Sebagai pilihan terapi konservatif dapat diberikan salep kortikoid (0,05-0,1%) dua kali sehari selama
20-30 hari. Terapi ini tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak yang masih memakai popok, tetapi dapat
dipertimbangkan untuk usia sekitar tiga tahun.
Tidak dianjurkan melakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada penderita fimosis, karena
akan menimbulkan luka dan terbentuk sikatriks pada ujung prepusium sebagai fimosis sekunder. Indikasi
medis utama dilakukannya tindakan sirkumsisi pada anak-anak adalah fimosis patologik. Pada kasus dengan
komplikasi, seperti infeksi saluran kemih berulang atau balloning kulit prepusium saat miksi, sirkumsisi
harus segera dilakukan tanpa memperhitungkan usia pasien.
Prosedur Teknik Dorsumsisi adalah teknik sirkumsisi dengan cara memotong preputium pada bagian
dorsal pada jam 12 sejajar sumbu panjang penis ke arah proksimal, kemudian dilakukan pemotongan
sirkuler kekiri dan kekanan sejajar sulcus coronarius.
7. Gunting preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem) kira-kira ½ sampai 1 sentimeter
dari sulkus koronarius (dorsumsisi),buat tali kendali. kulit Preputium dijepit dengan klem bengkok
dan frenulum dijepit dengan kocher
8. Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11 ) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan 12’). Insisi meingkar kekiri
dan kekanan dengan arah serong menuju frenulum di distal penis (pada frenulum insisi dibuat agak
meruncing (huruf V), buat tali kendali )
9. Cari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain catgut yang disiapkan.
10. Setelah diyakini tidak ada perdarahan (biasanya perdarahan yang banyak ada di frenulum) siap untuk
dijahit.Penjahitan dimulai dari dorsal (jam 12), dengan patokan klem yang terpasang dan jahitan
kedua pada bagian ventral (jam 6). Tergantung banyaknya jahitan yang diperlukan, selanjutnya
jahitan dibuat melingkar pada jam 3,6, 9,12 dan seterusnya
11. Luka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester. Lubang uretra harus bebas dan
sedapat mungkin tidak terkena urin.
2.7 Komplikasi5
Ketidaknyamanan/nyeri saat berkemih
Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang kemudian terkena infeksi sekunder dan
akhirnya terbentuk jaringan parut.
Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis.