usu.ac.id/ files/Dasar- dasar % 20 Suyanto.(2011). Metodologi dan Aplikkasi
Kedokteran % 20 Keluarga penelitian Keperawatan .Nuha
_normal _bab%201. pdf. Diunduh Medika : Jogjakarta.
27 April 2012.
Artika (2009) Gambaran tingkat
pengetahuan perempuan pekerja
Seks komersial mengenai penyakit
menular seksual di desa Mertan
kecamatan Bendosari
Kabupaten Sukoharjo
Aryani (2014) Gambaran perilaku
pencegahan infeksi menular
seksual wanita pekerja seksual
Kabupaten Tegal

Anda mungkin juga menyukai