Anda di halaman 1dari 9

Nama Peserta dr.

Nurul Amini
Nama Wahana RSUD Bangkinang
Topik Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tanggal (kasus) 25 Maret 2018
Nama Pasien Tn. DS No. RM 157948
Tanggal Presentasi 11 Mei 2018 Pendamping dr. Nur Aisyah, M.Kes
Tempat Presentasi RSUD Bangkinang
Objektif Presentasi
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
Deskripsi Laki-laki, usia 25 tahun, mimisan, demam 3 hari
Tujuan Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Dengue Haemorrhagic Fever
Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Bahasan
Cara
□ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas
Data Pasien : Nama : Tn. DS No. Registrasi : 157948
Nama Klinik : IGD RSUD Bangkinang Telp : Terdaftar Sejak : 25 Maret 2018
Data Utama untuk Bahan Diskusi
1. Diagnosis/Gambaran Klinis
Pasien laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan mimisan 10 menit sebelum masuk
Rumah Sakit. Mimisan terjadi secara tiba-tiba sebanyak 1 kali, darah berwarna merah terang.
Tiga hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien demam tinggi, demam terus menerus dan
seluruh badan terasa pegal. Dua hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengeluh mual,
tetapi makan dan minum masih mau. Satu hari ini demam sedikit turun, pasien mengalami
mimisan dan timbul bintik-bintik merah dibadan, tangan dan kaki, gusi berdarah tidak ada,.
Pasien juga mengeluh nyeri perut kanan atas dan nafsu makan berkurang, muntah 2 kali
berisi makanan. Buang air kecil lancar, terakhir buang air kecil 1 jam sebelum masuk Rumah
Sakit. Buang air besar lancar, buang air besar hitam tidak ada.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien dirumah diberikan obat penurun panas (Paracetamol), panas turun tapi naik lagi.

1
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengeluhkan keluhan serupa sebelumnya.
4. Riwayat Keluaga :
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang serupa.
5. Riwayat Pekerjaan :
TNI
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Baik.

Status Generalisata
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang. Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign: TD: 110/70 mmHg, N: 98x/menit, kuat, regular, RR: 20x/menit, T=38,1oC
 Kepala: Normocephali
 Mata: Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil Isokor, Refleks Cahaya +/+
 Hidung: Deviasi Septum (-/-), Sekret (-/-), Perdarahan Aktif (-/+)
 Thoraks:
 Paru:
 Inspeksi: Bentuk normal, simetris , retraksi intercosta (-)
 Palpasi: Vokal fremitus simetris kanan/kiri
 Perkusi: Sonor di seluruh lapangan paru
 Auskultasi: Vesikular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung:
 Inspeksi: Ictus Cordis terlihat
 Palpasi: Ictus Cordis teraba di SIC 5 midclavicularis sinistra
 Perkusi: Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi: BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen:
 Inspeksi: Datar, distensi (-), skar (-)
 Auskultasi: BU (+) normal
 Perkusi: Timpani di seluruh lapang abdomen
 Palpasi: Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (-) splenomegaly (-)

2
 Ekstremitas: Akral hangat, CRT<2 detik, edema (-/-),petechie (+).
Hasil Pembelajaran :
1. Penegakan diagnosis DHF sesuai derajad DHF
2. Tata laksana pasien DHF
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif:

Laki-laki usia 25 tahun datang ke IGD RSUD Bangkinang tanggal 25 Maret 2018 dengan :

Keluhan Utama: Mimisan sejak 10 menit sebelum masuk Rumah Sakit

Riwayat Penyakit Sekarang:


• Pasien laki-laki datang dengan keluhan mimisan 10 menit sebelum masuk Rumah
Sakit. Mimisan terjadi secara tiba-tiba sebanyak 1 kali, darah berwarna merah
terang.
• Tiga hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien demam tinggi, demam terus menerus
dan seluruh badan terasa pegal.
• Dua hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien mengeluh mual, tetapi makan dan
minum masih mau.
• Satu hari ini demam sedikit turun, pasien mengalami mimisan dan timbul bintik-
bintik merah dibadan, tangan dan kaki, gusi berdarah tidak ada,.
• Pasien juga mengeluh nyeri perut kanan atas dan nafsu makan berkurang, muntah 2
kali berisi makanan. Buang air kecil lancar, terakhir buang air kecil 1 jam sebelum
masuk Rumah Sakit. Buang air besar lancar, buang air besar hitam tidak ada.
Menurut Literatur:
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis
hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan
hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.
Berdasarkan hasil anamnesis pada pasien ini didapatkan keluhan berupa mimisan 10 menit
sebelum masuk Rumah Sakit sebanyak 1 kali disertai demam sejak 3 hari yang lalu. Demam tinggi
dirasakan terus menerus. 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit demam sedikit turun namun pasien

3
mengalami mimisan dan timbul bintik merah dibadan, tangan dan kaki.
Hal ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa kriteria klinis DBD adalah Demam
mendadak terus menerus 2-7 hari tanpa sebab yang jelas. Tipe demam bifasik (saddleback). Terdapat
salah satu tanda-tanda perdarahan berupa uji bendung (uji torniket) positif, petechie, ekhimosis
ataupun purpura, perdarahan mukosa traktus gastrointestinal, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis dan melena, hepatomegali dan kegagalan sirkulasi.

2. Objektif :
Status Generalisata
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang. Kesadaran : Compos Mentis

Vital Sign: TD: 110/70 mmHg, N: 98x/menit, kuat, regular, RR: 20x/menit, T=38,1oC
 Kepala: Normocephali
 Mata: Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil Isokor, Refleks Cahaya +/+
 Hidung: Deviasi Septum (-/-), Sekret (-/-), Perdarahan Aktif (-/+)
 Thoraks:
 Paru:
 Inspeksi: Bentuk normal, simetris , retraksi intercosta (-)
 Palpasi: Vokal fremitus simetris kanan/kiri
 Perkusi: Sonor di seluruh lapangan paru
 Auskultasi: Vesikular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung:
 Inspeksi: Ictus Cordis terlihat
 Palpasi: Ictus Cordis teraba di SIC 5 midclavicularis sinistra
 Perkusi: Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi: BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen:
 Inspeksi: Datar, distensi (-), skar (-)
 Auskultasi: BU (+) normal
 Perkusi: Timpani di seluruh lapang abdomen
 Palpasi: Supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (-) splenomegaly (-)
 Ekstremitas : akral hangat, CRT<2 detik, edema (-/-),petechie (+).
Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin: 16 gr%

4
Leukosit: 2.600 x103 / mm3
Hematokrit: 48.9%
Trombosit: 80.000x 103 / mm3
GDS: 125 mg/dl
NS 1 Antigen Dengue: Positif
Menurut Literatur:
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD: 110/70 mmHg, N: 98x/menit, kuat, regular, RR:
20x/menit, T=38,1oC. Untuk vital sign pasien dalam batas normal artinya tidak ada tanda-tanda
kegagalan sirkulasi. Pada pasien juga ditemukan adanya perdarahan aktif dari mukosa hidung serta
petechie dibadan, tangan dan kaki.
Berdasarkan literature, kasus ini termasuk DHF Derajat 2. Hal ini dipikirkan karena adanya
perdarahan spontan, yang terlihat dari adanya mimisan serta petechie dibadan, tangan dan kaki.
Diagnosa semakin jelas dengan adanya hasil pemeriksaan penunjang laboratorium yang ditemukan
adanya trombositopenia, leukopeni serta pemeriksaan NS 1 Antigen Dengue positif. Berdasarkan
literatur Trombositopenia merupakan kelainan hematologis yang ditemukan pada sebagian besar
kasus DBD. Nilai trombosit mulai menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada
masa syok. Jumlah trombosit secara cepat meningkat pada masa konvalesens dan nilai normal
biasanya tercapai 7-10 hari sejak permulaan sakit.
3. Assesment

Keluhan yang ditemukan pada pasien:


Berdasarkan anamnesis:
Mimisan 10 menit sebelum masuk Rumah Sakit. Mimisan terjadi secara tiba-tiba sebanyak
1 kali, darah berwarna merah terang. Tiga hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien demam
tinggi, demam terus menerus dan seluruh badan terasa pegal. Satu hari ini demam sedikit turun,
pasien mengalami mimisan dan timbul bintik-bintik merah dibadan, tangan dan kaki, gusi
berdarah tidak ada,. Pasien juga mengeluh nyeri perut kanan atas dan nafsu makan berkurang,
muntah 2 kali berisi makanan.
Berdasarkan Pemeriksaan Fisik:
TD: 100/70 mmHg, N: 98x/menit, kuat, regular, RR: 20x/menit, T=38,1oC
Hidung: Perdarahan Aktif (-/+)
Ekstremitas: Petechie (+)
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Laboratorium:
Hemoglobin: 16 gr%

5
Leukosit: 2.600 x103 / mm3
Hematokrit: 48.9%
Trombosit: 80.000x 103 / mm3
GDS: 125 mg/dl
NS 1 Antigen Dengue: Positif
Dengan demikian, merujuk pada teori yang ada berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dapat ditegakkan diagnosis pada pasien ini
adalah DBD derajat 2.
4. Plan:
1. Tampon Anterior sampai perdarahan mukosa hidung berhenti
2. IVFD RL 7 cc/kgBB/jam  30 tpm/jam
3. Paracetamol 3x500mg
4. Inj. Omeprazol 40mg/24 jam
5. Psidii 2x1 caps
Edukasi:
– Pasien dirawat inap
– Banyak minum
– Tirah baring dan makan makanan bergizi
– Kepada keluarga diberi edukasi apabila ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala
demam yang sama segera bawa ke Rumah Sakit. Pencegahan pada penyakit ini sangat penting
karena faktor resiko penyakit ini adalah faktor lingkungan dimana keluarga/ lingkungan harus
menjaga kebersihan lingkungan dengan cara 3M (menguras bak, menutup tempat
penampungan air, menimbun barang-barang bekas yang dapat menjadi sumber jentik
nyamuk) yang merupakan faktor kunci meningkatnya kasus.

Tatalaksana DHF berdasarkan literatur


Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis. Penatalaksanaan ditujukan
untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi substistusi
komponen darah bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi cairan,hal terpenting yang perlu
diperhatikan adalah pemantauan baik secara klinis maupun secara laboratoris.
Pada pasien diberikan terapi cairan berupa infus RL 7 cc/kgBB/jam sesuai dengan terapi
cairan pasien DBD derajad 2. Menurut teori penatalaksanaan pada pasien DBD adalah pemberian
infus yang terbaik adalah jenis kristaloid untuk mencegah terjadinya perembesan plasma ke luar

6
pembuluh darah. Pemberian Parasetamol pada pasien ini diindikasikan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri, serta untuk menurunkan demam. Injeksi Omeprazol efektif untuk
mengatasi gejala akibat sekresi asam lambung yang berlebihan dan efektif untuk mengatasi gejala
akut tukak duodenum, tukak lambung dan gastritis erosif. Pada pasien didapatkan memiliki keluhan
nyeri ulu hati disertai mual yang diakibatkan peningkatan asam lambung sehingga dengan pemberian
omeprazol, diharapkan keluhan nyeri ulu hati pada pasien dapat berkurang. Psidii diindikasikan
untuk membantu meningkatkan kadar trombosit. Psidii ini mengandung ekstrak daun jambu biji.
Terapi nonfarmakologis meliputi: tirah baring dan pemberian makanan dengan gizi yang
cukup, lunak dan tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi pencernaan.
Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD dewasa mengikuti 5
protokol, mengacu pada protokol WHO. Lima kategori tersebut yaitu:
1. Penanganan tersangka DBD
2. Pemberian cairan pada tersangka DBD diruang rawat
3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20%
4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa
5. Tatalaksana sindrom syok dengue pada dewasa

7
8
Daftar Pustaka
1. Sudoyo Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
2. WHO. 2011. Conprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue
Haemorraghic Fever. India : WHO.
3. Chen K, Herdiman T. Pohan, Sinto R. Diagnosis dan terapi cairan pada demam berdarah
dengue. Medicinus: Scientic Journal of Pharmaceutical Development and Medical
Application. 2009; 22: 3-7.
4. Smith, Tracy. 2002. Dengue Virus. Nature Publishing Group.
5. Soegijanto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue edisi 2. Surabaya : Tropical Disease
Center (TDC) Airlangga University Press
6. Purnama, S. Gede. 2010. Pengendalian Vektor DBD. Denpasar : Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai