PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dahulu) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 2001)
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang dapat hidup kedunia luar,dari lahir atau dengan jalan lain
(Mochtar.R,MPH,2001). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.
(Sarwono Ilmu kebidanan Edisi 3, 1999)
B. Mekanisme persalinan
Mekanisme gerakan bayi memungkinkan ia untuk menyesuaikan diri
dengan pelvis ibu yakni penurunan, fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar, dan
pengeluaran.
a) Engangement, tertangkapnya kepala janin pada PAP
b) Decent, turunnya kepala janin ke PAP
c) Flexion (menekuk), tahanan yang diperoleh dari dasar panggul makin
besar maka makin fleksi kepala janin, dagu menekan dada dan belakang
kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah janin, mengakibatkan masuknya
kepala janin dengan diameter terkecil melewati jalan lahir terkecil melewati
jalan lahir.
d) Internal rotation
Pemutaran bagian terendah kebawah simpisis menyesuaikan posisi kepala
janin dengan bentuk jalan lahir
e) Extentition
setelah paksi dalam selesai dan kepala sampai vulva, lahir berturut sisiput,
dahi, hidung, mulut, dagu
f) External rotation
putaran kepala mengikuti putaran bahu
g) Expultion
pengeluaran bahu dan badan janin
1. Definisi
Persalinan normal adalah pervaginam tanpa bantuan apapun tidak kurang
dari 18 jam, tanpa adanya gangguan jalannya persalinan.
Tanda- tanda persalinan normal:
1. Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifatnya sebagai
berikut :
- Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan.
- Teratur
- Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat
intensitasnya.
- Kalau di bawa berjalan bertambah kuat.
- Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
3. Keluarnya lendir berdarah dari jalan lahir (show).
- Dengan pendataran dan pebukaan, lendir dari canalis cervikalis
keluar disertai dngan sedikit darah.
- Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput
ajnin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
kapilair terputus.
4. Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir
Hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban itu
biasanya pecah, kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.
Tetapi kadang-kadang ketuban itu pecah pada pembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan.
Walaupun selaput robek sebelum persalinan, kita boleh mengharapkan bahwa
persalinan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan
nmembran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal
dari vagina serviks.
(Sarwono Prawiro, 2002)
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda persalina, waktu
sejak pecah ketuban sampai terjadi kontrasi rahim disebut kejadian ketuban
pecah dini (periode laten ).
(Ida Bagus Manuaba EGC, 1998)
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric terkaitan
dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khorioamnionitis
sampai sepsis yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinata, dan
menyebabkan infeksi ibu.
(Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001)
Ketuban pecah dini atau sponkaneous/early/premature rupture of the
membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum partus yaitu bila
pembukaan pada premi dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
(Rustam Mochtar, 1998)
2. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
- Serviks inkompeten.
- Ketegangan rahim berlebihan: kehamilan ganda, hidramnion.
- Kelainan letak janin dalam rahim: letak sungsang, letak lintang.
- Kemungkinan kesempitan panggul: bagian terendah belum masuk
PAP.
- Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput
ketuban dalam bentuk proleolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah.
-
5. Patofisiologi
a. Terjadi penbukaan premature serviks.
b. Membrane terkait dengan pembukaan terjadi: selaput ketuban tidak
kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.
c. Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah
dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
d. Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi yang
mengeluarkan enzim: enzim proteolitik dan enzim kolagenase.
6. Manifestasi klinis
a. Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
kecoklatan sedikit-sedikit atau skaligus banyak.
b. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
c. Janin mudah diraba.
d. Pada pemeriksaan dalam, selaput dalam sudah tidak ada air ketuban,
sudah kering.
e. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
dan air ketuban sudah kering.
8. Pemeriksaan diagnostic
1. Ultrasonografi
ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anomaly janin,
atau melokalisai kantong amnion pada amniosintesis.
2. Amniosintesis
cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru
janin.
3. Pemantauan janin
membantu dalam mengevaluasi janin.
4. Protein C-reaktif
peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan
korioamnionitis.
5. Histopatologi
cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai tertinggal
endapan tersebut dilihat dibawah mikroskop dan bila air ketuban mengalami
kelainan maka akan terlihat seperti daun pakis.
6. Kertas lakmus
bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat asam, bila
biru menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang bersifat basa.
9. Penatalaksanaan
a. Penanganan umum:
Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG
Lakikan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar
(jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin. Dengan
pemeriksaan tes lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban
(basa), dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan urine (asam)
Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32
minggu), jangan melakukan menit pemeriksaan dalam secara digital
Tentukan ada tidaknya infeksi
Tentukan tanda-tanda inpartus
b. Penanganan khusus:
Konfirmasi diagnosis:
Bau cairan ketuban yang khas
Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang
keluar dan nilai 1 jam kemudian
Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah
cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior
(Prawirohardjo, 2002)
c. Penanganan konservatif:
Rawat di rumah sakit
Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak
tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi
Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada
infeksi,tes busa negative; beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi
dan kkesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu
Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam
Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan
lakukan induksi
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra
uterin). Klien dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari
prolap tali pusat.
d. Penanganan aktif:
Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprotal 50 μg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali
Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan
persalinan diakhiri:
a. Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian
induksi, jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
b. Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
(prawirohardjo, 2002)
Kasus 24:
Ny. Y 24 tahun GI Po Ao usia gestasi 40 minggu. Masuk RS 21 juni 2005 jam 09:45
WIB. Dan anda melakukan pengkajian pada jam 10:00 WIB. Dx medis PROM dari
pemeriksan lab darah positif terdapat gambaran seperti pakis dari cairan yang diambil
pervaginam. Pemeriksaan VT pembukaan I ketuban telah pecah warna jernih. Blood
slym (negatif) kien mengeluh mulas-mulas sejak tadi malam setelah sholat magrib.
Klien mengaku cemas dengan keaadaannya. Klien menyatakan agar bayinya dapat
lahir dengan selamat. His 1X10 menit durasi 20 menit. TD 100/70 mmHg. Nadi kuat
teratur 80x/menit.T 37,0 oC. Tampak klien berkeringat banyak, baju klien basah dan
lembab.
Soal A:
1. buat NCP sesuai dengan data yang ada
2. bagaimana dengan implementasi dan evaluasi terkait dengan data
berikut
pada siang harinya sebelum berganti dinas, anda melakukan evaluasi dari intervensi
yang anda lakukan pukul 13:30 WIB didapatkan data, tampak klien semakin lemah
TD 100/70 mmHg, Nadi kuat 86x/mnt, RR 24x/mnt, T 37,0o C, pemeriksaan leokosit
13000 mm3. klien cemas dengan persalinannya. Anda memberikan penjelasan tentang
cara nafas dalam bila nyeri timbul, tetapi klien tidak dapat berkonsentrasi karena
cemasnya. Klien dipasang IV FD Nacl 0,9 % 20 tetes per menit. His 2x / 10 mnt,
durasi 20 menit pembukaan 2.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
# Nama : Ny. Y
# Umur : 24 tahun
2. Keluhan utama
# Ny.Y mengeluh mulas-mulas sejak tadi malam setelah solat maghrib
# Ny.Y mengeluh c emas dengan keadaannya
# Ny.Y menanyakan apakah bayinya dapat lahir dengan selamat.
3. Riwayat obstetric
a) Riwayat haid
- Menarche : 16 tahun
- Siklus : 28 hari
- Durasi : 1 minggu
b) Riwayat kehamilan sekarang
c) Kehamilan ke : I
d) HPHT : 05 September 2004
e) HPL :21 Juni 2005
4. Pemeriksaan umum:
- tinggi badan
- berat badan
- TTV :-TD :100/70 mmHg
-N : 80x/mnt
-RR : 20x/mnt
-T : 37,0 c
5. Pemerisaan penunjang :
- leokosit : 13 ribu mm3 (13.30)
- pemeriksaan air ketuban : tampak gambaran seperti pakis dari cairan
ketuban
B. Analisa Data :
No Data yang di dapat Masalah keperawatan
.
1. Ds :- klien memengaku cemas cemas
dengan keadaannya
- klien menyatakan agar bayinya
dapat lahir dengan selamat.
Do ; -
2. Ds : - Kekurangan volume cairan
Do :-klien tampak berkeringat banyak
-baju klien basah dan lembab
3. Ds: klien mengeluh mulas-mulas nyeri
sejak tadi malem setelah sholat
magrib.
Do: pemeriksaan VT pembukaan 1,
ketuban telah pecah, warna jernih
B. Diagnosa Keperawatan:
a. Cemas berhubungan dengan kurang
informasi tentang kehamilan
b. Resti infeksi berhubungan dengan peningkatan pemajanan
mikroorganisme
c. Kekurangn volume cairan berhubungan
dengan diaforesis meningkat
Diagnosa Tujuan/ criteria
NO Intervensi Rasional
Keperawatan hasil
1 Cemas b/d Setelah dilakukan 1. Jelaskan 1. Pengetahuan
kurangnya asuhan keperawatan prosedur tentang alas an
informasi 1x30 menit klien intervensi untuk aktifitas ini
tentang mampu menunjukkan keperawatan dan dapat menurunkan
kehamilannya. berkurangnya rasa tindakan.pertaha rasa takut dari
cemas dan mampu nkan komunikasi ketidaktahuan
mengatasi koping terbuk;diskusika
dengan criteria hasil: n dengn klien
Menggunakan kemungkinan
teknik efek samping
pernafasan dan dan hasil
relaksasi dengan pertahankan
efektif sikap optimistic
Mengungkapkan 2. Orientasikan 2. Membantu klien
pemahaman klien dengan dan orang terdekat
situasi individu pasangan pada merasa mudah dan
dan lingkungan lebih nyaman
kemungkinan persalinan disekitar kita
hasil lahir 3. Anjurkan teknik 3. Memungkinkan
Tampak rileks; relaksasi klien mendapatkan
TTV ibu dalam kemungkinan
batas normal: maksimum dari
TD:120/90mmH periode istirahat:
g mencegah
Nadi: 70- kelelahan otot dan
100x/menit memperbaiki
RR: 20x/menit aliran uterus
4. Anjurkan 4. Dapat membantu
pengungkapan menurunkan
rasa takut atau ansietas dan
masalah merangsang
identifikasi
perilaku koping
5. Pantau tanda 5. Tanda vital klien
vital ibu dan dan janin dapat
janin berubah karena
ansietas. Stabilisasi
dapat
menunjukkan
penurunan tingkat
ansietas/
2 Resti infeksi Setelah dilakukan 1. 1.
b/d asuhan keperawatan Lakukan Pengulangan
peningkatan 1x 30 menit pemeriksaan pemeriksaan
pemajanan diharapkan klien vagina awal: vagina berperan
mikro dapat terbebas dari ulangi bila dalam insisen
organisme infeksi dengan kontraksi atau infeksi asenden
criteria hasil: perilaku klien
suhu tubuh menandakan
normal: 370 C kemajuan
jumlah persalinan
leukosit normal bermakna
(5000-10000/mm3) 2. 2.
cairan Tekankan Menurunkan
amniotic jernih, pentingnya cuci resiko yang
hampir tidak tangan yang baik memerlukan atau
berwarna dan dan tepat menyebar agen
berbau 3. 3.
Gunakan teknik Membantu
aseptic selama mencegah
pemeriksaan pertummbuhan
vagina bakteri: membatasi
kontaminasi dari
pencapaian
kevagina
4. 4.
Pantau suhu, Dalam 4 jam
nadi, pernafasan. membrane rupture,
SDP sesuai insiden
indikasi karioamnionitis
meningkat secara
progresif,
ditunjukkan
dengan
meningkatkan
TTV dan SDP
5. 5.
Pantau dan Pada infeksi cairan
gambarkan amniotic menjadi
karakter cairan lebih kental dan
amniotik kuning pekat dan
bau kuat dan dapat
dideteksi
CATATAN PERKEMBANGGAN/PROGRES NOTE
I. Implementasi
II. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandun gan dan
keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC