Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
adalah hal yang penting. Saat gigi sulung mempertahankan panjang lengkung
rahang dan menjaga fungsi pengunyahan, dokter gigi harus akrab dengan patologi
Secara klinis, ketika mempertimbangkan patologi pulpa gigi sulung dan gigi
permanen muda, sering kali mustahil untuk menentukan tingkat peradangan ketika
ada pulpa yang terkena karies. Hal ini juga sulit untuk membedakan apakah hal
tersebut peradangan parsial atau peradangan total kronis pulpa, dan memilih
prosedur terapi yang memadai. Suatu penelitian telah menunjukkan bahwa hanya
dengan analisis histologis patologis, status pulpa dapat dievaluasi secara tepat.
Korelasi yang buruk antara kondisi klinis dan kondisi histologis pulpa telah
dijelaskan dan evaluasi klinis hanya mampu memberikan indikasi keadaan yang
Dalam kasus di mana tidak ada bukti radiografi degenerasi tulang dan tidak
radikuler jaringan pulpa vital, yang belum tentu tercapai dengan obat-obatan yang
umum digunakan.3,4
pulpotomi adalah: paparan pulpa vital setelah ekskavasi karies (penyakit pulpa
non-purulen), resorpsi akar kurang dari 1/3 bagian, mahkota dengan karies/lubang
yang besar, pasien kooperatif (berdasarkan Skala Tingkah Laku menurut Frankl
peringkat 3-positif dan 4-sangat positif) dan orang tua (Wright, 2000). Anak-anak
dengan gigi molar sulung diindikasikan untuk pulpotomi, prosedur secara acak
terbuka pada gigi molar sulung. Pulpotomi, amputasi vital, diartikan sebagai
yang diletakkan di permukaan orifice dari saluran akar. Tindakan pulpotomi ini
dilakukan dengan mengambil jaringan pulpa pada bagian mahota, meradang atau
terinfeksi sebagai hasil suatu karies yang dalam, dan mempertahankan vitalitas
Pulpotomi dilakukan pada gigi sulung dengan karies yang luas tanpa disertai
jaringan karies menghasilkan pulpa terbuka dengan pulpa normal atau pulpitis
menyebabkan pulpa terbuka tanpa adanya kelainan patologis pada akar maupun
periapikal. 8,9
menghindari rasa sakit dan bengkak, mempertahankan gigi sulung hingga gigi
2
kategori, yaitu devitalisasi (mumifikasi, cauterisasi), preservasi (devitalisasi
A. Pengertian Mumifikasi
disertai dengan sterilisasi pulpa dan jaringan dalam saluran akar ditinggalkan
dalam keadaan aseptik. Minimal dilakukan dua kali penggantian obat untuk
sterilisasi, kemudian bila pada kunjungan berikut sudah tidak ada rasa sakit pada
tes perkusi, maka ruang pulpa diberi obat mumifikasi dan pada kunjungan
dan resorpsi internal. Bahan utama yang digunakan adalah formokresol. Selain
3
1. Pulpa vital, bebas dari supurasi, purulensi, tanda nekrosis lainnya, dan
2. Pulpa terbuka karena faktor mekanis selama preparasi kavitas yang kurang
3. Pulpa terbuka karena trauma dan sudah lebih dari 24 jam, tanpa terlihat
4. Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung lebih dari dua pertiga
panjang akar.
mungkin dilakukan.
2. Sakit jika dilakukan perkusi atau palpasi (adanya infeksi periapikal, apeks
masih terbuka).
4. Mobilitas patologik.
4
5. Terdapat nanah pada pulpa terbuka.
diperkenalkan oleh Buckley pada tahun 1904. Sejak itu berbagai modifikasi telah
Formula Buckley dari formokresol yaitu 19% formaldehida, 35% kresol, 15%
gliserin, dan air dengan perkiraan pH 5.1. Saat ini umumnya digunakan
gliserin (90 ml) ditambahkan ke 1 bagian air suling (30 ml). Kemudian 4 bagian
pengencer (120 ml) dicampur dengan 1 bagian dari FC Buckley (30 ml). Produk
menghasilkan area nekrosis di jaringan pulpa yang berdekatan karena efek fiksasi,
tetapi apikal pulpa tidak terpengaruh dan tetap vital. Formokresol dapat digunakan
jaringan dengan mengikat peptida kelompok rantai samping asam amino. Proses
Bahan mumifikasi lain yang mulai banyak digunakan dan diteliti adalah
kalsium hidroksida dan mineral trioxide aggregate (MTA). Saat ini, MTA mulai
5
telah dilaporkan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik sebagai
(seperti kaca mulut, pinset, excavator, semen spatel), set rubber dam untuk isolasi
daerah kerja, bur diamond bulat (round bur), dan bur fissure.
Kunjungan pertama :
5. Buka atap pulpa kemudian singkirkan jaringan yang mati dalam kavum
pulpa.
6
6. Tutup bagian yang diamputasi dengan campuran ZnO / pasta eugenol atau
pulpa terbuka, diperlukan anastesi lokal untuk menghindari rasa sakit saat
perawatan.
2. Preparasi kavitas dan membuang atap pulpa menggunakan bur bulat yang
4. Buang pulpa bagian koronal dengan ekskavator besar atau dengan bur
5. Cuci dan keringkan kamar pulpa menggunakan larutan saline steril atau
kecil steril.
7
6. Aplikasi medikamen pulpotomi.
8
DAFTAR PUSTAKA
3. Hicks MJ, Barr ES, Flaitz CM. Formocresol pulpotomies in primary molars: a
radiographic study in a pediatric dentistry practice. J Pedod. [Internet].
[Accessed on 29 September 2018];10: p.331-339.
10. Ranly, DM. 1994. Pulpotomy t erapy in primary teeth: new odalities for old
rationales. Pediatric Dentistry. 16 (6): p.403-409.
11. Rasinta, T. Gita. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. [Internet]. 2013 [Diakses pada 30 September 2018].
9
12. Camp JH, Fuks AB. Pediatric endodontics: Endodontic treatment for the
primary and young permanent dentition. In: Cohen S, Hargreaves KM, eds.
Pathways of the Pulp. 10th ed. St.Louis, Mo: Mosby Elsevier; [Internet] 2011
[Accessed on 30 September 2018]: 808-57.
14. Dean JA, Avery DR (Editors) Dentistry for the Child and Adolescent (9 edn.)
Netherlands: Elsevier; [Internet]. 2010 [Accessed on 30 September 2018].
10