Anda di halaman 1dari 31

URGENSI HALAL BAGI SEORANG

MUSLIM

Oleh:
Drs. H.M. Udin Djuhan, MM

Disampaikan pada acara


“ORIENTASI JAMINAN PRODUK HALAL TAHUN 2015”
PENDAHULUAN

Halal • bahasa Arab “halla”


• artinya lepas atau tidak terikat

• aman (tidak menyebabkan penyakit)

Thayyib •

sehat (mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh)
Utuh (tidak rusak)
• proporsional (jumlahnya sesuai dengan kebutuhan tubuh)

Haram • sesuatu yang Allah SWT larang untuk dilakukan dengan larangan yang
tegas.
Perintah konsumsi makanan halal sejajar dengan
bertaqwa kepada Allah SWT:

“Wahai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari


apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu
adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. Al-Baqarah: 168)
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
(thayyib) dari apa yang telah dirizkikan
kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan
kamu beriman kepada-Nya” (QS. Al-Maidah:
88).
• Mengonsumsi makanan yang halal dengan
dilandasi iman dan taqwa karena semata-mata
mengikuti perintah Allah, merupakan ibadah
yang mendatangkan pahala dan memberikan
kebaikan dunia dan akhirat. namun
sebaliknya, memakan yang haram, apalagi
diikuti dengan sikap membangkang terhadap
ketentuan Allah adalah perbuatan maksiat
yang mendatangkan dosa dan keburukan.
MAKNA PRODUK HALAL

Produk halal adalah produk yang memenuhi


syarat kehalalan menurut syariat Islam :
1. Tidak mengandung babi dan bahan yang
berasal dari babi.
2. Semua bahan yang berasal dari hewan halal
yang disembelih menurut tata cara syari’at
Islam.
Lanjutan

3. Semua tempat penyimpanan, penjualan,


tranportasi dan penyajian tidak
digunakan untuk babi.

4. Semua bahan makanan dan minuman


tidak mengandung khamar (Alkohol).
MAKAN HARAM
• Dalam al-Qur’an, makanan dan minuman yang
diharamkan adalah:
1. Bangkai
2. Darah
3. Babi
4. Binatang yang disembelih selain menyebut
nama Allah
5. Khamer atau minuman yang memabukkan
• Yang diharamkan dalam hadist:
1. binatang yang menjijikkan
2. binatang yang hidup di 2 alam
3. binatang yang tidak boleh dibunuh, seperti
semut dan lebah
4. binatang buas bertaring
5. burung berkaki penerkam
6. daging keledai negeri.
• Meskipun makanan yang diharamkan
jumlahnya sangat sedikit, tetapi dengan
perkembangan ilmu dan teknologi, saat ini
telah bermunculan Produk Olahan Makanan
dengan penambahan berbagai bahan
tambahan yang tidak jelas
kehalalannya, sehingga menjadi syubhat
(samar-samar, tidak jelas hukumnya).
• Untuk mendapatkan kejelasan status
kehalalan suatu produk, maka perlu dilakukan
sertifikasi halal yang dilakukan oleh Komisi
fatwa MUI berdasarkan kajian dan audit
(pemeriksaan) yang dilakukan oleh LPPOM
MUI, Kementerian Agama dan Instansi terkait
lainnya.
Makanan & minuman merupakan tolok ukur dari segala
cerminan penilaian awal yg bisa mempengaruhi
berbagai bentuk perilaku seseorang.

Makanan & minuman tdk sekedar sarana


pemenuhan kebutuhan secara lahiriah tp jg
kebutuhan spiritual yg mutlak dilindungi.
Ditjen Bimas Islam pernah melakukan Survey
kepedulian Konsumen terhadap Produk Halal
yg dilaksanakan Juli 2010 hasilnya 73%
partisipan menyatakan bahwa tanda halal
menjadi rujukan utama dlm memilih produk
pangan.

Peningkatan kesadaran perlu seirama dgn


upaya peningkatan pelayanan pemerintah
mengenai perlindungan & penyuluhan ttg
jaminan produk halal.
Ditjen Bimas Islam juga pernah melakukan
survey kegiatan verifikasi tanda halal pd pasar
tradisional & pasar modern menunujukkan
masih rendahnya kesadaran & pengetahuan
pelaku pasar mengenai produk halal.

Pelaku pasar, terutama pedagang di pasar


tradisional menyatakan bhw sosialisasi halal,
baik melalui penyuluhan langsung maupun
media cetak & elektronik dirasakan masih
sangat kurang.
PANGAN YANG BAIK

Aman dikonsumsi

Bermutu sesuai standar mutu yang berlaku

Bergizi, bermanfaat bagi kesehatan manusia


Keamanan Pangan

kondisi dan upaya yang diperlukan untuk


mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta
tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan dan budaya masyarakat sehingga
aman untuk dikonsumsi
Untuk Pangan Asal Hewan:
Harus memenuhi kriteria: ASUH
• AMAN
• Tidak mengandung zat yang berbahaya
A • Tidak menyebabkan penyakit

• SEHAT

S • Mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh

• UTUH

U • Tidak rusak, masih segar

• HALAL

H • Sesuai ketentuan syariat


BAHAN KIMIA PANGAN YANG DILARANG

a. ZatPewarna
Pewarna Kuning Metanil (Methanil Yellow)
Kegunaan untuk pewarna tekstil dan cat. Digunakan pada jenis
pangan antara lain ; kerupuk, mie, pangan jajanan berwarna
kuning dan tahu. Ciri-ciri pada pangan ; berwarna kuning
menyolok (misalnya pada kerupuk).
Pewarna Rhodamin B
Kegunaan untuk pewarna tekstil dan kertas. Digunakan pada
jenis pangan, antara lain ; seperti kerupuk, terasi, dan beberapa
jajanan yang berwarna merah. Ciri-ciri pada pangan adalah:
berwarna merah menyolok (misalnya pada kerupuk dan es
puter)

18
b. Pengawet Makanan
1. Kalsium benzoat
Kegunaan ; menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin
(racun), spora dan bakteri bukan pembusuk. Terdapat pada produk
pangan ; mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, sari
buah, sirup, dan ikan asin.
2. Sulfur dioksida
Bahan pengawet ini banyak ditambahkan pada sari buah, buah
kering, kacang kering, sirup dan acar.
3. Kalium asetat
Bahan pengawet ini biasanya ditambahkan pada makanan yang
asam.
4. Asam sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, dan
produk minuman kerap ditambahi asam sorbat.

c. Penyedap Rasa
Tidak jarang makanan anak-anak seperti Chiki dan Taro.
19
d. Pemanis Buatan
• Khusus mengenai pemanis buatan mengandung aspartame, siklamat, dan sakarin,
berarti itu mengandung pemanis buatan. Meski manis, tapi ada terasa pahit di
lidah.

e. Bahan Kimia Lainnya


• Formalin
Bentuknya adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Kegunaan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfe ktan untuk peralatan
rumah sakit serta untuk pengawet mayat.
Digunakan pada jenis pangan, seperti ; mie basah, tahu, baso, ayam dan ikan serta
beberapa hasil laut lainnya.
• Boraks
Bentuknya adalah kristal, warna putih, tidak berbau. Kegunaan ; sebagai bahan
pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air.
.Digunakan pada produk pangan seperti ; mie basah, baso, kerupuk dan jajanan
lainnya.

20
TERCEMAR BAHAYA BIOLOGIS

Pangan segar, olahan dan siap saji

TERCEMAR BAHAYA KIMIA

Supaya pangan memenuhi


syarat keamanan, mutu, gizi
dan halal, maka semua ini
TERCEMAR BAHAYA FISIK harus dikendalikan
(diawasi)

Di pasar swalayan, tradisional, dan


pinggir jalan

BAHAN HARAM &


PROSES TIDAK HALAL
21
TERCEMAR BAHAYA BIOLOGIS

Pangan segar, olahan dan siap saji

TERCEMAR BAHAYA KIMIA Tidak aman untuk


dikonsumsi

TERCEMAR BAHAYA FISIK

Di pasar swalayan, tradisional, dan


pinggir jalan

Tercemar bahan-bahan Tidak halal untuk


yang tidak halal?

Diproses dengan cara-


dikonsumsi
22
cara yang tidak halal
TERCEMAR BAHAYA BIOLOGIS

3 faktor penting untuk


diperhatikan dalam
pengendalian (pengawasan)
TERCEMAR BAHAYA KIMIA

Bahan Baku

TERCEMAR BAHAYA FISIK

Bahan Tambahan Pangan & Bahan Penolong

Penanganan dan Pengolahan

Tercemar bahan-bahan
yang tidak halal?

Diproses dengan cara-


cara yang tidak halal 23
PENGAWASAN PANGAN SEBELUM DAN SESUDAH BEREDAR

DATA ADMINISTRATIF • Inspeksi sarana produksi-


DATA TEKNIS distribusi
• Monitoring label beredar
• Sampling & pengujian
• Iklan dan promosi
EVALUASI PRODUK

IJIN EDAR TINDAK LANJUT

Pelaku usaha bertanggung jawab terhadap


KEAMANAN, MUTU dan GIZI produk
PRODUK INDUSTRI PANGAN
IZIN EDAR
Dalam Negeri : BPOM RI MD + 12 digit angka
PRODUK PANGAN
Luar Negeri : BPOM RI ML + 12 digit angka
(impor)
IZIN EDAR PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA
PRODUK PANGAN
P-IRT NO. + 12 digit angka
Pengawasan Sebelum Beredar Terkait Halal
( Pre-market Evaluation )

Sebelum
Dilakukan Surat
diizinkan Penilaian
Penelusuran Persetujuan
beredar, perlu keamanan,
Sumber Bahan Pendaftaran
dilakukan mutu, gizi dan
Baku dan dikeluarkan
penilaian Kehalalan
Bahan oleh Badan
produk Makanan
Penolong POM
makanan
KEWENANGAN PENGAWASAN

MASYARAKAT
PEMERINTAH
LEMBAGA PERLINDUNGAN
KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT
(LPKSM)

Dilakukan dari terhadap :


Dilakukan hanya terhadap barang
• Barang dan jasa yang beredar di pasar dan atau jasa yang beredar di pasar
• Barang yang dilarang beredar di pasar
• Barang yang diatur tata niaganya
• Perdagangan barang-barang dalam
pengawasan
• Distribusi
28
SANKSI PELANGGARAN HALAL
Sanksi Administrasi :
• Peringatan secara tertulis
• Larangan untuk mengedarkan untuk sementara
waktu atau perintah untuk menarik produk
pangan dari peredaran
• Pemusnahan pangan jika terbukti
membahayakan kesehatan dan jiwa manusia
• Penghentian produksi untuk sementara waktu
• Pencabutan izin produksi atau izin usaha
Sanksi Pidana
Pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau
denda paling tinggi Rp. 6.000.000.000,- (enam
miliar rupiah), dan atau;
SANKSI PELANGGARAN HALAL

Versi UU No. 33 Tahun 2014 :

Pelaku Usaha yang tidak menjaga kehalalan produk


yang telah memperoleh sertifikat halal dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling
banyak dua miliar rupiah (Pasal 56);
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai