Transisi demografi yang san gat menguntungkan yaitu, ketika penduduk usia produktif (15-64) tahun mengalami jumlah terbesar dibandingkan dengan proporsi penduduk usia tidak produktif. Karena pada proposi penduduk initerdapat suatu keuntungan yang bisa dinikmati oleh suatu negara sebagai batuloncatan untuk memajukan negara yang bersangkutan didalam ilmu demografi, kondisi ini disebut bonus demografi dengan adanya kondisi bonus demografi ini, tentu bisa menjadi peluang bagi negara untuk memajukan kesejahteraan serta memakmurkan masyarakat apabila, masyarakat usia produktif memiliki kemampuan sumber daya yang dapat menunjang serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan negara. Proporsi penduduk selalu berubah dan tidak tetap, hal ini memungkinkan kondisi bonus demografi akan berakhir serta butuh waktu lama dan usaha yang s u l i t d i l a k u k a n untuk menciptakan kembali proporsi penduduk seperti bonus demografi tersebut. Apabila suatu negara gagal dalam m e m a n f a a t k a n b o n u s demografi ini maka, jelas akan terjadi kerugian yang sangat besar bagi Negara yang bersangkutan. K e s e j a h t e r a a n ya n g d i j a n j i k a n b o n u s d e m o g r a f i t i d a k h a n y a b e r f o k u s k e p a d a s u m b e r d a ya m a n u s i a ya n g k o m p e t e n , t e t a p i j u g a h a r u s m e l a k u k a n pembenahan serta perbaikan secara menyeluruh dalam kata lain, untuk meraih manfaat dari bonus demografi ini diperlukan usaha bersama dari seluruh lapisanmasyarakat dan lembaga terkait serta pemerintah sebagai penggerak yang ada dis u a t u n e g a r a ya n g b e r s a n g k u t a n a g a r m a n f a a t b o n u s d e m o g r a f i i n i m e n j a d i semakin kuat. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bonus Demografi
Pengeratian bonus demografi adalah keuntungan yang dinikmati suatu negara yang ada di dunia ini sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialami oleh negaranya tersebut. Bonus demografi adalah suatu fenomena dimana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangu-nan karena jumlah penduduk usia produktif sangat besar, sedang proporsi usia muda sudah semakin kecil dan proporsi usia lanjut belum banyak. Oleh karena itu, bonus demografi dapat menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia, dengan syarat pemerintah harus menyiapkan generasi muda yang ber- kualitas tinggi SDM-nya melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja dan investasi. Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sedang usia tidak produktif sekitar 80 juta jiwa, atau 10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif, sehingga akan terjadi peningkatan tabungan masyarakat dan tabungan nasional. Namun, jika bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan kejadian ini, yakni akan terjadinya bonus demografi, seperti penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas SDM, baik dalam pendidikan dan pelayanan kesehatan dan gizi yang memadai, maka akan terjadi permasalahan, yaitu terjadinya pengang-guran yang besar dan akan menjadi beban Negara (www.bkkbn.go.id, 2009) Kantor Berita Antara menyebutkan, Indonesia akan menikmati bonus demografi pada tahun 2020. Ini mengingat struktur penduduk Indonesia sedang memasuki masa-masa keemasan, usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar ketimbang usia nonproduktif (di bawah 15 tahun maupun di atas 65 tahun). Setelah tahun itu bonus tersebut akan terus menurun. Tahun 2008, diperkirakan penduduk Indonesia mencapai sekitar 220 juta, dan akan menjadi 235 juta lebih di 2010, merupakan angka yang cukup tinggi untuk ukuran kemampuan pereko-nomian Indonesia (http://www.antaranews. Com; 2009). Dengan struktur penduduk di tampilkan BPS seperti berikut;
Tabel Perkiraan Struktur Penduduk 1990-2010 Indonesia (BPS)
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, menurut Prijono (2001), maka laju pertumbuhan angkatan kerjanya pun cukup tinggi. Angkatan kerja bertambah dari sekitar 73,9 juta orang pada tahun 1990, menjadi sekitar 96,5 juta pada tahun 2000 dan meningkat lagi menjadi 144,7 juta pada tahun 2020. Ascobat Gani dari Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kese-hatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), di depan peserta Workshop tentang di Cisarua Bogor, 27 Juni 2009, menyatakan Indonesia sebagai negara yang luas dan sangat beraneka memiliki kondisi demografis yang beragam pula. Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali, misalnya, telah mengalami transisi demografi yang lebih cepat. Ini akan menyebab-kan bonus demografinya akan lenyap lebih dahulu dan mengalami peningkatan angka ketergan-tungan total. Ascobat Gani juga menge-mukakan, pemahaman terhadap bonus demografi ini berguna bagi pemba-ngunan ekonomi. Dengan sedikitnya jumlah penduduk yang non produktif maka beban ekonomi penduduk produktif semakin ringan. Tapi, pertanyaan krusialnya dari sisi ekonomiadalah bagaimana memanfaatkan penduduk produktif yang banyak ini. "Sebab, jika penduduk yang produktif ini miskin dan menganggur itu sama saja dengan penduduk nonproduktif. Saat yang tepat sebenarnya bagi pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja yang luas agar penduduk yang produktif ini tidak sia-sia. Selain itu, konsep bonus demografi adalah konsep makro pembangunan. Karena itu, untuk memanfaatkan bonus ini maka pengambil kebijakan perlu memikirkan tataran mikro yaitu individu penduduk pada usia produktif ini”. Menurut Ascobat, sebetulnya bonus demografi akan sangat menguntungkan bila perekonomian membaik. Sebab, dalam perekonomian yang terus membaik maka produktivitas penduduk yang produktif akan meningkat pula.
2.2 Bonus Demografi dan Peningkatan Kesejahteraan
Penurunan Fertilitas memberikan probabilitas terhadap peningkatan kesejahteraan, karena ada bonus demografi. Bonus Demografi merupakan demographic divident dalam jangka waktu 15 tahun kedepan setelah mereka ikut Keluarga Berencana memberikan sum-bangan terhadap penurunan Dependency Ratio. Karena tenaga produktif bebannya terhadap tenaga non produktif akan semakin kecil. Kondisi ini tentu akan memberikan dampak terhadap beban pemerintah dan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas masyarakat. Dengan adanya Bonus Demografi ibu-ibu banyak mempunyai waktu yang banyak untuk melakukan hal-hal yang bukan melahirkan dan merawat anak. Kenyataan ini akan berpengaruh secara signifikans terhadap peningkatan kesempatan keluarga untuk melakukan kegiatan produktif. Kegiatan produktif akan bermuara terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, yakni: a. Meningkatkan motivasi perempuan untuk masuk pasar kerja, b. Memperbesar peran perempuan, c. Tabungan masyarakat, dan d. Modal manusia (human capital) tersedia. Bonus Demografi akan memicu partumbuhan tabungan (Savings), melalui tabungan ini dapat terbentuk akumulasi kapital untuk investasi dalam peningkatan pertumbuhan ekononi yang akan memberikan konstribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi ini berhubungan dengan penduduk sebagai dampak adanya age dependency model melalui a birth averted (terhindarnya kelahiran seseorang). Kelahiran tercegah merupakan initial factors of endowment yang kan menentukan arah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Williamson mengemukakan. Kelahiran tercegah merupakan faktor yang penting dalam menentukan proses perjalanan dan kecepatan pertumbuhan ekonomi, karena dapat meningkatkan propensitas orang tua untuk menanamkan investasi modal manusia dalam diri anak-anaknya. Lebih lanjut Bloom, Canning dan Sevilla menambahkan bahwa peningkatan harapan hidup telah merubah gaya hidup masyarakat disegala aspek, yaitu: a. Sikap dan perilaku masyarakat tentang pendidikan, keluarga, peranan perem- puan (accounting effects dan behavioral effects). b. Pandangan terhadap manusia lebih meningkat dan dihargai sebagai aset pembangunan. c. Hasrat orang tua terhadap investasi pendidikan anak-anaknya, karena ma- syarakat meyakini akan hasilnya bagi hari tua anak-anaknya. d. Apabila perempuan ini dilahirkan oleh generasi yang sudah menganut keluarga kecil, maka mereka cenderung memiliki keluarga kecil juga. Berarti terjadi perubahan pola pikir yang positif bagi masyarakat. Perempuan cenderung me-milih untuk mempunyai anak sedikit dan dapat masuk ke pasar kerja atau memanfaatkan Opportunity Cost
2.3 Ciri-Ciri Bonus Demografi
Ciri-ciri dari bonus demogarfi yaitu, lebih banyaknya penduduk usia produktif (15-64) tahun dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (0-15) tahun dan (64) tahun keatas.
2.4 Syarat Bonus Demografi
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu Negara apabila ingin memperoleh manfaat besar dari bonus demografi yaitu : a. Sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif Pemnfaatan penduduk untuk dijadikan tenaga kerja yang bisa meningkatkan kesejahteraan sangat erat hubungannya dengan kualitas. Pendidikan menjadi factor pemicu kualitas sumber daya manusia yang tinggi. b. Terserap kedalam pasar Menjadi factor penting dalam mengambil manfaat bonus demografi. Dengan banyaknya dibutuhkan tenaga kerja maka, pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan meningkat pesat, c. Meningkatnya perempuan yang masuk kedalam pasar kerja Dengan masuknya perempuan kedalam pasar kerja maka ratio 50 persennya akan memenuhi pasar kerja sehingga semua akan lebih banyak lagi penduduk usia produktif menjadi benar-benar produktif.
Bonus demografi dapat mendatangkan keuntungan yang besar bagi Indonesia. Dengan persiapan yang baik dan investasi yang tepat, bonus demografi bisa mengubah masa depan Indonesia menjadi lebih sejahtera dan maju. Namun keberhasilan dalam memanfaatkan bonus demografi sangat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, ketersediaan lapangan kerja, dan konsistensi penurunan angka kelahiran melalui program KB. Pada fase bonus demografi jumlah anak muda sangat besar sebagai kelompok produktif yang telah memasuki usia kerja. Sehingga Pengelolaan ketenagakerjaan yang baik, menjadi pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pengelolaan ketenagakerjaan yang baik dengan mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas, akan menentukan keberhasilan pemanfaatan bonus demografi. Untuk itu dalam mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas haruslah dilihat dari aspek kualitas pendidikan, kualitas kesehatan dan kecukupan gizi.
2.6 Dampak Bonus Demografi
Penjelasan Dampak Positif : Dampak positif bonus demografi bagi Indonesia pada 2020-2030. Dampak positif dari bonus demografi akan terasa saat generasi muda siap menghadapi bonus demografi.Dengan keadaan generasi muda yang siap mengadapi demografi ini tentunya berdampak positif bagi negara indonesia,terutama pada laju perkembangan ekonomi. Dengan laju perkembangan ekonomi yang baik tentu berdampak pada perkembangan negara indonesia. Dengan perekonomian yang sehat kemiskinan dapat teratasi kesehatan pun dapat ditingkatkan dan pendidikan juga dapat menjadi lebih baik lagi. Pada keadaan ini indonesia dapat menjadi negara maju dan makmur. Dengan keadaan perekonomian,kesehatan,pendidikan yang baik tentua akan menghasilkan generasi baru yang lebih baik dan lebih berkualitas. Dan pada saat itu indonesia memiliki SDM yang berkualitas tinggi sehingga dapat mengelola kehidupan negara indonesia yang terarah dan lebih baik. Contoh Dampak Positif : a. Terbentuknya generasi emas bangsa yang siap memikul tanggung jawab bangsa,mengabdi dan berkorban pada bangsa,dan bersedia membangun dan mengelola bangsa b. Meningkatnya laju perekonomian indonesia,yamg berpengaruh besar terhadap kehidupan bebangsa dan bernegara. c. Kehidupan negara indonesia akan modern,tertata,dan lebih baik d. Roda ekonomi akan terus berjalan tumbuh pesat dan siap bersaing dalam dunia internasional Penjelasan Dampak Negatif : Jikalau bangsa indonesia tidak siap dan gagal dalam mengadapi bonus demografi mendatang,maka bangsa indonesia akan semakin terpuruk dengan adanya ekonomi yang melemah dan banyaknya kasus sosial dan kasus ekonomi yang menjadi masalah internal yang mengancam keseimbangan bangsa.Oleh karena itu generasi muda harus siap dalam menghadapi bonus demografi. Contoh Dampak negatif : a. Semakin sempitnya lapangan pekerjaan b. Pengangguran semakin banyak c. Kemisikinan semakin menjadi-jadi d. Timbulnya kawasan-kawasan slum area e. Kualitas kesehatan menurun f. Perekonomian yang memburuk g. Pendidikan rendah,yang mengakibatkan SDM rendah
2.7 Cara Mengatasi Dampak Bonus Demografi
Berdasarkan data yang ada, Indonesia diprediksi akan memperoleh bonus demografi pada tahun 2020-2030. Menurut prediksi jumlah penduduk usia angkatan kerja pada 2020-2030 di Indonesia akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif. Jika dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif saat ini mencapai sekitar 180 juta, sementara jumlah penduduk nonproduktif hanya 60 juta. Kondisi ini bisa menjadi peluang bagus atau keuntungan bagi Indonesia namun bisa juga menjadi ancaman. Bonus demografi akan menjadi peluang yang bagus atau keuntungan bagi Indonesia karena jumlah penduduk dengan usia produktif yang lebih banyak ini akan membawa dampak pada penurunan angka ketergantungan penduduk, karena penduduk usia non produktif akan ditanggung oleh penduduk usia produktif. Ini akan memajukan kondisi perekonomian indonesia. Hal ini juga sependapat dengan prediksi PBB yaitu angka ketergantungan penduduk di Indonesia akan menurun pada tahun 2020-2030. Namun, Kondisi ini tidak akan menjadi peluang yang bagus bagi Indonesia justru akan menjadi kerugian atau ancaman jika tidak dipersiapkan dengan baik oleh pemerintah. Untuk mengatasi masalah tersebut harus ada campur tangan pemerintah yang besar dalam menangani masalah ini. a. Pertama pada tahun 2020 kita akan dihadapkan dengan jumlah penduduk usia produktif yang banyak, maka dari itu pemerintah harus meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan karena jika tidak justru akan menambah jumlah angka pengangguran. b. Kedua, pemerintah harus mulai mempersiapkan mulai sekarang dengan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia di indonesia agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asing. Karena sejauh ini di antara negara-negara ASEAN indonesia masih pada urutan ke 6, ini menunjukkan bahwa kurang kompetitifnya tenaga kerja Indonesia dalam dunia kerja baik di dalam ataupun di dalam negeri. c. Ketiga, pemerintah harus meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kesadaran pada masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Hal ini dilakukan Ini agar tenaga kerja terdidik di Indonesia mampu bersaing di dunia kerja yang akan dihadapi nanti. d. Keempat meningkatkan pelatihan keterampilan agar mampu menciptakan usaha sendiri, sehingga akan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat lain. Namun perlu diperhatikan bahwa pelatihan keterampilan ini mampu bersaing di pasar luar negeri. Jika beberapa hal diatas sudah dipersiapkan baik oleh pemerintah maka bonus demografi pada tahun 2020-2030 akan menjadi peluang yang bagus dan memberikan keuntungan bagi Indonesia.
2.8 Solusi atau Persiapan Menyambut Bonus Demografi
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, peningkatan jumlah penduduk di Indonesia bukan hanya menjadi tantangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melainkan masa depan Indonesia kita ikut menentukannya. Indonesia merupakan negara yang masih dalam kategori negara berkembang dengan jumlah penduduk sekitar 252,2 jiwa di tahun 2014. Bahkan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 yang akan datang berjumlah 305,6 juta jiwa. Ledakan penduduk ini akan terus berlanjut meskipun masalah seperti ini telah di minimalisir oleh program pemerintah yaitu Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Indonesia diprediksi akan mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus tersebut adalahBonus Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Bonus Demografi secara umum dapat di artikan sebagai kondisi dimana penduduk usia produktif (15-60 tahun) meningkat sehingga menyebabkan angka ketergantungan yaitu perbandingan antara penduduk usia produktif (15-59 tahun) dengan penduduk usia non prodiktif (0,14 ditambah 60 tahun ke atas) semakin menurun. Apabila Indonesia ingin memetik manfaat terbesar bonus demografi yang merupakan “window of opprtunity” ini, ada banyak hal yang harus dilakukan oleh pemerintah agar kesempatan emas ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kekayaan bangsa Indonesia. Apa saja yang harus dipersiapkan? a. Investasi SDM (Sumber Daya Manusia) Berkualitas Pemerintah harus mendongkrak potensi penduduk usia produktif, terutama anak muda agar memiliki SDM yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar Internasional dengan cara melakukan pelatihan-pelatihan yang merata terhadap masyarakat, sehingga bisa kreatif dan membuat lapangan kerja sendiri. b. Meningkatkan Pendidikan Bonus Demografi harus diimbangi dengan pendidikan yang merata dan lama bersekolah juga wajib ditingkatkan. Bidang pendidikan yang dikembangkan harus sesuai kebutuhan pasar. c. Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja Pemerintah harus memiliki strategi pembangunan yang mampu menciptakan lapangan kerja layak dan berkelanjutan bagi angkatan kerja yang terus bertambah. Oleh karena itu, kapasitas tenaga kerja yang ada dipasar kerja harus ditingkatkan, diantaranya dengan menyediakan dana untuk berbagai pelatihan dalam rangka memaksimalkan potensi dan skill masyarakat. d. Menyediakan Lapangan Kerja yang Memadai Bonus Demografi harus dipersiapkan pemerintah dengan membuka lapangan pekerjaan secara besar-besaran di berbagai bidang untuk menampung sekitar 70% penduduk usia kerja di tahun 2020-2030. Diharapkan pula Pemerintah dapat terus menggenjot industri padat karya, pertanian, industri kreatif serta industri mikro, kecil dan menengah, e. Memperkuat Investasi di bidang Kesehatan Besarnya jumlah tenaga kerja harus diimbangi pula dengan meningkatkan jumlah fasilitas sosial dan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan poliklinik). Selain itu, Pemerintah juga harus meningkatkan fasilitas lain seperti pengadaan obat dengan harga terjangkau, pengadaan asuransi kesehatan bagi tenaga kerja dan menjadikan lingkungan lebih sehat. f. Meningkatkan Produksi Pangan Besarnya jumlah penduduk usia produktif harus diimbangi dengan ketersediaan bahan pangan yang cukup memadai sebagai sumber energi mereka dalam meningkatkan produktivitasnya. Selain itu, bahan pangan juga harus ditingkatkan produksinya serta didistribusikan secara merata ke seluruh daerah. g. Melaksanakan Program Keluarga Berencana (KB) sebagai gerakan nasional Selain bermanfaat bagi pembangunan, usia produktif juga rawan memicu pertumbuhan penduduk yang tak terkendali (ledakan penduduk). Sosialisasi tentang Keluarga Berencana (KB) yang dikelola langsung oleh BKKBN ini harus tetap dilakukan secara merata di Indonesia agar jumlah anak setiap keluarga dapat semakin dikontrol. Hal positif yang dapat diambil adalah dengan jumlah anak yang semakin sedikit, maka produktivitas mereka dapat dipertahankan bahkan meningkat karena tanggung jawab mereka terhadap anak tidak akan semakin besar