Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia
dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun tahap demi
tahap berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Tuntutan kebutuhan
manusia akan pakan mendesak pemikir untuk memecahkan masalah-masalah
bagaimana meningkatkan produksi, meningkatkan produksi kerja sesuai dengan
waktu yang tersedia.
Dalam meningkatkan produksi, salah satu aspek yang harus ditekan
serendah mungkin adalah masalah kehilangan produksi diwaktu
panen.Sedangkan dalam meningkatkan kemampuan kerja adalah bagaimana
menekan waktu yang dibutuhkan dalam menanam dalam satuan luas tertentu.
Ini bertujuan agar dalam waktu yang cepat dapat memungut hasil yang optimum
dengan kehilangan produksi serendah mungkin dan efisiensi kerja serendah
mungkin. Alat dan mesin panen terdiri dari banyak macam dan jenisnya yang
digolongkan menurut jenis tanaman dan tenaga penggerak, juga menurut cara
tradisional maupun semi-mekanis sampai yang modern. Menurut jenis tanaman,
alat dan mesin panen digolongkan untuk hasil tanaman yang berupa biji-bijian,
tebu, rumput-rumputan, kapas dan umbi-umbian. Sedangkan untuk hasil
tanaman yang berupa biji-bijian dibagi jenisnya untuk padi, jagung, kacang-
kacangan.
Padi merupakan bahan makanan pokok untuk menghasilkan beras atau nasi
yang mengandung zat – zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia terutama
karbohidrat sebagai sumber energi karena beras mengandung zat penguat
seperti: karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin (Purwono dan Purnamawati,
2007).
Tanaman padi termasuk genus Oryza L. yang meliputi lebih kurang 25
spesies, tersebar di daerah tropic dan daerah subtropika seperti Asia, Afrika,
Amerika dan Australia (Hadrian Siregar, 1981).
Padi berasal dari dua benua yaitu Oryza fatua Koenig dan Oryza satifa L
berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainnya yaitu Oryza stapfi

1
Roschev dan Oryza glaberrima Steund berasal dari Afroka Barat (Benua
Afrika). Oryza fatua Koenig dan Oryza mimuta Presl berasal dari Himalaya
India (Anonymous, 1992)
Beras merupakan makanan pokok lebih dari 95 % penduduk Indonesia.
Selain itu, bercocok tanam padi juga telah menyediakan lapangan pekerjaan
bagi sekitar 20 juta rumah petani di pedesaan, sehingga dari sisi ketahanan
pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis (Balitpa, 2009).
Oleh sebab itu ketersediaan beras harus selalu terjamin karena dapat
menyebabkan kerawanan bila terjadi kekurangan stok. Pesatnya laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,94% per tahun (lebih dari 237 juta jiwa pada
tahun 2010 menurut data BPS) menyebabkan meningkatnya kebutuhan
terhadap beras sementara pertumbuhan produksinya tidak sebanding dengan
permintaan, bahkan cenderung melandai (levelling 0ff).
Petani di Indonesia sebagian besar masih menggunakan cara tradisional
yang memakan waktu dan tenaga, yang satu petak sawah bisa memakan waktu
selama 4 sampai 5 hari memanen dan membutuhkan lebih dari 2 orang untuk
memanen. Bila harus membeli alat pemanen padi maka akan terkendala harga
alat yang mahal.
Setelah melalui beberapa tahap dalam budidaya tanaman padi, panen
merupakan tahap akhir penanaman padi di sawah. Bila hasil yang diharapkan
telah menjadi kenyataan, berarti buah padi sudah cukup masak dan siap dipanen
atau dipetik. Namun pemanen padi harus dilakukan pada waktu yang tepat,
sebab ketepatan waktu pemanen berpengaruh terhadap jumlah dan mutu gabah
dan berasnya. Panen yang terlambat pada varietas padi yang mudah rontok,
akan menurunkan produksi. Sedangkan panen yang terlalu awal menyebabkan
mutu buah padi yang kurang baik (Hadrian Siregar, 1981).
Pemanen padi pada awalnya dilakukan dengan suatu alat penuai tangan.
Penuai tangan ini digunakan di Eropa dan Amerika sampai digunakan mesin-
mesin yang dihela dengan kuda. Sabit dengan rangka diperkenalkan antara
tahun 1776 dan 1800 (Smith dan Wilkes, 1990).
Salah satu hal yang penting dalam pemanen padi adalah cara panen. Cara
panen padi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu cara tradisional dan

2
mekanis. Secara tradisional alat yang digunakan adalah ani-ani dan sabit, secara
mekanis panen padi dilakukan dengan cara reaper, binder, mini combine dan
combine (Rachmadiono, 1996)
Petani membutuhkan alat bantu memanen padi supaya dalam proses
memanen padi dapat menghemat waktu dan tenaga yang dikeluarkan, sehingga
dalam memanen padi diperlukan waktu yang singkat. Sebuah alat pemanen padi
sangat dibutuhkan petani.
Menurut Andasuryani dkk (2009), Pengembangan dan perancangan produk
merupakan bagian pendukung yang penting dalam dunia pertanian dan
peternakan, terutama dalam perancangan dan inovasi alat bantu yang
mendukung dan meringankan pekerjaan namun dengan menjadikan kinerja
lebih maksimal.

Berdasarkan latar belakang inilah penulis akan melakukan penelitian


dengan judul Perencanaan Mesin Pemotong Untuk Panen Padi Kapasitas 25kg
per jam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, makadapat
didefinisikan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang mesin pemotong untuk panen padi?
2. Berapakah daya motor yang diperlukan untuk memotong pada panen padi?
3. Berapakah gaya potong yang dapat dihasilkan dari alat untuk pemanen
padi?
4. Bagaimana tingkat keamanan dan kelayakan pemotong saat panen padi?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat merencakan mesin pemotong panen padi
2. Dapat menjelaskan kelayakan mesin dan keamanannya
3. Mengetahui gaya dan daya yang diperlukan

3
1.4 Manfaat
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah ada, maka
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peniliti, sebagai wawasan atau tambahan ilmu tentang mesin pemanen
padi
2. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu masukan dan
contoh untuk dikembangkan lebih jauh lagi.
3. Penelitian ini diharapkan menjadi solusi bagi petani untuk menghemat
waktu dan tenaga dan waktu memamen tiba.

1.5 Batasan masalah


Batasan peneliti ini hanya mendesain alat pemanen padi, daya yang
dihasilkan putaran pemotong alat pemanen padi, gaya pemotongan terhadap
padi dan biaya investasi dalam merencanakan alat pemotong padi

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN pada bagian ini diuraikan latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah
dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA pada bagian ini diuraiakan beberapa
tinjauan pustaka dan hasil penelitian sebelumnya.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN pada bagian ini diuraiakan
metode penelitian, waktu dan tempat, variabel penelitian, alat dan bahan,
instalasi penelitian, flow chat penelitian dan hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai