Anda di halaman 1dari 5

BAB I

DASAR-KIMIA DAN REAKSI KIMIA

1.1 Pengertian dan Manfaat


Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan (science) yang mempelajari komposisi,
struktur, sifat-sifat dan perubahan-perubahan yang dialami oleh suatu materi. Pengetahuan
ilmu kimia sangat diperlukan oleh setiap ilmu pengetahuan modern. Kebanyakan materi
yang dipakai oleh para ilmuwan modern dibuat dan dimodifikasi lewat reaksi-reaksi
kimia. Penemuan seperti serat sintetis, plastik, pupuk dan berbagai obat-obatan
menjadikan ilmu kimia sebagai tulang punggung bagi perkembangan ilmu pengetahuan
modern. Produk-produk ini telah membuat hidup manusia lebih sehat, lebih mudah dan
lebih menyenangkan. Namun demikian, besarnya keuntungan yang kita peroleh
terimbangi oleh besarnya dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran udara,
air dan tanah. Tetapi dampak negatif ini dapat teratasi bila kita memahami ilmu kimia
dengan baik.

1.2 Materi dan Sifat-sifatnya.


Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang menempati ruangan dan memiliki
massa. Air, udara, batu-batuan, tumbuh-tumbuhan, makanan, obat-obatan, hewan dan
manusia merupakan contoh materi. Untuk menggambarkan suatu materi, kita harus
menentukan sifat-sifatnya, seperti keadaan fisik suatu materi apakah berwujud padat, cair
atau gas, warna, bau, rasa, berat, massa, volume, temperatur, tekanan dan energi materi
tersebut.
Berdasarkan ketergantungan antara sifat-sifat materi dengan ukurannya apabila
terjadi suatu perubahan, kita mengenal sifat-sifat materi yang tergolong sifat ekstensif dan
intensif.
Sifat ekstensif adalah sifat yang bergantung pada ukuran dari materi. Massa dan
volume merupakan contoh sifat-sifat materi yang bersifat ekstensif, karena apabila ukuran
materi bertambah, maka massa dan volume materi juga bertambah.
Istilah massa dan berat sering dapat dipertukarkan, padahal kedua istilah ini adalah
berbeda. Massa adalah jumlah materi di dalam suatu objek, sedangkan berat adalah
ukuran gaya tarik gravitasi yang dialami oleh suatu objek yang memiliki massa tertentu.
Sifat intensif adalah sifat yang tidak bergantung pada ukuran materi. Keadaan fisik
suatu materi (padat, cair dan gas), warna, bau, rasa, titik leleh dan titik didih merupakan
contoh sifat-sifat materi yang bersifat intensif, karena perubahan ukuran materi tidak
mengubah sifat-sifat materi tersebut.
Walaupun massa dan volume termasuk sifat ekstensif, tetapi ratio massa dengan
volume yang disebut densitas atau kerapatan termasuk sifat intensif, karena dia tidak
bergantung pada ukuran materi. Contohnya air, dia mempunyai densitas 1,00 g/mL. Ini
berarti jika kita mempunyai 1,00 gram air, dia akan menempati volume 1 mL. Jika
kemudian kita mempunyai 20,0 mL air, dia akan menempati volume 20 mL, tetapi
densitasnya tetap sama yaitu 1,00 g/mL.

Namun, biasanya suatu zat yang dipanaskan atau didinginkan, volumenya akan
mengembang atau mengkerut. Ini berarti massa materi dikemas dalam volume yang lebih
besar atau lebih kecil, sehingga densitas berubah dengan perubahan temperatur.
Contohnya : pada 25oC (sedikit di atas temperatur ruangan) densitas air adalah
0,9970 g/mL, sedangkan pada 35oC densitasnya 0,9956 g/mL.

Catatan : densitas tidak banyak berubah dengan berubahnya temperatur, sehingga kita dapat menggunakan
densitas air 1,00 g/mL tanpa khawatir akan perubahan temperatur, walau akan terjadi kesalahan yang sangat
kecil.

Contoh Soal 1.
Suatu batang aluminium mempunyai massa 14,2 g, volumenya sebesar 5,26 mL.
Berapakah densitas aluminium ?
Jawab :
m 14,2 g
δ   2,70 g/mL
V 5,26 mL

Contoh Soal 2.
Sebuah koin tembaga mempunyai massa 3,14 g, densitas tembaga adalah 8,96 g/cm 3.
Berapakah volume koin tembaga tersebut ?
Jawab :
m m 3,14 g
δ  V   0,350 cm3
V δ 8,96 g/cm 3
Sifat-sifat materi secara umum digolongkan ke dalam sifat fisika dan sifat kimia.
Sifat fisika merupakan suatu sifat yang menunjukkan keadaan fisik suatu materi. Sifat ini
meliputi wujud materi, warna, bau, rasa, titik didih, titik leleh, indeks bias dan putaran
optik suatu materi. Sifat kimia merupakan suatu sifat yang menunjukkan keadaan kimia
suatu materi. Sifat ini meliputi komposisi, molekularitas. Contoh, air membeku pada 0oC
dan mendidih pada 100oC. Kedua sifat ini merupakan sifat fisika dari air. Namun bila kita
mengelektrolisis air, maka akan dihasilkan gas hidrogen dan gas oksigen. Sifat ini
merupakan sifat kimia dari air.

Materi yang ada di alam semesta dapat mengalami perubahan dari satu bentuk ke
bentuk yang lain. Perubahan yang tidak menyebabkan perubahan pada karakteristik dasar
dari suatu materi disebut perubahan fisika. Contohnya, air dalam bentuk cair dapat
berubah menjadi bentuk padat (es) dan bentuk gas (uap air). Pada ketiga bentuk ini
karakteristik dasar dari air tidak berubah. Perubahan kimia merupakan perubahan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan pada karakteristik dasar dari suatu materi. Perubahan
ini sering mengakibatkan terbentuknya zat-zat baru. Contohnya, air terurai menjadi gas
hidrogen dan oksigen, dimana antara air, gas hidrogen dan gas oksigen mempunyai sifat
dasar yang berbeda.

1.3 Pengelompokan Materi


Materi berada dalam bentuk yang beraneka ragam, sehingga kita perlu
mengelompokkannya sehingga memudahkan kita mengenali dan mempelajarinya. Secara
garis besarnya materi dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat (substance) dan campuran
(mixture).

Zat adalah suatu bentuk materi yang mempunyai komposisi tertentu dan sifat yang
jelas. Air, amonia, gula, emas, oksigen merupakan beberapa contoh zat. Zat dapat
dibedakan dengan zat yang lain dengan memperhatikan komposisinya dan dapat
diidentifikasi dari penampakannya, seperti bau, rasa dan sifat-sifat lainnya. Zat dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu unsur dan senyawa.
Unsur adalah zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana,
baik melalui perubahan fisika maupun kimia. Dewasa ini kita telah mengenal 109 unsur,
dimana 83 unsur (diantaranya besi, emas, tembaga dan perak) merupakan unsur alam dan
sisanya merupakan unsur buatan lewat reaksi nuklir.
Senyawa adalah suatu zat yang tersusun dari dua unsur atau lebih yang bergabung
secara kimia dengan perbandingan tertentu. Contoh, air selalu tersusun dari dua atom
hidrogen dan satu atom oksigen. Komposisi ini tidak berubah dimanapun air itu berada.
Senyawa akan tetap mempertahankan sifat-sifatnya selama perubahan fisika, tetapi dapat
berubah melalui perubahan kimia.
Campuran merupakan materi yang tersusun dari gabungan dua zat (unsur atau
senyawa) atau lebih dimana identitas dari zat masih tetap. Udara, air laut, minuman ringan,
susu dan semen merupakan beberapa contoh campuran. Campuran tidak mempunyai
komposisi yang tetap, contohnya, sampel udara yang dikumpulkan pada dua kota yang
berbeda sangat mungkin mempunyai komposisi yang berbeda. Campuran dapat dibedakan
menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran yang mempunyai komposisi dan sifat-sifat yang sama di seluruh bagian
campuran dinamakan campuran homogen atau larutan. Air gula, alloy, udara adalah
contoh larutan. Sedangkan campuran air dengan pasir, atau air dengan minyak, dimana
komponen-komponen campuran terpisah secara fisis, mengakibatkan komposisi dan sifat-
sifat dari campuran tidak sama di seluruh bagian campuran. Campuran semacam ini
dinamakan campuran heterogen.
Dengan memperhatikan pembahasan di atas, kita harus dapat membedakan antara
senyawa dengan campuran, dimana senyawa terbentuk dari penggabungan dua unsur atau
lebih, sedangkan campuran terbentuk dari penggabungan dua zat (unsur atau senyawa)
atau lebih. Senyawa selalu mengandung persen berat yang sama dari unsur-unsurnya atau
perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa adalah tetap, sedangkan
komposisi zat-zat di dalam campuran adalah bervariasi. Contoh, air adalah suatu senyawa,
dimana air selalu mengandung 11,19 % hidrogen dan 88,81 % oksigen, sedangkan air gula
adalah contoh campuran, dimana dalam pembuatan air gula kita bisa menambahkan
beberapa gram gula secara bervariasi, sehingga dapat mengasilkan air gula yang encer
sampai air gula yang pekat. Senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsur penyusunnya
melalui perubahan kimia, sedangkan campuran dapat dipisahkan menjadi komponen-
komponennya melalui perubahan fisika.
UNSUR SENYAWA
Perubahan kimia

ZAT

Perubahan fisika

CAMPURAN

HOMOGEN HETEROGEN

Gambar 1. Bagan pengelompokan materi

1.4 Pengukuran
Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan eksperimental (ilmu pengetahuan yang dilandasi
oleh percobaan) yang berhadapan dengan benda-benda yang dapat diukur.

Anda mungkin juga menyukai