Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh pembelajaran Berbasis Blanded Learning terhadap Latihan Variasi Smash Bolavoli

Dalam Pendidikan Olahraga Di Ukm Bolavoly Unversitas Negeri Malang

Dwi Anggareksa Setyo Widarto.


Wasis.D.Dwiyogo

Magister Pendidikan Olahraga


Fakultas Pascasarjana Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No.5 Malang
Email: arie.angga93@gmail.com

Summary: This study aims to produce a smash variation exercise in volleyball.


This research is based on the basic theory of volleyball spikes taken from various
relevant sources. This model comes from the learning model theory proposed by
Al-Hadidi. (2015) In addition, this model was also developed based on empirical
data from relevant research, ie research on the volleyball spike skills performed by
Dear (2016) and the research conducted by Pereira, costa (2016). In addition, tests
were also conducted for the control group and the experimental group. Data
validation and revision of results are processed to determine the feasibility and
effectiveness of the model developed. Test results in the control group and
experimental group were analyzed by t-test to determine whether the model
developed was effective or not. Therefore, the smash bolvoli variation training
model can be considered as the main model for the implementation of smash
training. Furthermore, this model has implications for improving the achievements
of volleyball in national events and even internationally.
Keywords: training, smash, volleyball, Blended Learning
Summary: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan latihan variasi smash
dalam volleyball. Penelitian ini berdasarkan teori dasar lonjakan bola voli yang
diambil dari berbagai sumber yang relevan. Model ini berasal dari teori model
pembelajaran yang dikemukakan oleh Al-Hadidi. (2015) Selain itu, model ini juga
dikembangkan berdasarkan data empiris dari penelitian yang relevan, yaitu
penelitian tentang keterampilan spike voli yang dilakukan oleh budiman (2016) dan
penelitian dilakukan oleh Pereira, costa (2016). Selain itu, tes juga dilakukan untuk
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Validasi data dan revisi hasil diproses
untuk menentukan kelayakan dan keefektifan model yang dikembangkan. Hasil tes
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis dengan t-test untuk
menentukan apakah model yang dikembangkan efektif atau tidak.. Oleh karena itu,
model latihan variasi smash bolvoli dapat dianggap sebagai model utama untuk
pelaksanaan pelatihan smash . Selanjutnya, model ini memiliki implikasi untuk
meningkatkan prestasi bolavoli dalam event-event nasional bahkan dikanca
internasional
Kata kunci :, latihan, smash , bolavoli, blanded learning.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan yang mengacu pada
keseimbangan gerak, penanaman sikap, watak, emosi, dan intelektual dalam setiap pengajarannya.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan atau yang biasa disingkat dengan penjasorkes
dilaksanakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan
dan kebugaran yang cukup, serta dimulai sejak usia dini melalui pendidikan olahraga di sekolah
dan masyarakat. Segala usaha yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut harus mampu
diterapkan dalam setiap pengajaran penjasorkes. Pengajaran penjasorkes bukan hanya sebagai
kesempatan siswa untuk memperoleh kegiatan penyela diantara kesibukan belajar sekedar untuk
mengamankan siswa supaya tertib, tetapi juga merupakan suatu bagian dalam pendidikan yang
membina siswa menjadi lebih disiplin dan terampil. Penjasorkes merupakan proses pendidikan
melalui aktivitas jasmani. Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh mencakup aspek fisik,
intelektual, sosial dan moral. Tujuan pendidikan dapat dicapai salah satunya dengan mengajarkan
penjasorkes di sekolah mencakup berbagai macam cabang olahraga seperti atletik, permainan,
olahraga air dan olahraga bela diri.
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, moral, sosial, dan emosional. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas penjasorkes.
Komponen pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan meliputi 3 ranah yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
Kognitif adalah kemampuan manusia dalam berpola pikir terhadap suatu masalah dan
dapat menemukan solusi dalam pemecahan masalah tersebut. Afektif adalah sikap maupun tindak
tanduk yang dapat menyesuaikan situasi dan kondisi dimana manusia itu berada. Sedangkan
psikomotorik adalah aspek dimana sistem gerak yang diuji akan kebenaran dan keindahan
geraknya karena kemampuan peserta didik dalam melakukan gerakan yang dimaksud.
Pengertian latihan yang berasal dari kata practise adalah aktivitas untuk meningkatkan
keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Dapat dikatakan dalam kegiatan proses berlatih melatih
agar dapat menguasai keterampilan gerak cabang olahraganya selalu dibantu dengan
menggunakan berbagai alat pendukung.
.Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing
grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula variasi permainan bola voli pantai yang masing-masing
grup hanya memiliki dua orang pemain.
Menurut budiman (2016) dalam langga. Fakta ini diakui, karena prestasi tim bola voli nasional
Indonesia tidak memiliki konsistensi. Katakan demikian, karena pencapaian grafik tim bola voli nasional
Indonesia terkadang naik dan terkadang turun, bahkan turun sama sekali. Pengalaman terburuk adalah
ketika tim voli di Asia Tenggara tidak dapat melewati babak penyisihan. Sehingga Kurangnya pemahaman
dan penguasaan smash dalam bolavoli mungkin salah satu kendala mengapa tim voli di Indonesia belum
mampu berbicara banyak di tingkat internasional. Oleh karena itu bermain bolavoli yang bertujuan untuk
memperoleh prestasi maka di perlukanlah Untuk membuat koordinasi yang baik dan kerja sama melalui
kombinasi teknik, masing-masing tim harus berlatih tim organisasi sesuai dengan taktik dan strategi. Salah
satu keterampilan dasar harus dikuasai oleh pemain voli adalah smash. Sehingga perlu adanya
pengembangan latihan variasi bolavoli yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan wawasan yang
lebih mengenai ketrampilan dalam melakukan smash dalam bolavoli.
Pengembangan latihan variasi smash bola voli yang akan dilakukan ini adalah membuat
dan mengembangkan model variasi smash yang lebih efektif untuk meningkatkan teknik dasar
smash pada UKM bolavolly di Universitas Negeri Malang. Model-model latihan variasi smash
yang dikembangkan merupakan teknik dasar smash pada bola voli diantaranya yakni awalan,
loncatan, gerakan smash pada saat diudara dan sikap saat melakukan pendaratan. Melalui
pengembangan pengembangan latihan variasi smash pada bola voli anggota ukm bolavoli akan
lebih semangat dalam mengikuti dalam latihan variasi smash bola voli dalam materi smash. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk berupa pengembangan latihan variasi
smash bola voli terhadap keterampilan smash pada pada Ukm Bolavoli Universitas Negeri Malang.

Pembahasan

Pengertian latihan yang berasal dari kata practise adalah aktivitas untuk meningkatkan
keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Dapat dikatakan dalam kegiatan proses berlatih melatih
agar dapat menguasai keterampilan gerak cabang olahraganya selalu dibantu dengan
menggunakan berbagai alat pendukung.
Latihan adalah proses melakukan kegiatan olahraga yang telah direncanakan secara
sistematis dan terstruktur dalam jangka waktu yang lama untuk meningkatkan kemampuan gerak
baik dari segi fisik, teknik, taktik, dan mental untuk menunjang keberhasilan siswa atau atlet dalam
memperoleh prestasi olahraga yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiwanto
(2012:16) bahwa, “latihan merupakan proses melakukan kegiatan olahraga yang dilakukan
berdasarkan program latihan yang disusun secara sistematis, bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan atlet dalam upaya mencapai prestasi semaksimal mungkin, terutama dilaksanakan
untuk persiapan menghadapi suatu pertandingan”.
Permainan bolavoli adalah permainan yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing
tim berjumlah 6 orang. Setiap pemain memiliki keterampilan khusus yakni sebagai pemukul,
pengumpan, dan libero. Tujuan utama dalam permainan ini adalah memukul bola kearah bidang
lapangan lawan sedemikian rupa sehingga lawan tidak dapat mengembalikan bola. Permainan
bolavoli memiliki gerak dasar yang memuat keterampilan: servis, mengoper (passing), memukul
(spiking/smash), mengumpan (setting), dan membendung (blocking). Keterampilan melakukan
servis, mengumpan pada teman sesama tim, dan usaha mengembalikan bola ke tim lawan dalam
usaha terjadinya relly dalam permainan bolavoli. Menurur Patrick (2013) Voli adalah olahraga
eksplosif di mana tujuannya adalah untuk meloloskan bola melewati jaring lawan dan lawan tidak
dapat berhasil kembalikan bola kembali melewati net. Ketrampilan bola voli, yang biasanya seperti
spiking, blocking, spike, dan serve, diikuti oleh periode pemulihan yang relatif panjang dan
Menutur Pereira, costa, dkk (2016) bolavoli merupakan salah satu olahraga dunia yang paling
populer dan karena nya besar sekali popularitas banyak penelitian telah dilakukan dalam upaya
untuk memahami pelatihan program yang lebih baik diperlukan untuk mengembangkan Total
tubuh kinerja pemain bolavoli.
Smash merupakan pukulan keras yang biasanya mematikan karena bola sulit diterima atau
dikembalikan. Spike adalah bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk
menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli. Menurut budiman
(2016) Spike memukul bola keras dari atas ke bawah dan menukik ke bidang lawan. Spike atau
Smasher adalah bentuk serangan yang paling banyak digunakan dalam upaya untuk mencetak gol
oleh tim. Menurut pranopik (2017) Teknik smash adalah teknik paling sulit dan memiliki gerakan
yang komplek sehingga teknik smash harus dilatihkan pada atlet sejak dini karena pada usia dini
merupakan tahap yang rentan dengan kesalahan gerak.
Penerapan Pembelajaran berbasis blended learning pada pendidikan Jasmani selain untuk
meningkatkan hasil belajar di bidang teori dan praktek, pembelajaran ini bermanfaat untuk
meningkatkan hubungan komunikasi pada tiga mode pembelajaran yaitu lingkungan pembelajaran
yang berbasis ruang kelas (face to face), blended, dan yang sepenuhnya online. Menurut gomes (2016)
B-learning mengadopsi sistem pendidikan campuran, yang mencakup tidak hanya mobilisasi
keduanya konteks (tatap muka dan online), tetapi isu-isu penting seperti: sentralitas konjungsi
pendekatan pengajaran yang berbeda, interaksi alat teknologi yang berbeda dan adopsi ruang
virtual dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran siswa dengan model pembelajaran interaktif
dengan memanfaatkan teknologi akan lebih baik dan meningkatkan pola pikir mereka untuk
melakukan aktivitas yang dicontohkan (Elsissy, 2013). Menurut paul, Richard (2017) blended
learning adalah program pendidikan formal di mana siswa belajar setidaknya sebagian melalui
pengiriman konten dan instruksi melalui media digital dan online dengan beberapa unsur
mahasiswa kontrol atas waktu, tempat, jalan, atau kecepatan belajar Blended juga dapat dirujuk ke
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan terciptanya lingkungan yang sesuai bagi siswa
untuk mencapai tujuan mereka lebih mudah dalam meningkatkan lingkungan pendidikan dengan
menerapkan menilai teknologi di berbagai lingkungan kelas. Menurut almadani (2015)
Lingkungan Blended Learning adalah lingkungan belajar yang menggabungkan pembelajaran
elektronik dan tradisional. Hal ini memungkinkan interaksi siswa-guru, atau interaksi mahasiswa-
konten, atau interaksi siswa-siswa melalui dialog langsung atau diskusi dalam rangka untuk
mengatasi kendala lingkungan belajar elektronik dan tradisional dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan siswa secara efektif. Lingkungan Blended Learning mengatasi
isolasi sosial yang diberlakukan oleh e-learning, dengan mencampurnya dengan pendidikan
tradisional. Menurut (2017) Blended learning telah populer dalam pembelajaran bahasa dan
metodologi pengajaran karena fakta bahwa era digital ini memungkinkan siswa dan guru untuk
mengakses sumber online dengan mudah. Harus diterima bahwa generasi saat ini akrab dengan
teknologi, maka mereka dikategorikan sebagai generasi bersih. Siswa lebih suka mengakses ponsel
atau laptop mereka daripada menyimpan tumpukan kertas yang berisi informasi yang mereka cari.
Tingkat kepuasan dan pemahaman siswa dalam belajar melalui pembelajaran berbasis
blended juga lebih baik daripada pembelajaran tatap muka. Berdasarkan penilitian Vernadakis
(2012) peserta didik campuran (blended) melaporkan tingkat kepuasan kelas lebih tinggi daripada
tradisional. Temuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran campuran (blended bisa menjadi
pilihan tepat untuk mempertahankan dan bahkan mungkin meningkatkan kepuasan siswa. Menurut
Kingpum, Ruangsuwan & Chaicharoen (2015) hasil dari penerapan model COBL (collaborative
Blended Learning model) menemukan bahwa siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikir
mereka lebih tinggi. Peningkatan juga terjadi pada kognitif siswa pendidikan jasmani yang diajar
menggunakan metode blended learning (Alruwaih, 2015). Menurut Saritepeci, Cakir. (2015).
pembelajaran campuran mengurangi mengurangi dampak perbedaan kurikulum antar daerah
kepada guru dan siswa, itu memungkinkan mereka untuk menggunakan bahan ajar dan
pembelajaran yang sama. Lingkungan belajar seperti itu, karena perubahan dalam praktik
mengajar dan kualifikasi guru di sekolah dapat membantu mengurangi perbedaan dalam
keberhasilan pencapaian.

METODE
Prosedur penelitian pengaruh pembelajaran berbasis blanded learning terhadap latihan
variasi smash bolavoli model pembelajaran smash bola voli ini dikembangkan dengan model
pengembangan yang mengacu pada rancangan penelitian pengaruh pembelajaran berbasis blanded
learning alhadidi (2013), menggunakan uji T-Test Dan nilai indikasi tingkat dianggap statistik
indikatif, karena itu di bawah (0,05) yang menunjukkan kepada adanya perbedaan antara kedua
rata-rata data penelitian. Tes T-Test digunakan untuk mengakui perbedaan antara kedua rata-rata
dari yang menunjukkan perbedaan antara kedua kriteria pada kelompok penelitian disini dalam
penelitian alhadidi (2013) menggunakan dua kelompok penelitian yaitu kelompok empiris dan dua
kelompok untuk membedakan penelitian menggunakan pembelajaran blanded learning dengan
menggunakan metode normal dalam melakukan pembelajaran. tes ini juga dilakukan untuk
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Validasi data dan revisi hasil diproses untuk
menentukan kelayakan dan keefektifan model yang dikembangkan. Hasil tes pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis dengan t-test untuk menentukan apakah model yang
dikembangkan efektif atau tidak.
.

Kesimpulan.

Pengembangan latihan variasi smash bolavoli berbasis blanded learning. Dengan adanya
pengembangan berbasis blanded learning meningkatkan dan mengembangkan tingkat kinerja
siswa dalam mempelajari keterampilan dalam latihan variasi smash bolavoli. Sehingga pembelajan
blanded learning menyebabkan efek dan manfaat yang lebih besar pada keterampilan dalam
latihan variasi smash bolavoli. Dan harapan kedepanya dengan adanya latihan variasi smash dalam
bolavoli dapat meningkatkan prestasi bolavoli dapan event-event besar nasional bahkan dikanca
internasional.

Rujukan
Al-Hadidi. 2013. Effect of the Blended Learning in Students of the Faculty of Physical
Education in the University of Jordan Acquiring the skill of Under Hand Passing of
the Volley Ball. 3 (6) : 5-9
Al-Madani, 2015. the effect of blended learning approach on fifth grade students’ academic
achievement in my beautiful language textbook and the development of their verbal
creative thinking in saudi arabia, 11 (4) :

Alruwaih, M. E. 2015. Effect of Blended Learning on Student's Satisfaction for Students of The
Public Authority for Applied Education and Training in Kuwait. Science-Movement
and Health Journal. 15 (2) : 442-448

Budiman, A. 2016. Development model of volleyball spike training, (online),


3(3): 466-471
Elsissy, A. 2013. Effect of Hybrid Learning on Student's Satisfaction in Faculty of Physical
Education. Science-Movement and Health Journal. 13 (2) : 396-403
Gomes. 2016. e-learning, b-learning, m-learning and the technical and pedagogical aspects on the
new platform trends as massive open online courses. 12 (20) : 5
Kingpum. Ruangsuwan & Chaicharoen. 2015. A development of a collaborative Blended learning
model to enhance learning achievement and thinking ability of undergraduate students
at the Institute of Physical Education. Thailand: Faculty of Education, Khonkaen
University. EducationalResearch and Reviews. ISSN 1990-3839. 10(15) 2168-2177,
Langga, Z. 2016. Pengaruh model latihan menggunakan metode Praktik distribusi terhadap
keterampilan dribble anggota ekstrakurikuler bolabasket Smpn 18 malang. 1 (1): 92.
Paul, Richard. 2017. Blended learning of students' academic achievement and retention: A case
study of secondary schools in the river school country, Nigeria. 4 (12): 15-21
Patrick, M. 2013. Weightlifting to improve volleyball performance. 35 (2): 79
Pereira, costa. 2016. training strategies of explosive strength in young female players volleyball.
6 (1): 128-129
Saritepeci, Cakir. 2015 The Effect of Blended Learning Environments on Student Motivation and
Student Engagement: A Study on Social Studies Course 177 (40):
Arina. 2017. THE EFFECT OF BLENDED LEARNING TO THE STUDENTS' ACHIEVEMENT
IN GRAMMAR CLASS. 4 (1):
.
Vernadakis, N., dkk. 2012. A Comparison of Student Satisfaction Between Traditional and
Blended Technology Course Offerings in Physical Education. Turkish Online Journal
of Distance Education. 13(1) : 137-147

Anda mungkin juga menyukai