Praktikum Fenomena Dasar: Laporan Akhir Putaran Kritis
Praktikum Fenomena Dasar: Laporan Akhir Putaran Kritis
LAPORAN AKHIR
PUTARAN KRITIS
Oleh
Radinal Fernandes
NIM : 1507113616
Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
tepat waktu.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada kedua orang tua yang
sampai sekarang ini masih sudi membiyayai seluruh keperluan penulis dalam
pembuatan laporan ini. Terima kasih juga penulis ucapkan pada Bapak Feblil
Huda sebagai dosen pengampu mata kuliah Fenomena Dasar dan pada para
asisten yang membantu penulis dalam proses praktikum dan penulisan laporan
Putaran Kritis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak kekurangan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan laporan ini guna untuk dunia pendidikan dan penulis sendiri.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR NOTASI .................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................................1
1.3 Manfaat ..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar .........................................................................................................3
2.1.1 Pengertian ..............................................................................................3
2.1.2 Massa bergerak dibidang horizontal ......................................................6
2.1.3 Massa bergerak dibidang vertical ..........................................................6
2.1.4 Olakan poros (whirling).........................................................................7
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................................10
3.2 Prosedur Praktikum ..........................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data pengujian .................................................................................................13
4.1.1 Data Pengujian 1 Pembebanan ............................................................13
4.1.2 Data Pengujian 2 Pembebanan ............................................................15
4.2 Analisa Data .....................................................................................................17
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................20
5.2 Saran .................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4. 1 Data pengujian 1 pembebaban ............................................................. 13
Tabel 4. 2 Data pengujian 2 pembebanan ............................................................. 15
iv
DAFTAR NOTASI
P = Gaya (N)
I = Inersia (mm4)
δ = Defleksi (mm)
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum ini antara lain :
1. Mengetahui karakteristik poros dan mengamati hubungan antara defleksi
yang terjadi dengan posisi rotor untuk berbagai tegangan.
2. Mengamati fenomena yang terjadi dengan berputarnya poros pada tegangan
yang telah di tentukan.
1
2
3. Menentukan putaran kritis yang terjadi dengan berputarnya poros pada variasi
tegangan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah kita dapat
melihat fenomena-fenomena yang terjadi pada suatu poros yang telah diberi beban
diputar dengan kecepatan tertentu, dapat kita ketahui fenomena defleksi dan
putaran kritis, dan kita dapat mengetahui besarannya sehingga dapat dihindari
dalam operasi suatu sistem mekanik, dan juga dpat membantu kita dalam
merancang sebuah poros.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
m×g
k= …………………………………………………………....(2.1)
δ
60 k
Nc = √ ……………………..………………………………....(2.2)
2𝜋 m
Dimana :
m = Massa beban (kg)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)
δ = Defleksi (mm)
k = Konstnta kekakuan poros (N/m)
Nc = Putaran kritis poros (rpm)
pengaruh beban. Digram bebda bebas yang dikenai beban dapat dilihat dibawah
ini:
P×a×b
δ= (L2 − a2 − b2 )………………………..…………(2.3)
6 × E × I ×L
Pa
Y𝑚𝑎𝑥 = (3L2 − 4a2 )………………….....……………………(2.4)
4EI
πd4
I= ……………………………………………….………………(2.5)
64
Dimana :
E = Modulus elastisitas poros (mm4)
I = Momen inersia poros (N/mm2)
ditarik kebawah pada suatu jarak Xo dari posisi keseimbangannya dan kemudian
dilepaskan dan ingin diketahui garaknya sebagai efek gravitasi.
δ
m
k
k.δ
Dimana:
k = Konstanta kekakuan poros (N/m)
δ = Defleksi (m)
m = Massa (kg)
𝑚.𝑔 𝑃
𝑘= = ……………………………………………..……………(2.6)
𝛿 𝛿
Dimana:
g = Gravitasi (9,81 m/𝑠 2 )
P = Gaya (N)
1 1 1 1
= + + …………………………......…………(2.7)
𝑁2 𝑐,𝑡𝑜𝑡 𝑁2 𝑐1 𝑁2 𝑐2 𝑁2 𝑐3
9
Gambar 3. 1 Motor
2. Poros, sebagai benda uji
Gambar 3. 2 Poros
3. Rotor, berfungsi sebagi beban yang dipasang pada poros.
Gambar 3. 3 Rotor
4. Bantalan, berfungsi sebagaibantalan atau penopang poros agar dapat
berputar.
10
11
Gambar 3. 4 Bantalan
5. Slide regulator, befungsi untuk mengatur tegangan arus ke motor yang
bertujuan untuk mengatur kecepatan putar poros.
Gambar 3. 6 Tachometer
7. Mistar, berfungsi untuk mengatur jarak rotor.
12
Gambar 3. 7 Mistar
8. Kunci pas, digunakan untuk membuka dan mengunci bantalan.
13
14
Contoh perhitungan untuk poros yang beri satu beban dengan diberi
tegangan 125 V:
a= 0,15 m
b = 0.49 m
1. Perhitungan inersia
D4
I
64
π. 0,024
I= = 7,85x10−9 m4
64
2. Perhitungan gaya pada poros
P m g
P = 1,625 kg . 9,81 m/s2 = 15,9413 N
3. Perhitungan defleksi
P a b
( L2 a 2 b 2 )
6 E I L
15,9413 N . 0,15 m . 0,49m
δ= (0,642 − 0,152 − 0,492 )
6 .1,9x1011 Pa . 7,85x10−9 m4 . 0,64
δ = 3.0072x10-5m
4. Perhitungan konstanta kekakuan poros
15
P
k
15,9413 N
k= =530090.24 N/mm
3.0072x10−5m
60 k
Nc
2 m
60 530090.24 N/mm
Nc = √ = 5456.822 rpm
2π 1,625
175 1488
125 1471
150 0.18 0.18 1481 0.000176 180919.5 2254.201
175 1488
125 1467
150 0.2 0.2 1478 0.00019 167458.8 2168.722
175 1483
1485
1480
1475
1470
1465
1460
1455
0 50 100 150 200
Tegangan (volt)
Contoh perhitungan untuk poros yang beri dua beban dengan diberi
tegangan 125 V:
A = 0.16 m
M = 2. 1,625 = 3,25 kg
1. Perhitungan inersia
D4
I
64
π. (0,02m)4
I= = 7,85x10−9 m4
64
3. Perhitungan defleksi
Pa
δmax = (3L2 − 4a2 )
24 E I
31,88N .0,16 m
δmax = (3. (0,64)2 − 4(0,16)2 )
24 . 1,9x1011 GPa .7,85x10−9 m4
δmax = 0.000161m
60 k
Nc
2 m
60 198619.5 N/mm
Nc = √ = 2361.897rpm
2π 3,250 kg
mempengaruhi besarnya putaran kritis seperti, beban rotor dan posisi rotor juga
mempengaruhi besarnya putaran kritis poros.
Pada grafik Defleksi vs Posisi rotor baik untuk 1 pembebanan maupun dua
pembebanan dapat kita lihat bahwa, semakin jauh posisi rotor dari bantalan maka
defleksi yang terjadi pada poros juga akan semakin besar.
0.00004
0.00003
0.00002
0.00001
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Posisi rotor(mm)
0.00018
0.000175
0.00017
0.000165
0.00016
0.000155
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Posisi Rotor (mm)
Untuk grafik a (m) vs defleksi (m) dengan satu maupun dua pembebanan,
defleksi dipengaruhi oleh jarak beban ke bantalan. Apabila semakin dekat jarak
beban ke bantalan maka defleksi yang terjadi akan semakin kecil. Dan apabila
semakin jauh beban dengan bantalan maka defleksi yang terjadi pada poros akan
semakin besar pula.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Putaran kritis poros sangat dipengaruhi oleh posisi dan beban rotor, semakin
dekat posisi rotor dari bantalan, maka defleksi yang terjadi semakin kecil.
2. Jika semakin kecil defleksi, maka akan semakin besar konstanta kekakuan
poros, dan jika semakin besar konstanta kekakuan poros, maka akan
semakin besar putaran kritis.
3. Jika putaran kritis sangat besar maka memungkinkan kegagalan pada poros
(pada suatu sisitem) akan terjadi, hal tersebut yang paling penting untuk
diperhatikan.
5.2 Saran
1. Utamakan kselamtan kerja dengan mengikuti SOP (Standar operasional
prosedur).
2. Perhatikan saat pemasangan rotor harus dengan kuat dan baik agar data
yang didapat lebih akurat.
3. Pada saat pengukuran putaran tachometer tidak boleh goyang dari pegangan
agar data yang didapat lebih akurat.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://technicmechanical.blogspot.com/2009/05/perencanaan-poros-macam-poros-
serta.html (diakses 17 0ktober 2017 )