PENDAHULUAN
1
Roschev dan Oryza glaberrima Steund berasal dari Afroka Barat (Benua
Afrika). Oryza fatua Koenig dan Oryza mimuta Presl berasal dari Himalaya
India (Anonymous, 1992)
Beras merupakan makanan pokok lebih dari 95 % penduduk Indonesia.
Selain itu, bercocok tanam padi juga telah menyediakan lapangan pekerjaan
bagi sekitar 20 juta rumah petani di pedesaan, sehingga dari sisi ketahanan
pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis (Balitpa, 2009).
Oleh sebab itu ketersediaan beras harus selalu terjamin karena dapat
menyebabkan kerawanan bila terjadi kekurangan stok. Pesatnya laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,94% per tahun (lebih dari 237 juta jiwa pada
tahun 2010 menurut data BPS) menyebabkan meningkatnya kebutuhan
terhadap beras sementara pertumbuhan produksinya tidak sebanding dengan
permintaan, bahkan cenderung melandai (levelling 0ff).
Petani di Indonesia sebagian besar masih menggunakan cara tradisional
yang memakan waktu dan tenaga, yang satu petak sawah bisa memakan waktu
selama 4 sampai 5 hari memanen dan membutuhkan lebih dari 2 orang untuk
memanen. Bila harus membeli alat pemanen padi maka akan terkendala harga
alat yang mahal.
Setelah melalui beberapa tahap dalam budidaya tanaman padi, panen
merupakan tahap akhir penanaman padi di sawah. Bila hasil yang diharapkan
telah menjadi kenyataan, berarti buah padi sudah cukup masak dan siap dipanen
atau dipetik. Namun pemanen padi harus dilakukan pada waktu yang tepat,
sebab ketepatan waktu pemanen berpengaruh terhadap jumlah dan mutu gabah
dan berasnya. Panen yang terlambat pada varietas padi yang mudah rontok,
akan menurunkan produksi. Sedangkan panen yang terlalu awal menyebabkan
mutu buah padi yang kurang baik (Hadrian Siregar, 1981).
Pemanen padi pada awalnya dilakukan dengan suatu alat penuai tangan.
Penuai tangan ini digunakan di Eropa dan Amerika sampai digunakan mesin-
mesin yang dihela dengan kuda. Sabit dengan rangka diperkenalkan antara
tahun 1776 dan 1800 (Smith dan Wilkes, 1990).
Salah satu hal yang penting dalam pemanen padi adalah cara panen. Cara
panen padi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu cara tradisional dan
2
mekanis. Secara tradisional alat yang digunakan adalah ani-ani dan sabit, secara
mekanis panen padi dilakukan dengan cara reaper, binder, mini combine dan
combine (Rachmadiono, 1996)
Petani membutuhkan alat bantu memanen padi supaya dalam proses
memanen padi dapat menghemat waktu dan tenaga yang dikeluarkan, sehingga
dalam memanen padi diperlukan waktu yang singkat. Sebuah alat pemanen padi
sangat dibutuhkan petani.
Menurut Andasuryani dkk (2009), Pengembangan dan perancangan produk
merupakan bagian pendukung yang penting dalam dunia pertanian dan
peternakan, terutama dalam perancangan dan inovasi alat bantu yang
mendukung dan meringankan pekerjaan namun dengan menjadikan kinerja
lebih maksimal.
3
1.4 Manfaat
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah ada, maka
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peniliti, sebagai wawasan atau tambahan ilmu tentang mesin pemanen
padi
2. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu masukan dan
contoh untuk dikembangkan lebih jauh lagi.
3. Penelitian ini diharapkan menjadi solusi bagi petani untuk menghemat
waktu dan tenaga dan waktu memamen tiba.