PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan usia 28 hari. Dalam masa tersebut terjadi perubahan yang sangat
besar dari kehidupan yang awalnya di dalam rahim serba bergantung pada
ibu menjadi di luar rahim yang harus hidup secara mandiri. Pada masa ini
terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi yanag berusia
kurang dari satu bulan memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi,
2, KN 3, yang dilakukan pada saat bayi berumur 6-48 jam, 3-7 hari dan 8-
kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun
1
2007 dan hanya menurun 1 poin dibandingkan SDKI tahun 2002-2003
peningkatan selama periode enam tahun terakhir dari 78,04% pada tahun
di Indonesia sudah cukup baik yang dapat dilihat dari capaian yang cukup
target program tahun 2014 yakni 88% dimana, capaian tertinggi terdapat
di Provinsi Jawa Barat, diikuti oleh Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
RI, 2016).
faktor kondisi fisik ibu saat hamil serta karakteristik demografi ibu dengan
dan 4 bayi meninggal disertai asfiksia. Dari empat kondisi bayi tersebut,
sebagian besar bayi meninggal karena prematur. Adapun faktor ibu yang
menyertai bayi lahir prematur diantaranya umur ibu yang berisiko (<20
tahun dan >34 tahun) dengan paritas 2-3 anak dan jarak kelahiran yang
cukup aman yaitu lebih dari 2 tahun. Oleh karena itu kunjungan neonatus
perlu dilakukan oleh ibu dan bayinya. Beberapa penelitian telah dilakukan,
2
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Legowo (2004) menyimpulkan
(0-7 hari) dan tidak terdapat hubungan umur, tingkat, pendidikan, status
bahwa ibu yang berpendidikan SMA dan mempunyai anak lebih dari satu,
yakni sebesar 37,5%. Namun, pada saat Kunjungan Neonatus 2 dan 3 lebih
banyak. Pada saat tali pusat bayi lepas (KN 2) sebanyak 70% karena
responden sebagian besar telah memiliki anak lebih dari satu, sehingga
sebanyak 100%.
kemandirian ibu post partum dalam perawatan diri dan bayi di RS PMI
3
dilakukan oleh petugas kesehatan dengan menggunakan checklist
mampu menyebutkan 3 atau lebih tanda bahaya yang dapat terjadi pada
bayi maupun tanda bahaya yang dapat meningkatkan risiko kematian ibu
dan bayi seperti warna abnormal kulit atau bayi sangat kuning dan suhu
terlalu panas.
mencapai umur satu tahun. Diketahui 60% bayi mati terjadi pada umur
sebesar 24 per 1.000 kelahiran jika dibandingkan dengan ibu yang tinggal
di perkotaan sebesar 15 per 1.000 kelahiran. Selain itu pendidikan ibu juga
kelahiran dan yang berada pada kuintil kekayaan terbawah sebesar 29 per
umum ada hubungan positif yang nyata antara urutan kelahiran dan
4
peluang meninggal, risiko kematian meningkat pada urutan kelahiran yang
tinggi pada bayi pertama sebesar 35 kematian per 1.000 kelahiran hidup.
1.000 kelahiran. Umur ibu <20 tahun saat melahirkan memiliki angka
sebesar 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Jarak antar kelahiran yang
kurang dari 2 tahun memiliki nilai risiko kematian sebesar 36 kematian per
5
perawatan neonatus dengan kunjungan neonatus di wilayah kerja
Puskesmas Sangkrah.
B. Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Puskesmas Sangkrah.
6
f. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan kunjungan
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Bidan
7
4. Bagi peneliti selanjutnya
bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian dengan tema yang
sama.