PENDAHULUAN
Untuk membangun jalan raya yang memenuhi kebutuhan lalu lintas pada waktu ini
dan masa yang akan datang, serta meningkatkan kemajuan – kemajuan teknik
pengangkutan serta lalu lintas maka perlu memperdalam pengetahuan mengenai
perencanaan jalan raya dapat melalui pengalaman dan penelitian.
Salah satu bagian yang penting dari perencanaan jalan adalah perencanaan geometrik
jalan raya. Dalam perencanaan geometrik dapat berdasarkan pengalaman yang telah lalu
dengan berdasarkan keadaan tempat untuk membuat suatu jalan yang melalui alignemen,
pendakian/penurunan dan lain – lain dengan biaya yang serendah – rendahnya,
bertambahnya jumlah dan kualitas kendaraan, berkembang nya pengetahuan tentang
kelakuan pengandara terutama pada saat berpapasan dan meningkatkan jumlah
kendaraan. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi perencanaan dalam memberikan
pelayanan maksimum dengan keadaan bahaya minimum dengan biaya yang pantas.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara merencanakan Jalan Raya
2. Untuk mengetahui cara merencankan Perkerasan Jalan
BAB II
PEMBAHASAN
Full Circle
dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
Keterangan :
L: Panjang lengkung vertikal sama dengan panjang proyeksi lengkung pada bidang
horizontal
A: Besarnya titik peralihan dari bagian tangen ke bagian lengkung vertikal (g1-g2)
Ev = A L/800
Sumber : Ditjen. Bina Marga,1992
Keterangan :
Ev : Pergeseran pada bagian titik perpotongan kedua bagian tangen atau pusat
perpotongan vertikal (PPV)
Persamaan diatas berlaku baik untuk lengkung vertikal cembung maupun vertikal cekung.
Hanya bedanya jika Ev yang diperoleh positif, berarti lengkung vertikal cembung, jika
negatif berarti lengkung vertikal cekung.
Setelah itu hasil perhitungan disesuaikan dalam Standar Perencanaan Geometrik Jalan yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga seperti pada tabel berikut:
Standar panjang
Kecepatan Rencana minimum lengkung
(km/jam) vertikal (m)
100 85
80 70
60 50
50 40
40 35
30 25
20 20
Sumber : Ditjen. Bina Marga1992
2.4