Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ yang terletak di sisi terluar tubuh manusia dan menjadi organ
yang mendapat pengamatan secara terus menerus baik oleh diri sendiri maupun orang
lain. Dalam kondisi sehat, kulit dapat menjadi sumber percaya diri dan saat sakit dapat
1
menimbulkan keresahan.
misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang disebabkan oleh jamur
dermatofita dari famili arthrodermataceae dengan lebih dari 40 spesies yang dibagi dalam
penamaan infeksi klinis dermatofitosis, kata tinea mendahului nama latin untuk bagian
bersisik dengan sisik yang melingkar- lingkar dan terasa gatal. Tinea imbrikata disebabkan
oleh T.concentricum. Penyakit ini dapat ditemukan di berbagai wilayah Indonesia seperti
Kalimantan, Sulawesi, Papua, Kepulauan Aru dan Kei, dan Sulawesi Tengah. Penyakit ini
dapat menyerang seluruh permukaan kulit halus, sehingga sering digolongan dalam tinea
korporis. Lesi bermula sebagai makula eritematosa yang gatal, kemudian timbul skuama
yang agak tebal dan terletak konsentris dengan susunan seperti genting. Lesi makin lama
Pada laporan kasus ini mencoba membahas tentang seorang anak laki-laki berusia
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan oleh
golongan jamur dermatofita.Jamur ini dapat menginvasi seluruh lapisan stratum korneum
2.2 Etiologi
jamur ini mempunyai sifat mencernakan keratin. Selain sifat keratofilik masih banyak sifat
yang sama di antara dermatofita, misalnya sifat faali, taksonomis, antigenik, kebutuhan zat
Fungi imperfecti, yang terbagi dalam 3 genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton 4
2.3 Klasifikasi
Terdapat berbagai variasi gambaran klinis dermatofitosis, hal ini bergantung pada
spesies penyebab, ukuran inokulum jamur, bagian tubuh yang terkena, dan sistem imun
2
- tinea kruris, dermatofitosis pada daerah genito-krural, sekitar anus,
kaki
- tinea korporis, dermatofitosis pada kulit glabrosa pada bagian lain yang
Selain 6 bentuk tinea masih dikenal istilah yang mempunyai arti khusus, yaitu:
Keempat istilah tersebut dapat dianggap sebagai tinea korporis. Selain itu, dikenal
istilah tinea inkognito, yang berarti dermatofitosis dengan bentuk klinis tidak khas oleh
Tinea imbricata diamati pada semua umur, dari bayi (usia enam bulan) hingga
lansia, dan lebih sering pada petani dan pekerja lahan. Penularan biasanya melalui kontak
pribadi langsung antara anggota keluarga yang membagikan barang-barang rumah tangga
buruk, serta faktor genetik dan imunologi. Pengaruh makanan, kekurangan zat besi, dan
3
kekurangan gizi telah dikutip sebagai faktor terkait, tetapi peran mereka yang tepat belum
ditentukan.5
2.5 Patofisiologi
permukaan individu yang rentan. Sumber infeksi biasanya adalah lesi aktif pada hewan
atau pada manusia lain, meskipun transmisi fomite diketahui terjadi, dan infeksi dari tanah
jika kejadian tidak biasa. Pada anak-anak kecil yang terinfeksi Trichophyton rubrum dan
Epidermophyton floccosum, setengah dari infeksi mungkin berasal dari orang tua mereka..
Invasi kulit di tempat infeksi diikuti oleh penyebaran sentrifugal melalui lapisan tanduk
epidermis. Setelah periode pembentukan (inkubasi), yang berlangsung 1-3 minggu, respon
jaringan terhadap infeksi menjadi jelas. Gambaran karakteristik annular dari banyak infeksi
ringworm dihasilkan dari eliminasi jamur dari pusat lesi, dan resolusi selanjutnya dari
respon host inflamasi di area tersebut. Area ini biasanya menjadi resisten terhadap infeksi
ulang, meskipun gelombang sentrifugal kedua dari area asli dapat terjadi dengan
pembentukan cincin inflamasi eritematosa konsentris. Namun, banyak lesi tidak memiliki
Tinea imbrikata mulai dengan bentuk papul berwarna coklat, yang perlahan-lahan
menjadi besar. Stratum korneum bagian tengah ini terlepas dari dasarnya dan melebar.3
Proses ini setelah beberapa waktu mulai lagi dari bagian tengah, sehingga terbentuk
lingkaran-lingkaran skuama yang konsentris.3 Bila dengan jari tangan kita meraba dari
bagian tengah ke arah luar, akan terasa jelas skuama yang menghadap ke dalam. Lingkaran-
lingkaran skuama konsentris bila menjadi besar dapat bertemu dengan lingkaran-lingkaran
dapat merasa sangat gatal, akan tetapi kelainan yang menahun tidak menimbulkan keluhan
pada penderita.3
4
Gambar1. Bentuk Tinea imbricate pada lengan atas.
Dikutip dari : Rooks Textbook of Dermatology (2016)
5
2.7 Penunjang Diagnosis
untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis, yang dapat berupa kerokan kulit,
rambut, dan kuku.3 Bahan untuk pemeriksaan mikologik diambil dan dikumpulkan
sebagai berikut:
Dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian sedikit di luas kelainan sisik kulit
2. Kulit berambut3
Rambut dicabut pada bagian kulit yang mengalami kelainan.1 Kulit di daerah
daerah yang terkena infeksi dengan kemungkinan adanya fluoresensi pada kasus-
3. Kuku3
Bahan diambil dari bagian kuku yang sakit dan diambil sedalam-dalamnya
sehingga mengenai seluruh tebal kuku, bahan di bawah kuku diambil pula.3
panjang dan artrospora.6 Lebih spesifik pada sediaan kulit dan kuku yang terlihat
adalah hifa sebagai dua garis sejajar, terbagi oleh sekat, dan bercabang, maupun
spora berderet (artospora) pada kelainan kulit lama dan/atau sudah diobati. 3 Pada
sediaan rambut yang dilihat adalah spora kecil (mikrospora) atau besar
(makrospora).1 Spora dapat tersusun di luar rambut (ektotriks) atau di dalam rambut
langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur.3 Pemeriksaan ini
6
2.8 Diagnosis Banding
umumnya, namun ada beberapa penyakit kulit yang dapat mericuhkan diagnosis itu,
pada dermatitis seboroika selain dapat menyerupai tinea korporis, biasanya dapat
Psoriasis dapat dikenal dari kelainan kulit pada tempat predileksi, yaitu daerah
ekstensor, misalnya lutut, siku, dan punggung.3 Kulit kepala berambut juga sering
terkena pada penyakit ini.3 Adanya lekukan-lekukan pada kuku dapat pula menolong
simetris dan terbatas pada tubuh dan bagian proksimal anggota badan, sukar
dibedakan dengan tinea korporis tanpa Herald patch yang dapat membedakan
menentukan diagnosis.3
2.9 Pengobatan
infeksi yang mengenai daerah berambut memerlukan pengobatan oral.3 Obat pilihan
untuk infeksi jamur ini adalah griseofulvin.3 Dosis pengobatan griseofulvin berbeda-
beda.3 Secara umum, dalam bentuk fine particle dapat diberikan dengan dosis 0,5-1
g untuk orang dewasa dan 0,25-0,5 g untuk anak-anak sehari atau 10-25 mg/kgBB
Obat peroral yang juga efektif untuk dermatofitosis yaitu ketokenazol yang
7
obat tersebut sebanyak 200 mg/hari selama 10 hari sampai 2 minggu pada pagi hari
hepar.3
bila diberikan lebih dari 10 hari, dapat diberikan suatu obat triazol yaitu itrakonazol
griseofulvin selama 2-3 minggu, dosisnya 62,5 mg – 250 mg sehari bergantung pada
berat badan.3,6
Pada masa kini selain obat-obat topikal konvensional, misalnya asam salisilat
2-4%, asam benzoat 6-12%, sulfur 4-6%, vioform 3%, asam undesilenat 2-5%,
sulconazole, dikenal banyak obat topikal baru.3,6 Obat-obat baru ini diantaranya
naftifine masing-masing 1%.3,6 Obat-obat topikal lebih aman, dan lebih murah untuk
8
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Umur : 14 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Waena
No. R.M : 46 58 49
3.2 Anamnesa
a. Keluhan utama
Kulit bersisik
Pasien datang berobat ke polik Kulit dan Kelamin RSUD Abepura dengan keluhan
kulit bersisik sejak ± 10 tahun yang lalu SMRS. Kulit bersisik – sisik pertama
muncul di wajah kemudian menyebar pada tangan dan kaki. Setiap tahunnya kulit
bersisik semakin menyebar. Pasien juga mengeluhkan gatal terutama saat siang
hari ketika tubuh berkeringat dan keluhan berkurang ketika pasien mandi. Pasien
pernah diberi obat minum dan salap namun keluhan tidak bekurang.
Riwayat alergi debu (-), asma (-), penyakit paru (-), penyakit jantung (-), penyakit
lambung (-), hepatitis (-), kecacingan (-), diabetes mellitus (-), hipertensi (-),
9
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mempunyai kakak sepupu yang tinggal serumah dengan pasien mempunyai
e. Riwayat sosioekonomi
Pasien mengaku tidur dan makan bersama kakak pasien yang memiliki penyakit
yang sama dengan pasien. Juga menggunakan handuk dan sabun bersama dengan
kg/m2
Tanda-tanda vital :
: 98 %
Thoraks :
10
: :P : sonor
:abdomen
muscular (-)
11
Gambar 3. Foto regio antebrachi dextra-sinistra pasien An.B.J
12
Gambar 5. Foto regio femoralis pasien An. BJ
Hasil : ditemukan morfologi spora 2-4 lpk , Hifa 0-1(epitel 8-10 lpk)
3.6 Diagnosis
13
3.8 Tatalaksana
3.8.1 Farmakologi
Cetirizine tablet 2x 10 mg
3.8.2 Non-farmakologi
3.9 Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad fungtionam : bonam
Ad sanationam : bonam
14
BAB IV
4.1 Resume
Seorang pasien anak laki laki berusia 1 tahun datang ke polik klinik kulit dan
kelamin RSUD Abepura dengan keluhan keluhan kulit bersisik sejak ± 10 tahun yang lalu
SMRS. Kulit bersisik – sisik pertama muncul di wajah kemudian menyebar pada tangan
dan kaki. Setiap tahunnya kulit bersisik semakin menyebar. Pasien juga mengeluhkan gatal
terutama saat siang hari ketika tubuh berkeringat dan keluhan berkurang ketika pasien
mandi. Pasien pernah diberi obat minum dan salap namun keluhan tidak bekurang. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi maupun riwayat penyakit lainya. Pasien mempunyai kakak
sepupu yang tinggal serumah dengan pasien mempunyai penyakit yang sama dengan
pasien. Pasien mengaku tidur dan makan bersama kakak pasien yang memiliki penyakit
yang sama dengan pasien. Juga menggunakan handuk dan sabun bersama dengan keluarga
Dari pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal,
status lokalis berupa penilaian efloresensi dan didapatkan Makula hipopigmentasi , skuama
kasar yang konsentris, berbatas tegas. Dari pemeriksaan penunjang Tes KOH, sampel
isolasi lesi, hasil ditemukan morfologi spora 2-4 lpk , hifa 0-1(epitel 8-10 lpk) dengan kesan
topikaL (Myconazole 10g,, Fuladic 10g, Bionect 7,5g) dioleskan pagi dan malam.,
Forcanox tablet 1 x 100 mg , Cetirizine tablet 2x 10 mg, Ketonazole Scalp Solution 2%..
pasien berupa mandi minimal 2x sehari, gunakan handuk,sabun,bantal maupun seprei milik
15
sendiri , menjaga kebersihan pakaian dengan mengganti pakaian setiap hari serta menjaga
kebersihan lingkungan
4.2 Pembahasan
fisik dan pemeriksaan penunjang bila tersedia.. Pada anamnesis didapatkan keluhan kulit
bersisik – sisik yang pertama muncul di wajah kemudian menyebar pada tangan dan kaki.
Setiap tahunnya kulit bersisik semakin menyebar. Pasien juga mengeluhkan gatal terutama
saat siang hari ketika tubuh berkeringat dan keluhan berkurang ketika pasien mandi. Pada
tinjauan pustaka tinea imbrikata merupakan dermatofitosis dengan gambaran khas berupa
kulit bersisik dengan sisik yang melingkar- lingkar dan terasa gatal.2 Pasien pernah diberi
obat minum dan salap namun keluhan tidak bekurang. Pasien tidak memiliki riwayat alergi
Menurut anamnesa pasien mempunyai kakak sepupu yang tinggal serumah dengan
pasien mempunyai penyakit yang sama dengan pasien. Pasien mengaku tidur dan makan
bersama kakak pasien yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien. Juga
menggunakan handuk dan sabun bersama dengan keluarga lainnya. Pasien tinggal bersama
keluarga besar (10 orang). Pada tinjauan pustaka penularan biasanya melalui kontak pribadi
langsung antara anggota keluarga yang membagikan barang-barang rumah tangga atau dari
hipopigmentasi , skuama kasar yang konsentris, berbatas tegas. Hal ini sesuai tinjauan
pustaka bahwa stratum korneum bagian tengah ini terlepas dari dasarnya dan melebar.3
Proses ini setelah beberapa waktu mulai lagi dari bagian tengah, sehingga terbentuk
lingkaran-lingkaran skuama yang konsentris.3 Bila dengan jari tangan kita meraba dari
bagian tengah ke arah luar, akan terasa jelas skuama yang menghadap ke dalam.3
16
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan Tes KOH. Sampel diambil dari kerokan
pada pinggiran bercak kulit. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan morfologi spora 2-
4 lpk , Hifa 0-1(epitel 8-10 lpk) dengan kesan mendukung ke arah infeksi jamur. Hal ini
diambil dari kulit tidak berambut (glabrous skin)1 dari bagian tepi kelainan sampai dengan
bagian sedikit di luas kelainan sisik kulit dan kulit dikerok dengan pisau tumpul steril.3
Pada hasil pemeriksaan mikroskopis dengan KOH, akan ditemukan hifa panjang dan
artrospora3
topikal.(Myconazole 10g,, Fuladic 10g, Bionect 7,5g) dioleskan pagi dan malam.,
Forcanox tablet 1 x 100 mg , Cetirizine tablet 2x 10 mg, Ketonazole Scalp Solution 2%..
Tujuan pemberian agen antihitamin-1 non sedatif (cetirizine) bertujuan untuk mencegah
terjadinya gatal. Cetirizine bekerja langsung menghambat histamin yang dihasilkan oleh
sel mast sebagai respon terhadap antigen. Pada kulit penderita tinea imbrika cenderung
akan disertai rasa gatal. Forcanox adalah obat untuk berbagai infeksi jamur sistemik dimana
obat jamur yang mengandung itraconazole , obat anti jamur yang termasuk golongan
Terapi non-medikamentosa pada pasien ini berupa hindari menggaruk bila terasa
gatal, Mandi minimal 2x sehari, Gunakan handuk,sabun,bantal maupun seprei milik sendiri
, Menjaga kebersihan pakaian dengan mengganti pakaian setiap hari, Menjaga kebersihan
17
BAB V
KESIMPULAN
fisik dan pemeriksaan penunjang bila tersedia. Pada kasus ini, diagnosis ditegakan
oral.Terapi non-medikamentosa pada pasien ini berupa edukasi untuk menjaga hyginetas
18
DAFTAR PUSTAKA
Profil dermatofitosisdi Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
2. Burns Tony, Stephen Breathnach, Neil Cox, Christopher Griffiths. 2004. Rook's
3. Menaldi S, L, SW, et al. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ketujuh,
Indonesia
4. Fitzpatrick TB, Wolf, Klaus, MD, FRCP, Lowell A, Goldsmith, MD, Stephen I,
Katz, MD, PHD, ed. 2008. Fitzpatrick's Dermatology In General Medicine, 7th
5. Sahoo, A, K, & Mahajan, R,. 2016.Tinea imbricata , Description, causes dan risk
2018
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Republik Indonesia
7. Bertram G, Katzung. 2010. Farmakologi dasar dan klinik edisi 10. Jakarta:EGC
8. Lindsey R. Baden, M.D . 2016. The new england journal of medicine Images in
19