Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Belajar adalah kegiatan untuk memperoleh pengetahuan agar mengerti. Belajar itu sendiri
merupakan kewajiban bagi manusia dan juga merupakan kebutuhan pokok. Tanpa belajar,
kita tidak akan mengetahui informasi-informasi penting yang sedang terjadi, cara melakukan
banyak hal, dan lain sebagainya.
Dalam modul ini akan dibahas mengenai apa saja struktur dan anatomi dari craniofacial,
macam tulang penyusun craniofacial, otot-otot yang terdapat disana, dimana didalamnya
termasuk otot ekspresi dan otot pengunyahan. selain itu, dibahas pula mengenai inervasi dan
vaskularisasi, juga macam pembuluh limfe yang terdapat di craniofacial. Dibahas pula
mengenai mekanisme sensasi somatik, salah satunya adalah mekanisme nyeri.
1.2 TUJUAN
Agar mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan dapat menjelaskan mengenai struktur
anatomi, macam otot, macam limfatik, inervasi dan vaskularisasi yang terdapat pada
craniofacial, juga mekanisme dari sensasi somatik.
1.3 MANFAAT
Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat menjelaskan
hal-hal yang berhubungan dengan anatomi dan struktur craniofacial, macam otot yang
terdapat didalamnya, macam pembuluh limfe, inervasi dan vaskularisasi yang terdapat pada
craniofacial. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat menjelaskan mengenai
mekanisme sensasi somatik yang terjadi pada manusia. Mahasiswa juga diharapkan agar
dapat menerapkan hal-hal yang sudah didapatkan pada modul ini dalam jangka panjang
yang nantinya berguna di waktu yang akan datang.
1
BAB II
2.1 SKENARIO
1. Innervasi
2. Somatik
3. Craniofacial
4. Pembuluh Limfe
Di sebut juga pembuluh getah bening, pembuluh yang mengangkut cairan dan protein yang
berlebih dari jaringanke dalam darah
5. Topografi
2
6. Regio
Bagian/Tempat/Wilayah
7. Midface
8. Muscle
Disebut juga “Otot” , serabut-serabut yang dapat berkontraksi dan bervaskularisasi ketika
ada stimulus, sehingga menjadi alat gerak aktif.
9. Cranial
10. Vaskularisasi
11. Facial
3
2.4 ANALISA MASALAH
Os. Occioitale 1
Os. Parietale 2
Os. Frontale 1
Os. Temporale 2
Os. Spenoidal 1
Os. Etmoidal 1
Os. Nasale 2
Os. Maxilla 2
Os. Lacrimale 2
Os. Zygomaticum 2
Os. Palatinum 2
Os. Vomer 1
Os. Mandibulla 1
Foramen rotundum: n. V
Foramen ovale: n. V1
4
Hiatus n. petrosi major: n. petrosus major
A. Maxilla
Palatinum (langit-langit)
Nasal
Korpus maksilae
Sinus maksilaris
Prosesus :
-Fontarlis
-Alveolaris
-Zygomaticus
-Palatinus
B. Mandibulla
5
Angulus mandibula
Pars alveolaris
4. Otot-otot Craniofacial
a. Mimik
b. Pengunyah :
M.masseter
M.lateralM.medial
c. Mata
Obriculus oculi
d. Alis
Corugator supercili
e. Hidung
M.Nasalis
6
- Alaris
Deprosor septi
M.lavetor labii
Bentuk wajah
Genetika
Bentuk ekspresi
N.cranial V (Trigeminus)
-Zygomaticus
-Maksila
-Mandibula
-Bukal
-Temporal
pharingea ascenden
lingualis
facialis
7
oksipitalis
aurikularis posterior
tempralis superficial
v. Jugularis
Mastoidei
Parotidei
Faciales
Submental
Submandibula
Lingaulis
Adenoid
Kelenjar limfe
Tonsil
Sangat berhubungan dimulai dari innervasi dan vaskularisasi karena otot tidak dapat bekerja
jika tidak mendapatkan perintah dari innervasi dan vaskularisasi sehingga terjadinya
rangsangan. Pembuluh limfe berfungsi untuk mengangkut cairan dalam sel ke jaringan dan
akan masuk ke pembuluh darah. Jika salah satu tidak ada maka kinerja dalam tubuh tidak
dapat maksimal.
a) Stimulus : dapat terjadi karena adanya mekanik dan kimia kemudian akan
mengaktifkan histamin dan mengaktifkan reaksi nonsepsi yang akan masuk ke
impuls saraf perifer.
Transduksi
Transmisi
Modulasi
Persepsi
8
2.5 STRUKTURISASI KONSEP
9
2.8 SINTESIS
1. Anatomi Cranifacial
Tulang-tulang tengkorak; Ossa Cranii; dilihat dari frontal; lihat bagian warna pada bagian
dalam dari sampai belakang volume ini.
Rahang atas atau maxilla terletak diantara orbita dan rongga mulut. Maxilla ikut serta dalam
pembentukan batas bawah dan medial orbita dan memiliki batas lateral dengan os
zygomaticum. Rahang bawah atau mandibular terdiri dari corpus dan rami mandibulae, yang
menyatu di angulus mandibulae. Corpus mandibulae terdiri dari pars alveolaris dengan gigi
dan babsis mandibulae dibawahnya.
10
Tulang-tulang tengkorak; Ossa Cranii; dilihat dar lateral; lihat bagian warna pada bagian
dalam dari sampai belakang volume ini.
11
Tulang-tulang tengkorak; Ossa Cranii; dilihat dari superior; lihat bagian warna pada
bagian dalam dari sampai belakang volume ini.
12
Tulang-tulang tengkorak; Ossa Cranii; dilihat dar posterior; lihat bagian warna pada
bagian dalam dari sampai belakang volume ini.
Pandangan dari sisi posterior ini memperlihatkan os temporal, parietal, dan os occipital. Os
occipital menempati sebagian besar dari bagian posterior cranium. Struktur centra adalah
squama occipitalis. Pada sekitar 2-2,5 cm dibawah protuberantia occipitalis externa, terdapat
linea nuchales inferiors yang juga berjalan membentuk lengkung serupa dan fungsi sebagai
tempat perlekatan tambahan bagi otot.
13
Batas Regio Facei
Titik glabella ke arah lateral melalui arcus superciliaris, arcus zygomaticus, meatus
acusticus externus, tepi dorsal ramus mandibulaesampai tepi caudal corpus mandibulae
14
• Musculus masticatorius
(muscles of mastication)
Muscle of auricle
M. auricularis anterior :
• O : fascia temporalis
M. auricularis superior
• O : fascia temporalis dan galea aponeurotica
M. auricularis posterior
• O : proc mastoideus
Ketiganya berinsertio pada cartilago auricle
15
Pars lacrimalis :
• bagian ini terletak di belakang saccus lacrimalis melekat pada os lacrimale dan raphe
palpebrale lateralis,
• Fungsi : dilatasi saccus lacrimalis (?)
Gangguan fungsi menyebabkan ectropion dan epipphora
M. corrugator supercilii :
• Melekat pada tepi medial arcus supercilii dan kulit alis
• Serabutnya berjalan ke craniolateral menembus m. frontalis dan m. orbicularis oculi
• Fungsi : menarik alis ke caudomedial
Muscle of nose
M. Procerus (pyramidalis nasi):
• O : os nasalis;
• I : kulit di atas radix nasi/kedua alis
• Fungsi : menarik ujung medial alis ke caudal > lipatan transversal pada ujung hidung
M. Nasalis :
Pars tranversa (compressor nares)
• O : fossa canina
• I : kulit di dorsum nasi
• Fungsi : menyempitkan nares
Pars alaris (dilatator nares) :
• O : os maxilla
• I : ala nasi.
• Fungsi : melebarkan nares
M.depressor septi:
• O : Jugum alveolare incisivius lateralis superior;
• I : Septum mobile nasi.
Fungsi :
• membantu melebarkan nostril, Terutama saat sulit bernafas.
16
Otot yang melekat pada sudut mulut :
• M. zygomaticus major
• M. levator anguli oris (m. caninus)
• M. depressor anguli oris (m. triangularis)
• M. rizorius
Innervasi Craniofacial
Neuron sensorik orde pertama terletak di dalam mucosa septum nasi atas dan chonca
nasalis superior.
Neuron sensorik orde kedua terletak didalam bulbus olfaktori. Axon-axonnya berjalan
didalam traktus olfaktorius menuju striae olfaktoriae medialis atau lateralis.
17
Neuron orde pertama ( sel batang dan sel kerucut ) di dalam retina menterjemahkan
foton-foton yang masuk menjadi impuls, yang disampaikan ke neuron bipolar orde kedua dan
sel ganglion orde ketiga. Sel – sel ganglion retina ini bergabung untuk membentuk N.optikus
( N.II ). N.Optikus dari orbita ke fossa cranii media melalui canalis orbitalis ( canalis optikus
adalah medial terhadap fissura orbitalis superior yang digunakan nervus kranialis yang lain
untuk memasuki orbita.
3. Nervus III ( Oculomotorius ) berfungsi untuk otot-otot orbita untuk gerakan bola mata
N.III muncul dari mesenphalon tingkat tertinggi dari batang otak. Berjalan ke anterior melalui
dinding lateral sinus cavernusus untuk masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior.
Sesudah melalui annulis tendineus communis , N.III dibagi menjadi divisi superior dan
inferior.
N.IV adalah satu-satunya nervus kranialis yang berasal dari sisi dorsal ( permukaan
posterior ) batang otak . sesudah keluar dari mesenphalon, berjalan ke anterior disekitar
penduculus cerebrii. N.IV kemudian masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior,
berjalan lateral terhadap annulus tendineus communis. Memiliki perjalanan intradular
terpanjang dari saraf sensorik-motorik ekstraokuler.
5. N.V ( Trigeminus ) berfungsi sebagai motoris : gerakan rahan dan otot pengunyhan,
sedangkan sensoris berfungsi : sensasi pada wajah, gigi, ligamen periodontium,2/3 anterir
lidah otot-otot orbita untuk gerakan mata.
Radiks sensori dibentuk oleh 3 divisi yang bersatu sebagai ganglion trigeminale didalam
fossa cranii media.
Divisi 3 : N.V3 (Mandibullaris) dari basis cranii inferior melalui foramen ovale.
N.VI mengikuti jaras ekstradural yang panjang. Berasal dari pontomedullary junction (batas
inferior pons) dan berjalan melalui sinus cavernosus berdampingan dengan arteri carotis
interna. N.VI masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior dan berjalan melalui annulus
tendineus communis.
18
Kemunculannya : akson dari nukleus salivarius superior dan nukleus tractus solitarii
membentuk nervusintermedius. Ini bergabung dengan seabut branchiomotorik dan somato
sensorik untuk muncul dari batang otak sebagai N.VII cabang internal : memasuki os.
Petrosum melalui meatus acuticus internus. Didalam canalis facialis, mempercabangkan
satu cabang branchiomotorik (saraf ke muskulus stapedius) dan dua saraf (N.petrsosu major
dan chorda tyempani) yang mengandung serabut parasimpatetik dan serabut kecap.
10. N. X ( Vagus ) berfungsi sebagai gerakan pharynx dan laryx : tractus digestivus.
N.Vagus muncul dari medulla oblongata dan keluar dari cranium melalui foramen jugelare.
Memiliki dua ganglia sensorik dengan sel-sel psedounipolare orede pertama : ganglion
superius atau jugulare (somato sensorik) didalam cavitas cranii dan ganglion inferius atau
nodosum (fisero sensorik) didistal foramen jugelare
19
N.XI muncul dan berjalan dalam dua bagian yang menyatu secara umum :
1. Radiks Cranialis : serabut-serabut branchio motorik keluar dari medulla oblongata dan
melewati foramen jugulare. Merka secara umum menyatu dengan radiks spinalis sebelum
bergabung dengan N.X di ganglion anterius. N.X mendistribusikan serabut-serabut
branchiomotorik melalui plexus pharyngealis dan ramus eksternus nervi laryngei superioris
serta N.laryngealis recurrens.
2. Radiks Spinalis : serabut-serabut somato motorik umum keluar sebagai akar-akar kecil
dari medulla spinalis. Serabut menyatu dan naik melalui foramen magnum. Radiks spinalis
kemudian melewati foraen jugulare, berjalan singkat dengan radiks cranialis, serabut turun
untuk mempersarafi muskulus sternocleido mastoideus dan muskulus trapezeus
N.Hypoglossus keluar dari medulla oblongata sebagai akar-akar kecil diantara oliva dan
pyramis . akar-akar kecil ini bergabung menjadi N.XII, yang berjalan melewati canalis
hypoglossi (condylaris anterior ). N.XII memasuki radiks linguae di superior os.hyodeum dan
lateral muskulus hyglossus.
Vaskularisasi Craniofacial
Arteri :
Arteri utama yang memvakularisasi dari region facei adalah a.facialis sebagai pemasok
utama untuk wajah dan a.temporalis superficialis. Arteri ini merupakan percabangan dari
arteri carotis eksterna.
Arteri facialis berjalan ke arah superior , ke anterior , ke lateral nasal. Arteri berjalan
berkelok-kelok diantara otot wajah. Arteri facial di lepaskan dari arteria carotis externa dan
meliuk-liuk ke tepi bawah mandibula, tepat anterior terhadap musculus masseter. Lalu arteria
facialis melintasi wajah ke commisura palpebralis medialis (sudut pertemuan palpebra
superior dan palpebra inferior sebelah medial). Arteria facialis melepaskan cabang-cabang
ke bibir atas dan bibir bawah (arteria labialis superior dan arteria labialis inferior), ke sisi
hidung (ramus nasalis lateralis), dan berakhir sebagai arteria angularis yang menghantar
darah kepada commisura palpebralis medialis.
Arteri Temporalis superficialis masuk ke glandula parotidea dan keluar dari glandula
parotidea pada margo superiornya, selanjutnya arteri akan berjalan melintasi arcus
20
zygomaticus diamana denyutnya di raba dan berlanjut ke superficialis temporalis untuk
memvaskularisasi kulit kepala melalui arteri temporalis media dan ramus frontalis
Vena :
Vena facialis merupakan penyalur balik darah utama dari wajah. Vena ini berawal di
commisura palpebralis medialis sebagai vena angularis dengan bersatunya vena
supraorbitalis dan vena supratrochlearis. Vena facialis lalu melintas ke inferolateral melewati
wajah, di belakang arteria facialis. Di sebelah bawah tepi mandibula ramus anterior vena
retromanidbularis bergabung dengan vena facialis. Vena facialis bermuara langsung dan
tidak langsung ke dalam vena jugularis interna.
Vena temporalis superficialis menyalurkan kembali darah dari dahi dan kulit kepala dan
menerima anak-anak cabang dari vena peilips dan wajah. Di dekat auricula cena temporalis
superficialis memasuki glandula parotidea. Vena retromandibularis yang terbentuk dari
persatuan vena temporalis superficialis dan vena maxillaris, turun di dalam glandula
parotidea, superfisial terhadap arteria carotis externa dan di ebelah dalam nervus facialis.
Vena retromandibularis membentuk sebuah ramus anterior yang bergabung dengan vena
facialis dan ramus posterior yang bersatu dengan vena auricularis posterior menjadi vena
jugularis externa.
3. Pembuluh Limfe
Sistem limfatik agak lebih kompelks karena berperan mengumpulkan cairan jaringan
yng di luar dari kapiler darah kemudian mengembalikan cairan ini ke sistem vaskular. Pada
area kapiler arteri, tekanan darah melebihi tekanan osmotik, sehingga cairan lolos ke dalam
ruang jaringan. Pada area kapiler vena, tekanan darah lebih rendah dan tekanan osmotik
menjadi lebih tinggi memaksa 90% cairan jaringan kembali pada kapiler vena. Sedangkan
10% sisanya adalah limfe yang berjalan ke dalam lumen kepiler limfe dan kemudian di
kumpulkan dalam nodus dan dikembalikan ke sistem vaskular.
Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah
21
Aliran Limfe Kepla dan Leher dimulai dari tonsil ke Nodi lymphoidei di daerah kepala
dan leher tersusun dalam sebuah kelompok leher yang terbentang dari bawah dagu sampai
ke belakang kepala dan sebuah kelompok terminal verticalis profunda yang tertanam di
dalam sarung carotis di daerah leher.
Terletak di atas os occipitale pada belakang kepala. Menampung limfe dari bagian
belakang kulit kepala.
Terletak di belakang telinga di ata processus mastoideus. Menampung limfe dari kulit
kepala di ata telinga, auricula dan meatus acusticus externus
Terletak pada atau di dalam glandula parotidea. Menampung limfe dari kulit kepala di
atas glandula parotidea kelopak mata, glandula parotidea, auricula dan meatus acusticus
externus.
22
Nodi lymphoidei buccinatorius (faciales)
Satu atau dua nodi pada pipi di atas musculus buccinator. Menampung limfe yang
akhirnya bermuara ke nodi lymphoidei submandibulares.
Terletak di dalam trigonum submentale tepat di bawah dagu. Menampung limfe dari
ujung lidah, dasar mulut begian anterior, gigi incisivus, bagian tengah bibih bawah dan kulit di
atas dagu.
Terletak sepanjang vena jugularis antedor pada sisi depan leher. Menampung limfe dari
kulit dan jaringan superfisialis leher bagian depan
Terletak sepanjang vena jugularis externa pada sisi lateral leher. Menampung limfe dari
kulit di ata angulus mandibulae, kulit di atas bagian bawah glandula parotidea dan lobus
auricula.
Terjadi insiasi dan perjalanan potensial aksi serta terjadinya pembukaan massif kanal
NA+ berpintu listrik pada potensial ambang. Lalu, impuls nyeri ( potensial aksi di serat oleh
saraf yang membawa sinyal nyeri ) akan terbentuk dan menjalar ke otak dan mencapai
ambang kesadaran melalui 4 reaksi yaitu :
1) Transduksi
23
2) Transmisi
3) Modulasi
Sinyal yang mampu memengaruhi proses nyeri tersebut. Sinyal tersebut akan di
proses di kornudorsalis medulla spinalis
4) Persepsi
Pesan nyeri yang telah di terima akan masuk ke otak dan menghasilkan
pengalaman yang tidak menyenangkan
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Melalui hasil belajar mandiri yang telah didiskusikan pada diskusi kelompok kecil (DKK)
mengenai dentocraniofacial. Fokus pokok pembelajaran dalam DKK ini adalah anatomi
craniofacial, innervasi dan vaskularisasi craniofacial, pembuluh limfe dan mekanisme
sistem somatik pada nyeri. Hingga pembahasan lain yang dapat mendu kung
pemahaman kami mengenai DKK ini.
3.2 Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi diskusi
kelompok, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami menerima kritik dan
saran dari dosen-dosen yang mengajar, baik yang sebagai tutor ataupun dosen yang
memberi materi kuliah, dan dari rekan-rekan semua dan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan laporan ini.
25
DAFTAR PUSTAKA
26